Friday, 31 August 2012

Lapisan Bumi Berdasarkan Sifat Fiska dan Kimia


Sebenarnya hingga sekarang pengetahuan tentang struktur dan komposisi Bumi belum dapat dipecahkan dengan penyelidikan langsung. Salah satu cara langsung untuk mengetahui informasi tentang struktur dan komposisi Bumi adalah pemboran. Namun, pemboran yang paling dalam yang dapat dilakukan selama ini hanya sampai pada kedalaman 7 km. Karena keterbatasan tesebut, maka digunakan sifat – sifat atau hukum fisika seperti gravitasi, perambatan gelombang, kelistrikan dan fenomena lainnya yang berkaitan dengan sifat – sifat Bumi.
Berdasarkan hasil analisis data – data yang diperoleh, secara fisika dan kimiawi interior Bumi dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
1. lapisan Bumi berdasarkan chemical properties ( Sifat – Sifat Kimia )
2. lapisan Bumi berdasarkan physical properties ( Sifat – Sifat Fisika )

Berdasarkan sifat – sifat kimia, lapisan Bumi dapat dibagi menjadi :

1. Crust (Kerak Bumi), merupakan bagian terluar Bumi, memiliki komposisi dan ketebalan berbeda dan beragam dari satu tempat ke tempat lain. Tebal kerak Bumi sekitar 70 km. Bagian atas kerak Bumi disebut lapisan SiAL yang penyusun utamanya berupa oksigen, silika, dan alumunium, sedangkan lapisan bawahnya terdiri atas lapisan SIMA, mineral utama yang dikandungnya adalah Silika dan Amagnesium. Terdapat dua jenis kerak Bumi:

a. Continental Crust (Kerak Benua), tebalnya 10 – 70 km, terdiri dari batuan yang ringan mengandung banyak silika (SiO2). Terdiri dari batuan kristalin dengan unsur – unsur Si (silika) dan Al (aluminium).
b. Oceanic Crust (Kerak Samudra), ketebalannya 8 – 13 km, terdiri dari batuan yang sangat padat, berwarna gelap, tersusun dari unsur Si (silika) dan Mg (magnesium).

2. Mantle ( Mantel ), merupakan lapisan di bawah kerak Bumi, dicirikan oleh adanya peningkatan gelombang – gelombang panas, memiliki ketebalan 3.488 km. Pada lapisan ini bersifat semi cair, banyak mengandung mineral dan ferromagnesian (campuran besi dan magnesium). Mantel dapat dibagi menjadi 2 bagian:

a. Upper Mantle (mantel bagian atas), memiliki ketebalan 400 km, bersifat plastis (padat tapi kenyal) atau semiplastis, mempunyai zona transisi dengan ketebalan 670 km.
b. Lower Mantle (mantel bagian bawah), terdiri dari bahan yang kaya unsur nikel dan besi, berada pada kedalaman antara 1000 – 2900 km.

3. Core ( Inti ), terletak di bawah mantel Bumi pada kedalaman 2.900 – 6730 km, tersusun atas besi (Fe) dan Nikel (Ni), yang datanya diketahui dari gelombang seismik, eksperimen, dan komposisi iron meteorites ( besi meteorit ). Inti Bumi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Inti luar , kedalaman 2900 – 5100 km tersusun oleh komposisi silika, belerang dan O2 bersifat cair.
b. Inti dalam, kedalaman 5100 – 6730 km. Komposisi besi padat (Fe) dan nikel (Ni) bersifat padat.

Berdasarkan sifat – sifat fisikanya, lapisan Bumi dapat dibagi menjadi:

1. Lithosphere, merupakan lapisan yang terdiri dari crust & upper mantle, dan berada di kedalaman 0-60 km.

2. Asthenosphere, merupakan lapisan plastis yang memiliki kepadatan rendah dan berada di antara upper mantle dan lower mantle.


3. Upper mantle, merupakan lapisan luar dari mantel dan suhunya lebih rendah dibandingkan lower mantle. Berada di kedalaman 35-660 km.


4. Lower mantle, merupakan lapisan dalam mantel yang memiliki suhu lebih panas yang disebabkan oleh panas ekstrim yang berasal dari inner core. Berada di kedalaman 660-2890 km.


