Saturday, 30 April 2011

Panduan Memancing

MEMANCING adalah hobi yang santai. Ia membawa anda kembali kepada alam, kedamaian jiwa. hobi ini perlu dipraktekkan dengan penuh etika untuk mencapai kedamaian serta memperoleh kepuasan.

Berikut adalah beberapa panduan dipastikan anda memperoleh tangkapan terbaik bagi setiap trip memancing. Yang penting, anda benar-benar konsentrasi memancing!
1.Jangan meminum yang ber akhohol – Ini tindakan bijak untuk menyampingkan berbagai perkara buruk berlaku di lokasi pancing. Walaupun kononnya minum alkhohol bakal mengundang kegembiraan sebenarnya perbuatan itu bukan saja menyusahkan diri sendiri ikut menyusahkan teman seperjalanan, lebih baik anda meminum lebih banyak jus buah-buahan, air mineral dan minuman ringan lain. meminum air karbonat mampu mengatasi masuk angin dalam perut sekali gus muntah.
2.Pada malam atau ketika berada dalam cuaca sejuk, minum lebih banyak minuman panas seperti kopi, minuman tenaga dan tonik. Ini bagi memastikan badan andaakan hangat dalam cuaca sejuk itu.
3.Jangan berpikir soal membeli makanan bertenaga dan berkhasiat terutama untuk dibawa ke lokasi pancing. Tenaga diperlukan untuk anda melakukan pancingan dasar, pancingan berumpan atau pancingan layang. Malah memancing adalah aktiviti fisik yang memerlukan banyak tenaga. Jika anda terasa lapar, letih atau lesu, ini mengundang fikiran anda untuk cepat pulang ke rumah.
4.Jangan sekali-kali lupa membawa topi sekali pun anda tidak mau memakainya. Sekalipun anda mungkin tahan dan mampu terhadap panas terik tetapi topi mungkin diperlukan jika hujan atau angin malam. Kepanasan sebenarnya turut melemahkan badan. Jadi dengan bertopi atau memancing di tempat yang terlindung, ini akan menyimpan tenaga anda!
5.Pastikan anda senantiasa dalam keadaan bersih dan kering. Sebab itu, pemancing yang baik senantiasa membawa memakai sarung tangan agar telapak tangan anda bersih. Cuci tangan selepas memasang umpan seperti dedak, cacing dan ikan. Ini untuk dianjurkan bagi anda menggunakannya bagi memegang makanan atau minuman.
6.Senantiasa berhati-hati ketika berada di tebing sungai, atau laut terutama ketika musim hujan. Tebing ketika itu licin dan anda mungkin tergelincir. Ingat, jatuh tergelincir akan menyebabkan berbagai bentuk bahaya dan kecederaan. Malah tahap paling serius anda mungkin lemas dalam air!
7.Jika ada nyamuk, agas atau serangga lain yang menggigit, anda boleh menangani dengan menyapu permukaan kulit yang dengan salap (balm) anti-serangga. Anda benar-benar tidak boleh memancing jika asyik melayani nyamuk!
8.Jika anda berhasrat memancing , pastikan anda tahu di mana hendak beristirahat seketika bila badan gatal. Sebab itu, pastikan anda memakai salep, pakaian bersih dan kering untuk mengelap gatal.
9.Jangan membawa terlalu banyak perkakas di lokasi pancing . Bawa yang perlu dan berkongsi dengan rekan adalah cara terbaik mengurangi beban.
10.Jika anda bermalam di lokasi pemancingan, pastikan anda membawa peralatan lengkap untuk tidur seperti beg tidur, kelambu, pangkin mudah pasang dan kemah.


daftar bacaan:
fifhing

Tips Mancing

Beberapa hal dalam memancing yang perlu kita pelajari dan sebisanya kita terapkan agar sewaktu dalam kegiatan memancing tersebut kita mendapatkan suatu kepuasan yang maksimal dari aktivitas memancing tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Beberapa hal dalam memancing yang perlu kita pelajari dan sebisanya kita terapkan agar sewaktu dalam kegiatan memancing tersebut kita mendapatkan suatu kepuasan yang maksimal dari aktivitas memancing tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Usahakan membawa beberapa ukuran mata kail
2.Jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi misalnya tidak adanya sambaran ikan besar terhadap umpan ubahlah mata kail ke ukuran yang lebih kecil. Mendapatkan ikan kecil lebih baik disbanding pulang tampa membawa ikan
3.Jika menggunakan lebih dari satu set pancing usahakan menggunakan umpan yang berbeda
4.Memancing bersama rekan pancing lainnya lebih baik daripada mincing sendiri,apabila rekan mu menggunakan teknik atau gaya memancing berbeda dan ia mendapatkan strike yang pertama janganlah malu untuk menerapkan teknik atau gaya memancing sepertinya
5.Usahakan mengetahui apa ikan targetmu, ini akan menghindarkanmu dari hal membuang waktu percuma
6.Apabila akan melakukan trip memancing biasakan mempersiapkan segala alat pancing dirumah
7.Selalu mempertajam pisau pengiris umpan mu, jangan sampai waktu ingin digunakan pisau tersebut tidak bekerja dengan baik
8.Mata kail berukuran kecil bisa mendapatkan ikan besar, mata kail besar belum tentu bisa mendapatkan ikan kecil
9.Saat terbaik memancing ialah saat naiknya air pasang/kalau disungai saat air surut (dangkal)
10.Sebelum melakukan trip memancing ketahuilah prakiraan cuaca,pasang surut air dan hal-hal lain yang berhubungan dengan alam
11.Jika kamu melihat kawanan burung dilaut yang sedang menyambar ikan-ikan kecil dipermukaan maka hentikanlah kapal dan lemparan umpanmu disekitar burung tersebut, karena biasanya dibawahnya ada ikan pelagis ataupun ikan tongkol yang juga sedang memangsa ikan-ikan kecil yang ada dipermukaan tersebut
12.Dua jam sebelum dan setelah mata hari terbenam dan dua jam sebelum dan setelah mata hari terbit adalah masa paling pruduktif untuk memancing
13.Apabila melakukan trip memancing beritahulah keluargamu bahwa kamu akan melakukan trip memancing dan selalu bawalah hp yang baterainya terisi penuh
14.Jika memacing disungai hendaklah jangan pergi sendiri karena kalau terjadi apa-apa dengan perahu atau anda tercebur ke sungai atau anda memancing didaerah yang masih alami dan banya kbuaya ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
15.Jika ombak tinggi dan angina laut kencang janganlah pergi memancing terlalu jauh ketengah laut
16.Cobala memancing dengan teknik popping apabila memancing di karang
17. Ada satu pendapat mengatakan bahwa 90% adalah ikan yang ada diarea pemancingan dan 10% nya adalah teknik pemancing tersebut
18.Jika kamu tidak mengenal spot pemancingan yang akan kamu datangi, carilah orang yang biasa memancing di spot tersebut dan mintalah nasehat ataupun pengetahuan tentang spot tersebut
19.Selau menyimpan ikan setelah kamu mendapatkannya, itu akan membuat kodisi ikan tetap terjaga
20.Ketahuilah pikiran ikan. Ikan mempunyai 3 pikiran, makan, berenang dan kawin.Maka kita harus mengetahui kapan mereka makan, bagaimana mereka berenang dan kapan mereka kawin
21.Lumba-lumba adalah sahabat, jika mereka sedang mengikuti kapal atau perahu kita hendaklah melemparkan ikan kecil ataupun udang pada mereka

1. KENUR / KENUR UTAMA / TALI PANCING (Line)
•Wonofilamen, Multifilamen serta Multi core filamen dibenarkan untuk digunakan sebagai kenur utama.
•Ukuran kenur yang diperbolehkan terbagi menjadi 1 1 kelas, yaitu : 1 kg (2 lbs) ; 2 kg (4 lbs) ; 3 kg (6 lbs) ; 4 kg (8 lbs) ; 6 kg (12 lbs) ; 8 kg (16 lbs) ; 10 kg (20 lbs) ; 15 kg (30 lbs) ; 24 kg (50 lbs); 37 kg (80 lbs) ; dan 60 kg (130 lbs).
•Dilarang menggunakan kawat atau kabel logam sebagai kenur utama.

