Dengan tubuh yang sangat gesit dan kuat, Ikan ini merupakan ikan yang hidup di samudra dengan air dalam yang sering ditemui oleh para nelayan samudra besar, dengan bentuk tubuh yang memanjang sehingga memiliki gerakan yang sangat cepat. Ikan Hiu sapi, Hexanchus griseus (HEXAN CHIDAE); memiliki 6 jenis insang (pada jenis lain hanya 5), dikenal sebagai hiu sisir, bersirip punggung tunggal, ekornya panjang, pergerakan lamban. Hidup pada perairan pantai, lepas pantai pada kedalaman lebih dari 1500 m, pemakan berbagai jenis ikan, moluska dan krustasea, dapat mencapai panjang 780 cm. Warna tubuh bagian atas abu-abu rua dan bagian bawahnya putih. Sirip punggung sirip dada dan sisi sirip ekor berwarna abu-abu tua, sedangkan warna putih pada sirip perut, sirip dubur dan bagian tengah sirip ekor. Tergolong ikan demersal dan juga ikan pelagis, penjelajah lautan, tidak berbahaya bagi manusia, bersifat ovoviviparous; biasanya anak yang dilahirkan sangat banyak. Dapat ditangkap dengan bottom trawl, gill net dan handline. Daerah penyebarannya meliputi seluruh perairan Indonesia, perairan tropis dan sampai perairan beriklim sedang.
Thursday, 31 May 2012
Hiu sapi (Hexanchus griseus)
Hiu putih-besar (Charcharodon charcharias)
Ikan ini memang lumayan juga besarnya dan termasuk ikan yang lumayan agak mengerikan terutama bagi kita yang belum pernah melihatnya, dan memang agak rakus dalam mencari makanan sehingga terkadang kawan atau lawannya juga kalau bisa tetap menjadi santapan enak bagi ikan ini. Ikan Hiu putih-besar, Charcharodon charcharias (ISURIDAE = LAMINIDAE); memiliki 5 celah yang terletak di sisi kepala, sirip ekornya simetris, ada spot hitam pada sirip dubur, rahangnya sangat besar dan memiliki deretan gigi berbentuk segitiga yang sangat tajam. Hidup terutama di laut terbuka, sering ditemukan di perairan pantai dan lepas pantai. Pemakan apa saja, berbagai jenis ikan, moluska, krustasea, sampah, bangkai dan sebagainya; merupakan ikan terbesar dari semua ikan pemakan daging (carnifor), dapat mencapai 11,0 m. Warna tubuh hampir seluruhnya putih, di bagian perut agak sedikit gelap, selain ujung sirip yang gelap, semua sirip berwarna putih. Tergolong ikan demersal dan juga pelagis, penjelajah lautan, sangat buas dari semua hiu pemakan manusia, sehingga amat ditakuti, bersifat oviviparous. Ada catatan bahwa di Marseilles dan Nice, Perancis, ikan ini ditemukan dengan seorang tentara yang masih utuh di dalam perutnya, lengkap dengan senjatanya. Di pantai-pantai pemandian umum, hiu putih besaf sering datang sendirian menyerang yang menimbulkan serangkaian kematian. Hiu ini ditangkap dengan bottom trawl dan gill net. Daerah penyebarannya di seluruh perairan tropis Australia, ke utara sampai Alaska, Newfounland dan Kepulauan Inggris.
