Saturday, 24 March 2012

Penyu Belimbing

jumlah penyu di seluruh dunia ini banyak sekali diantaranya ada yang namanya penu sisik, penyu hijau, penyu lekang dan seterusnya, untuk yang satu ini memang beda karena memiliki kelebihan bila dibandingkan penyu lainnya.

untuk sedikit mengetahui penyu yang satu ini mari kita coba lihat yang disebut penyu belimbing yang memang badannya bergelombang seperti belimbing dan memiliki kelebihan bisa mengatur daya apung



Penyu Belimbing sedang merapat di pantai.
Foto: endangered.nothingbut830.com

Penyu Belimbing memiliki kemampuan selam yang unik.
Mereka dengan rutin menyelam hingga kedalaman ratusan meter dan diketahui hingga mencapai 1250 meter. Penyu Belimbing diduga menempuh kedalaman untuk menghindari predator, mencari mangsa dan menghindari panas di kawasan tropis. Namun, kemampuan mereka dalam mengatur daya apung / buoyancy (baca: 'boyansi') masih dipertanyakan.


Penyu Belimbing menuju ke kedalaman



Sabrina Fossette dari Swansea University menjelaskan bahwa tidak ada orang mengetahui sebelumnya bagaimana penyu menyelam: Apakah mereka berenang/mengayuh langsung ke kedalaman, ataukah mereka menurunkan daya apung mereka dan turun layaknya batu?. Penasaran akan cara penyu Belimbing turun ke kedalaman, Rory Wilson dan kolaborator riset, Molly Lutcavage, mencoba menempatkan data logger (alat perekam kondisi lingkungan) pada penyu Belimbing betina saat mereka merapat untuk bertelur di St Croix, kepulauan US Virgin. Mereka menemkan bahwa penyu Belimbing megatur daya apung dengan menyesuaikan jumlah udara yang mereka ambil sesaat sebelum turun ke bawah.

Penemuan mereka diterbitkan di Journal of Experimental Biology, 12 November 2010 lalu. " Sangat mengagumkan ketika anda melihat penyu Belimbing keluar dari air, bagaikan dinosaurus," ujar Fossette, sesaat pulang dari mengumpulkan data di Samudera Hindia. Fossette, Andy Myers, Nikolai Lebssch dan Steve Gardner menempelkan akselerometer pada lima betina saat mereka lepaskan telur. 8-12 hari kemudian untuk penyu-penyu kembali kepantai lagi untuk melepaskan telur lagi dan kembali ke laut dan saat itulah akselerometer di ambil kembali. Mereka menemukan bahwa hanya dua data dari lima rekaman akselerometer yang bisa diolah. Dari alat perekam data yang berfungsi didapatkan catatan 81 selaman dan setelah dianalisa tim, kedalaman tercatat mulai 64 meter hingga 462 meter.

Penyu Belimbing sedang menetaskan telur di pantai.

Kembali di Universitas Swansea, tim riset menganalisa data temperatur dan tekanan air laut serta akselerasi saat renang yang dicatat oleh logger. Fossette menjelaskan bahwa saat di kedalaman penyu Belimbing juga berenang dan untuk pertamakalinya aktifitas lokomotor penyu saat selam dalam bisa tercatat.

Dari data akselerasi, gerakan penyu Belimbing saat menyelam ke kedalaman menukik dengan sudut rata-rata 41 derajat. Dalam awalan renang-nya, kayuhan lengan sirip penyu bisa membawa penyu melaju selama 3 detik. Namun ketika mereka turun semakin dalam lagi, tenaga kayuhan mereka berkurang hingga tidak berenang sama sekali sesaat daya apung mereka negatif dalam kedalaman maksimum yang mereka capai. Tim riset menemukan bahwa penyelam terdalam memiliki daya apung yang juga lebih lama juga dan cenderung memulai meluncur (gliding) ketika memasuki kawasan paling dalam. Tim riset menduga bawha penyu mengatur daya apung mereka sebelum turun menyelam dengan mengeatur jumlah udara yang mereka ambil di permukaan. Fossette juga mengatakan bahwa dari 80% dari selaman penyu penetas ke dasar, merekacenderung meluncur ketimbang berenang, yang diduga untuk menyimpan energi yang juga penting untuk produksi telur.

Penyu Belimbing kembali kelaut seusai melepaskan telur.

Tim riset saat ini tertarik untuk melihat pola selam Penyu Belimbing di kawasan ruaya mereka di laut Atlantik Utara. Fossette menerangkan juga bahwa telur penetas kehilangan berat badan, sedang kan penyu peruaya cenderung menambah berat badan dari makan; dan dua hal ini mempengaruhi daya apung dan prilaku selam masing-masing penyu. Namun, untuk penyu peruaya, penempelan logger (tagging) pada penyu seberat 400 kilogram dilakukan langsung di laut lepas, tidak bisa di pantai sebagaimana pada penyu penetas, dan itu satu tantangan teknis terbesar dalam penelitian mereka.