2. PENGGANJAL KENUR (Line backing)
•Ganjal yang tidak disambungkan langsung ke kenur utama diizinkan pemakaiannya tanpa pembatasan ukuran maupun bahannya.
•Bila pengganjal mempergunakan kenur yang kemudian disambungkan dengan kenur utama, maka klasifikasi hasil pancingan ditentukan berdasarkan kenur yang mempunyai kelas kenur yang paling besar. Ukurannya tidak boleh melebihi kelas 60 kg (130 pon) serta harus dari jenis kenur yang diperbolehkan dalam ketentuan ini.

3. TALI GANDA (Double line)
Penggunaan tali ganda tidak diharuskan, namun apabila digunakan harus memenuhi persyaratan berikut :
•Tali ganda hanya diizinkan dibuat langsung dari kenur utama yang dipergunakan untuk mancing.
•Panjang tali ganda diukur mulai dari awal simpul (knot), anyaman (braid), pilinan (splice) yang membuat tali ganda tersebut hingga keujung peralatan yang disambungkan dengan tali ganda itu berupa simpul, peniti (snap), kili-kili (swivel) atau alat lain yang berfungsi untuk menghubungkan tali ganda dengan tali pandu ; umpan liruan (lure) ; atau kail (hook).
•Ukuran tali ganda untuk mancing dilaut :
•Untuk kelas kenur 10 kg (20 pon) dan kelas-kelas dibawahnya, panjang maksimum yang diizinkan adalah 4,57 meter (15 kaki). Kombinasi panjang tali ganda dengan tali pandu (leader) tidak bolch lebih dari 6,10 meter (20 kaki).
•Untuk kelas-kelas kenur,diatas 10 kg (20 pon), panjang tali ganda dibatasi maksimum 9,14 meter (30 kaki). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh melebihi 12,19 meter. (40 kali).
•Panjang tali ganda untuk mancing di air tawar, maksimum 1,82 meter (6 kaki) tanpa membedakan kelas kenur. Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 3,04 meter (10 kaki)
Contoh cara mengukur panjang tali ganda dan tali ganda yang dikombinasikan dengan tali pandu. Angka yang tertera adalah panjang maksimum yang dizinkan untuk kelas kenur 10 kg ke bawah.

4. TALI PANDU (Leader) Penggunaan tali pandu tidak diharuskan, namun apabila digunakan harus memenuhi persyaratan benkut :
•Ukuran panjang tali pandu adalah panjang keseluruhan tali pandu itu sendiri, ditambah dengan panjang peralatan lain yang tersambung langsung dengan tali pandu tersebut, misalnya rangkaian kail, umpan tiruan dan sebagainya.
•Tali pandu harus tersambung dengan kenur utama atau tali ganda melalui simpul sambungan (knot), peniti (snap), kili-kili (swivel), atau dengan alat lain yang memang berfungsi untuk keperluan tersebut.
•Alat berbentuk apapun yang dapat membantu mempermudah memegang tali pandu (holding device) tidak boleh dipasang pada tali pandu.
•Tidak diadakan pembatasan mengenai bahan dan kekuatan tali pandu.
•Ukuran tali pandu untuk mancing di laut :
•Untuk kelas kenur 10 kg (20 pon) dan kelas-kelas di bawahnya, panjang maksimum yang diizinkan adalah 4m57 meter (15 kaki). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 6,10 meter (20 kaki).
•Untuk kelas-kelas kenur diatas 10 kg (20 pon), panjang tali pandu dibatasi maksimum hingga 9,14 meter (30 kaki). Kombinasi panjang tali ganda dan tali pandu tidak boleh lebih dari 12,19 meter (40 kaki).
•Panjang tali pandu untuk mancing di air tawar maksimum 1,82 meter (6 kaki), tanpa membedakan kelas kenur. Kombinasi panjang tali pandu dan tali ganda tidak boleh lebih dari 3,04 meter (10 kaki)
Sebuah contoh cara mengukur tali panda dan tali ganda dengan memakai umpan tiruan. Ukuran tertera untuk mancing air tawar.


5. JORAN (Rod)
•Joran harus sesuai dan serasi dengan tujuan etika serta kelaziman mancing. Berbagai bentuk dan ukuran joran boleh. digunakan, tetapi joran yang dapat memberikan keuntungan secara tidak jujur akan didiskwalifikasi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari penggunaan joran yang tidak konvensionil atau tidak semestinya dipakai.
•Panjang tangkai joran (rod tip) minimum 101,60 cm (40 inci). Panjang gagang joran (rod butt) maksimum 68,58 cm (27 inci).
•Pengukuran harus dilakukan mulai dari titik dimana garis tengah penggulung bertemu dengan batang joran sampai keujung yang diukur. Pengukuran joran bergagang bengkok (curve butt) dilakukan secara lurus.
•Ketentuan ukuran ini tidak berlaku bagi joran untuk mancing dari pantai (Surf Casting Rod) yang memang mempunyai karakteristik tersendiri.


6. PENGGULUNG / PENGGULUNG KENUR (Red)
•Penggulung kenur harus sesuai dan serasi dengan tujuan etika serta kelaziman mancing.
•Penggulung dari jenis apapun yang digerakkan dengan daya listrik, motor, hidraulik, pegas, dan sebagainya yang bukan diputar dengan tangan- dilarang dipergunakan.
•Penggulung yang menggunakan engkol bergigi pengunci (ratched handle), dan yang bisa diputar dengan dua tangan secara bersamaan dilarang dipergunakan.

7. KAIL DENGAN UMPAN ALAMI (Hooks for Bait Fishing)
•Mancing dengan memakai umpan alami baik hidup maupun mati, hanya diperbolehkan dengan menggunakan paling banyak dua buah kail tunggal yang tertanam atau dipasang secara mantap pada umpan.
•Jarak antara dua mata kail tidak boleh lebih pendek dari panjang kail yang terpanjang. Pengecualian hanya apabila salah satu kail dimasukkan kedalam mata kail lainnya. Jarak terjauh dua mata kail maksimum 45,72 cm (18 inci).
•Kail tidak diperkenankan menjulur keluar dari umpan dan atau dipasang sehingga dapat berayun bebas. Kail berujung ganda dua atau tiga dilarang dipergunakan.
•d) Suatu rangkaian yang terdiri dari dua kail tunggal dibenarkan untuk mancing ikan dasar (bottom fishing) asalkan kedua kail tersebut dipasang pada tali pandu atau simpul gantung (dropper) yang berbeda. Kedua kail harus tertanam mantap pada umpan dan mempunyai jarak yang cukup agar pada saat ikan terpancing oleh salah satu kail tidak sampai terkait oleh kail lainnya.
•Semua pengajuan untuk mendapatkan pengakuan rekor atas ikan yang dipancing dengan rangkaian dua kail harus dilengkapi dengan foto atau gambar / sketsa yang menunjukkan bagaimana kedua kail tersebut dirangkai.