Hiu Penebah (Alopias pelagicus)
Jika dilihat dari bentuknya memang halus Rapi dan agak ngganteng juga kalau dibanding lainnya dan Jenis ikan ini merupakan ikan yang biasa hidup diperairan Dasar Laut dan diberi nama Hiu penebah, Alopias pelagicus (ALOPIIDAE); dilihat dari bentuknya memang keren dan cukup lumayan besar, dimana ikan ini banyak memiliki 5 celah insang, cuping atas ekor sama atau lebih panjang dari panjang tubuhnya, hidup di laut terbuka tetapi sering tertangkap di dekat pantai, ikan ini termasuk pemakan berbagai jenis ikan, dapat mencapai panjang 300 - 330 cm. Warna tubuh dominan putih-abu-abu, kecuali bagian punggung, sirip punggung, sirip dada, sirip perut sirip dubur dan tepi sirip ekor berwarna agak gelap; sirip punggung kedua sangat pendek. Sirip ekornya yang panjang itu digunakan untuk menyerang mati gerombolan ikan sebagai makanannya, tergolong ikan demersal dan juga pelagis, penjelajah lautan, tidak buas, berbiak dengan melahirkan anak (viviparous). Dapat ditangkap dengan pancing tonda (long line) dan jaring insang (gill net).Daerah penyebarannya meliputi seluruh perairan IndoPasifik dan Samudera Pasifik
Sumber : www.oseanografi.lipi.go.id, www.pelagic.org
Hiu martil (Sphyma lewini)
Sumber : www.oseanografi.lipi.go.id, http://www.justseeds.org/
Saturday, 26 May 2012
Hidup perlu optimis
Hidup memang perlu optimis, dengan optomis apa yang kita harapkan akan berjalan dengan mudah; optimis merupakan bagian dari sifat yang berkaitan erat dengan sudut pandang seseorang dan akhirnya akan membentuk pola pikir dan perilaku tertentu. Sikap optimis merupakan manifestasi dari keyakinan dan kepercayaan akan kemampuan diri menghadapi sesuatu, mengatasinya, memperjuangkannya dan mencapainya. Rasa optimis yang tumbuh akan menjadi energi yang dinamis, bahan bakar yang tidak habis cadangannya untuk membangkitkan spirit yang bersifat progresif bagi pencapaian seseorang.
Sebagai sebuah energi yang dinamis, sikap optimis tidak hanya dibangun karena factor interest yang futuristic alias kepentingan masa depan semata. Optimisme bisa saja lahir karena serangkaian proses sejarah masa lalu kita. Pengalaman keberhasilan di masa lalu bisa menumbuhkan optimisme dalam diri seseorang, bahkan kegagalan di masa lalu pun bisa menjadi tumbuhnya optimisme seseorang untuk memperbaikinya di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu, sikap optimis dikatakan sebagai cara pandang atau pola pikir seseorang dalam menghadapi kehidupannya.
Bagi para pemimpi yang percaya bisa mewujudkan mimpinya, optimisme merupakan elemen penting pembangun mimpi dan peraih kesuksesan. Sebagai bahan bakar, cadangan energi bahkan pasokan utama di saat lemah. Mengapa demikian? Karena mereka mampu mengolah optimisme menjadi motivasi untuk maju, membuang harapan dan persepsi negatif atau bahkan mengubahnya menjadi hal-hal yang positif. Optimisme bisa memantapkan langkah, membulatkan tekad dan membuat seseorang merasakan kepastian hidup, meskipun hidup itu sendiri tidak pernah pasti. Dalam hal ini, sikap optimis menjadi energi yang memupuk kesadaran untuk merencanakan, menentukan skala prioritas, memprediksikan risiko yang akan dihadapi, serta kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan.
Orang yang optimis bukan berarti tidak pernah mengalami kegagalan dan kelemahan. Sikap dan pandangan optimis pun tak luput dari hambatan Akan tetapi, bagi kaum yang optimis, kegagalan dan hambatan merupakan pembelajaran untuk memperbaiki dan mencari solusi terbaik. Perbaikan dan pembaruan selalu memungkinkan untuk terjadi karena tanpa itu tidak akan ada energi yang mengubah kebiasaan, keadaan dan kehidupan itu sendiri. Orang-orang yang optimis sangat percaya bahwa perbaikan merupakan energi yang bisa menginspirasi mereka untuk mewujudkan harapan dan impian sehingga menjadi kenyataan.
Paradigma dan kepemimpinan
kita memang tidak selalu benar dalam kehidupan sehari-hari, dan dibutuhkam komunikasi secara rutin untuk saling melengkapi, Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) (Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi, 2008). Paradigma berasal dari bahasa Yunani (paradeigma), yang berarti pola, contoh, sampel, asumsi. (Wikipedia.org)
Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa -karena pentingnya mempunyai paradigma yang benar- maka sebagai seorang pemimpin jika kita ingin mengubah hidup kita yang perlu kita ubah adalah paradigma kita.
