Wednesday, 30 November 2011

Saat sekarang sebenarnya Budi Daya Rumput Laut Sangat Prospektif



Berdasarkan data dan Informasi bahwa  Panjang garis pantai Indonesia  mencapai 95.181 kilometer atau keempat terpanjang di dunia yg merupakan anugerah tak terkira bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, kondisi tersebut berkaitan erat dengan potensi sumber daya alam yang terkandung di dalam perairan Nusantara.


Potensi tersebut sangat beragam, mulai dari aneka jenis ikan, tumbuhan laut, obat-obatan, terumbu karang, hingga wisata bahari. Menurut Direktur lenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ketut Sugama, dari seluruh potensi yang ada itu, budi daya ikan merupakan ladang bisnis yang sangat prospektif. Pengembangan bidang budi daya ikan diyakini dapat men-dongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir. "Budi daya ikan waktunya relatif cepat. Lihat saja, ikan dengan ukuran 1 kilogram saja sudah dapat dijual
," ujai Ketut, di lakarta, Sela- sa (27/9).


Selain budi daya ikan, potensi yang ada di sektor kelautan dan perikanan adalah budi daya rumput laut. Kemudahan dalam melakukan budi daya komoditas yang satu itu menjadikan banyak nelayan tertarik menggelutinya. Ketut mengatakan hanya dengan modal 3,5 juta rupiah dan lahan 50 x 50 meter, para nelayan telah dapat membudidayakan rumput laut. "Dalam waktu 45 hari, para nelayan sudah dapat menikmati masa panen," tambahnya.


Prospekufhya bisnis rumput laut diungkapkan pula Soenan
Hadi Poernomo, Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan lakarta. Menurut dia, agar potensi bisnis rumput laut bisa dikembangkan secara optimal, sebaiknya Indonesia tidak mengekspor rumput laut sebagai bahan mentah. "Usahakan agar pengolahan rumput laut bisa dilakukan di dalam negeri sehingga nilainya lebih tinggi ka-i im iii dijual sebagai barang jadi," kata Soenan.

Soenan menambahkan rumput laut juga berpotensi dijadikan bahan bakar alternatif (bio-fuel) pengganti bahan bakar minyak yang berasal fosil. "Tinggal diusahakan secara komersial karena sekarang ini rumput laut sudah banyak dilirik sebagai bahan biofuel. Salah satu ne-gara yang telah memanfaatkannya adalah Korea Selatan," imbuh Soenan.


Khusus di Indonesia, hasil budi daya rumput laut selama ini lebih banyak diekspor ke China. Negeri Tirai Bambu itu lantas mengolah rumput laut asal Indonesia tersebut menjadi aneka produk, mulai dari kosmetika, bahan makanan, obat, cat tembok, cat untuk membatik, sampai pasta gigi.


Dalam pandangan Soenan, apa yang dilakukan China tersebut bukan mustahil dapat pula dilakukan Indonesia Sebagai langkah awal, hendaknya dipilih bibit rumput laut dari hasil pem-benihan yang terbaik. Salah satu daerah di Tanah Air yang memiliki bibit rumput laut yang bagus adalah Nusa Tenggara Barat (NTB).


Setelah memilih bibit rumput laut terbaik, langkah yang perlu ditempuh adalah membuat mekanisme pasar yang tidak rumit. Artinya, lokasi produksi dan pengolahan rumput laut sebaiknya tidak terlalu jauh dari pasar sehingga biaya transportasi bisa ditekan. Saat ini wilayah percontohan budi daya rumput laut kebanyakan berada di kawasan timur Indonesia, di antaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan NTB.


"Saya sangat optimistis budi daya rumput laut memiliki masa depan yang bagus. Sebab, potensi bisnisnya besar. Selain itu, teknologi yang ada sekarang juga sudah mumpuni, pasarnya tersedia serta ramah lingkungan," pungkas Soenan. uci/E-2 



Sumber: KoranJakarta,29September2011, Hal.9




Hubungan antara Bioteknologi Kelautan dan Masa Depan


Bioteknologi Kelautan dan Masa Depan
“Dan tidak sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS. Fathir : 12)
Laut…adalah ruang kekayaan alam yang Tuhan anugerahkan kepada manusia. Mengenal lebih dalam laut dan isinya ibarat memasuki sesuatu ‘kamar gelap’ yang didalamnya tidak atau belum diketahui apa-apa kecuali dengan ‘penerangan’..
Penerangan itu tak lain adalah ilmu pengetahuan. Indonesia yang memiliki panjang pantai 81.000 km; 17.508 pulau; 5,8 juta km2 wilayah laut/perairan sangat membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan tersebut. Laut Indonesia yang kaya ini penuh dengan keanekaragaman (biodiversity) yang memberikan nilai plus sehingga menjadikannya sebagai  kekayaan alam yang sangat indah dan beragam. Kekayaan biota perairan laut Indonesia berupa lebih dari 2.000 jenis ikan; 850 jenis sponge, 910 jenis koral dan 4.500 jenis ikan karang atau 20% jenis ikan dunia. Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Namun, sayangnya potensi yang besar  tersebut belum termanfaatkan dengan tepat dan optimal.


Bioteknologi adalah upaya yang dapat menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan pendayagunaan hasil laut tersebut. Pentingnya bioteknologi sebagai terobosan baru dalam penerapan ilmu pengetahuan yang menyelaraskan hubungan sinergis antara perkembangan dan penerapan teknologi dengan pemanfaatan hasil-hasil alam termasuk hasil-hasil laut dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Di masa depan, bioteknologi kelautan akan sangat dibutuhkan karena negara-negara di dunia sendiri tak terlepas dari kenyataan bahwa 70 % wilayah planet bumi ini adalah laut dan ternyata belum termanfaatkan dengan optimal.

Perlu diketahui bahwa sekarang produk-produk hasil bioteknologi perikanan telah meluas penggunaannya, baik digunakan sebagai bahan pangan, industri kimia, biofarmasi, kosmetika, maupun pengendalian lingkungan. Pada bidang pangan dan industri polisakarida  bioteknologi menyumbangkan hasil-hasil perikanan seperi agar, alginat, dan karaginan, sedangkan untuk industri kosmetika bioteknologi  telah berjasa dalam pengembangan rumput laut sebagai bahan fortifikasi  kosmetik. Bahan bahan buangan ikan seperti bagian dalam pencernaan dan usus-usus ikan melalui pendekatan bioteknologi telah mampu dikonversi menjadi produk pakan yang berguna, digunakan sebagai “attractant”, penghasil pepton, pembangkit aroma dan enzim (pepsin, alkaline phosphatase dan lysozyme). Contoh lain adalah pemanfaatan bioteknologi di bidang farmasi, telah dikembangkan sebagai bahan baku obat dari berbagai avertebrata air seperti sponge dan teripang.  Sponge Indonesia sangat melimpah.  Sponge Indonesia juga memiliki  aktifitas cytotoxic (ovarian cancer cell line). Teripang saat ini enjadi komoditas yang bernilai ekonomis karena teripang memiliki komponen bioaktif ‘holoturin’ yang berguna sebagai anti kanker, antibiotik, anti inflamasi sehingga sangat menunjang industri farmasi.