8. KAIL DENGAN UMPAN TIRUAN (Hooks for Lures)
•Bila menggunakan umpan tiruan dari jenis yang mempunyai jumbai atau bisa berlenggok, misalnya cumi tiruan (konehead), kail yang boleh disambungkan pada kenur atau tali pandu jumlahnya maksimum dua buah. Kail berujung banyak dilarang dipergunakan untuk jenis umpan semacam ini. Jarak antara kedua mata kail tidak boleh lebih pendek dari panjang kail yang terpanjang kecuali apabila salah satu kail dimasukkan kedalam mata kail yang lain. Jarak terjauh antara dua mata kail maksimum 30,48 cm (12 inci). Kail yang didepan (leading hook) seluruhnya harus berada didalam jumbai dan kail yang mengayun (trailing hook ) dilarang menjulur keluar lebih dari ukuran panjang kail itu sendiri. Apabila hanya menggunakan sebuah kail, sebagian atau seluruh kail harus berada didalam jumbai.
•Kail berujung ganda dua atau tiga boleh dipergunakan jika terpasang pada umpan tiruan yang berbentuk kaku dan memang dirancang oleh pabrik pembuatnya khusus menggunakan kail semacam itu, misalnya pada umpan tiruan berbentuk ikan (minnows lure). Jumlah kail yang terpasang paling banyak tiga buah, boleh berupa kail tunggal, kail berujung ganda dua atau tiga, atau kombinasi diantara ketiganya, namun setiap kail harus bisa bergerak secara bebas.
•cSemua pengajuan untuk mendapatkan pengakuan rekor atas ikan yang dipancing dengan menggunakan umpan tiruan harus disertai foto atau gambar/sketsa yang menunjukkan. dengan jelas jenis kail, jumlah kail, dan letak kail yang terpasang.

9. PERALATAN LAINNYA
a) KURSI AJAR (Fighting Chair) Kursi ajar tidak boleh dilengkapi dengan alat penggerak mekanis yang dapat membantu mempermudah pemancing sewaktu mengajar ikan.

b) PENAHAN JORAN (Gimbals) Penahan joran, baik yang berada di kursi ajar maupun yang terpasang di sabuk ajar (rod belt), harus bisa bergerak secara bebas, termasuk yang bisa bergerak secara vertikal. Semua jenis penahan joran yang dapat mengurangi perlawanan ikan atau memungkinkan pemancing dapit beristirahat selagi mengajar ikan, dilarang dipergunakan.
c) GANCO DAN JARING SESER (Gaffs and Nets) Hanya kait tunggal yang dibenarkan digunakan sebagai ganco. Harpun atau tombak bertali dilarang dipergunakan. Ganco dan jaring seser yang dipergunakan untuk mengangkat ikan ke perahu atau ke darat panjang keseluruhahanya maksimum 2,43 meter (8 kaki). Tetapi untuk mancing di jembatan, dermaga, atau ditempat yang letaknya jauh dari permukaan air, ketentuan tentang ukuran panjang ganco dan jaring seser boleh tidak diberlakukan. Ganco bergagang (fixed gaffi) yang diberi tambahan tali, atau ganco bertali (flying gaffii), panjang tali yang diizinkan maksimum 9,14 meter (30 kaki). Pengukuran untuk panjang tali dari ganco lepas bertali dimulai dari tempat dimana tali diikatkan sampai keujung tali lainnya. Hanya panjang efektif yang diperhitungkan.

d) PELAMPUNG / KUMBUL (Float) Pelampung yang diizinkan yaitu kumbul kecil yang hanya berfungsi untuk menetapkan posisi kedalaman umpan. Segala macam bentuk pelampung yang dapat mengurangi perlawanan ikan yang terpancing dilarang dipergunakan.

e) JALA / JARING / ALAT PENJERAT (Entangling Device) Semua alat yang dapat menjerat ikan, baik dengan maupun tanpa kail dilarang digunakan selama mancing. Termasuk dalam larangan ini adalah penggunaan untuk mencari ikan yang akan digunakan sebagai umpan (baiting).
f) TIANG PENGHELA (Outrigger), BANDUL PENGHELA (Dowrigger) dan LAYANG -LAYANG (Kite) Tiang penghela. bandul penghela, dan layang-layang boleh dipergunakan asalkan hubungan kenur utama dengan alat-alat tersebut dilakukan melalui alat penjepit yang bisa terlepas (snap/release clip). Tali ganda dan tali pandu tidak boleh dihubungkan dengan. alat penjepit, baik secara langsung maupun melalui suatu alat lain lagi.
g) TALIPENGAMAN(SafetyLine) Tali pengaman boleh dihubungkan ke joran asalkan tidak berfungsi untuk membantu pemancing mengajar ikan.

KETENTUAN TENTANG CARA MANCING
1.Terhitung mulai saat umpan disambar ikan (strike), pemancing dengan tenaganya sendiri harus mengaitkan kail (hook), mengajar ikan (fight), dan mengangkat ikan keatas perahu atau ke daratan, tanpa dibantu oleh orang lain kecuali yang diperbolehkan dalam ketentuan ini.
2.2. Apabila ikan menyambar umpan dari joran yang terletak di penaruh joran (rod holder), secepatnya pemancing harus mengangkat joran tersebut dari penaruhnya. Maksud ketentuan ini adalah agar pemancing mengaitkan kail dengan joran yang sudah berada ditangan.
3.Dalam hal terjadi lebih dari satu sambaran pada pancing-pancing yang dipasang olehh scorang pemancing, hanya ikan yang pertama diajar oleh pemancing itu yang sah untuk diajukan sebagai rekor.
4.4. Pemancing yang menggunakan tali ganda harus mentaati ketentuan bahwa waktu yang dipergunakan untuk mengajar ikan harus lebih banyak dihabiskan dengan menggunakan kenur utama daripada dengan tali ganda.
5.Pelana ajar (harness) boleh dihubungkan dengan joran atau penggulung kenur tetapi tidak ke kursi ajar. Pemasangan pelana ajar boleh dibantu oleh orang lain.
6.Sabuk ajar (rod belt) atau penahan joran pada pinggang (waist gimbal) boleh digunakan.
7.Pada saat tali pandu telah menyentuh ujung joran atau sudah dapat dijangkau tangan, pemancing boleh dibantu orang lain
8.Dengan cara meraih, menahan, dan menarik tali pandu agar ikan yang terpancing dapat didekatkan ke perahu.
9.Ketentuan tentang peralatan dan cara mancing tetap berlaku hingga ikan hasil pancingan selesai ditimbang.

KEADAAN DAN PERBUATAN YANG MENGAKIBATKAN DISKUALIFIKASI
Salah satu atau lebih ketentuan dan perbuatan berikut ini akan menyebabkan terjadinya diskualifikasi ikan hasil pancingan :
1.Melanggar ketentuan tentang peralatan dan cara mancing yang sudah ditetapkan.
2.Pada saat umpan disambar ikan sampai ikan diangkat atau dilepas kembali, terdapat orang lain yang menyentuh joran, penggulung, kenur, atau tali ganda, baik secara langsung maupun dengan suatu alat tertentu.
3.Mengajar ikan sambil membiarkan joran tetap berada dipenaruhnya.
4.Menarik ikan dengan menggunakan tangan atau memasang tali lain pada kenur utama atau tali pandu, dengan tujuan agar ikan mudah ditahan dan diangkat.
5.Menembak, menombak, atau melukai ikan yang sedang dipancing.
6.Merangsang (chumming) atau memakai umpan yang berasal dari daging, darah, atau bagian lain dari binatang mamalia.
7.Menggunakan perahu atau peralatan lain untuk menggiring ikan yang terpancing ketempat dangkal sehingga mengurangi kemampuan perlawanan ikan.
8.Mengganti joran dan atau penggulung kenur selagi mengajar ikan.
9.Menyambung, melepas, atau menambah kenur selagi mengajar ikan.
10.Secara sengaja melakukan salah pancing, yaitu mengaitkan kail diluar mulut ikan.
11.Mancing ikan dengan keadaan tali ganda belum sampai melewati ujung joran.