Referensi

S. Fossette, A. C. Gleiss, A. E. Myers, S. Garner, N. Liebsch, N. M. Whitney, G. C. Hays, R. P. Wilson, M. E. Lutcavage. Behaviour and buoyancy regulation in the deepest-diving reptile: the leatherback turtle. Journal of Experimental Biology, 2010; 213 (23): 4074 DOI: 10.1242/jeb.048207 
laut dan kita
http://lautkita.blogspot.com/2010/12/diver-sejati-penyu-belimbing-yang.html

Belut Laut yang transparan

Belut laut bertubuh transparan? Ya. Seekor Leptochepalus, yang berarti 'kepala datar', adalah larva transparan dari belut air tawar, belut laut, dan hewan lain dalam Superordo Elomorpha. Jenis ikan laut yang memiliki tahapan larva Leeptochepalus diantaranya yang awam adalah Moray Eel, dan Garden Eel serta belut air tawar yang termasuk dalam famili Anguilidae, dan lebih dari 10 famili belut laut yang tidak umum.

Leptochepalus - larva belut.
(Foto: Ross Hopcroft / University of Alaska Faribanks)
Leptochepali (sebutan jamak untuk Leptochepalus), memiliki tubuh lateral
yang pipih berisi kandungan serupa jeli di dalam tubuhnya dan lapisan tipis otot di luar tubuhnya. Organ tubuh mereka kecil perpaduan karakteristik ini membuat mereka tampak tembus pandang saat hidup. Kandungan sel darah merah di tubuh mereka sangat sedikit hingga mencapai tahapan larva glass eel yang sudah mulai menyerupai belut.

Dibandingkan larva ikan umumnya, mereka bisa tumbuh relatif lebih besar, antara 60 hingga 300 mm dan fase hidup larva mereka lama mulai tiga bulan hingga satu tahun. Pola gerak renang mereka serupa dengan ikan di famili Anguliform lainnya, dan bisa 'perseneling maju dan mundur'. Santapan mereka belum diketahui pasti, sebab tidak dijumpai zooplankton - makanan khas larva ikan - di dalam perut mereka. Diduga mereka makan partikel kecil yang melayang di lautan, dikenal sebagai marine snow.

Untuk menjumpai mereka, kita mungkin perlu berenang cukup dalam, sebab mereka bisa berada hingga 100 meter dari permukaan laut. Mereka ada hampir di seluruh perairan dunia, mulai perairan temperatur-sedang bagian bumi selatan hingga tropis, dimana umumnya belut laut dewasa ditemukan.

Bagi anda yang menekuti sains kelautan, biota satu ini bisa jadi fokus penelitian, sebab masih belum banyak dipahami seluk-beluknya, dan menjadi tantangan biolog laut. Sebab mereka sangat rapuh dan makan partikulat kecil ketimbang zooplankton, dan mereka perenang yang mahir dan bisa menghindari jaring plankton yang umum digunakan biolog untuk mengambil sampel hidup mereka.
sumber referensi
Laut dan kita
http://lautkita.blogspot.com/2011/06/belut-laut-betubuh-tembus-pandang.html

Terumbu karang butuh perlindungan jauh lebih besar lagi.


Saat ini manusia terus meng-asam-kan dan menghangatkan lautan dunia. Kita perlu berusaha lebih giat lagi untuk menyelamatkan Terumbu Karang.

Terumbu dengan koral yang terjaga (atas)
dan koral dalam status kelulushidupan rendah, diselimuti alga (bawah).
(Foto: Siham Afatta / Karimunjawa, Indonesia)

Studi terkini dari tim ilmuwan internasional mengemukakan bahwa pengasaman laut dan pemanasan global akan berlangsung bersamaan dengan dampak lokal manusia seperti penangkapan ikan berlebih dan buangan nutrien dari daratan - terus semakin melemahkan terumbu karang dunia disaat mereka sedang mencoba bertahan saat ini.

Permodelan ekologis yang dilakukan oleh tim yang digagas Dr Ken Anthony dari ARC Centre of Excellence for Coral Reed Studies dan Global Change Institute di The University of Queensland menemukan bahwa: terumbu yang sudah mengalami penangkapan berlebih serta terpapar lepasan nutrien dari erosi di daratan akan semakin rentan akan peningkatan CO2 di atmosfir yang diakibatkan pembakaran bahan bakar fosil.

Studi mereka adalah yang pertama kali menggabungkan proses skala global seperti pemanasan iklim dan pengasaman laut, dengan faktor lokal seperti penangkapan berlebih dan buangan aliran dari daratan (runoff); dalam memprediksi kombinasi dampak pada terumbu karang.

'Resep mudah untuk menghapus terumbu karang dari Bumi'
(Foto: Paul Marshall, Ken Anthony)

"Saat kadar CO2 menanjak hingga 450-500 bagian persejuta (ppm) - sebagaimana diprediksi terjadi di 2050 - sejauh apa usaha kita bisa mengelola dampak lokal di terumbu (seperti perikanan dan polusi dari daratan) menjadi penentu untama mampu bertahannya terumbu karang, jika tidak, alga bisa mengambil alih tempat tumbuh koral di terumbu" - dikutip dari artikel ilmiah mereka.

Kondisi laut yang menghangat menyebabkan kematian koral masal yang berkala karena pemutihan, sedangkan pengasaman air laut - akibat CO2 yang larut dari atmosfir - melemahkan koral dengan menganggu kemampuan mereka membangun struktur koral, membuat koral lebih rentan akan dampak badai.