Dari mana paradigma berasal? Secara sederhana, paradigma yang kita miliki berasal dari pengalaman
sehari-hari yang kita alami. Tanpa sadar pengalaman pengalaman tersebut membentuk suatu paradigma yang selalu akan terbarui dengan tambahan informasi yang kita terima.
sehari-hari yang kita alami. Tanpa sadar pengalaman pengalaman tersebut membentuk suatu paradigma yang selalu akan terbarui dengan tambahan informasi yang kita terima.
Buku. Buku yang kita baca, akan sangat mempengaruhi paradigma kita. Buku yang sarat informasi selain menambah pengetahuan kita akan sesuatu juga akan membentuk paradigma kita. Sebuah buku tentang alam semesta misalnya, akan membuka paradigma kita yang tadinya kita merasa ‘besar’ dan sombong akan menjadi lebih arif dan santun dalam mensikapi kejadian sehari-hari. Sebuah buku mengenai masakan yang disajikan dengan detail akan membuka paradigma kita bahwa memasak itu tidak sesulit yang dibayangkan.
Orang sekitar kita. Orang-orang yang ada di sekitar kita tanpa kita sadari akan membentuk paradigma kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika kita sering bergaul dengan suku tertentu dalam keseharian kita, maka lama kelamaan akan timbul paradigma bahwa “Ooo.. suku itu begitu begini ya..” Dan, paradigma kita amat cepat terbentuk melalui pergaulan sehari-hari melalui gosip dan ngerumpi di saat jeda waktu kantor. Si A itu begini, si B itu begitu, dll. Yang pada akhirnya setelah sesi gosip selesai kita akan mempunyai paradigma baru mengenai orang yang kita bicarakan tersebut.
Pengalaman pribadi. Kata pepatah, Pengalaman adalah guru yang paling baik. Pengalaman pergaulan kita dengan si A, yang mempunyai sifat yang kurang baik terhadap teman-temannya, akan membuat kita waspada jika berhubungan dengan A. tetapi sebaliknya, pergaulan kita dengan si B yang supel, ramah dan tidak membeda-bedakan teman akan membuat kita nyaman bersamanya.
Media. TV, Radio, Majalah, BBM, SMS, dan lain-lain adalah media yang hampir setiap saat bersama dengan kita. Media-media ini sangat kuat pengaruhnya dalam membentuk paradigma kita akan suatu hal. Terkadang, dengan banyaknya informasi yang membanjiri kita sehari-hari, kita kesulitan untuk memilah dan memilih mana yang benar-benar berita dan mana yang bukan
Paradigma yang kita miliki tidak selalu benar dan lengkap. Karena itu amat penting dalam pergaulan dan komunikasi sehari-hari kita bersifat terbuka dan dapat menerima pendapat orang lain. Karena bisa jadi apa yang disampaikannya adalah hal yang dapat melengkapi paradigma kita. Anda pasti pernah mendengar kisah 3 orang buta yang diminta untuk mendeskripsikan gajah bukan?
1. Orang pertama mengatakan bahwa gajah itu bentuknya panjang,
2. karena yang dipegangnya adalah ekornya. Orang kedua mengatakan bahwa gajah itu seperti batang pohon, karena yang dipegang adalah kakinya.
3. Orang ketiga mengatakan bahwa gajah itu besar dan bulat karena yang dipegang adalah perutnya.
Literatur dari berbagai sumber.
Friday, 25 May 2012
Bisa Karena Biasa
Siapa sih orangnya yang tidak kepengin bisa alias pintar dalam segala hal, tentu saja semua kepingin termasuk saya juga anda semua, Menurut orang bijak, tak ada yang tak mungkin di dunia ini kalau kita memiliki kemauan dan bisa melakukan yang terbaik, Kata bisa seakan bisa (baca: obat) yang membuat manusia menjadi bisa dan terbiasa. Bisa dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang. untuk melakukan sesuatu atau banyak hal. Bisa sebagai kemampuan, umumnya lahir karena adanya proses latihan berulang, sehingga menjadi sebuah keterbiasaan dan pembiasaan.
Mengapa?