12.Menggunakan umpan berupa ikan yang jenis dan atau ukurannya dilarang pemerintah.
13.Mengikatkan atau menempelkan kenur dan atau tali pandu kebadan perahu atau ke benda lain dengan maksud untuk menahan dan atau mengangkat ikan.
14.Bila ikan terlepas sebelum sempat digaco atau ditangkap jaring seser kemudian ditangkap dengan suatu cara tertentu yang bukan termasuk cara mancing menurut ketentuan.
15.Joran patah sewaktu mengajar ikan sehingga ukurannya tidak sesuai lagi dengan ketentuan atau sudah berubah dari karakteristik semula.
16.Ikan hasil pancingan cacat akibat gigitan ikan hiu atau ikan lainnya, binatang lain, terkena baling-baling, atau sebab-sebab lain apapun yang menyebabkan ikan cedera hingga tidak dapat melawan atau mati. Namun cedera yang disebabkan oleh kenur atau tali pandu, tergores, bekas luka lama, atau berubah bentuk karena regenerasi, tidak. dianggap sebagai luka yang bisa mengakibatkan diskwalifikasi. Luka-luka pada ikan harus ditunjukkan dalam foto disertai penjelasan lengkap tersendiri sewaktu diajukan untuk rekor.
17.Seekor ikan terpancing atau terbelit oleh lebih dari satu tali pancing.

TIPS MEMBELI GPS UNTUK MANCING

Gps adalah kependekan dari global positioning system yang adalah sistem navigasi satelit. Dikembangkan oleh united states department of defense (usdod) dengan nama navstar gps (navigation sattelite timing and ranging global positioning system) untuk kepentingan militer amerika serikat.

Satelit pertama yang diorbitkan adalah satelit block-i gps pada tahun 1978. Konstelasi satelitnya saat ini terdiri dari minimum 24 satelit yang mengorbit disekeliling bumi kita. Yang mengelola konstelasi satelit ini adalah us air force 50th space wings cek disini toko gps, dengan biaya sebesar us$750 juta per tahun!! Namun demikian penggunaannya untuk masyarakat sipil adalah nihil, hebat ya! Yang dimaksud dengan konstelasi satelit (sattelite constellation) adalah sekumpulan satelit yang bekerja secara bersamaan.


Penjelasan singkat metode operasinya adalah sbb. Gps unit kita mengkalkulasi posisinya dengan mengukur jarak antara sigps dengan 3 atau lebih gps satelit. Dengan mengukur jeda waktu antara transmisi dan penerimaan dari setiap sinyal radio satelit, memberikan jarak antara gps dengan satelit2 tsb. Dengan menentukan posisi dan jarak dari paling tidak 3 satelit, gps kita itu mampu menentukan posisinya dengan menggunakan metode “trilateration” yang mirip dengan “triangulation” yang menggunakan sudut. Semakin banyak jumlah satelit yang tertangkap oleh si gps, semakin tinggi akurasi dari bacaan pada gps kita.
Pada awalnya usdod menerapkan sebuah feature yang disebut selective availability (sa). Sa ini dengan sengaja membuat bacaan dari gps kita tidak akurat(cek di toko gps). Perbedaan dengan kenyataannya bisa mencapai 100meter secara random. Tujuannya adalah agar sinyal gps ini tidak disalah gunakan oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab, atau dengan kata lain pihak selain militer amerika serikat dan aliansinya.

Untuk mengkoreksi hal ini digunakan differential gps (dgps) yang dikelola oleh us coast guard, dimana akurasi dari bacaan gps bisa mencapai kisaran 1m. Sayangnya karena us coast guard yang mengelola, dgps ini hanya bekerja disepanjang garis pantai amerika utara saja. Tidak usah berkecil hati karena saat ini gps kita diindonesia mampu menunjukan suatu titik dengan akurasi 5m.

Sedangkan untuk penggunaan akurasi tinggi, misalnya untuk land surveyor dll, alat gps ini disertai dengan carrier tracking receiver. Ketepatannya berbicara dalam satuan milimeter, luar biasa sekali akurasinya.

Pada awal tahun 1990 faa (federal aviation administration), yang adalah bagian dari us department of transportation, meminta agar pihak tentara amerika untuk menghilangkan sa. Tujuannya agar pihak penerbangan bisa mendapat manfaat juga dari sistem ini.

Saat ini penggunaan GPS sudah sangat meluas, bahkan telpon selular generasi terbarupun mengintegrasikan GPS juga. Khususnya bagi yang berhobby mancing, sangat berguna untuk menyimpan koordinat spot2 pancing dilautan yang luas. Tentunya disamping sebagai alat navigasi yang canggih dan sangat mudah penggunaannya, menggantikan pemakaian dari LORAN dan peta laut konvensional. Berbagai macam jenis, ukuran dan bentuk GPS tersedia dipasaran. Mulai dari yang sangat simpel yang hanya menunjukkan kordinat sampai yang canggih dengan moving map. Tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan dan pendanaan!

Fish Finder



Fish finder jaman dahulu bukanlah sebuah alat untuk mencari lokasi keberadaan ikan seperti sekarang ini, dan bahkan alat ini sama sekali bertujuan bukan untuk bidang perikanan. Fish finder jaman dahulu adalah alat perang untuk mencari musuh yang berupa kapal perang yang berada di dalam laut. Kegunaan alat ini memang sebagai alat pengintai dari musuh yang berada di dalam air. Dan kemampuan fish finder jaman dahulu hanya mampu mendeteksi benda – benda dalam laut hanya sampai kedalaman beberapa puluh meter saja.

Setelah berakhirnya perang yang berkecamuk di dunia barat, teknologi persenjataan dan alat – alat canggih digunakan dalam bidang komersil, termasuk fish finder ini. Beberapa pabrik mengembangkan teknologi pengintaian bawah laut untuk mendapatkan informasi tentang aneka benda baik hidup maupun benda mati yang berada di dalam laut untuk komersil.
Teknologi fish finder semakin hari semakin diperbarui . penggunaan suara yang dipantulkan untuk menampilkan citra di dasar laut dikembangkan sekaligus sehingga bisa mencapai dasar samudra yang kedalamannya bisa sampai ratusan meter untuk mencari lokasi berkumpulnya ikan.

Fish finder jaman sekarang sudah banyak dipakai oleh para nelayan sebagai sarana untuk menangkap ikan. Dengan kemampuan fish finder jaman sekarang, yang mampu mendeteksi benda – benda di laut sampai kedalaman 2000 m, alat ini bisa menjadi kebutuhan bagi para nelayan super dalam menangkap ikan. Semakin canggih sebuah fish finder semakin luas jarak jangkauannya dan semakin dalam jangkauan dari pemantauannya.

Jika fish finder pada awal pembuatannya hanya mampu menampilkan warna hitam dan putih dan printernya juga demikian, sekarang fish finder bisa memunculkan gambar secara warna, sehingga keakuratan sebuah pencarian menjadi lebih baik. Dengan fish finder modern anda akan bisa membedakan manakah sebuah obyek benda hidup ataukah itu adalah sebuah sampah di laut.

Fish finder memang menjadi peralatan modern bagi pemancing – pemancing berduit. Dengan dana yang melimpah, mereka bisa saja mencari gerombolan ikan yang berada di lautan dan memancing di sana, namun jika anda pemancing sejati, kejelian membaca alam adalah modal utama untuk mengetahui keberadaan ikan, ditambah pengetahuan arus laut serta pengalaman memancing yang memadai. Tanda – tanda alam seperti adanya lokasi yang dipenuhi camar laut diatasnya, pastilah anda tahu bahwa di sana pasti terdapat ikan kecil seperti ikan teri dan tentu saja terdapat ratusan ikan besar yang berada di dalamnya.