Dalam pengendalian lingkungan, bioteknologi perikanan telah dikembangkan untuk bioremediasi, bioleaching, bioabsorbsi (oleh mikroalga, rumput laut, khitin dan kitosan), biofouling dan biofiltrasi. Mikroalga sebagai sumberdaya perairan yang dapat terbarukan saat ini telah dikembangkan dalam bidang bioteknologi sebagai multisuplemen seperti Chlorella dan Spirulina dan juga sebagai biopigmen.  Disamping itu mikrolaga ternyata dapat berperan seperti layaknya mesin-mesin mikroskopis yang mampu menyerap karbondioksida (CO2), dimana hampir 90% dari jumlah karbon organik di laut yang diperkirakan sekitar 4,2 x 1011 ton ada dalam bentuk terlarut yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk proses pertumbuhan dalam suatu “microbial loop”. Contoh lain dari perkembangan bioteknologi kelautan yaitu ekstraksi Green Fluorescent Protein (GFP)  dari biota-biota laut yang memiliki bioluminescent (seperti ubur-ubur) yang berguna sebagai biomarker. Bioteknologi  kelautan juga ikut  berkontribusi dalam perkembangan  biodiesel. Turunan biodiesel dari tumbuhan air seperti mikroalga memiliki potensi untuk dapat menyuplai 50 % kebutuhan pasar diesel Amerika. Selain itu, bioteknologi juga berjasa dalam pengembangan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang merupakan teknik yang sangat penting untuk mempelajari material genetik dan rekayasa genetika, dengan diisolasinya enzim yang tahan panas tinggi lebih dari 100°C dari kelompok bakteri Archae (Thermus aquaticus) dari sumber air panas dari Yellowstone National Park.

Sedemikian banyaknya manfaat yang dapat diambil dari laut dan ternyata hal-hal tersebut barulah se_per sekian persen dari semua potensi yang dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu, pengembangan bioteknologi kelautan ini harus terus dilanjutkan. Keterlibatan semua stakeholder dalam upaya ini sangat diperlukan. Mengingat laut Indonesia sangatlah kaya, akan tetapi kebanyakan masyarakatnya masih belum merasakan kekayaan tersebut, ibarat kata pepatah seperti ‘ayam yang mati dalam lumbung padi’. Hal ini menjadikan tantangan bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan bioteknologi dari hasil kelautan demi kemashlahatan seluruh ummat karena sejatinya laut dan biota-biota di dalamnya merupakan sumber kekuatan baru yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul akibat keterbatasan lahan, mengingat paling tidak dengan memanfaatkan laut tidak akan berbenturan dengan kepentingan yang paling mendasar dari kebutuhan manusia yakni pemukiman. Dengan demikian, bioteknologi kelautan akhirnya menjadi cikal bakal yang memiliki prospek cemerlang demi peningkatan aktivitas perekonomian di masa depan agar bangsa kita tak lagi acuh dalam memandang laut sebagai sumber kekuatan pertumbuhan ekonomi baru Indonesia! Mari kita kembalikan lagi citra Indonesia sebagai negara maritim, dengan memanfaatkan bioteknologi dan sumberdaya yang ada secara optimal dan ramah lingkungan agar dapat mengunggulkan lagi semboyan Jalesveva Jayamahe (di laut kita jaya) dengan bioteknologi kelautan menuju Indonesia sejahtera!



contoh yang baik untuk Pelajaran Kepemimpinan adalah dari Kisah Perjalanan Hijrah Nabi



sebagai Umat islam kita pasti memperingati yang namanya tahun baru hijrah, dan Setiap kali memperingati tahun baru hijrah, hal yang tidak pernah saya lupakan adalah tentang kisah  bagaimana kesulitan yang dialami oleh Nabi dan sahabatnya di perjalanan dari Makkah ke Madinah. Ketika itu belum ada kendaraan modern seperti sekarang.
Padahal jarak antara Makkah dan Madinah cukup jauh. Jama’ah haji sekarang ini dengan berkendaraan bus antara Makkah dan Madinah harus menempuh antara 6 sampsi 7 jam. Dari gambaran itu maka bisa dibayangkan, berapa lama perjalanan itu andaikan ditempuh dengan berjalan kaki,  sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah waktu hijrah itu.

Perjalanan Nabi dalam berhijrah tersebut  menjadi lebih sulit dan menderita lagi,  karena rombongan tersebut juga dikejar-kejar oleh orang-orang yang ketika itu memusuhi. Orang-orang kafir Quraisy tidak saja menghendaki nabi meninggalkan Makkah,  tetapi lebih dari itu adalah mengejar dan kalau berhasil membunuhnya. Perjalanan jauh itu tidak berbekalkan kebutuhan hidup yang  cukup.  Mereka  hanya membawa sebatas apa adanya. Bahwa  yang penting,  mereka bisa pergi dari Makkah.

Atas dasar keadaan seperti itu,  Nabi dan  para sahabat yang menyertainya,  di perjalanan mengalami  kekurangan bekal. Di tengah padang pasir, mereka merasakan kehausan yang amat sangat. Dalam keadaan seperti itu, Nabi dan para sahabat mendapati sebuah rumah yang sangat sederhana, dan ternyata dihuni oleh seorang nenek tua. Menurut riwayat, maka dimintailah nenek itu air  sekedar untuk membasahi lobang leher para sahabat.

Singkat cerita,  bahwa jangankan air untuk orang lain, sekedar keperluan diri sendiri saja, nenek itu sudah tidak mempunyai. Nenek tua itu sendiri juga merasakan kehausan, karena sudah tidak ada air untuk diminumnya. Akan tetapi ternyata di sebelah rumah sederhana itu, terdapat seekor kambing kecil dan kurus. Segera Nabi meminta ijin, apakah diperkenankan mengambil susunya. Atas permintaan tamunya itu, nenek tua tersebut menunjukkan keheranannya. Dalam pikiran nenek, bagaimana kambing kecil dan kurus  seperti itu bisa mengeluarkan susu. Tetapi, tuan rumah tersebut segera mempersilahkan,  jika memang diinginkan.

Nenek tua,  ------dalam kisah tersebut,   merasa lebih heran lagi,  ketika Nabi meminjam tempat untuk menampung susu yang akan diperas itu. Nenek tidak membayangkan bahwa usaha itu akan berhasil.  Kambing kecil dan  kurus, menurut logika nenek tua, tidak akan mungkin  mengeluarkan susu, apalagi sebanyak hingga satu gelas misalnya. Tetapi, nenek tua juga memberikan tempat itu.  Dan ternyata, hal yang sangat mengherankan,  dari kambing tua dan kurus itu keluarlah susu yang tidak henti-hentinya. Susu tersebut dibagi-bagikan kepada para sahabat hingga semua kebagian.

Sesuatu yang menarik dari kisah tersebut adalah terkait dengan kepemimpinan Nabi yang sedemikian mulianya.  Sekalipun Nabi sendiri yang memeras susu itu, ia tidak segera meminumnya. Susu itu secara bergiliran,  diserahkan kepada  masing-masing sahabat hingga kebagian semuanya, termasuk kepada nenek tua. Baru setelah semuanya kebagian,  maka yang terakhir kali,  nabi sendiri yang meminumnya.

Dalam perjanalan hijrah itu, nabi sebagai seorang pemimpin,  berusaha untuk memenuhi kebutuhan para sahabatnya. Nabi tidak menempatkan posisi dirinya  sebagai orang yang dilayani, tetapi justru yang melayani. Di tengah-tengah suasana memberikan pelayanan itu, hal yang sangat menarik, Nabi selalu mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Dalam kasus pembagian susu tersebut, sekalipun dirinya  sendiri juga tampak haus dan membutuhkannya, ia baru meminum setelah semuanya kebagian.  Orang lain selalu diutamakan daripada  dirinya sendiri. Bahkan, Nabi sebagai pemimpin, bukan dijaga atau diamankan tetapi justru sebaliknya, menjaga dan  mengamankan orang lain.

Kisah  yang amat indah tersebut,  saya peroleh dari cerita guru mengaji ketika masih kecil dulu di kampung. Cerita itu tidak pernah saya lupakan. Namun ternyata   sangat berat sekali untuk dijalankan, apalagi di alam modern seperti sekarang ini. Maka pantaslah, Nabi  berhasil dalam memimpin masyarakat Arab jahiliyah,  menjadi satu tatanan kehidupan yang damai, adil,  dan sejahtera.