Jawabnya simple dan logis. Untuk bisa memahami dan melakukan sesuatu, sangat jarang manusia yang bisa sekali jadi. Umumnya membutuhkan proses belajar, latihan dan uji coba berkali-kali. Proses inilah yang membuat kita menjadi biasa, sehingga menjadi indicator pembiasaan yang dapat mengasah kebisaan/kemampuan kita. Misalnya, seorang juru masak menjadi bisa masak karena terbiasa dan membiasakan diri dengan berbagai menu masakan, bahan-bahan masakan dan cara mengolahnya.
Dari kebiasaan inilah tumbuh proses belajar yang bahkan melahirkan kreativitas-kreativitas baru dalam menciptakan masakannya. Sebelum cita rasa masakannya dinyatakan enak, ia perlu berkali-kali melakukan uji coba resepnya, mencicipi dan mengolahnya dengan baik, sehingga suatu hari ia dikenal sebagai koki yang handal.Dalam kenyataannya, untuk bisa kita sering melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Jangan khawatir, itu hal biasa. Asalkan kita tidak membiasakan diri untuk gagal dan salah. Kegagalan dan kesalahan dalam mencapai sesuatu merupakan proses belajar karena dari situlah kita bisa. Bisa memahami letak gagal dan salahnya, bisa memotivasi diri untuk memperbaikinya, bisa menghargai perjuangan dan pengorbanan, bisa menemukan keberhasilan dan kebenaran bahkan bisa mengakui kekuatan Tuhan.
Nilai penting dari bisa karena biasa adalah proses belajar. Untuk bisa, kita harus membiasakan diri belajar, dan belajar memerlukan proses yang bertahap. Orang yang mau bisa pasti membiasakan diri terus belajar. Orang yang terbiasa belajar, pasti bisa. Memiliki kemampuan dan terus menumbuhkan motivasi belajar, sehingga kebiasaan itu akhirnya menjadi bisa yang menghidupi kehidupannya.
Banyak cara untuk bisa, tetapi tidak semua orang mau membiasakan diri dengan proses belajar.
artikel ini sengaja disajikan untuk diri saya dan sahabat tercinta umumnya kita semua dalam memotivasi, semoga juga bisa bermanfaat, terima kasih atas kunjungan, dan suport sahabat, semoga kita bisa membiasakan diri dari yang tidak bisa menjadi bisa.
sumber informasi:
suport dan motivasi dari semua sahabat bloger yang tercinta, dan setia dalam kunjungan blog ini
terima kasih untuk semuanya
Mengapa Penyuluh Perikanan Terpisah dari Penyuluh Pertanian
Seperti yang telah disebutkan dalam postingan sebelumnya, secara bertahap dan Berangsur-angsur, Penyuluh Perikanan telah Memisahkan dirinya dalam Profesi Penyuluh Pertanian secara Polivalen.
Dalam sejarahnya, Sebelum Penyuluh Perikanan Memisahkan dirinya dari Penyuluh yang bersifat Polivalen mereka melaksanakan tugas dan fungsinya secara umum dan itu adalah menurut ketetapan pada zaman Bimas, yang tujuannya adalam Meningkatkan Produksi dan usaha melalui Intensifikasi, dimana Program tersebut masih dimiliki Oleh Badan Pengendali Bimas, akan tetapi sehubungan dengan terbentuknya Undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang sistem Penyuluhan, kini telah terbentuk Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan, yang sebelumnya tergabung dengan jabatan fungsional Penyuluh Pertanian. Penyelenggaraan penyuluhan sepenuhnya tergantung kebijakan pemerintah Kabupaten/Kota, yang kondisinya berbeda-beda.
Sudah sepatutnya bahwa Sistem Penyuluhan harus bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan masing-masing. Apalagi, keberadaan penyuluh kelautan dan perikanan berperan sebagai dinamisator, fasilitator maupun motivator, dan menjadi mitra sejati menjadi sangat diperlukan. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi saat membuka Seminar dan Kongres Penyuluh Perikanan di Jakarta(2/12).