Jika koral juga dipengaruhi oleh buangan nutrisi (polusi) dari daratan - sehingga 'menyuburkan' alga dan diperparah dengan penangkapan berlebih ikan kakatua dan biota lainya berperan menjaga terumbu bersih dari alga sehingga terumbu bisa pulih kembali setelah sebuah gangguan) - maka, dalam situasi ini, terumbu bisa sepenuhnya dilingkupi alga, menggantikan koral yang menetap diatas terumbu.

Permodelan yang dilakukan tim peneliti, meskipun simulasi dilakukan tidak dalam skenario ekstrim, sudah mampu menghasilkan prediksi kritis bagi terumbu di negara berkembang seperti Indonesia - dimana terumbu karang berdampingan selalu dengan tingkat gangguan tinggi dari aktifitas manusia.

Sederhananya, model mereka menguak bahwa semakin banyak CO2 dilepaskan manusia, semakin sulit keadaan bagi koral untuk bertahan. Koral akan membutuhkan segala macam pertolongan yang mereka bisa dapat dari segala usaha pengelolaan yang manusia bisa lakukan untuk mencegah mereka kalah tumbuh dan dilingkupi rumput laut.

Terumbu karang di negara berkembang, dimana terumbu dunia paling banyak berada, seperti Indonesia; saat ini dihadapkan selalu dengan penangkapan berlebih dan nutrifikasi. Mereka saat ini sangat rentan, dimana kapasitas para pengelola terumbu dan pemerintah menentukan nasib mereka di masa depan.

Dalam sisi global, jika kesepakatan manusia gagal dalam menstabilkan dan mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfir Bumi, maka jenis koral pembangun struktur dasar terumbu seperti Acropora, bisa hilang dalam jumlah besar - meskipun usaha pengelolaan di skala lokal dilakukan sebaik apapun.

Spesifiknya, usaha pengelolaan sekala lokal seperti menjaga populasi ikan herbivori serta pencegahan buangan erosi daratan berlebih, zat pupuk dan limbah dari daratan - menjadi kunci peran dalam menjaga ketahanan koral dalam proses penstabilan CO2 di masa depan.

Di Indonesia, tindakan tidak ramah lingkungan pada terumbu karang terkait dengan instabilitas perekonomian masyarakat pesisir. ±90% nelayan Indonesia adalah nelayan skala-kecil. Namun, Lebih 60% keuntungan tangkap ikan di Indonesia mengalir ke 5% nelayan asing.

Komitmen pemerintah Indonesia dalam menyelamatkan masyarakat nelayan dan pesisir dari kemiskinan, menentukan selamatnya terumbu karang dan kelestarian perikanan Indonesia dalam dekade kedepan. Kesadartahuan dan proaktif masyarakat dalam menjaga kelestarian laut juga akan kritis dalam menentukan nasib pesisir dan laut. 
Luat dan kita: http://lautkita.blogspot.com/2011/02/lautan-yang-mengasam-terumbu-karang.html
Referensi
  • Kenneth R. N. Anthony, Jeffrey A. Maynard, Guillermo Diaz-Pulido, Peter J. Mumby, Paul A. Marshall, Long Cao, Ove Hoegh-Guldberg. Ocean acidification and warming will lower coral reef resilience.Global Change Biology, 2011; DOI: 10.1111/j.1365-2486.2010.02364.x
  • laut dan kita 

Gunakan dua ibu jari kita

Telepon seluler saat ini menjadi perantara kuat komunikasi instan bagi penduduk dunia - bahkan hingga masyarakat yang tidak punya telepon kabel. Jangkauan luas SMS sudah sepatutnya jadi terobosan alat bantu dalam konservasi laut.


SMS sudah menjadi salah satu cara terpopuler untuk komunikasi telepon, terutama di Asia. Cepat, langsung, dan umumnya lebih murah dibanding bicara. SMS juga bekerja dengan baik di kawasan terpencil, walaupun sinyal kadang terbatas untuk transmisi pembicaraan.

Nelayan Filipina berkoordinasi dengan SMS.
Foto: Stella Chiu-Freund / WWF Phillipines
Dengan SMS, kita
yang mau andil dalam konservasi bisa memobilisasi tindakan, mendapatkan informasi, hingga menggalang dukungan. Bayangkan, contohnya, jika saja negara memiliki hotline jaringan SMS untuk jembatani tanggap darurat terkait permasalahan lingkungan pesisir dan laut yang terjadi seketika - seperti tumpahan minyak, perusakan terumbu karang, pembabatan mangrove hingga pencemaran air dari industri -; maka masyarakat tidak perlu menunggu kabar di koran keesokan hari yang sudah telat untuk ditindak lanjuti.

Masyarakat dan stakeholder yang menyaksikan kejadian semacam itu bisa SMS-kan laporan seketika pada hotline untuk dapatkan tanggapan resmi dari pihak terkait atau informal dari masyarakat sendiri. Bahkan dikombinasikan dengan social network melalui internet seluler, tidak menutup kemungkinan masyarakat membagi informasi foto, koordinat lokasi yang bisa perkuat berita tulisan mereka dengan bukti kuat terjadinya ancaman lingkungan.