Keberhasilan kepemimpinan Nabi tersebut tetap dikenang hingga sekarang, termasuk kisah di perjalanan sewaktu hijrah tersebut. Atas kepemimpinan Nabi,  masyarakat Madinah menjadi dikenal sebagai kehidupan yang ideal. Dalam memimpin,  Nabi selalu mendahulukan kepentingan dan kebutuhan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Kepemimpinan  yang terpuji dan ideal itu, pada saat sekarang ini sangat sulit ditemui dan bahkan rasa-rasanya tidak akan pernah ada. Namun untungnya,  bahwa cita-cita meniru Nabi itu, ternyata di sana-sini masih terdengar ada. Wallahu a’lam.



Sumber referensi: Ditulis oleh Kerjasama - UIN Malang

Laut sebagai Alternatif Energi Masa Depan


LAUTAN membungkus 71 persen dari permukaan yang ada, hingga menjadi planet air biru. Lautan merupakan potensi terpenting yang menyimpan jutaan ”misteri” bagi umat manusia. Namun sayang, bahari (laut) seringkali dipersepsi negatif masyarakat, misalnya, laut identik sebagai tempat pembuangan limbah, sampah dan tak jarang ditahayulkan masyarakat seperti ada penguasa laut ”Nyi Roro Kidul” dan seterusnya.

Menurut kajian-kajian integratif, seperti yang dikaji oleh Agus S. Djamil dalam “Al-Qur’an dan Lautan” (2004), bahwa sumber kelautan merupakan aset langka yang belum banyak digali manusia. Justru oleh sebagian orang, laut ditahayulkan dengan aneka ragam dongeng mistik yang jauh dari kemanfaatannya. Kesadaran untuk mengembangkan potensi laut seharusnya sejak dini ditanamkan pada generasi muda, para peserta didik yang akan menjadi pewaris alam semesta ini kelak.

Dalam al-qur’an, setidaknya terdapat 40 ayat yang secara khusus membicarakan laut, lautan, atau kelautan. Secara garis besarnya, ayat-ayat tersebut menginformasikan bahwa laut adalah sumber daya potensial. Air (laut) dan tanah merupakan dua sumber senyawa makhluk hidup. Komponen biologis manusia misalnya, tak luput dari kedua sumber tersebut.

Jika dilihat sepintas, laut adalah hamparan kosong yang tak berarti. Namun, setelah dikaji dengan pelbagai pendekatan, ternyata laut menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Dalam laut terdapat aneka ragam potensi, seperti ikan yang tak pernah habis, bahan tambang dan mineral, minyak dan gas, energi yang ditimbulkan dari air pasang surut, tenaga ombak, tenaga angin laut, serta tenaga panas air laut (OTEC). Semua ini adalah kekayaan yang belum teroptimalkan bagi manusia.

Djamil berhasil mengungkap secara lugas dalam penelitiannya, tentang kolaborasi konsept mengenai laut, lautan atau kelautan dengan dimensi sains dan al-qur’an. Bahkan ia berusaha mencari kesejajaran atau paralelitas antara fakta-fakta empiris sains dan ayat-ayat qur’an. Bentuk pengkajian ini adalah untuk memahami dan menyikapi misteri alam, terutama laut dari sisi pandang sains dan qur’an.
Sebagai sumber air di planet bumi ini, laut sangatlah penting peranannya dalam menjaga kelangsungan hidup manusia, binatang, dan tumbuhan. Tanpa air laut, tidak ada siklus hujan yang sangat vital bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Pendek kata, tanpa air di lautan dan langit yang berkapasitas mengembalikan, bumi akan mirip dengan bulan, atau pun planet mars yang kering kerontang tanpa air.
Penciptaan laut seharusnya disyukuri dengan cara menjaga dan menjadikan sebagai sumber daya yang berguna. Mensyukuri membutuhkan ilmu pengetahuan yang memadahi. Tanpa ilmu pengetahuan yang memadahi, sumber potensi kelautan tidak akan bisa tergali maksimal untuk kemakmuran jagat raya ini.
Tidak sedikit ayat al-qur’an memerlukan tafsir bi al-ilmi (penjelasan dengan pendekatan sains). Teks-teks wahyu yang terutama berbicara masalah alam (laut) tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan

batiniah, akan tetapi perlu eksperimental yang ditopang dengan sains dan teknologi yang canggih. Untuk mensyukuri dan memahami potensi laut perlu gagasan, ide dan konsep seorang yang menekuni bidang kelautan itu.
Dengan cara demikian, beberapa fenomena lautan yang masih dianggap misteri dan rahasia oleh orang awam, akan tampak nyata sebagai sumber esensial yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup dan kehidupan generasi manusia. Kemajuan sains dan teknologi berguna untuk menjelaskan ayat-ayat di atas hingga dapat menemukan jawabannya secara gamblang.

Kombinasi yang integratif antara wahyu dan sains semakin memberi penguatan kebenaran hakiki atas ciptaan Allah yang tidak ada sedikitpun yang sis-sia. Integrasi sains dan wahyu bagaikan sumbu vertikal-horizontal yang sangat erat yang memiliki jangkauan misi yang komprehensif. Meski terlihat beda, tetapi pada hakikatnya sama, yaitu menyibak rahasia kebenaran Allah melalui penciptaan laut.

Menyadari esensi laut yang begitu besar manfaatnya, maka kemaritiman adalah masalah yang paling sensitif dan perlu dijaga secara kuat. Beberapa tahun yang lalu, Indonesia bersengketa dengan negeri tetangga Malaysia soal batas wilayah teritorial pulau Ambalat. Sebelumnya, Indonesia telah kehilangan pulau Ligitan dan Sipadan pada 12 Desember 2002 lalu atas keputusan Mahkamah Internasional yang di menangkan Malaysia. Jika pertahanan laut tidak dijaga dengan kuat, maka semua orang dapat mengklaimnya, seperti Malaysia.

Dengan jumlah pulau sebanyak 18.108 pula dan panjang pantai 81.000 km, potensi laut dan perikanan Indonesia selama ini memang sangat menggiurkan. Laut Indonesia begitu luas yang terdiri dari Laut Teritorial seluas 0,8 juta km2, Laut Nusantara di antara kepulauan Indonesia seluas 3,2 juta km2, apalagi ditambah dengan Zona Ekonomi eksklusif Inodonesia yang mengacu pada UNCLOS 1982 seluas 2,7 juta km persegi untuk eksplorasi, eksploitasi, dan pengolahan sumber daya hayati dan non hayati.

Sebagai negeri yang besar, terutama lautnya yang terhampar, Indonesia perlu secara serius menguatkan keamanan di bidang maritim. Sehingga kita tidak lagi mendapati lagi pembajak Asing yang dengan seenaknya mengeruk kekayaan laut kita. Ke depan memerlukan seorang pemimpin yang tegas dan berani untuk menjaga kewilayahan kita agar tidak semena-mena diserobot warga asing. Seorang pemimpin yang mampu menghargai warga negaranya untuk berkreasi menciptakan sumber-sumber energi masa depan yang bermanfaat bagi kelangsungan bangsa.

Agar tidak terlampai lama tertinggal dengan negara-negara maju, maka pemerintah melalui berbagai kementerian harus berupaya mencari para ilmuwan, pakar dan ahli untuk melakukan eksperimen dan penelitian guna menemukan energi yang berbasis laut. Dengan demikian, ke depan pemerintah tidak akan menghadapi kelangkaan energi lagi.

Sumber referensi:  Mujtahid, Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Monday, 28 November 2011

SIARAN PENDENGAR: Mengawal Perubahan

SIARAN PENDENGAR: Mengawal Perubahan: Mengubah budaya adalah tantangan terbesar dan terberat saat seorang pimpinan baru masuk dan harus membenahi sebuah perusahaan. Ini ya...

Ada Saatnya Ketika Anda Harus Terus Maju


Kadang kita harus sabar dan kadang kita harus terus maju. Kearifan adalah mengetahui waktu yang tepat dan kapan harus melakukan apa. Saya tahu, hal ini lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan.
Salah satu cara melatih otak Anda adalah dengan melakukan “Test Skenario”, yaitu dengan bertanya kepada diri sendiri. Misalnya,”Bagaimana jika saya berhenti bekerja dari tempat saya sekarang, apa yang akan terjadi besok?” Mungkin sejumlah petualangan yang menarik, tapi… tanpa gaji rutin.