5. Inti Luar (Outer Core), berupa fase cair berada di kedalaman 2890-5150 km, kaya akan unsur besi (Fe) dan nikel (Ni).


6. Inti Dalam (Inner Core), walaupun bersuhu ekstrim tetapi berupa fase padat yang disebabkan oleh tekanan yang sangat tinggi. Berada di kedalaman 5150-6360 km dan juga kaya akan unsur besi dan nikel. 
 
 http://pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/2011/06/lapisan-bumi-berdasarkan-sifat-fiska.html
 

Matahari dan Bumi

Matahari dan Rembulan, menjadi sorotan selama memasuki dan mengakhiri bulan suci Ramadhan 1428 H kali ini. Setahun lalu juga disoroti, namun sorotan kedua kali ini membuat lebih tajam dan lebih memberi makna…semoga.
Kali ini saya hanya akan melihat satu dulu yakni matahari. Karena rembulan kelihatan setelah memantulkan sinar dari matahari. Matahari bila dibandingkan tempat kita tinggal yakni bumi, terlalu besar untuk kita bayangkan.
Dikarenakan kita yang jarang melihat matahari secara ilmu tetapi lebih sering secara visual saja, maka kita jadi lupa kalau kita itu keciiiil sekali. Bumi kita saja sangat kecil, apalagi kita..
Matahari berada di kejauhan 150 juta km dari mata kita. Jarak ini sekedar umum saja, karena kadang mendekat dan kadang menjauh walau tidak terlalu berarti bagi kita.
Berikut gambaran perbandingan matahari dengan bumi kita:

bumi_matahari1.jpg
Matahari sebagian dengan bumi penuh…

Kalau gambar matahari kita buat penuh, pemandangan akan menjadi seperti ini:
bumi_matahari2.jpg
Matahari dan bumi tampil penuh
Visual lain adalah berikut ini:
bumi_matahari3.jpg
Dimana posisi Anda sekarang…?

http://blogcasa.wordpress.com/2007/10/13/matahari-dan-bumi/

Damai Itu Indah


By Tri Lokon - Apakah anda bisa “berdialog” dengan binatang? Apakah binatang bisa mengerti maksud dari perintah anda? Pertanyaan reflektif ini memang tidak harus dijawab. Cukup dimengerti dan dipahami bahwa, hal itu terkait dengan konsep otonomi dan korelasi antar substansi yang berdikari dan berhubungan timbal balik dengan saling memberikan arti dan nilai, dan tentu saja saling mengadakan. 

1346283409600613286
Laba-laba (dok.pri)
 Jika anda mendekatkan diri untuk berkomunikasi dengan binatang atau berusaha berdialogi dengan binatang, secara Antropologis Metafisik, anda bersama-sama binatang itu berada dalam situasi dan kondisi yang berotonomi di dalam korelasi dan berkorelasi di dalam otonomi. Korelasi di sini bisa diperjelas dengan kata lain yaitu hubungan timbal balik atau bisa sejajar, namun kodrat dan esensinya masing-masing berdikari dan tak tergoyahkan.
Berdasarkan keterangan singkat itu, komunikasi manusia dengan binatang bisa terjadi meski levelnya tidak sekuat antara manusia dengan manusia. Komunikasi verbal barangkali jarang ditemukan. Namun, komunikasi saling mengadakan dan saling berpengaruh satu sama lain dan saling memberi arti dan nilai, jelas pasti akan terjadi.