Penyuluh perikanan hingga Agustus 2008 baru tersedia sebanyak 4.205 orang (terdiri dari 2.840 orang penyuluh Pemerintah yakni penyuluh pertanian yang berlatar belakang perikanan, dan 1.365 orang penyuluh honor atau kontrak), sehingga masih dibutuhkan sebanyak 9.440 orang penyuluh perikanan Pemerintah lagi yang harus dipenuhi selama kurun waktu 5 tahun kedepan. Sedangkan terget secara keseluruhan penyuluh perikanan pada tahun 2013 adalah sebanyak 16.030 orang penyuluh perikanan, terdiri dari: 12.280 orang penyuluh perikanan Pemerintah, 2.450 orang penyuluh perikanan swasta, dan 1.300 orang penyuluh perikanan swadaya yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota setempat.
Kebutuhan 12.280 orang penyuluh perikanan Pemerintah pada tahun 2013 (yang angkanya harus dikaji tersebut) didasari pada asumsi bahwa: (1) kemampuan seorang penyuluh perikanan dalam melakukan pembinaan kelompok nelayan atau pembudidaya ikan dapat berjalan secara efektif maksimal terhadap 15 kelompok (@ 25-30 orang). Diasumsikan pula bahwa sekitar 70% di kecamatan di Indonesia yang terdapat banyak aktifitas usaha perikanannya. Apabila setiap kecamatan diperlukan 3 (tiga) orang penyuluh perikanan maka diasumsikan adalah untuk bidang keahlian budidaya, penangkapan dan pengolahan hasil.
Pembangunan di bidang kelautan dan perikanan, salah satu upayanya melakukan kegiatan melalui pengembangan sistem penyuluhan perikanan yang dapat mengakomodasi aspirasi, harapan, dan potensi, serta peran aktif pelaku utama dan pelaku usaha bidang perikanan. Nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan yang disebut sebagai pelaku utama serta pelaku usaha, harus membangun usaha yang berdaya saing tinggi.
Undang-Undang no. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, telah mengamanatkan kepada DKP untuk menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan guna meningkatkan pengembangan SDM di bidang perikanan. Selanjutnya, dalam UU no. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pasal 34 juga memberi mandat kepada Departemen Kelautan dan Perikanan untuk memfasilitasi terbentuknya organisasi profesi dan kode etik penyuluh perikanan.
Keberadaan penyuluh perikanan yang mandiri dan profesional sangat dibutuhkan dalam membangun potensi masyarakat di bidang perikanan. Penyuluhan Perikanan selama ini menjadi bagian dari Penyuluhan Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya menggunakan prinsip polivalen, sehingga penyelenggaraan penyuluhan belum sesuai dengan harapan. Untuk itu, upaya kearah kemandirian dalam pelaksanaan penyuluhan perikanan dapat dilakukan melalui reformasi sistem penyuluhan perikanan, yaitu dengan melakukan beberapa perubahan, penyesuaian, dan penataan kembali terhadap berbagai aspek dalam sistem penyuluhan perikanan yang sudah berjalan selama ini.
Untuk menciptakan persamaan persepsi dan keterpaduan kegiatan antara pemerintah tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota hingga di tingkat desa dalam satu sistem penyuluhan perikanan, maka pelaku utama, pelaku usaha, swasta dan para pemangku kepentingan, hadir dalam Seminar Nasional dan Kongres Penyuluh Tahun 2008 acara ini juga dalam rangka. menindaklanjuti terbitnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/19/M.PAN/ 10/2008 tanggal 20 Oktober 2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya.
Seminar dan Kongres ini merupakan ajang untuk merumuskan kebijakan dan strategi penyuluhan perikanan; membangun komitmen penyuluh perikanan sebagai sebagai sebuah profesi yang membanggakan, bertanggungjawab, integritas tinggi, dan profesional; serta menghimpun berbagai aspirasi, tuntutan, dan ide yang muncul dalam pengembangan penyuluhan perikanan. Atas dasar itulah, maka tema yang diusung adalah ”Menggerakan Pembangunan KElautan dan Perikanan Melalui Sistem Penyuluhan Kelautan dan Perikanan yang Inovatif dan Efektif”. Kongres ini juga diharapkan dapat terbentuk organisasi profesi penyuluh perikanan yang profesional dan mandiri, sekaligus mensosialisasikan keberadaan jabatan fungsional penyuluh perikanan. Jadi acara ini merupakan pencanangan lahirnya Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan, yang terpisah atau berbeda dengan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian.