Bahkan tanpa hotline resmi, kekuatan informal masyarakat bisa bawa perubahan besar.Di Filipina bagian tengah saat ini terbentuk aliansi 900 keluarga nelayan yang saling kirim SMS untuk koordinasikan usaha-usaha konservasi lokal untuk lindungi 150 kilometer busur terumbu atol.

Memanfaatkan telepon seluler yang didonasikan oleh masyarakat Filipina pendukung konservasi dari luar kawasan tersebut, nelayan-nelayan bisa dengan seketika mengingatkan kantor pengelola konservasi di tingkat provinsi hingga kepolisian lokal saat mereka jumpai aktifitas ilegal seperti pengeboman ikan, dan pengangkapan ikan yang dilarang seperti dengan pukat - hampir semua yang saat ini dorong ekosistem pesisir mereka ke penghabisan.

Dengan cara ini pula para pemimpin aliansi nelayan telah laporkan banyak pelanggaran konservasi di kawasan perlindungan hingga masalah terkait kelumpuhan birokrasi dari aparat konservasi pemerintah sendiri. Laporan mereka juga terbuka untuk umum, hingga media massa bisa menyentuh untuk sebarluaskan secara nasional kejadian di skala lokal. Luar biasa.

Di Indonesia, inisiatif serupa sudah dijalankan di Taman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah. Kerjasama antara aparat Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan masyarakat dan kelompok nelayan Karimunjawa telah bentuk mekanisme kontak SMS untuk jaga kawasan perairan kepulauan yang dilindungi negara.

Menipisnya cadangan ikan di perairan Karimunjawa, terancamnya kelulushidupan ikan-ikan muda di kepulauan Karimunjawa, serta penyelamatan satwa terancam punah seperti penyu; membutuhkan penurunan intensitas penangkapan ikan, terutama dari cara tangkap yang tidak efisien dan merusak yang datang dari nelayan luar perairan.

Dalam prakteknya, nelayan berkolaborasi dengan aparat Balai Taman Nasional untuk memantau aktifitas perairan di zona konservasi disela rutinitas melaut Nelayan dan melaporkan ke balai melalui SMS jika insiden pelanggaran terjadi. Teknologi seluler menjembatani terobosan pengelolaan kawasan perlindungan laut secara kolaboratif di Indonesia.

Jauh di Afrika, SMS juga andil kuat dalam konservasi. Nelayan di pulau atau perairan pelosok sebelum menangkap spesies ikan lebih lanjut, mereka terlebih dahulu meng-SMS rekan mereka di pasar apakah jenis tersebut harganya sedang baik atau turun. Di Afrika Selatan, peminat ikan segar dan pehobi hidangan laut bisa SMS ke hotline resmi untuk cek apakah ikan tersebut tergolong 'lestari' atau tidak.

Terkait perlindungan spesies dan ekosistem secara tidak langsung, SMS dan teknologi seluler lainnya juga sudah sudah menjembatani kordinasi antara praktisi konservasi dengan donor konservasi - dengan mudah saat ini masyarakat bisa lakukan donasi dengan aplikasi selfon keluaran lembaga konservasi lingkungan internasional. SMS dan jejaring sosial seluler tidak luput juga menjembatani penyebaran berita konservasi, memudahkan pencernaan temuan ilmiah pad amasyarakat seperti contohnya: @laut_kita dan beberapa akun twitter yang di-follow-nya.

Ayo, tunggu apa lagi? Jangan berhenti gunakan dua ibu jari untuk sebar ajakan untuk andil selamatkan lingkungan pesisir dan laut kita.

2/3 Indonesia adalah lautan, pastikan hati dan tindakan kita 2/3 untuk konservasi lautan.
sumber referensi: Laut dan kita
http://lautkita.blogspot.com/search/label/Perikanan%20Lestari