Atau sebaliknya,”Bagaimana jika saya bertahan di pekerjaan ini?” Kehidupan yang sama dari hari ke hari, kemungkinan ada bagian-bagian yang membosankan, tapi… masih bergaji.


“Bagaimana jika saya coba karir baru?” Ini adalah alternatif cara yang baik, karena Anda bisa bertahan dalam pekerjaan Anda sambil melatih otak Anda menuju sesuatu yang lebih menantang. Kadang itu bahkan akan membuka kesempatan baru dalam pekerjaan Anda sekarang. Lakukanlah pekerjaan otak dulu, lakukan Test Skenario, tanyalah diri Anda sendiri dengan sebanyak mungkin pertanyaan dan kemungkinan yang akan timbul.
 
Jika di akhir upaya untuk memperbaiki situasi Anda saat ini ternyata Anda menemui jalan buntu, maka itulah saat yang tepat untuk maju.
Sama halnya dengan hubungan (relationship). Diatas kertas semua hal penting sepertinya masuk akal, tapi daya ikat untuk mewujudkannya ternyata tidak ada.

Demikian pula halnya dengan pekerjaan. Seperti ketika saya merekrut orang dengan kualifikasi hebat tetapi ternyata tidak ada kecocokan diantara kami berdua. Pada kondisi seperti itu, Anda harus memotong kerugian dengan cepat. Itu pelajaran yang baik jika Anda ingin maju dan sukses.

Ketika kita mendengar kisah orang-orang yang amat maju dan sukses, biasanya mereka menghadapi hambatan / kesulitan dalam kehidupannya. Ada banyak usaha coba-coba sebelum sesuatu menjadi mudah dan maju.

Michael Angelo berkata,“Jika saja orang tahu sekeras apa saya bekerja untuk mendapatkan keahlian saya, pekerjaan yang saya lakukan pasti tidak akan mengagumkan sama sekali.” Masalahnya adalah, kita hanya melihat hasil akhirnya, bukan prosesnya.

Ada seorang pebisnis yang sangat sukses, yang gairah (passion) utamanya dalam kehidupan adalah bermain piano.
Ia sangat berdedikasi dan berdisiplin, dan karena hal itu ia dapat mencapai kecakapan di tingkat tertentu dalam bermain piano.
Tetapi kemudian ia sadar bahwa ia tak akan menjadi orang besar di dunia piano. Maka, ia berhenti main piano dan menerapkan kecakapannya pada bisnis. Dan ia menjadi amat sukses dan maju.

Ia tahu bahwa ia harus terus maju, dan ia lakukan. Ia tetap menjadi musisi dalam waktu senggangnya dan terus mempertahankan keseimbangan yang sehat dengan minatnya itu. Ia berkata bahwa jika ia tetap menjadi pianis, ia akan mengalami frustasi. Ia memang banyak berfikir sebelum bergerak, tapi ia tahu itu keputusan yang tepat.

Tidak selalu mudah untuk maju. Tapi kadang apa yang ada di depan akan lebih baik. Kita harus melakukan hal-hal yang cocok untuk kita dan mudah-mudahan itu juga kita nikmati. Sukses adalah perasaan yang hebat yang seharusnya meningkatkan kesehatan Anda, bukan menguranginya.

Kadang saya memberitahu orang bahwa mereka tidak cocok jadi wirausahawan. Beberapa orang memang cocok, beberapa yang lain tidak. Akan banyak menghemat banyak energi dan kesulitan jika Anda mengetahui hal itu sejak awal. Belajarlah menyelidiki diri dan kemampuan Anda, dan temukan waktu yang tepat untuk mengasah pikiran. Seperti dikatakan Kong Hu Cu,”Belajar tanpa berfikir adalah sia-sia”.
Jadi, jangan biarkan hal itu terjadi pada diri Anda. Belajar, bekerja, dan berfikirlah dengan proporsi yang seimbang, niscaya Anda akan berjalan ke arah yang tepat.

Sumber: Think Like A Champion, Donald Trump, Daras Books 2010.

Paradigma kepemimpinan

Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) (Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi, 2008). Paradigma berasal dari bahasa Yunani (paradeigma), yang berarti pola, contoh, sampel, asumsi. (Wikipedia.org)

Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa -karena pentingnya mempunyai paradigma yang benar- maka sebagai seorang pemimpin jika kita ingin mengubah hidup kita yang perlu kita ubah adalah paradigma kita.
Dari mana paradigma berasal? Secara sederhana, paradigma yang kita miliki berasal dari pengalaman
sehari-hari yang kita alami. Tanpa sadar pengalaman pengalaman tersebut membentuk suatu paradigma yang selalu akan terbarui dengan tambahan informasi yang kita terima.
1. Buku. Buku yang kita baca, akan sangat mempengaruhi paradigma kita. Buku yang sarat informasi selain menambah pengetahuan kita akan sesuatu juga akan membentuk paradigma kita. Sebuah buku tentang alam semesta misalnya, akan membuka paradigma kita yang tadinya kita merasa ‘besar’ dan sombong akan menjadi lebih arif dan santun dalam mensikapi kejadian sehari-hari. Sebuah buku mengenai masakan yang disajikan dengan detail akan membuka paradigma kita bahwa memasak itu tidak sesulit yang dibayangkan.

2. Orang sekitar kita. Orang-orang yang ada di sekitar kita tanpa kita sadari akan membentuk paradigma kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika kita sering bergaul dengan suku tertentu dalam keseharian kita, maka lama kelamaan akan timbul paradigma bahwa “Ooo.. suku itu begitu begini ya..” Dan, paradigma kita amat cepat terbentuk melalui pergaulan sehari-hari melalui gosip dan ngerumpi di saat jeda waktu kantor. Si A itu begini, si B itu begitu, dll. Yang pada akhirnya setelah sesi gosip selesai kita akan mempunyai paradigma baru mengenai orang yang kita bicarakan tersebut.

3. Pengalaman pribadi. Kata pepatah, Pengalaman adalah guru yang paling baik. Pengalaman pergaulan kita dengan si A, yang mempunyai sifat yang kurang baik terhadap teman-temannya, akan membuat kita waspada jika berhubungan dengan A. tetapi sebaliknya, pergaulan kita dengan si B yang supel, ramah dan tidak membeda-bedakan teman akan membuat kita nyaman bersamanya.

4. Media. TV, Radio, Majalah, BBM, SMS, dan lain-lain adalah media yang hampir setiap saat bersama dengan kita. Media-media ini sangat kuat pengaruhnya dalam membentuk paradigma kita akan suatu hal. Terkadang, dengan banyaknya informasi yang membanjiri kita sehari-hari, kita kesulitan untuk memilah dan memilih mana yang benar-benar berita dan mana yang bukan

Paradigma yang kita miliki tidak selalu benar dan lengkap. Karena itu amat penting dalam pergaulan dan komunikasi sehari-hari kita bersifat terbuka dan dapat menerima pendapat orang lain. Karena bisa jadi apa yang disampaikannya adalah hal yang dapat melengkapi paradigma kita. Anda pasti pernah mendengar kisah 3 orang buta yang diminta untuk mendeskripsikan gajah bukan?

  1. Orang pertama mengatakan bahwa gajah itu bentuknya panjang, 
  2. karena yang dipegangnya adalah ekornya. Orang kedua mengatakan bahwa gajah itu seperti batang pohon, karena yang dipegang adalah kakinya.
  3. Orang ketiga mengatakan bahwa gajah itu besar dan bulat karena yang dipegang adalah perutnya.


Literatur dari berbagai sumber.