Demikianlah semoga akan bahan pengetahuan dan wawasan bagi kita khususnya untuk para Penyuluh, teristimewa bagi Penyuluh Perikanan
semoga bermanfaat
sumber: (www.dkp.go.id)
Alasan Utama DKP Mereformasi Penyuluh Perikanan
Saat ini memang sedang gencar-gencarnya menjadi bahan perbincangan di kalangan jajaran para Penyuluh Pertanian, dan Dinas Instansi terkait, maupun Lembaga lainnya.
Banyak juga di kalangan Mereka yang beranggapan, bahwa Penyuluh Perikanan yang sekarang ini memisahkan dirinya seolah-olah tanpa mendasar, sehingga persepsi tersebut banyak yang belum dipahami oleh kalangan mereka, karena pada sebelumnya bahwa Penyuluh Perikanan telah menyatu dan bergabung dalam Kesatuan Penyuluh Pertanian yaitu mulai jaman Bimas 1986, dan akhirnya kurang lebuh beberapa tahun kemudian Seluruh penyuluh pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, dan kehutanan menjadi Penyuluh yang bersifat Polivalen
Untuk menjadi bahan pertimbangan dan Pengetahuan Informasi ini dimana terjadinya perubahan tersebut kita perlu mensikapi sebagaimana dalam artikel ini perlu di jelaskan.
Sebagai salah satu ujung tombak pembangunan, penyuluh perikanan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia khususnya dibidang kelautan dan perikanan. Untuk meningkatkan kapasitas penyuluh perikanan, maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), dalam hal ini Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) menyelenggarakan Diklat Peningkatan Kompetensi Penyuluh Perikanan 2009 di Balai Diklat Aparatur (BDA) Sukamandi.
Diklat yang dilaksanakan 19 hingga 28 Agustus 2009 ini tentunya bertujuan agar penyuluh perikanan sebagai kunci keberhasilan pembangunan nasional benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Melalui diklat para penyuluh perikanan ini juga diarahkan agar mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai teknologi yang inovatif.
Kepala BPSDMKP, Sahala Hutabarat dalam sambutannya saat membuka diklat tersebut mengatakan, bahwa implementasi revitalisasi pembangunan di bidang perikanan, pertanian, dan kehutanan memerlukan sumberdaya manusia yang mampu bekerja sesuai dengan kompetensi serta mampu menguasai teknologi sebagai tuntutan perkembangan dinamika masyarakat. Selain itu Kepala BPSDMKP juga meminta kepada para penyuluh agar selalu mengembangkan metode penyuluhan yang sesuai dengan kondisi budaya secara partisipatif dengan memposisikan pelaku utama perikanan sebagai mitra kerja sehingga tercipta kondisi yang saling membutuhkan.
Pelaksanaan diklat ini diikuti peserta yang berasal dari 12 kabupaten/kota di Indonesia.
Berdasarkan statistik, jumlah tenaga penyuluh perikanan hingga Pebruari 2009 baru tersedia sebanyak 4.534 orang (terdiri dari 3.570 orang penyuluh Pemerintah yakni mantan penyuluh pertanian yang berlatar belakang perikanan, dan 964 orang penyuluh honor atau tenaga kontrak). Masih dibutuhkan sebanyak 11.496 orang penyuluh perikanan untuk memenuhi target jumlah penyuluh perikanan sebanyak 16.030 orang yang terdiri dari: 12.280 orang penyuluh perikanan Pemerintah, 2.450 orang penyuluh perikanan swasta, dan 1.300 orang penyuluh perikanan swadaya yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota setempat pada 2013 mendatang.
Penyelenggaraan penyuluhan telah didukung oleh Undang-undang No.16/2006 tentang Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP4K). Menurut Soen'an H. Poernomo yang pada tahun 2006 tersebut menjabat sebagai Sekretaris BPSDMKP mengungkapkan bahwa terdapat lima esensi reformasi penyuluhan perikanan dalam undang-undang tersebut.