Penggunaan fish finder bisa saja membantu anda mendapatkan lokasi strategis dalam memancing, namun sekali lagi pengalaman dan pengetahuan tentang arus laut juga sangat penting untuk anda ketahui sebagai syarat agar anda bisa menentukan lokasi strategis itu. Betapa canggihpun teknologi, jika ditambah dengan pengetahuan yang cukup akan meningkatkan kemampuan anda dalam memancing ikan. Selamat memancing

50/200 kHz Sonar/GPS+WAAS Chartplotter Combo
With dual-frequency 50/200 kHz Skimmer® transducer for salt water or downrigger tracking, temp/speed/distance readings and LGC-3000 GPS receiver/antenna module.
#117-93



Furuno GPS

GPS-Fishfinder Combos


GPS-Trak Plotter


Sumber: Fishfinder Store Fishfinders, GPS Fishfinder Combos, Fishing & Boating Equipment
Operated by Internet Marketing Solutions, Inc.

FISH FINDER SEBAGAI PELACAK UNTUK MENGETAHUI GEROMBOLAN IKAN

Fishfinder : Alat Pelacak Ikan



ANDA termasuk orang yang gemar memancing? Tidak ada salahnya bila Anda memiliki fish finder, agar aktivitas memancing makin penuh tantangan dan dapat menangkap lebih banyak ikan. Alat ini sesuai dengan namanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan gerombolan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona potensi ikan.

Peralatan ini dipadu global positioning system (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan.
Alat tersebut juga dapat mengurangi pengeluaran nelayan terkait dengan borosnya pemakaian BBM. Hal itu mengingat nelayan tidak perlu berputar-putar tanpa arah hanya untuk melacak lokasi yang banyak ikannya.
Pada zaman dulu,fish finder bukan sebuah alat untuk mencari lokasi keberadaan ikan seperti sekarang, bahkan sama sekali tidak terkait dengan bidang perikanan. Pada masa lalu peralatan ini digunakan untuk perang mencari kapal perang yang berada di dalam laut.

Kegunaan alat ini memang sebagai alat pengintai objek di dalam air. Kemampuannya pun hanya sampai kedalaman beberapa puluh meter.

Setelah berakhirnya era perang antarnegara adikuasa, teknologi persenjataan dan alat – alat canggih digunakan untuk lkeperluan komersial, termasuk fish finder ini.

Beberapa pabrik mengembangkan teknologi pengintaian bawah laut untuk mendapatkan informasi tentang aneka benda baik hidup maupun mati yang berada di dalam laut, juga untuk keperluan komersial.

Teknologinya semakin hari semakin diperbarui.
Penggunaan suara yang dipantulkan untuk menampilkan citra di dasar laut dikembangkan sekaligus sehingga bisa mencapai dasar samudera yang kedalamannya bisa sampai ratusan meter untuk mencari lokasi berkumpulnya ikan.

Fish finder zaman sekarang sudah banyak dipakai oleh para nelayan. Saat ini peralatan itu, secara umum mampu mendeteksi benda – benda di laut sampai kedalaman 2.000 m. Semakin canggih berarti semakin luas jarak jangkauannya dan semakin dalam jangkauan dari pemantauannya.

Fish finder memanfaatkan teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instru-ment). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, se-dangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik se-hingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.
Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan.

Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai objek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh objek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer.
Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver dan dengan analisis gelombang mikro terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.

Prosesnya didukung oleh peralatan lainnya komputer, GPS, printer berwarna, software program, dan kompas. Hasil akhir berupa data siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.
Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi ini memiliki kelebihan, antara lain informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat dan secara langsung di wilayah deteksi.
Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti, karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan underwater sound.
Kehebatan lainnya, teknologi ini juga dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisis hampir semua yang terdapat di kolam dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan lainnya.
Negara-negara yang maju pada sektor kelautan perikanan juga menggunakan teknologi ini untuk melakukan eksplorasi sumber daya dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi secara optimal, efisien, dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.
Jika fish finder pada awal pembuatannya hanya mampu menampilkan warna hitam dan putih dan printer-nya juga demikian, sekarang bisa memunculkan gambar secara warna, sehingga keakuratan sebuah pencarian menjadi lebih baik.
Dengan fish finder modern Anda akan bisa membedakan manakah sebuah objek hidup ataukah itu adalah sebuah sampah di laut.

Fish finder memang menjadi peralatan modern bagi pemancing-pemancing berduit. Dengan dana yang cukup, mereka bisa saja mencari gerombolan ikan yang berada di lautan dan memancing di sana, namun jika Anda pemancing sejati, kejelian membaca alam adalah modal utama untuk mengetahui keberadaan ikan, ditambah pengetahuan arus laut serta pengalaman memancing yang memadai.
Tanda – tanda alam seperti adanya lokasi yang dipenuhi camar laut di atasnya, bisa menjadi indikator bahwa di lokasi itu pasti terdapat ikan kecil seperti ikan teri dan tentu saja terdapat ikan besar di dekatnya.

Penggunaan peralatan ini bisa membantu mendapatkan lokasi strategis memancing, namun sekali lagi pengalaman dan pengetahuan tentang arus laut juga sangat penting untuk anda ketahui sebagai syarat agar Anda bisa menentukan lokasi strategis itu.

Betapa canggih pun teknologi, jika ditambah dengan pengetahuan yang cukup akan meningkatkan kemampuan dalam memancing ikan.

(Sumber : suaramerdeka.com)

Mengenal Teknologi Echosounder

Echosounder

Teknologi memang harus dirasakan oleh semua orang dan semua lapisan masyarakat, tak terkecuali oleh para nelayan yang di negara kita sebagian besar dari mereka masih berada dibawah garis kemiskinan. Banyak faktor yang menyebabkan mereka sulit secara ekonomi, mulai dari peralatan melaut yang sangat sederhana, cuaca yang tidak mendukung, dan tingkat pendidikan yang rendah, serta dukungan dari pemerintah yang masih sangat kurang.

Seiring dengan perkembangan ilmu akustik dan penerapannya diberbagai bidang menyebabkan banyak peralatan-peralatan baru yang dibuat yang berfungsi untuk memudahkan pekerjaan manusia, di segala bidang. Salahsatunya yaitu alat yang bernama “Echo Sounder”. Sesuai dengan namanya ‘echo‘ yang berarti gema dalam bahasa Inggris, alat ini mempunyai prinsip memancarkan bunyi dan kemudian gema-nya atau bunyi pantulannya ditangkap kembali untuk mengetahui keberadaan benda-benda di bawah air.


Prinsip Echo Sounder

Perangkat akustik ini memiliki beberapa komponen seperti pemancar, penerima gelombang dan beberapa peralatan pendukung lainnya seperti komputer dan GPS (Global Positioning Sistem).

Gambar 1. Hydrographic Echosounder
Sumber gambar: http://www.panindiagroup.com


Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah enargi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.


Gambar 2. Prinsip Echosounder

Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.

Selain digunakan untuk mencari posisi ikan, alat ini juga digunakan untuk mengetahui kedalaman laut dan dapat juga digunakan untuk studi perikanan, yaitu untuk mengetahui keberadaan / distribusi, ukuran, tingkah laku dari hewan dan tumbuhan.

Gambar 3. Echosounder untuk mengetahui kedalaman laut.


Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian sumberdaya ikan yang baru, sehingga akan mempercepat pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan (Riani, 1998)

Gambar 4. Hasil penangkapan ikan denga bantuan Echosounder



Sumber: Mariez’s Blog

SEPUTAR GPS

Apa Itu GPS ?

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.

GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).

Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia.
*(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.-Ady)*

Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.

Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.