Sistem pasar perikanan yang menerapkan penghargaan bagi praktek yang lestari

solusi untuk perikanan lestari
Perikanan manusia terus sebabkan tangkapan sampingan. Satwa terlindungi yang terancam tidak luput jadi imbas komersialisasi ikan global saat ini.
(Foto: Reuters)
Puluhan ribu ton biota laut tak sengaja tertangkap dan terbunuh akibat armada tangkap perikanan dunia. Inilah yang disebut tangkapan sampingan (bycatch) yang pada praktiknya juga mengancam biota laut terancam punah seperti hiu dan penyu.
Di negara dengan sistem pengelolaan perikanan yang relatif sudah maju, ada peraturan yang membatasi jumlah tangkapan sampingan yang boleh di ambil oleh Nelayan. Namun peneliti perikanan ungkap bahwa pendekatan regulasi tidak cukup melindungi satwa terancam yang populasinya sedang menurun drastis saat ini seperti penyu dan hiu.
Para peneliti ekonomi-ekologi perikanan tegaskan bahwa cara kita menjalankan pasar ekonomi perikanan juga bisa bawa perubahan. Solusi yang mereka ketengahkan adalah 'tradable bycatch credit', atau jika lugas diterjemahkan sebagai 'kredit tangkapan sampingan yang dapat diperdagangkan'.
Sederhananya, pasar ekonomi perikanan yang menerapkan kredit tangkapan sampingan berarti jika ada nelayan yang tak sengaja menjerat biota laut yang dilindungi diantara biota yang jadi tangkapan sampingannya - maka dia harus membeli 'poin' kredit dari Nelayan lain yang berhati-hati dalam tangkapan sampingannya.
Yang berlaku disini adalah, nelayan yang 'nakal' membayar 'denda'-nya kepada nelayan lain yang berhati-hati.
Sayangnya, walaupun sistim perikanan negara-negara dunia saat ini sudah mulai mengatur ke-'ramah-lingkungan-an cara tangkap mereka - sistim perdagangan ikan masih belum ciptakan dorongan finansial yang membuat pelaku tidak menangkap biota laut yang dilindungi. Justru sistem perdagangan ikan dunia saat ini cederung bangun permintaan yang tak henti akan biota laut yang dilindungi.
Balik ke kredit tangkapan sampingan. Dengan peraturan yang membatasi jumlah tangkapan sampingan, seluruh armada tangkap bisa diberhentikan menangkap saat mereka sudah capai jumlah maksimum yang diperbolehkan. Namun, peraturan ini ternyata buat kecenderungan Nelayan dan armada tangkap untuk secepat dan sebanyak mungkin tangkap ikan ketika 'sadar' bahwa jatah jumlah tangkapan sampingan mereka mendekati batas yang diperbolehkan.
Perilaku semacam itu berpotensi melumpuhkan perikanan sebab waktu dan usaha nelayan menjadi 'membabi-buta' tanpa perhatikan perlindungan satwa laut. Selain itu juga, nelayan yang 'tertib' menjaga batas tangkapannya dalam besaran yang lestari dirugikan akibat pupusnya harapan mereka untuk beri peluang populasi ikan laut pulih.
Solusi sederhana dicontohkan dari perikanan di Hawaii, ialah dengan menerapkan batasan kredit tangkapan sampingan bagi armada tangkap tiap tahunnya - misal, 200 kredit atau 'poin' untuk tiap nelayan yang terdaftar.
Contoh rakteknya, anggap jika denda untuk menangkap penyu adalah 250 poin, maka lebihan 50 poin tersebut harus dilunasi dengan membeli 50 poin dari Nelayan lain yang tertib.
Jika selama musim tangkap ternyata semakin banyak penyu yang tertangkap - anggap terburuknya, hingga Nelayan tidak ada kredit lagi - berarti mereka harus membayar harga 'poin' dari denda tangkapan sampingan dengan menaikkan harga ikan yang mereka jual di pasaran.
Ke siapa mereka membayar 'poin denda' tersebut? Ya ke Nelayan lain yang tertib. Jika tidak ada Nelayan yang tertib lagi, maka di bayar ke pemerintah pengawas perikanan. Namun situasi semacam ini jarang terjadi. Sebab yang diharapkan antar Nelayan ada sistem ekonomi yang saling mendisiplinkan antar mereka sendiri.
Satu contoh lain penerapan skema kredit dilakukan juga pada usaha pelestarian populasi ikan pedang / ikan todak yang sudah ditangkap berlebih. Saat Nelayan sudah dapat jatah kredit / 'poin' tangkapan sampingan tahunan mereka, mereka bisa menjual 'poin' tersebut ke pihak pasar/ industri perikanan.
Dengan dibelinya kredit secara tidak langsung nelayan dibayar untuk mengurangi tangkapannya. Tidak hanya mengurangi terbunuhnya ikan todak atau penyu, namun terciptanya subsidi yang datang dari pasar dagang. Dalam hal ini pasaran membeli sedikit mahal dari nelayan sebab mereka 'tertib' otomatis harga ikan pihak industri dipasaran juga akan naik. Disinilah pasar dagang ikan menciptakan kenaikan nilai jual ikan yang mendorong nelayan yang bertanggung-jawab. Inflasi yang positif.
Prakti semacam ini digagas dari pengamatan perikanan negara maju. Skemanya sejalan dengan konsep kredit emisi yang dapat diperdagangkan yang diterapkan perusahaan pencemar dalam industri energi dan manufaktur.
Namun, syarat utamanya adalah pengelola perikanan engara yang menjamin keberadaan pasar perikanan yang terstruktur dengan rapi dengan jalur lalu lintas ikan terpantau dengan kuat mulai penangkal (nelayan), hingga konsumen.
Catatan besar, disini Nelayan punya kekuatan kuat sebagai pelaku industri dalam menetapkan harga ikan. Sedangkan di Indonesia, Nelayan umumnya dikesampingkan akibat banyaknya perantara pasar ilegal, alias 'tengkulak'. Bahkan tidak jarang, tertib atau tidak tertib dalam cara tangkap, Nelayan tidak punya kuasa tentukan harga Ikan yang pantas buat kesejahteraannya.
Indonesia? Bisa saja kalau kita mau berbenah diri.
Digubah kembali dari laporan penelitian dari Geogre Sugihara oleh Siham Afatta

Ikan hasil kerja keras nelayan terkadang harganya tidak membayar keringat Nelayan. Nelayan yang 'memproduksi' ikan memiliki posisi tawar lemah dalam perdagangan ikan mereka sendiri.
(Foto: www.indomaritimeinstitute.org)
Referensi:

2009. Sugihara, G., and H. Ye. Reducing Chinook salmon bycatch with market-based incentives: individual tradable encounter credits (ITEC). A recommended approach for an industry market-incentive plan. Report and Testimony to the North Pacific Fishery Council (February 2009).
laut dan kita