1. Pertama, sektor perikanan yang semula penyuluhannya tergabung dalam penyuluh pertanian harus terpisah sendiri sebagai penyuluh perikanan.
2. Kedua, kalau sebelumnya penyelenggaraan penyuluhan bersifat top-down dari Pemerintah Pusat, maka dalam UU SP4K tersebut, Pemerintah Pusat dan Propinsi hanya bersifat koordinator, penyelenggaraannya adalah Pemerintah Kabupaten/Kota.
3. Ketiga, menginta kondisi sosial, budaya, ekonomi, demografi, dan geografis yang sangat berbeda pada setiap kabupaten/kota, maka organisasi dan penyelenggaraannya secara otonomi diserahkan pada pemerintah setempat. Badan pelaksana penyuluhan dapat bergabung pertanian, perikanan dan kehutanan. Atau ada yang diperlukan unit pelaksana yang dikaitkan dengan dinas teknis terkait, guna efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan setempat. Keempat, tenaga penyuluh tidak hanya berupa penyuluh pegawai negeri sipil, namun bisa juga berupa "penyuluh" dari tenaga pemasaran perusahaan swasta, serta penyuluh swadaya yang berfungsi penyuluhan sebagaimana "konsultan" pengembangan masyarakat dan teknis sektoral.
4. Kelima, pelaksanaan penyuluhan di lapangan harus bersifat partisipatif, dialog, demokratis, tidak instruktif atau monolog sebagaimana masa lalu. Dengan demikian maka esensi era reformasi dapat terwujud pula dalam tatanan masyarakat yang kini sangat demokratis.
5. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Soen'an H. Poernomo, M.Ed, Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi, Departemen Kelautan dan Perikanan, HP. 08161933911
Tulisan ini sengaja disajikan sebagai bahan Pengetahuan untuk dapat Menambah wawasan bagi Penyuluh Perikanan se Indonesia, dan semoga bermanfaatsumber: (www.antaranews.com)
Tuesday, 22 May 2012
Pribadi Yang Mempesona Perlu ditingkatkan
Senyuman wanita
Sahabat Bloger yang saya cintai, Postingan kali ini saya ingin berbagi dengan kalian semua ya walaupun mungkin hanya sekedar tapi siapa tahu ada manfaatnya, karena pada postingan sebelumnya saya mungkin lebih banyak cerita tentang perikanan, tapi kali ini kita coba selingi dengan cerita lainnya, walaupun masih mirip-mrip sedikit, tapi itulah sebagai refres kita pada kesempatan ini, oke kita langsung saja: 1.Berubahlah dengan waktu dan tempat! Jangan selalu menuruti perasaan negatif, seperti: merasa bosan, lelah, jenuh, tersiksa dengan tempat atau masa lalu. Tersenyumlah, seperti gambar ini, ......
dan dunia akan tersenyum bersama anda! Menangislah, dan anda akan menangis sendirian! Mutiara kata ini mengisyaratkan agar kita selalu berbahagia dimana pun kita berada dan kapan pun. Jika kita merasa sebagai orang yang paling sedih atau menderita di dunia ini, yakinlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih menderita daripada kita.
2.Carilah kenalan, teman, sahabat, relasi sebanyak-banyaknya! Sering-seringlah bepergian, menjelajahi dunia. untuk menjelajahi dunia tidak cukup dengan bloger saja mungkin supaya udara kita agak sehat perlu lainnya, ....
Misalnya...
mencari ikan mancing, atau njaring hehe...
Ikut panen raya sambil nangkap ikan di kolam
kalau pegawai atau kantoran apakah itu karyawan, ataupun swasta di perusahaan barang kali perlu jalan2 atau meninjau dilapangan,biar tidak suntuk dikantor
ini hanya sekedar contoh saja, dan itu hanya contoh kenangan kawan lama
(gambar ini menunjukan, bahwa sedikit senyuman asalkan iklas akan memberi manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain)
Semakin sering anda bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, maka kepribadian anda akan semakin matang tanpa anda sadari.
3.Cintailah orang lain seperti mencintai diri sendiri.