Bagaimana cara kerja GPS ?
Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur "Anti-Spoofing" diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.

Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti.

Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.
Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).
Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.

Bagaimana GPS digunakan ?
Perangkat GPS menerima sinyal dari satelit dan kemudian melakukan perhitungan sehingga pada tampilan umumnya kita dapat mengetahui posisi (dalam lintang dan bujur), kecepatan, dan waktu. Disamping itu juga informasi tambahan seperti jarak, dan waktu tempuh. Posisi yang ditampilkan merupakan sistem referensi geodetik WGS-84 dan waktu merupakan referensi USNO (U.S. Naval Observatory Time).

Siapa yang dapat menggunakan GPS?
GPS dipergunakan pada berbagai bidang antara lain, sistem navigasi pesawat, laut dan darat, pemetaan dan geodesi, survei, sistem penentuan lokasi, pertanian, eksplorasi sumber daya alam, dan masih banyak lagi.

Fishfinder dan GPS

Fishfinder dan GPS

Mencari dan secara konsisten memproduksi ikan adalah tujuan dari setiap nelayan setiap perjalanan di atas air. Selama ini, nelayan menangkap ikan hanya dengan mengira-ngira di mana ikan banyak dan di sanalah mereka menangkap ikan, sehingga tangkapan mereka terbatas. Tetapi kini sebagian besar nelayan memiliki fish finder, agar dapat menangkap lebih banyak ikan. Alat ini sesuai dengan namanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan gerombolan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona potensi ikan.

Fishfinder terdiri dari display berupa monitor dan tranducher yang dicemplungkan ke laut,
tranducher untuk memindai keberadaan ikan di laut dan hasilnya akan ditampilkan ke layar.


Dengan fishfinder ini nelayan bisa mengetahui
• informasi keberadaan ikan,
• topografi bawah laut,
• dan kedalaman laut.

Ada juga Fishfinder yang sudah dilengkapi dengan sensor suhu dan kecepatan arus.
Peralatan ini dipandu global positioning system (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan.

Fishfinder
juga dapat mengurangi pengeluaran nelayan terkait dengan borosnya pemakaian BBM. Hal itu mengingat nelayan tidak perlu berputar-putar tanpa arah hanya untuk melacak lokasi yang banyak ikannya, sehingga kemungkinan untuk salah arah sangat kecil. Mereka hanya akan berlayar ke tempat yang terdapat gerombolan ikan di laut sehingga dapat meningkatkan produk ikan laut yang ada. Fishfinder yang digunakan juga dapat memberikan informasi mengenai suhu, arus, kesuburan klorofil dan lainnya. Sedangkan GPS akan memudahkan nelayan mengetahui koordinat keberadaan kapal mereka saat berlayar, tempat kapal karam, tempat yang dangkal dan sebagainya. GPS atau kepanjangan dari Global Positioning system merupakan perangkat navigasi berbasis satelit. Jelas sekali bahwa peranan atau aplikasi fish finder dan GPS dalam pencarian informasi keberadaan ikan sangatlah penting dan bermanfaat bagi nelayan.

Pada zaman dulu,fish finder bukan sebuah alat untuk mencari lokasi keberadaan ikan seperti sekarang, bahkan sama sekali tidak terkait dengan bidang perikanan. Pada masa lalu peralatan ini digunakan untuk perang mencari kapal perang yang berada di dalam laut. Kegunaan alat ini memang sebagai alat pengintai objek di dalamair. Kemampuannya pun hanya sampai kedalaman beberapa puluh meter. Setelah berakhirnya era perang antarnegara adikuasa, teknologi persenjataan dan alat–alat canggih digunakan untuk keperluan komersial, termasuk fish finder ini. Beberapa pabrik mengembangkan teknologi pengintaian bawah laut untuk mendapatkan informasi tentang aneka benda baik hidup maupun mati yang berada di dalam laut, juga untuk keperluan komersial. Teknologinya semakin hari semakin diperbarui. Penggunaan suara yang dipantulkan untuk menampilkan citra di dasar laut dikembangkan sekaligus sehingga bisa mencapai dasar samudera yang kedalamannya bisa sampai ratusan meter untuk mencari lokasi berkumpulnya ikan.

Fish finder zaman sekarang sudah banyak dipakai oleh para nelayan. Saat ini peralatan itu, secara umum mampu mendeteksi benda – benda di laut sampai kedalaman 2.000 m.

Semakin canggih berarti semakin luas jarak jangkauannya dan semakin dalam jangkauan dari pemantauannya. Fish finder memanfaatkan teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instru-ment). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500m/detik, se-dangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik se-hingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.

Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan. Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai objek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh objek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik, lalu diteruskan ke receiver dan dengan analisis gelombang mikro terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator. Prosesnya didukung oleh peralatan lainnya seperti komputer, GPS, printer berwarna, software program, dan kompas. Hasil akhir berupa data siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.

Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi ini memiliki kelebihan, antara lain informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat dan secara langsung di wilayah deteksi. Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti, karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan underwater sound. Kehebatan lainnya, teknologi ini juga dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisis hampir semua yang terdapat di kolam dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan lainnya.

Negara-negara yang maju pada sektor kelautan perikanan juga menggunakan teknologi ini untuk Melakukan eksplorasi sumber daya dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi secara optimal, efisien, dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat. Jika fish finder pada awal pembuatannya hanya mampu menampilkan warna hitam dan putih dan printernya juga demikian, sekarang bisa memunculkan gambar secara warna, sehingga keakuratan sebuah pencarian menjadi lebih baik.

Dengan fish finder modern Anda akan bisa membedakan manakah sebuah objek hidup ataukah itu adalah sebuah sampah di laut. Fish finder memang menjadi peralatan modern bagi nelayan berduit. Dengan dana yang cukup, mereka bisa saja mencari gerombolan ikan yang berada di lautan dan menangkapnya di sana. Namun jika anda nelayan sejati, kejelian membaca alam adalah modal utama untuk mengetahui keberadaan ikan, ditambah pengetahuan arus laut serta pengalaman melaut yang memadai.

Tanda – tanda alam seperti adanya lokasi yang dipenuhi camar laut di atasnya, bisa menjadi indikator bahwa di lokasi itu pasti terdapat ikan kecil seperti ikan teri dan tentu saja terdapat ikan besar di dekatnya. Penggunaan peralatan ini bisa membantu mendapatkan lokasi strategis menangkap ikan, namun sekali lagi pengalaman dan pengetahuan tentang arus laut juga sangat penting untuk anda ketahui sebagai syarat agar Anda bisa menentukan lokasi strategis itu. Betapa canggih pun teknologi, jika ditambah dengan pengetahuan yang cukup akan meningkatkan kemampuan nelayan dalam menangkap ikan.

Friday, 29 April 2011

KONSEP DAN TEHNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI INDONESIA

KONSEP DAN METHODE



Reformasi yang telah bergulir sejak tahun 1998 memberikan dampak yang luas pada perubahan sistem pemerintahan. Jika pada era Orde Baru kekuasaan sangat bersifat sentralistik, reformasi melahirkan sistem pembagian kekuasaan yang mulai terdistribusi antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Hal ini terwujud dalam Sistem Desentralisasi yang secara legal dilahirkan lewat Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian menyebabkan Perubahan Kedua UUD 1945 seperti tertuang pada Bab VI Pemerintahan Daerah pasal 18, 18A, dan 18B. Perubahan aturan negara seperti di atas menempatkan daerah menjadi aktor sentral dalam pengelolaan republic yaitu dalam prinsip otonomi dengan desentralisasinya.


Menurut Prof. Ginandjar Kartasasmita, Ketua DPD RI, “Perubahan aturan main mengenai pemerintahan daerah merupakan afirmasi-konstitusi, bahwa daerah menjadi pengambil kebijakan sentral dalam mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (medebewind) serta diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem NKRI.