Pola Pikir Destruktif

Ada 8 Pola Pikir Destruktif

 Pola Pikir Destruktif : Pernahkah Anda berada dalam situasi yang mengharuskan Anda fokus pada hal hal yang baik sementara hal hal yang menurut Anda buruk sedang Anda alami? Sounds familiar? Pada kondisi seperti itu tentu sulit sekali untuk mengajak pikiran kita untuk berbelok ke arah yang positif
sementara sesuatu yang negatif sepertinya sedang berteriak nyaring di telinga Anda. Mendengarkan instruksi yang menjengkelkan, kritikan pedas dari atasan yang disampaikan di depan orang banyak, mendengarkan keluhan yang di ulang ulang dari hari ke hari, bonus yang tak kunjung masuk ke rekening sementara kita sangat membutuhkannya..
Berita buruknya adalah : hal hal kurang menyenangkan akan selalu datang kepada kita entah kapan waktunya. Tetapi berita baiknya : hal hal baik juga akan selalu datang kepada kita plus selalu ada cara positif untuk ‘meminimalkan’ hal kurang menyenangkan yang kita terima yaitu dengan merubah Pola Pikir kita.


Steven Aitchison, seorang pakar psikologi mengatakan bahwa ada 8 Pola Pikir Destruktif yang sebaiknya kita hilangkan yaitu:
Pola Pikir Destruktif
Pola Pikir Destruktif 1 Life is Sh*t : Hidup ini parah, jelek, sial. Mengeluh sepanjang hari. Tidak ada orang yang dapat dipercaya, masa rahasiaku di bahas di makan siang?! Aku tidak suka si A karena dia begini. Aku tidak suka di B karena dia begitu. Parah nih kantor, kok orang yang kerjanya begitu diterima sih? Gimana kerjaan mau beres. Ujung-ujungnya nanti kena aku lagi. Paraaah…

Pola Pikir Destruktif 2 Unsubstantiated conclusive : Kecenderungan untuk menarik kesimpulan dari sebuah kejadian tanpa di dukung oleh fakta yang akurat. Pola seperti ini bisa sangat merusak karena menghakimi orang dari data / pengetahuan yang kita miliki saja. Misalnya: “Mana mungkin dia kerjaannya beres, orang pulangnya teng go melulu… gue aja yang pulang telat tiap hari kerjaan gak kelar-kelar..”

Pola Pikir Destruktif 3 Never to me : Pola pikir yang menganggap bahwa hal hal baik tidak akan pernah datang pada kita. Ini karena kita merasa ‘tidak pantas’ atau dalam bahasa sederhananya ‘minder’ pada hal -hal tertentu. “Mana mungkin gue bisa punya uang sebanyak itu. Kagak ada ceritanya. Kerja kayak gini aja udah lumayan walaupun gaji cuman cukup buat bayar kontrakan.” Atau “Hah, ke luar negeri? Di suruh kantor? Enggak lah, Inggris gue jelek, dulu aja pas SMA cuma dapet 6.”

Pola Pikir Destruktif 4 The negative psychic
: Berlawanan dengan pola pikir destruktif 3, pola pikir destruktif 4 ini menganggap bahwa Anda selalu tahu 100% dengan tepat (sangat yakin) apa yang orang pikirkan tentang Anda dan apa yang orang pikirkan tentang Anda itu semuanya buruk. Misalnya “Kok cara ngeliat gue gitu sih, PASTI dia pikir gue gak pas di kerjaan ini.”

Pola Pikir Destruktif 5 Should, would, could
: Orang tipe ini tahu apa yang mereka lakukan untuk mengubah hidup mereka. Mereka mampu, tahu dan mereka akan melakukannya. tetapi sayang sekali mereka terlalu sibuk dengan alasan. Misalnya “Saya sudah tahu jawabannya, nanti akan saya kirimkan detailnya. Tapi, saya masih ada pekerjaan sekarang. Nanti ya..” sehari berlalu.. dua hari berlalu… jawaban yang di janjikan tak kunjung datang. Begitu di tagih jawabannya sama seperti minggu sebelumnya.

Pola Pikir Destruktif 6 Emotion based : Pola pikir ini bertindak berdasarkan mood atau emosi yang sedang dirasakan saat itu. Celakanya, kalau moodnya jelek terus setiap hari maka pekerjaannya tak akan bisa selesai selesai.

Pola Pikir Destruktif 7 It’s all my fault
: Orang tipe ini selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang terjadi. Sayangnya, ia tidak bisa melihat bahwa ada hal-hal positif yang telah dilakukannya juga.

Pola Pikir Destruktif 8 They’re all wrong
: orang ini melihat bahwa cara yang dilakukan orang lain adalah salah. Hanya caranyalah yang benar.

Bagaimana merubahnya?
Tahap 1: Mengenali masalahnya. Tahap pertama untuk mengubah pola pikir destruktif adalah mengenali masalahnya. Itu berarti kita mulai untuk membuka mata dan telinga lebar lebar terhadap lingkungan kita. jangan jangan ada orang-orang yang sudah menjadi ‘korban’ dari pola pikir destruktif kita. Yang sering menjadi masalah adalah ada banyak orang yang merasa tidak ada masalah dengan pola pikir yang dimilikinya. Ketika lingkungannya memberikan masukan atau saran, dia tidak merasa perlu berubah. Kalau kita ingin berubah maka kita harus berani membuka diri terhadap diri sendiri dan lingkungan. No body’s perfect.

Tahap 2: Sadar ketika kita sedang menggunakan pola pikir destruktif. Jika kita sadar saat kita sedang menggunakan pola pikir destruktif maka kita akan bisa melihat pola pikir lain yang bisa kita ambil saat itu. Kita baru bisa melakukan perubahan bila kita menyadari bahwa ada pola pikir yang perlu di rubah saat kita sadar dan sedang menjalaninya. Jika kita tidak menyadari bahwa pola pikir yang kita lakukan salah, maka akan sulit bagi kita untuk merubahnya. Jika Anda kesulitan melakukannya, mintalah orang lain untuk mengingatkan Anda bila sedang menggunakan pola pikir destruktif. Ini bisa dilakukan dengan bahasa isyarat atau simbol agar hanya Anda berdua yang mengetahuinya.

Tahap 3: Segera merubahnya. Jika pada tahap 2 Anda sudah mengenali ada pola yang harus dirubah, maka segeralah melakukan perubahan! Jika Anda menundanya, maka entah kapan lagi Anda bisa mengenali dan menyadari bahwa hal tersebut tidak baik. Segera lakukan, jangan ditunda.


sumber: indonesiaindonesia.com

Penyebab Kegagalan 2

lanjutanPenyebab Kegagalan1

Oleh: Napoleon Hill
16. Terlalu berhati-hati. Orang yang tidak mau mengambil kesempatan biasanya terpaksa mengambil apa pun yang tersisa ketika yang lain-lain bisa memilih. Sikap terlalu berhati-hati sama buruknya dengan sikap kurang berhati-hati. Keduanya sama-sama harus di awasi karena mengarah kepada kegagalan. Kehidupan sendiri dipenuhi dengan kesempatan.

17. Salah memilih rekan bisnis dalam bisnis.Ini adalah salah satu penyebab kegagalan dalam bisnis yang paling umum. Dalam memasarkan layanan pribadi, Anda harus sangat berhati-hati ketika memilih seorang atasan yang akan menjadi inspirasi Anda dan juga yang cerdas dan sukses. Kita meniru orang-orang yang paling dekat dengan kita. Pilih seorang atasan yang pantas untuk ditiru.

18. Takhayul dan prasangka. Takhayul adalah salah satu bentuk ketakutan. Takhayul juga merupakan tanda kebodohan. Orang-orang sukses selalu berpikiran terbuka dan tidak takut terhadap apa pun.