13462834681847277182
Kupu dan Bunga, Saling Bermanfaat (dok.pri)

Weekly Photo Challenge ke 19, kali ini menyodorkan tema unik yaitu Animal and Pets Photography atau fotografi tentang binatang apa saja dan atau binatang yang dipelihara di rumah. Tantangan kali ini sangat menarik karena saya tidak suka memelihara binatang. Dulu pernah punya anjing dan burung di dalam sangkar. Namun karena ketidak-ajegkan dalam perawatan dan pemeliharaan, yang disebabkan oleh kesibukan maka akhirnya meninggalkan saya dalam kematian.
Kali ini saya merasa ditantang untuk “hunting” binatang yang bukan dipelihara atau binatang “wildlife” begitu kesukaan saya menyebut jenis bintanag yang saya potret itu. Tentu saja, bukan binatang yang ganas nan buas yang saya potret. Tetapi, binatang yang kalau di lihat dari kasat mata tidak cantik dan kadang bikin kulit gatal atau teman putri saya bilang “menjijikkan” alias geli melihatnya. Pada hal binatang itu sama sekali nggak disentuh, apalagi dipegang erat-erat. Cuma melihat saja sudah geli pisan.
Reaksi itu sudah menjelaskan bahwa manusia dan binatang berotonomi dalam korelasi dan korelasi dalam otonomi hingga sampai pada perasaan, perkataan dan sikap manusia yang dipengaruhi dalam kebersamaannya untuk saling memberikan arti dan nilai.

1346283554146057479
Indah dan Geli Melihat Ulat Ini (dok.pri)
Bagi saya, binatang-binatang yang saya potret seperti dalam foto yang saya lampirkan dalam tulisan ini, bukan tanpa arti dan makna. Banyak makna dan arti saya dapat setelah me-review foto-foto yang saya dapatkan dari binatang-binatang itu. Pemahaman antropologis metafisik yang saya uraikan di awal tulisan, sangat membantu saya dan memperteguh diri saya sebagai mahkluk sosial yang bersama dan sekaligus berbeda.
Dari mata turun di hati. Meski awalnya melihat binatang itu (lalat, ulat, kumbang, semut, belalang dsb) itu tak sedap dipandang mata alias tak indah serta menjijikkan, namun ketika saya foto secara macro dan kemudian melihat hasilnya, saya berucap dalam batin, “Kecil itu indah”. Keindahan si kecil terletak pada saat saya bisa mendekatkan diri padanya dan dalam komunikasi bersama dengan si kecil saya mendapat sikap damai dan tak pelak lagi mengucap syukur kepada Sang Pencipta atas ciptaanNya bagi manusia.
Secara substansial, ke”aku”an saya dengan binatang secara kodrat dan hakiki berbeda jauh bahkan tak se level. Justru, perbedaan itu menciptakan kekaguman yang bersahabat karena dengan binatang itu saya mendapatkan foto-foto indah karena perbedaannya dengan saya. Sementara itu, memang saya tidak mengetahui apa penilaian binatang terhadap kekagumannya terhadapnya. Yang jelas, setelah saya foto, saya kemudian mengembalikan binatang itu ke “alam” habitatnya dan tidak sama sekali membunuh atau melukai. Perbuatan saya ini, barangkali membuat “yang tidak bisa bicara” itu menjadi senang dan bahagia bahwa sebagai mahkluk kecil “eksistensi”nya masih dihargai oleh manusia.

1346283632426399097
Cantik Kalau Didekati (dok.pri)

Binatang-binatang yang saya foto ini juga meneguhkan keyakinan iman saya pada Sang Pencipta. Pendek kata, tak ada ciptaan Tuhan yang tidak sempurna. Coba lihat foto binatang itu pada lekukan detilnya yang memukau dan menghembuskan sekali lagi nada kemolekkan binatang itu. Mempertahankan kemolekkan kadang susah dan sebaliknya nafsu manusia suka merusak keindahan dengan cara membuat suasana tidak damai. Sikap seperti ini mengingat saya pada prinsip “homo homini lupus” atau manusia menjadi serigala bagi yang lain. Bermusuhan kok nggak pernah berhenti ya.

Itulah binatang dalam otonomi dan korelasinya dengan manusia. Saling memberi arti dan nilai meski berbeda dan bersatu. Saling berhubungan timbal balik meski tidak saling membunuh. Saling meneguhkan iman meski berbeda cara. Yang jelas, fotografi binatang itu membuat saya semakin sadar diri bahwa manusia itu mahkluk sosial dan mahkluk berbudi serta mahluk beradab yang tak pernah putus dalam koneksitasnya pada Sang Pencipta, Sang Pemberi hidup dan kehidupan.
Jika dewasa ini manusia “lebih suka” menciderai otonomi-dan-korelasinya dengan binatang dengan menjungkirbalikkan nilai dan maknanya, secara antropologi metafisik, manusia justru seperti binatang dan melukai kemanusiaan dirinya yang tak saling memberi arti dan nilai pada keindahan, kedamaian, kebaikan dan kesejahteraan serta nilai-nilai kehidupan (living values) lainnya.