Sunday, 18 March 2012

mengenal proses pembakaran pada Mesin Perikanan Tangkap

MESIN KAPAL NELAYAN (MOTOR PEMBAKARAN DALAM)



I.      KLASIFIKASI MOTOR PEMBAKARAN DALAM MENURUT PRINSIP KERJANYA
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu motor bakar empat langkah (4 Tak) dan motor bakar dua langkah (2 Tak).
A.  Prinsip Kerja Motor Empat Langkah (4 Tak)
Motor bakar empat langkah (4 Tak) adalah motor yang menyelesaikan satu siklus dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Jadi dalam empat langkah itu telah mengadakan proses pengisian, kompresi dan penyalaan, ekspansi serta pembuangan. Lebih jelasnya dapat diuraikan di bawah ini.
1.   Langkah Isap

Langkah ini dikenal dengan langkah pengisian yang mana bahan bakar dimasukkan ke dalam ruang bakar dengan mekanisme kerja tertentu. Torak bergerak ke bawah, dimulai dari TMA sampai ke TMB. Katup isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam silinder melalui katup isap. Ketika torak telah mencapai TMB, katup isap ini akan tertutup.


2.   Langkah Kompresi
Pada langkah ini terjadi pemampatan (kompresi) bahan bakar di dalam ruang bakar sehingga terjadi proses pembakaran bahan bakar. Torak bergerak ke atas, dari TMB menuju ke TMA katup isap dan katup buang kedua-duanya dalam keadaan tertutup, sehingga campuran udara dan bahan bakar dimampatkan, tekanan dan temperaturnya naik.
3.   Langkah Usaha
Ketika torak akan mencapai TMA, pada saat tersebut busi memberikan loncatan bunga api, kemudian terjadilah permulaan pembakaran campuran udara dan bahan bakar, pada saat ini katup isap dan buang masih tertutup. Dengan terbakarnya campuran ini, gas mengembang mendorong torak ke bawah. Gerakan torak ini menyebabkan torsi pada poros engkol dan menimbulkan tenaga.
4.   Langkah Buang
Akibat terjadinya pembakaran di dalam ruang bakar seperti tersebut di atas, maka langkah terakhir adalah langkah pembuangan yakni membuang sisa-sisa akibat pembakaran. Cara kerjanya: ketika torak berada di dekat TMB, katup buang terbuka dan katup masuk tertutup. Torak bergerak ke atas dan mendorong gas sisa pembakaran keluar silinder melalui katup buang dan saluran pembuang.
Setelah langkah buang selesai (yaitu torak berada di TMA), katup isap dibuka dan katup buang ditutup. Siklus berikutnya dimulai lagi mengikuti langkah yang sama seperti yang ditempuh pada siklus yang pertama tadi.
B.  Prinsip Kerja Motor Dua Langkah (2 Tak)
Motor dua langkah (2 Tak) berati satu kali terjadi proses pembakaran diselesaikan pada setiap 2 (dua) langkah piston. Motor Diesel 2 tak (langkah) biasanya dirancang dalam type dan ukuran kecil. Banyak dirancang untuk pembangkit tenaga listrik skala rumah tangga, mesin potong rumput atau untuk motor-motor samping perahu. Adapun proses kerjanya seperti uraian di bawah ini.
1.   Langkah Naik
Yaitu torak/piston naik dari TMB ke TMA sehingga pada waktu piston berada di TMA terjadi pemasukan bahan bakar dan sekaligus terjadi kompresi.
2.   Langkah Turun
Tepat pada saat piston akan berakhir di TMA, terjadi pembakaran. Akibatnya piston/torak terdorong ke bawah sehingga terjadi langkah usaha. Saat piston/torak melalui lubang pembuangan sisa-sisa gas pembakaran ke luar melalui lubang tersebut, sedangkan lubang pemasukan bahan bakar mulai terbuka kembali sehingga gas-gas bekas pembakaran terdesak ke luar. Selanjutnya piston akan bergerak terus di TMB ke TMA.
Penampang Motor 2 Tak Dapat Dilihat Pada gambar di Bawah ini:



II.   SISTIM BAHAN BAKAR
A.  Sistem Bahan Bakar Motor Diesel
Sistem bahan bakar pada motor Diesel dan motor Bensin terdapat beberapa perbedaan. Diantaranya sistem bahan bakar pada motor diesel menggunakan pompa injeksi bahan bakar sedangkan pada motor bensin memanfaatkan tekanan vakum di dalam silinder. Perlu diperhatikan juga bahwa pembakaran pada motor diesel tidak menggunakan loncatan bunga api listrik (seperti pada motor bensin), karena panas yang dihasilkan dari udara yang dikompresi mampu membakar minyak bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Dalam uraian berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai pompa injeksi bahan bakar. Tekanan pompa untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang bakar berkisar antara 120 s.d. 180 kg/cm2. Oleh karena itu pompa injeksi harus lebih besar tekanannya daripada injektor agar bahan bakar keluar dari injektor ke ruang bakar.
Bagian-bagian pompa injeksi adalah:
a.   Bagian pompa.
b.   Unit pengatur jarum regulator, pegas regulator, regulator spindle, rumah regulator dust cover. Regulator mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke pompa injeksi.
c.   Unit plunyer, yaitu rumah plunyer, pegas, pompa, kunci pegas dan baut pengeras.
d.   Unit katup pengeluaran gunanya untuk menahan bahan bakar yang ada di pipa tekanan tinggi agarkembali ke pompa injeksi.