4.Dengan cinta, hidup menjadi indah, persahabatan menjadi langgeng, dan silaturahmi tetap terbina. Tentunya cinta yang diberikan secara tulus tanpa pamrih, tanpa mengharap balasan kecuali dari Allah semata.
5.Hargailah dan nikmatilah alam. Dengan menghargai alam, jiwa menjadi tenang. Dengan menikmati alam hati menjadi senang. Temukanlah rahasia sesuatu itu tampak menarik, misalnya: bunga yang mekar, surya yang bersinar, sawah yang terhampar.
6.Hargailah orang lain. Misalnya dengan cara membuatnya bahagia, tersenyum, tertawa, memberi pujian yang tulus. Membahagiakan orang lain akan membuatnya membahagiakan kita di saat yang tak terduga, percayalah!
7.Jaga tingkah laku. Banyaklah mendengarkan dan berpikir daripada berbicara, kecuali bila waktunya untuk berbicara. Dengan menjaga lisan dan perbuatan kita, berarti setengah pertempuran hidup telah kita menangkan.
8.Jangan kekanak-kanakan. Sikap dewasa menunjukkan kepribadian yang kuat dan mempesona. Betapa banyak orang tua yang bahkan belum dewasa! Salah satu tanda kedewasaan seseorang antara lain adalah dari sikap, tutur kata, dan caranya di dalam mengambil keputusan secara arif dan bijaksana.
9.Jangan mencari kesalahan orang lain. Hidup kita terlalu singkat untuk melakukan hal ini.
10.Jangan rendah diri. Sudah seharusnyalah kita menerima dan memperbaiki kekurangan kita tanpa pernah merasa minder atau kecil di depan orang lain. Percayalah, tidak seorang manusia pun yang sempurna di muka bumi ini!
11.Jangan sombong. Ketahuilah bahwa selalu ada yang lebih daripada kita. Kesombongan menandakan kekosongan.
12.Kembangkan minat pada berbagai hal. Jangan membatasi diri anda, perluas bakat, minat, kemampuan, pengetahuan, dan keahlian anda. Memiliki satu keahlian atau spesialisasi akan terasa lebih baik dan sempurna jika ditunjang dengan keahlian dalam bidang yang lainnya, sehingga anda akan semakin "bersinar" dan penuh pesona.
13.Selalu baik pada orang lain. Jangan pernah merasa dendam sekalipun kepada orang lain, bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Cintailah yang di bumi, niscaya yang di langit akan mencintaimu.
14.Selalu belajar. Semakin sering anda belajar, maka semakin banyak yang anda ketahui. Ilmu ini dapat menjadi lahan amal bagi anda, sehingga anda merasakan nikmatnya berbagi dan indahnya ilmu.
15.Selalu mengikuti informasi dan perkembangan terkini tentang apapun.Dengan banyak mengetahui hal yang paling baru, maka anda akan tampil semakin percaya diri dan penuh pesona. Semakin banyak hal baru yang anda tahu, maka akan semakin banyak pula yang mencari dan mengejar anda...yakinlah!
16.Selalu tegap, sigap, dan siap. Posisi atau postur tubuh anda di dalam berkomunikasi dengan orang lain akan mengungkapkan siapa diri anda yang sebenarnya. Oleh karenanya, milikilah rencana, target, dan strategi (persiapan) yang matang dan semangat yang tak pernah pudar!
17.Selalu tersenyum pada orang lain. Orang akan lebih senang melihat wajah yang dihiasi senyuman daripada wajah yang selalu disertai ratapan atau keluhan.
18.Senang bekerja sama dengan orang lain. Inilah yang membuat jaringan (network) kita semakin luas, erat, dan kuat.
19.Senang menolong orang lain. Dengan gemar menolong orang lain, maka pada hakikatnya kita menolong diri kita sendiri. Semakin banyak orang yang kita tolong, maka akan semakin sering pula kita ditolong oleh Allah dengan cara-Nya yang tak terduga.
20.Terimalah nasib apa adanya. Tetaplah tenang dan tabah, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu" dan "roda itu berputar". Jangan suka mengeluh, menggerutu, atau bahkan mencaci-maki nasib. Jangan sampai berkata atau menganggap bahwa Allah itu tidak adil! Justru di sinilah letak keadilan-Nya.