19. Salah memilih pekerjaan. Anda tidak dapat meraih kesuksesan yang luar biasa dalam pekerjaan yang tidak Anda sukai. Langkah paling penting dalam memasarkan layanan pribadi adalah memilih sebuah pekerjaan yang dapat Anda geluti dengan sepenuh hati. Meski pun uang atau keadaan mungkin memaksa Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai untuk sementara waktu, tak ada orang yang bisa menghentikan Anda mengembangkan rencana-rencana untuk mewujudkan tujuan hidup Anda.

Sebagian besar pakar kontemporer sependapat dengan pernyataan Napoleon Hill bahwa menemukan pekerjaan yang Anda cintai adalah kunci dalam meraih kesuksesan yang benar-benar memuaskan. Konsep ini begitu sesuai dengan sikap-sikap modern yang telah menginspirasi sejumlah buku termasuk Feel the Fear and Do it Anyway oleh Susan Jeffers, Wishcraft oleh Barbara Sher, dan Do What You Love, The Money Will Follow oleh Marsha Sinetar. Ketiga buku ini menjadi buku terlaris dengan mengembangkan satu konsep itu saja.

20. Kurangnya konsentrasi dalam bekerja. Orang-orang yang bisa melakukan berbagai jenis pekerjaan jarang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan itu dengan baik. Konsentrasikan seluruh upaya Anda pada satu tujuan besar yang pasti.

21. Kebiasaan berbelanja gila-gilaan. Anda tidak dapat sukses jika Anda tak henti-hentinya takut terhadap kemiskinan. Bentuklah kebiasaan berhemat dengan menyisihkan sebagian pemasukan Anda. Uang di bank ,memberi Anda sebuah pondasi keberanian yang sangat aman ketika Anda harus tawar-menawar dalam menjual layanan pribadi. Tanpa uang, Anda terpaksa mengambil apa pun yang ditawarkan kepada Anda, dan bersyukur karena bisa mendapatkannya.

22. Kurang antusiasme. Tanpa antusiasme Anda tidak tampak meyakinkan. Terlebih lagi, antusiasme itu menular, dan orang yang memilikinya (di bawah kendali) biasanya diterima dalam kelompok mana pun.

23. Intoleransi. Orang yang berpikiran picik mengenai masalah apa pun jarang bisa maju. Intoleransi artinya Anda telah berhenti mencari pengetahuan. Bentuk intoleransi yang paling merusak adalah yang terkait dengan perbedaan pendapat dalam agama, ras dan politik.
24. Sikap berlebihan. Bentuk sikap berlebihan yang paling merusak adalah yang terkait dengan makanan, alkohol, narkoba, dan kegiatan seksual. Sikap ke lewat batas dalam salah satu saja bisa membahayakan kesuksesan.

25. Ketidakmampuan untuk bekerja sama dengan orang-orang lain. Lebih banyak orang yang kehilangan posisi mereka, dan kesempatan-kesempatan besar dalam kehidupan mereka, karena kesalahan ini daripada karena seluruh alasan lain jika digabungkan. Ini adalah kesalahan yang tidak akan di toleransi oleh pengusaha atau pemimpin yang cerdas.

26. Meraih kekuasaan yang tidak diperoleh melalui upaya sendiri (anak-anak dari orang tua yang kaya raya, dan orang-orang lain yang mewarisi uang yang tidak mereka cari sendiri). Kekuasaan dalam tangan orang yang tidak mencari sendiri uang itu sering kali membahayakan kesuksesan. Kekayaan yang diraih dengan cepat lebih berbahaya daripada kemiskinan.

27. Ketidakjujuran yang disengaja. Kejujuran tidak tergantikan. Anda mungkin kadang-kadang tidak jujur, karena berbagai kondisi yang berada di luar kendali Anda, tetapi hal itu tidak menimbulkan kerusakan permanen. Namun, tidak ada harapan bagi Anda jika Anda sengaja tidak jujur. Cepat atau lambat perbuatan-perbuatan Anda akan terungkap, dan Anda akan membayarnya dengan kehilangan reputasi dan barangkali bahkan kehilangan kebebasan dan memperoleh kegagalan.

28. Sifat sombong dan suka berlagak. Sifat-sifat ini bagaikan lampu tanda bahaya yang memperingatkan 
orang-orang agar menjauh. Sifat-sifat ini mematikan kesuksesan dan mendatangkan kegagalan.

29. Menerka, alih-alih berpikir. Kebanyakan orang terlalu tak acuh atau malas mencari fakta-fakta yang perlu dipikirkan secara akurat. Kegagalan yang mereka alami adalah karena mereka lebih senang bertindak berdasarkan “opini” yang dibuat berdasarkan tebakan atau pertimbangan singkat. Sering, ini adalah sumber kegagalan yang tidak disadari.

30. Kurangnya modal. Ini adalah salah satu penyebab umum kegagalan bagi mereka yang terjun ke bisnis untuk pertama kalinya. Anda harus memiliki cadangan modal yang cukup untuk mengatasi guncangan kesalahan-kesalahan Anda dan agar Anda bisa bertahan sampai Anda bisa meraih reputasi.

31. Sebutkan penyebab kegagalan apa pun yang pernah Anda alami yang belum tercantum dalam daftar ini.
Ketiga puluh satu penyebab utama kegagalan ini memuat gambaran hampir semua orang yang mencoba dan gagal. Ada baiknya Anda mencari seseorang yang mengenal Anda dengan baik dan ajak dia untuk memeriksa daftar ini bersama Anda dan untuk membantu Anda menganalisis diri Anda dengan setiap poin penyebab kegagalan ini. Kebanyakan orang tidak dapat melihat diri mereka sebagaimana orang lain melihat mereka. Anda mungkin juga tidak bisa.


sumber: New Think & Grow Rich

Penyebab Kegagalan

Ada 31 Penyebab Kegagalan

dalam artikel ini kita bahas cukup 15 saja

Saya pernah mendapatkan kesempatan menganalisis beberapa ribu orang, 98 persen dari mereka dapat digolongkan sebagai “gagal”. Analisis saya membuktikan bahwa ada tiga belas prinsip utama yang digunakan untuk orang-orang untuk mengumpulkan kekayaan dan ada tiga puluh satu penyebab utama kegagalan. Ketiga puluh satu penyebab kegagalan itu akan dituliskan di bawah ini. Sambil mempelajari daftar tersebut, ukur diri Anda dalam setiap poinnya.

Hal itu akan membantu Anda menemukan berapa banyak penyebab kegagalan yang memisahkan Anda dari kesuksesan.
1. Latar belakang keturunan yang tidak menguntungkan. Hanya sedikit, kalaupun ada, yang dapat dilakukan terhadap orang-orang yang lahir dengan kekurangan kemampuan otak. Ini satu-satunya penyebab kegagalan yang mungkin tidak mudah di perbaiki oleh siapa pun. Filosofi saya hanya dapat menawarkan satu metode untuk menjembatani kelemahan ini – melalui bantuan Master Mind.


2. Kurangnya tujuan yang jelas dalam hidup. Tak ada harapan untuk sukses bagi orang yang tidak memiliki sebuah tujuan pasti yang akan dia bidik. Sembilan puluh delapan persen orang yang telah saya analisis tersebut tidak memiliki tujuan semacam itu. Mungkin inilah penyebab utama kegagalan mereka.

3. Kurangnya ambisi untuk berada di atas rata-rata. Saya tidak bisa menawarkan harapan apa pun bagi mereka yang begitu tak acuhnya sehingga tidak ingin maju dalam kehidupan, dan tidak berusaha untuk itu.

4. Pendidikan yang tidak cukup. Ini adalah sebuah kekurangan yang bisa diatasi dengan relatif mudah. Pengalaman telah membuktikan bahwa orang-orang yang paling berpendidikan adalah orang-orang yang belajar secara mandiri. Untuk menjadikan Anda orang yang berpendidikan diperlukan lebih dari sebuah gelar akademis. Setiap orang berpendidikan telah belajar untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan dalam hidup tanpa melanggar hak-hak orang lain. Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan semata, melainkan pengetahuan yang ditetapkan secara efektif dan terus-menerus. Anda dibayar tidak sekedar untuk apa yang Anda ketahui, tetapi untuk apa yang Anda lakukan dengan apa yang Anda ketahui.