B.  Sistem Bahan Bakar Motor Bensin
Motor bensin 4 tak (langkah) menggunakan bensin murni dan motor bensin 2 tak menggunakan bensin campuran dengan oli (SAE 30) dengan perbandingan 20:1 atau 25:1 atau sesuai dengan spesifikasi motor yang bersangkutan. Alat yang mengatur sistem pencampuran bahan bakar ini disebut karburator. Pemilihan bensin dan oli yang berkualitas baik sangat mempengaruhi umur/ daya tahan motor. Sedangkan untuk sistem pembakarannya menggunakan loncatan bunga api listrik pada busi pada akhir langkah kompresi. Arus listrik yang timbul berasal dari koil yang memiliki dua kumparan yakni kumparan primer dan kumparan sekunder yang dibangkitkan oleh medan magnet yang timbul dari putaran roda gila. Dengan demikian akan timbul arus pada kawat primer dengan tekanan 6-8 volt. Untuk meloncatkan bunga api listrik pada busi, diperlukan tekanan ± 15.000 volt diperlukan arus dan kondensor untuk mencegah loncatan bunga api. Saat platina membuka, maka arus pada kumparan primer terputus sehingga terjadi induksi pada kumparan sekunder dengan tekanan yang tinggi sehingga terjadilah loncatan api listrik pada busi.
III.     CARA MEMATIKAN DAN MENGHIDUPKAN MOTOR
A.  Persiapan
Sebelum motor dihidupkan perlu dilakukan beberapa persiapan diantaranya:
a.   Periksa tangki bahan bakar. Tambahkan bahan bakar jika tinggal sedikit.
b.   Periksa oli di carter, bila kurang tambahkan dengan oli yang sesuai dengan spesifikasi motor tersebut.
c.   Periksalah air pendingin, tambahkan air pendingin jika menggunakan bak air pendingin kalau air pendinginnya kurang kecuali motor dengan sistem pendingin udara.
d.   Periksa baut-baut kalau-kalau ada yang kendor atau lepas. Keraskan jika kendor.

B.  Cara Menghidupkan Motor Bensin
Setelah selesai persiapan dan motor akan dihidupkan, lakukanlah hal-hal sebagai berikut:
1.   Bukalah keran bahan bakar.
2.   Stel tombol start pada posisi “ON” atau START”.
3.   Tutuplah choke, apabila motor dan cuaca dalam keadaan dingin.
4.   Pasanglah tali stater atau engkol dan motor siap dihidupkan.
C.  Cara Mematikan Motor Bensin
Setelah pekerjaan dengan alat bermotor telah selesai, motor tidak boleh dimatikan begitu saja. Akan tetapi harus dilakukan urutan kerja sebagai berikut:
1.   Bebaskan beban kerja motor;
2.   Stasionerkan tombol gas selama ± 5 menit;
3.   Tekan tombol untuk mematikan motor;
4.   Tutuplah keran bahan bakar.
D.  Cara Menghidupkan Motor Diesel
Seperti halnya pada motor bensin, untuk menghidupkan motor diesel perlu dilakukan persiapan sebagai berikut:
1.   Tambahkan oli carter jika kurang hingga tongkat penunjuk menunjukkan tanda maksimum.
2.   Tambahkan air pendingin jika kurang.
3.   Tarik dekompresi.
4.   Pasang engkol, putarlah engkol dan perhatikan gelas penunjuk oli, apabila penunjuk oli berjalan dengan baik putarlah engkol dengan cepat beberapa kali putaran dan lepaskanlah dekompresi. Motor akan hidup dan engkol akan akibat putaran motor.
5.   Periksalah sekali lagi apakah penunjuk oli berjalan normal.
6.   Biarkan motor berjalan stasioner beberapa menit, untuk memeriksa apakah suara motor normal.
7.   Setelah itu gas dapat ditambah dan motor dapat diberi beban kerja.

E.  Cara Mematikan Motor Diesel
1.   Bebaskan beban kerja motor.
2.   Stasionerkan beberapa menit.
3.   Kecilkan gas dan motor akan mati dengan sendirinya.
4.   Tutuplah keran bahan bakar.

IV.  GANGGUAN PADA MOTOR DAN CARA MENGATASINYA
A.  Gangguan pada Motor Diesel
Jenis Gangguan
Penyebab
Cara Mengatasi
I. Motor tidak dapat hidup
Motor tidak dapat hidupdengan diengkol
Kerusakan bantalan pada poros engkol, stang piston dan nock as
Ganti
Kerusakan piston dan silinder
Ganti
Putaran waktu menghidupkan tidak cukup
Alat penghilang kompresi tidak berfungsi dengan baik
Rubah