Saat ini pelaksanaan otonomi daerah telah melahirkan perubahan yang cukup signifikan, terutama berhubungan antarpelaku pembangunan, pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. Namun dalam prakteknya otonomi daerah masih menghadapi kendala yang harus segera dicarikan jalan keluarnya atau penanganannya secara sungguh-sungguh. Salah satu kendala yang dipaparkan oleh Ginandjar Kartasasmita adalah kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional. Di tengah era globalisasi yang serba cepat, masyarakat diharapkan memiliki daya tahan dan daya adaptasi yang tinggi agar mampu menjalani kehidupan masa depan dengan sukses.

Untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat agar lebih berdaya, berpartisipasi aktif, serta penuh dengan kreativitas, pemerintah melontarkan komitmen yang berlevel internasional. Komitmen ini telah ditandatangani dalam KTT Millenium PBB pada tahun 2002 bersama 189 negara lainnya. Komitmen semua negara di dunia untuk memberantas kemiskinan ditegaskan dan dikokohkan kembali dalam ”Deklarasi Johannesburg mengenai Pembangunan Berkelanjutan” yang disepakati oleh para kepala negara atau kepala pemerintahan dari 165 negara yang hadir pada KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg, Afrika Selatan, September 2002. Hasil deklarasi tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen ”Rencana Pelaksanaan KTT Pembangunan Berkelanjutan”, yang juga telah ditanda-tangani oleh pemerintah Indonesia untuk menjadi acuan dalam melaksanakan pembangunan di Indonesia dengan target memberantas kemiskinan pada tahun 2015.

Dalam deklarasinya negara peserta menerapkan Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs tersebut, terdapat 8 (delapan) tujuan (goal) yang hendak dicapai sampai tahun 2015 oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia, dengan tujuan pertama adalah mengatasi dan/atau memberantas kemiskinan dan kelaparan (United Nations, 2000).

Dengan demikian, pemerintah Indonesia telah membuat komitmen nasional untuk memberantas kemiskinan dalam rangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dimana pemerintah dan semua perangkatnya dalam semua level, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota bersama-sama dengan berbagai unsur masyarakat memikul tanggungjawab utama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan sekaligus memberantas kemiskinan yang terjadi di Indonesia paling lambat tahun 2015.
Kendati Indonesia ikut serta dalam kesepakatan global melaksanakan MDGs untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dicanangkan PBB sejak 2000, namun dalam Human Development Report 2007 yang dikeluarkan oleh UNDP, menunjukkan bahwa kualitas manusia Indonesia makin memburuk dalam 10 tahun terakhir. Dalam laporan tersebut, HDI atau IPM Indonesia yang diukur dari pendapatan riil per kapita, tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan kualitas pendidikan dasarnya, ternyata peringkat Indonesia masih berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya. Peringkat Indonesia dari tahun ketahun selalu menurun dari 110 menjadi peringkat 112 dari 175 negara yang dinilai UNDP (2003), walaupun pada tahun 2006 terdapat peningkatan ranking ke 110 (UNDP, 2007).

Sebagaimana kita alami, era ini merupakan kehidupan yang bercirikan perubahan yang cepat, kompleks, penuh resiko, dan penuh dengan kejutan. Dengan demikian individu, kelompok atau komunitas harus melakukan berbagai upaya untuk ikut berubah, menyesuaikan diri, atau mengambil kendali perubahan. Di sisi lain interdependensi antara komunitas, terkecil sekalipun, dan dunia sebagai totalitas, membuat semakin sulit bagi seorang individu untuk menghadapi perubahan sendirian. Apalagi melihat kenyataan, kenaikan harga BBM misalnya, yang merupakan perubahan disektor ekonomi dan energi akan mempengaruhi sector kehidupan yang lain.

Sejak tahun 1960, lahir sebuah konsep pemberdayaan komunitas yang disebut Community Development (selanjutnya disebut CD). CD adalah sebuah proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat (United States Departement of Agriculture, 2005). CD tidak bertujuan untuk mencari dan menetapkan solusi, struktur penyelesaian masalahatau menghadirkan pelayanan bagi masyarakat. CD adalah bekerja bersama masyarakat sehingga mereka dapat mendefinisikan dan menangani masalah, serta terbuka untuk menyatakan kepentingan-kepentingannya sendiri dalam proses pengambilan keputusan (StandingConference for Community Development, 2001).
Pengembangan otonomi daerah yang diarahkan pada partisipasi aktif dari masyarakat sangat sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh CD. Kesesuaian antara kebijakan pemerintah dengan konsep pemberdayaan masyarakat seperti CD ini membutuhkan pendekatan yang tepat dalam mengimplementasikannya.

Pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang Deficit based dan Strength Based. Pendekatan Deficit-based terpusat pada berbagai macam permasalahan yang ada serta cara-cara penyelesaiannya. Keberhasilannya tergantung pada adanya identifikasi dan diagnosis yang jelas terhadap masalah, penyelesaian cara pemecahan yang tepat, serta penerapan cara pemecahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini bisa menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi tidak tertutup kemungkinan terjadinya situasi saling menyalahkan atas masalah yang terjadi.

Di sisi lain, pendekatan Strengh Based (Berbasis kekuatan) dengan sebuah produk metode Appreciative Inquiry terpusat pada potensi-potensi atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu atau organisasi untuk menjadikan hidup lebih baik. Appreciative Inquiry merupakan sebuah metode yang mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk perubahan yang positif dengan memfokuskan pada pengalaman positif dan masa depan yang penuh dengan harapan (Cooperrider dan Srivastva, 1987; Cooperrider dkk., 2000; Fry dkk, 2002; Ludema dkk, 2000, dalam Gergen dkk., 2004).
Dalam sepuluh tahun terakhir, Appreciative Inquiry menjadi sangat populer dan dipraktekkan di berbagai wilayah dunia, seperti untuk mengubah budaya sebuah organisasi, melakukan transformasi komunitas, menciptakan pembaharuan organisasi, mengarahkan proses merger dan akusisi dan menyelesaikan konflik. Dalam bidang sosial, Appreciative Inquiry digunakan untuk memberdayakan komunitas pinggiran, perubahan kota, membangun pemimpin religius, dan menciptakan perdamaian.


Sumber:
Buku
Cooperrider D. L. & Whitney D. 2006. A Positive Revolution in Change: Appreciative Inquiry (Vol. 1, pp. 2-3)
Sairin, Sjafri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Makalah
Kartasasmita, Ginandjar. Makalah: Dewan Perwakilan Daerah dan Otonomi Daerah. Disampaikan pada Seminar Nasional, Institut Teknologi Bandung (ITB) Dalam Rangka Memperingati Seratus Tahun Kebangkitan Nasional. Bandung, 17 Mei 2008.
Lubis, Theresiah. Makalah : Community Development dan Nilai-Nilai yang Mendasari. Dipresentasikan pada Temu Ilmiah Dalam Rangka LUSTRUM IX Fakultas Psikologi Unpad. Tahun 2006
Internet
http://appreciativeorganization.wordpress.com/2007/08/08/bedah-kasus-appreciative-inquiry-in-strategic-planning/ (Diakses pada 26 Mei 2008, pukul 11.28)
http://www.scribd.com/doc/732997/laporanlokakaryaAIlowres (Diakses pada 29 Mei 2008, pukul 11.50)
Standing Conference for Community Development (2001). Strategic Framework for Community Development. http://www.sccd.org.uk
United States Depatment of Agriculture (2005). Community Development Technical Assistance: Handbook. http://ocdi.usda.gov


Konsep dan Metode Pemberdayaan Masyarakat IndonesiaFiled Under 01-KKNM, Pemberdayaan Masyarakat, Sumber posting: Puncak Kehidupan (http://fiqihsantoso.wordpress.com), dan digunakan sebagai referensi untuk kegiatan dalam blog ini.