5. Kurangnya disiplin diri. Disiplin berasal dari kendali diri. Ini artinya Anda harus mengendalikan segala sifat negatif Anda. Sebelum Anda bisa mengendalikan keadaan, Anda harus bisa mengendalikan diri Anda. Penguasaan diri adalah pekerjaan terberat yang mungkin yang mungkin pernah anda lakukan. Jika Anda tidak dapat menaklukkan diri Anda, Anda akan ditaklukkan oleh diri Anda sendiri. Dengan berdiri di depan cermin, Anda akan memandang sahabat Anda sekaligus musuh terbesar Anda.

6. Kesehatan yang buruk. Tak ada orang yang dapat menikmati kesuksesan besar tanpa kesehatan yang baik. Banyak penyebab kesehatan buruk tergantung pada penguasaan dan kendali diri. Penyebabnya antara lain:
· Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tidak baik bagi kesehatan.
· Kebiasaan berpikir negatif.
· Kebiasaan seks yang tidak benar dan berlebihan.
· Kurang berolahraga.
· Kurang menghirup udara segar.

7. Pengaruh lingkungan pada masa kanak-kanak yang tidak menguntungkan. “Kalau rantingnya dibengkokkan, maka begitu pula petumbuhan pohonnya”. Sebagian besar orang yang cenderung berbuat kriminal menganggap hal itu terjadi karena lingkungan yang buruk dan teman yang salah pada masa kecil atau remaja mereka.

8. Menunda-nunda tugas. Ini adalah salah satu penyebab kegagalan yang paling umum. Sifat ini bersembunyi dalam bayangan setiap manusia, menunggu peluangnya untuk merusak peluang kesuksesan Anda. Sebagian besar dari kita menjalani hidup dalam kegagalan karena kita menunggu “saat yang tepat” untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Jangan menunggu. Takkan ada yang namanya “saat yang tepat”. Mulai sekarang juga, bekerjalah dengan perangkat apa pun yang Anda miliki, dan Anda akan mendapatkan perangkat-perangkat yang lebih baik dalam perjalanan Anda.

9. Kurangnya kegigihan. Sebagian besar dari kita adalah “pemula” yang bagus, tetapi “pengakhir” yang buruk atas segala sesuatu yang kita mulai. Orang-orang cenderung menyerah begitu melihat tanda-tanda pertama kekalahan. Tak ada yang dapat menggantikan kegigihan. Orang yang menjadikan kegigihan sebagai motornya menemukan bahwa “kegagalan” pada akhirnya akan lelah dan pergi. Kegagalan tidak dapat mengatasi kegigihan.

10. Kepribadian negatif. Tak ada harapan untuk sukses bagi orang yang membuat jengkel orang-orang lain dengan kepribadian yang negatif. Kesuksesan hadir lewat penggunaan kekuatan, dan kekuatan didapatkan melalui upaya kerja sama dengan orang-orang lain. Kepribadian negatif tidak akan memunculkan kerja sama.

11. Kurangnya kendali terhadap dorongan seksual. Energi seksual adalah stimulus paling kuat yang dapat menggerakkan orang-orang. Karena seks adalah emosi paling kuat, jika dikendalikan, dapat disalurkan ke bidang-bidang kreatif yang lain.

12. Keinginan yang tak terkendali untuk meraih sesuatu yang tidak pasti. Insting judi menggiring jutaan orang pada kegagalan. Bukti mengenai hal ini dapat ditemukan pada runtuhnya bursa saham Wall Street pada tahun 1929, ketika jutaan orang mencoba menghasilkan uang dengan mempertaruhkan margin saham.

13. Kurangnya kekuatan untuk memutuskan. Orang yang sukses adalah mereka yang cepat mengambil keputusan dan mengubahnya dengan sangat lambat. Orang yang gagal adalah mereka yang mengambil keputusan dengan sangat lambat dan sering mengubah-ubahnya dengan cepat. Sikap ragu-ragu dan menunda tugas selalu datang beriringan. Di mana ada yang satu, di situ ada yang lain. Basmi sikap-sikap itu sebelum keduanya mengikat Anda pada jentera kegagalan.

14. Satu atau lebih dari enam ketakutan dasar (takut akan kemiskinan, takut di kritik, kesehatan yang buruk, kehilangan cinta, usia tua, dan kematian). Anda akan mendapatkan analisis mendalam enam ketakutan dasar ini dalam bab terakhir. Ketakutan-ketakutan ini harus diatasi sebelum Anda dapat memasarkan layanan Anda secara efektif.

15. Salah memilih pasangan dalam perkawinan. Ini adalah penyebab kegagalan yang paling umum. Perkawinan membuat orang-orang menjalin hubungan secara intim. Kalau hubungan perkawinan tidak harmonis, kegagalan kemungkinan besar akan menyusul. Terlebih lagi, hal ini adalah salah satu bentuk kegagalan yang menghancurkan ambisi.



sumber: The New Think & Grow Rich. Oleh: Napoleon Hill

Teori Motivasi 2

Teori motivasi keberadaan,keterkaitan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth – ERG) Aldefer
Aldefer merumuskan kembali teori motivasi hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth – ERG):

• Existence: Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berk
aitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.
• Relatedness: Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.
• Growth: Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.


Menurut teori motivasi ERG, semua kebutuhan ini dapat timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat lain. Contoh, kalau pekerjaan orang itu tidak menyediakan peluang untuk pengembangan diri, sebagai imbangannya mereka memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan kemasyarakatan (sosial), yang lebih condong kepada kebutuhan keterkaitan daripada pertumbuhan. Pengaruhnya bagi para leader & manajer adalah bahwa kalau pekerjaan tertentu tidak memberi peluang untuk pengembangan pribadi, umpamanya, maka ia harus memperhatikan segi-segi (lain) pekerjaan, seperti menambah perolehan gaji dan tunjangan atau kegiatan-kegiatan sosial.

Teori motivasi kesehatan Herzberg
Berdasarkan penelitian wawancara dengan para akuntan dan para ahli teknik Amerika Serikat dari berbagai industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua-faktor. Teori ini mendalilkan adanya beberapa faktor yang, kalau tidak ada, menyebabkan ketidakpuasan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan, ia gambarkan sebagai faktor-kesehatan (contohnya: kebijakan prusahaan, pengawasan, gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi) dan hal-hal yang memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator (penghargaan, pencapaian, sifat pekerjaan, tanggungjawab, kemajuan)

Herzberg berteori, faktor-faktor kesehatan tidak akan mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan dengan mutu lebih baik. Harapan akan kemajuan, misalnya, mungkin menyebabkan seseorang bekerja lebih keras meski pun pada waktu yang sama kurangnya harapan semacam itu mungkin tidak cukup untuk menyebabkan orang itu meninggalkan pekerjaan.
Segi menarik mengenai teori motivasi Herzberg adalah, gaji tidak dianggap sebagai motivator. Dalam banyak hal, terutama bagi pegawai-pegawai profesional dan manajerial, hal ini memang benar. Asalkan gaji yang diterima cukup dan oleh orang-orang yang bersangkutan dianggap adil dalam kaitannya dengan orang-orang sebaya mereka, maka peningkatan gaji tahunan mungkin tidak cukup untuk mempengaruhi kinerja yang istimewa. Sebaliknya, pengakuan, kemajuan dan peluang-peluang untuk pengembangan-diri mungkin dapat benar-benar memberikan insentif semacam itu.

Tentu saja, tidak setiap orang berpikir demikian. Pekerjaan kerah-biru sering kali dilakukan oleh mereka yang tidak melakukan pekerjaan karena nilai instrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi karena pekerjaan itu dapat menutup belanja mereka. Hal ini telah digambarkan sebagai bekerja dengan sikap “instrument” dan ditemukan sebagai pendekatan umum di antara pekerja-pekerja mobil lajur perakitan di Luton. Pekerjaan semacam itu dapat merupakan pekerjaan lama dan melelahkan, dan hanya diberi imbalan melalui tarif pembayaran yang ditawarkan.