Kepekatan oli tidak tepat
Ganti
Udara masuk ke sistem
Udara terhisap oleh pipa bahan bakar
Keluarkan
Saringan bahan bakar tersumbat
Bersihkan
Bahan bakar tidak dipompakan
Plunyer rusak
Perbaiki/ganti
Bahan bakar dipompakan tetapi motor tidak hidup
Kerusakan pada katup nozle
Rubah/ganti
Aliran bahan bakar lancar, motor tidak hidup
Plunyer aus
Ganti
Tekanan pemompaan dari nezle rendah
Rubah
Waktu pembukaan dan penutupan katup tidak tepat
Rubah
Renggang katup tidak tepat
Stel
Saringan udara tersumbat
Bersihkan
Kompresi tidak cukup
Telusuri penyebabnya
II. Motor mati sewaktu operasi
Poros engkol tidak berputar
Bantalan pada poros engkol, stang, nock rusak
Ganti
Kerusakan pada sistem katup
Ganti
Penghisapan udara
Pipa solar dan pipa injektor kurang kencang
Kencangkan
Kerja plunyer tidak baik
Pegasnya patah
Ganti
Plunyer tidak bekerja
Kerusakan pada jarum katup plunyer
Ganti
Pipa injeksi rusak atau kendor
Ganti/keraskan
Pegas pada rumah nozle patah
Ganti
Suara Knocking
a. Motor terlalu panas
Air pendingin kurang
Tambah

Aliran air tersumbat
Bersihkan
b. Waktu pemompaan
Waktu pemompaan tidak tepat
Rubah
c. Ruang bakar
Ruang bakar kotor
Bersihkan
d. Putaran motor tidak cukup
Putaran motor tidak cukup dengan tenaga yang dibutuhkan
Naikan gas
Pemakaian oli terlalu banyak
Kompresi rendah
Katup silinder kendor
Keraskan
Silinder aus
Ganti
Ring torak aus
Ganti
Celah ring tidak bersebrangan
Rubah
Tangkai dan dudukan katup aus
Ganti
Kebocoran oli
Oli seal rusak
Ganti

B.  Gangguan pada Motor Bensin
Pada umumnya kemacetan pada motor-motor bensin, disebabkan oleh kurang tepatnya pengaturan sistem bahan bakar, pengapian serta kompresi dalam ruang pembakaran. Gangguan motor dapat digolongkan dalam 4 (empat) macam yakni:
1.   Motor sukar hidup dan tidak mampu hidup sama sekali
2.   Motor hidup tetapi tidak sempurna
3.   Motor mati mendadak dan disertai suara keras
4.   Motor hidup tetapi ada kebocoran
Untuk lebih jelasnya tabel di bawah ini menguraikan macam gangguan pada motor bensin dan cara mengatasinya.
Jenis Gangguan
Penyebab
Cara Mengatasi
Motor tidak dapat hidup
Kompresi rendah
Busi kendor
Kencangkan
Baut kepala silinder kendor
Kencangkan
Ring piston aus
Ganti
Piston aus
Ganti
Kedudukan katup tidak tepat
Bersihkan dengan diasah/skeur
Katup macet tidak tepat
Bersihkan batangdan sarung katup
Sistem bahan bakar
Bahan bakar tidak sampai ke ruang pelampung
Periksa bahan bakar dan periksa saluran bahan bakar
Campuran bahan bakar dengan udara tidak tepat
Stel kembali karburator
Karburator banjir
Periksa jarum pelampung dan bersihkan
Sistem pengapian
Tidak ada pembakaran
Periksa busi
Periksa kontak
Periksa timing pembakaran
Tidak ada loncatan bunga api di busi
Bersihkan busi, periksa kabel, bersihkan platina jika rusak ganti
Api atau gas kemballi ke karburator cukup
Stel karburator

C.  Beberapa Keuntungan Motor Diesel
Beberapa keuntungan motor diesel dibandingkan dengan motor bensin diantaranya sebagai berikut:
1.   Harga minyak diesel murah
2.   Perawatan lebih mudah
3.   Kemungkinan terjadi kebakaran lebih kecil
4.   Cocok digunakan untuk penggerak alat-alat berat

V.     PEMERIKSAAN BERKALA DAN PEMELIHARAAN MOTOR
Pemeriksaan berkala sangat penting untuk menjaga agar motor selalu dalam keadaan baik dan daya pakainya tinggi. Jangka waktu pemeriksaan berkala adalah bervariasi tergantung dari tujuan pemakaian motor tersebut, kondisi di lapangan, kualitas minyak lumas dan cara menggunakan motor tersebut. Oleh karena itu sukar untuk menentukan waktu service yang tepat dalam berbagai situasi kerja, namun secara umum untuk motor diesel dalam penggunaannya dapat diuraikan di bawah ini.
Bagian yang diperiksa
Harian
50 Jam
100 Jam
300 Jam
600 Jam
1. Oli pelumas
X
Pertama 10 jam kedua 50 jam
XX


2. Bahan bakar
X
-
-
-
-
3. Air pendingin
X
-
-
-
-
4. Saringan udara
-
-
XX
-
-
5. Baut-baut mur
X
-
-
-
-
6. Katup
-
Pertama
-
X
XX
7. Injektor



X
XX
8. Pembersihan arang




X
9. Over houl











Keterangan:
X   = Periksa

XX = Ganti/bersihkan/stel


Demikian semoga bermanfaat
sumber referensi: http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2012/02/motor-pembakaran-dalam.html?showComment=1332061217511#c6189033873304727067