Teknologi GPS



HIGH TECH SATELLITE POSITIONING - SOUVERNIR ABAD 21
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
————————————————————————————————————————————————–
Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.
————————————————————————————————————————————————–
Produk yang diberikan GPS
Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC (Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters, serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi vertikal.
————————————————————————————————————————————————–
Segmen Penyusun Sistem GPS
Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna.
Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal –sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan peralatan untuk mengontrol attitude satelit. Satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa generasi yaitu ; blok I, blok II, blok IIA, blok IIR dan blok IIF. Hingga april 1999 ada 8 satelit blok II, 18 satelit blok II A dan 1 satelit blok II R yang operasional.
Secara umum segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS ( GPS receiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.
————————————————————————————————————————————————–
Prinsip penentuan posisi dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
————————————————————————————————————————————————–
Tipe alat (Receiver ) GPS
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 - 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya.
————————————————————————————————————————————————–
Sinyal dan Bias pada GPS
GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (receiver GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
————————————————————————————————————————————————–
Error Source pada GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik differencing data.
————————————————————————————————————————————————-
Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Statik. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa metode lainnya.
————————————————————————————————————————————————–
Ketelitian Posisi yang diperoleh dari Sistem GPS
Untuk aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam spektrum yang cukup luas, mulai dari meter sampai dengan milimeter. Sebelum mei 2000 (SA on) ketelitian posisi GPS metode absolut dengan data psedorange mencapai 30 - 100 meter. Kemudian setelah SA off ketelitian membaik menjadi 3 - 6 meter. Sementara itu Teknik DGPS memberikan ketelitian 1-2 meter, dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan ketelitian milimeter diberikan oleh teknik survai GPS dengan peralatan GPS tipe geodetik dual frekuensi dan strategi pengolahan data tertentu.
————————————————————————————————————————————————-
Aplikasi-aplikasi Teknologi GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya

Aplikasi Fishfinder ”Hydro-Acoustic” dan GPS dalam Teknologi Pencarian Ikan



Global Positioning System (GPS) menyediakan informasi posisi dan waktu secara terus menerus di berbagai tempat di bumi. Karena GPS dapat diakses oleh sejumlah user yang tidak terbatas, maka GPS adalah sebuah sistem yang pasif. Oleh karena itu, user hanya dapat menerima sinyal satelit dengan bantuan GPS receiver.
Penggunaan teknologi GPS sangat membantu pekerjaan – pekerjaan survey pemetaan, topografi, hydrografi, geologi, land survey, dan juga bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu navigasi pencarian ikan. Bahkan ada beberapa tipe GPS yang digunakan untuk hobby. Seperti kegiatan memancing, mendaki gunung, travelling, serta olah raga.

Gambar 1. Pemanfaatan Hydro-Acoustic dalam Mencari Ikan
Pada awalnya Acoustic System dikembangkan oleh Inggris pada masa pra-Perang Dunia II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation Committee) yang terbukti sangat berguna bagi Angkatan Laut Negara-negara Sekutu pada PD II.
Setelah PD II berakhir, penggunaan akustik semakin berkembang luas untuk tujuan damai dan ilmiah, antara lain digunakan untuk; mempelajari proses perambatan suara pada medium air, penelitian sifat-sifat akustik dan benda-benda yang terdapat pada suatu perairan, komunikasi dan penentuan posisi di kolom perairan.
Selanjutnya perkembangan akustik semakin pesat pada awal dekade 70-an karena telah ditemukan Echo Integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk pendugaan dan estimasi bawah air.
Hydro-acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), antara lain; ECHOSOUNDER, FISHFINDER, SONAR dan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.
Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan (biasanya dengan satuan ping).

Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.

Pemrosesan didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.
Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi hydro-acoustic memiliki kelebihan, antara lain. Informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di wilayah deteksi (in situ).
Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound).

Menurut MacLennan and Simmonds (1992) hasil estimasi populasi adalah nilai absolut. Hydro-acoustic dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua yang terdapat di kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan kontur dasar laut (bottom contour).
Saat ini, hydro-acoustic memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock assessment). Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan. Saat ini instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya varian yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam (http://www.sinarharapan.co.id/berita/0501/19/ipt02.html).

Metode hydro-acoustic merupakan suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang obyek di bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara dan mempelajari echo yang dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa disebut echo sounder atau fish finder (Burczynski, 1986).
Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai beberapa kelebihan (Arnaya, 1991), diantaranya :
1. berkecepatan tinggi ;
2. estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat memonitor pergerakan ikan ;
3. akurasi tinggi ;
4. tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena frekwensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat maupun obyek yang disurvei.
Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian sumberdaya ikan yang baru, sehingga akan mempercepat pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan (Riani, 1998).
Keterpaduan semua metode di atas dapat dilakukan dengan adanya kerjasama diantara pihak-pihak terkait. Citra yang diperoleh melalui satelit penginderaan jauh, misalnya dianalisis di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) atau di instansi terkait lainnya. Data yang dihasilkan merupakan informasi dasar terhadap penentuan daerah potensi ikan. Data dan informasi juga dapat diperoleh melalui hasil survei akustik pada perairan yang sama selama beberapa waktu pengamatan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat tentang keberadaan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pihak pengguna, misalnya nelayan atau pengusaha penangkap ikan dalam melakukan operasi penangkapan sehingga kapal-kapal ikan dapat begerak ke daerah yang dimaksud, sehingga dengan demikian dapat menekan biaya operasional kapal-kapal tersebut (http://tumoutou.net/3_sem1_012/ke2_012.htm).




Gambar 2. Hasil Penangkapan Ikan dengan Bantuan Fishfinder dan GPS
Negara-negara yang maju pada sektor kelautan-perikanan (Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, China dan Peru) bergantung pada teknologi akustik ini. Mereka menggunakan untuk melakukan eksplorasi sumberdaya dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi dengan optimal, efisien dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.

Selain itu eksploitasi yang dilakukan dapat lebih berwawasan lingkungan, berkesinambungan dan lestari, sebab sudah diketahui dengan jelas berapa potensi sumberdaya yang akan di eksploitasi tersebut, hanya perlu memilih kebijakan apa yang paling tepat untuk pengelolaan yang berkesinambungan dan lestari tersebut.

Hingga sekarang, teknologi hydro-acoustic ini belum banyak digunakan pada sektor kelautan-perikanan Indonesia, khususnya oleh perusahaan-perusahaan perikanan. Sebaiknya perusahaan-perusahaan tersebut mau memanfaatkan teknologi ini untuk kegiatan eksplorasi yang maksimal dan eksploitasi sumberdaya yang optimal (Donwill Panggabean, 2003).

Peralatan canggih berupa fish finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) sebenarnya dapat diterapkan pada nelayan-nelayan yang ada di Indonesia karena hal tersebut dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini sedang dirasakan. Bantuan alat fishfinder dan GPS yang diberikan ini bisa mengirit BBM. Mereka hanya akan berlayar ke tempat yang terdapat gerombolan ikan di laut sehingga dapat meningkatkan produk ikan laut yang ada. Fishfinder yang digunakan juga dapat memberikan informasi mengenai suhu, arus, kesuburan klorofil dan lainnya. Sedangkan GPS akan memudahkan nelayan mengetahui koordinat keberadaan kapal mereka saat berlayar. Jelas sekali bahwa peranan atau aplikasi fish finder dan GPS dalam pencarian informasi keberadaan ikan sangatlah penting dan bermanfaat bagi nelayan.