Apakah uang merupakan motivator atau tidak masih tetap merupakan pertanyaan terbuka. Mungkin yang benar adalah uang memotivasi orang-orang tertentu pada waktu tertentu. Namun, dalam banyak hal lain bukan uang yang akan menyebabkan orang menujukkan kinerja lebih baik, tetapi faktor-faktor pendorong semangat lain yang ditandai oleh Herzberg. Camkan juga bahwa beberapa orang mungkin mengacaukan uang dan pengakuan. Dengan kata lain kalau orang merasakan bahwa mereka tidak dibayar dengan cukup baik seperti sebaya mereka, atau karena banyaknya upaya yang mereka sumbangkan, mereka mungkin meminta pembayaran yang lebih tinggi untuk mencapai pengakuan dan perlakuan yang adil, yang mungkin merupakan apa yang sebenarnya mendorong minat mereka.

Kritik lain terhadap pendekatan Herzberg adalah, cara metodologi dalam penelitian dapat menyebabkan para pegawai yang berkepentingan menyatakan bahwa uang bukanlah suatu motivator walaupun kenyataannya tidaklah demikian.

Teori motivasi X dan Y McGregor
Teori motivasi X dan Y Bahwa menurut McGregor, para manajer teori motivasi X memandang para pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiki dan oleh karena itu mereka cenderung menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangkan para manajer teori motivasi Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik. Teori bahwa seorang manajer itu mengayomi akan dengan jelas mempengaruhi cara mereka menangani dan memotivasi bawahan.

Teori motivasi manusia kompleks
Masalahnya, kebanyakan teori motivasi di atas menganggap orang termotivasi oleh suatu jenis pendorong. Model utamanya mungkin dapat dijelaskan sebagai:
• Manusia ekonomi – yang termotivasi terutama oleh imbalan keuangan;
• Manusia sosial – yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat hubungan kemitraan dalam pekerjaan, diturunkan terutama dari karya Elton Mayo dan percobaan-percobaan “Hawthorne”. Ini merupakan serangkaian penelitian yang diadakan di Western Electric’s Hawthorne Works pada tahun 1920-an dan 1930-an. Segi-segi penelitian yang paling menarik adalah bahwa pada waktu pencahayaan dan kondisi kerja lain diperbaiki untuk satu kelompok kerja tertentu, tetapi tetap sama bagi yang lain, produktivitas kedua kelompok menjadi lebih baik, berlawanan dengan perkiraan. Lebih lanjut, ketika, dalam percobaan, kondisi kerja kemudian diperburuk, produktivitas masih terus menjadi lebih baik.

Alasan untuk ini, dengan jelas, adalah karena minat yang diperlihatkan orang-orang di dalam kelompok-kelompok itu. Menjadi pusat perhatian ternyata memperbaiki moral dan produktivitas.
Fenomena ini kemudian dikenal sebagai “Dampak Hawthorne” dan meningkatkan hubungan gerakan manusia, di mana penekanannya pada memperbaiki produktivitas menjauh dari pendekatan-pendekatan manajemen klasik dan ilmiah, pindah ke pemusatan perhatian pada manajemen hubungan antar manusia.
• Manusia yang mengaktualisasikan diri – seperti yang dinyatakan dalam teori motivasi hierarki kebutuhan Maslow dan teori motivasi Y McGregor.
Dalam kenyataan semua contoh ini terlalu sederhana karena semua orang berbeda dan akan mempunyai dorongan semangat yang berbeda pula, yang dalam beberapa hal berubah sepanjang waktu. Model yang lebih rumit ini oleh Schein disebut sebagai manusia kompleks. Implikasinya, yaitu para manajer kelihatannya tidak mampu menemukan satu pendekatan tertentu yang mendorong minat setiap orang dan yang akan sesuai dengan gaya manajemen yang luwes kalau dikaitkan dengan keadaan lingkungan. 

Teori motivasi prestasi
McCelland menekankan pentingnya kebutuhan akan prestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang-orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama:
• Affiliation, kebutuhan untuk bekerjasama
• Power, kebutuhan untuk memimpin
• Achievement, kebutuhan untuk berprestasi
Tidak seperti Maslow, McClelland tidak mengklasifikasikan teori motivasi di dalam hierarki, tetapi sebagai keragaman di antara orang dan kedudukan.
Terhadap manajemen dan pengembangan para manajer, pengaruhnya adalah bahwa motivasi prestasi dapat dikembangkan. Orang-orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran mereka. Dan karena sangat termotivasi untuk mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima nasihat dan saran tentang cara meningkatkan kinerjanya.
Teori motivasi harapan
Teori motivasi harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang akan dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Contohnya, orang yang mengingatkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi akan diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.

Vroom mengembangkan sebuah teori motivasi yang didasarkan pada apa yang ia gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentality) dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya hasil tertentu. Hasil ini mungkin, umpamanya, berupa produktivitas tinggi. Namun, itu pun hanya dinilai pada suatu batas yang mungkin dapat membantu orang tersebut mencapai hasil-hasil lain, seperti kenaikan gaji atau kenaikan pangkat. Sejauh mana hasil-hasil kedua ini dapat dicapai dirumuskan sebagai alat perantara. Terakhir, harapan berhubungan dengan kekuatan kepercayaan orang itu bahwa kegiatan-kegiatan tertentu akan membawa hasil tertentu.

Bagi para manajer pengaruhnya adalah hubungan antara imbalan dan upaya harus dibuat sangat jelas serta imbalan itu, sejauh mungkin, harus memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai. Masalahnya, tentu saja, kebutuhan dan harapan setiap orang berbeda. Walaupun beberapa orang mungkin terdorong semangatnya oleh imbalan keuangan, orang lain akan lebih tertarik pada kenaikan pangkat dan pengembangan pribadi.
Teori motivasi Vroom dikembangkan lebih jauh oleh Porter dan Lawler. Mereka menunjukkan, kenaikan upaya tidak perlu menyebabkan kinerja lebih tinggi karena terdapat sejumlah variable lain yang diperhitungkan. Ini termasuk:

• Anggapan orang yang bersangkutan akan nilai imbalan;
• Sejauh mana orang mengharapkan hasil tertentu dari arah tindakan tertentu;
• Jumlah upaya yang dikerahkan oleh orang yang bersangkutan;
• Kemampuan, perangai dan keahlian tertentu yang mempengaruhi cara seseorang memperlakukan pekerjaan dengan baik;
• Bagaimana orang memandang perannya di dalam organisasi dan apa yang mereka anggap sebagai perilaku yang layak;
• Perasaan tentang imbalan adil untuk upaya yang dilakukan;
• Kepuasaan orang itu mengenai pekerjaan dan organisasi.

Semua faktor yang dicantumkan oleh Porter dan Lawler saling tumpang-tindih dan tergantung. Walaupun mungkin semua faktor akan mempengaruhi motivasi seseorang, sulit untuk menetapkan penyebab dan pengaruh yang jelas. Contoh, kendati kepuasan kerja mungkin bisa memberikan kinerja yang lebih tinggi, juga benar bahwa kinerja tinggi kelihatannya memberikan kepuasan kerja yang tinggi.

Model teori motivasi Portner dan Lawler memang membantu melukiskan bahwa mendorong minat pegawai dan mencapai kinerja yang lebih tinggi bukanlah soal yang lugas dan akan dipengaruhi oleh sejumlah variabel. Yang dapat dikerjakan oleh para manajer adalah sadar tentang semau keragaman ini dan memperhitungkannya pada waktu merancang sistem-sistem kerja dan mempertimbangkan pemberian imbalan. 


sumber: Organisational Behaviour and Design