1346283697504417187
Ulat Bulu (dok.pri)
Secara fisik, besar kecilnya binatang memang dapat dilihat oleh mata. Apakah jinak atau buas binatang itu juga kadang tergantung sudut pandang kita. Antropologi Metafisik mengurai bagaimana manusia dan binatang bisa hidup damai meski berbeda. Bisa saling mengagumi meski dengan cara berbeda. Bisa bertumbuh bersama jika satu sama lain menghargai keunikan dan kekhasannya dalam kebersamaan,
Mengapa terjadi “tragedi sampang berdarah”? Mengapa harus ada tragedi penembakan manusia di Papua? Mengapa terjadi dekadensi moralitas seperti korupsi, pemerkosaan, penganiayaan dan lain sebagainya?

1346283734958812321
Lalat Pun Berniat Untuk Posting (dok.pri)

Tulisan tentang WPC XIX, Animal and Pets Photography 

 http://filsafat.kompasiana.com/2012/08/30/damai-itu-indah-wpc-19/

Moto Hewan Liar yang Telah Dijinakkan Pun Ternyata Sulit


1346127865964486974
Nah, saya juga lupa nama burung ini!
1346124622621024203
Manis juga sebenarnya….
1346127989191319796
Anggun…
Seperti saya tulis beberapa hari yang lalu, moto hewan sungguh amat sulit. Sekalipun moto hewan buas atau liar yang telah dijinakkan. Misalnya, hean-hewan yang ada di Taman Safari Prigen Pasuruan, yang hanya sekitar 30 km dari rumahku.
Sudah menjadi rutinitas kegiatan ‘sinau wisata’ sekolah kami setiap semester, pertengahan semester ganjil 2011 yang lalu kami kembali ke sana. Dan, tugas utamaku masih saja sama. Moto hewan sebagai bahan alat peraga IPA dan IPS.
Masalah tetap saja, kesulitan menghadapi hewan yang tak mau berpose di depan kamera. Mungkin mereka sudah bosan dipoto, karena tak pernah melihat hasilnya. Genit juga mereka…… Salam
13461246741777171439
Kalkun dari Amerika….kluk..kluk….kluk…
13461247151188830589
Bison ngantuk
1346124753742504900
Beruang yang sok jual mahal….
13461247911034092742
Wah lupa…ini Harimau Benggala atau Sumatra ya…
1346124833297290106
Apa ada wanita seperti ini ya….. Singa Betina!
1346124873622809326
Narsis juga ya….
13461249031582787193
Beruang selalu sok!
13461253952108084162
Siapa mau mandi dengan mereka?
1346127704513043549
Cantik ya…..
1346127824463884629
Jerapah nan lembut.
Sebenarnya masih ada 5 foto yang ‘cukup bagus’ namun gak mau diunggah. Saya coba beberapa kali masih saja ngadat. Entah kenapa. Foto-foto ini juga telah kami bagikan kepada sekitar 126 siswa dan orangtua mereka. Telah di blog mereka pribadi, FB, dan website mereka juga.
Info:
Nikon D40
Telah saya lakukan pemotongan ( cropping ) untuk 2-3 foto agar lebih jelas.
Mohon kritikan pencahayaan dan komposisi. Tks
Lihat juga :
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/26/hewan-hidup-bebas-di-kota-jaipur-india
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/25/susah-dan-ribetnya-moto-hewan-liar
 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/28/moto-hewan-liar-yang-telah-dijinakkan-pun-ternyata-sulit/

Belajar Living Habbit Satwa Melalui Memotret


pas foto KTP

1346070431559800250Bagi saya, memotret satwa adalah sebuah kegiatan yang sangat menarik dan berbeda dengan memotret makhluk atau hal lain. Binatang tidak bisa seenak kita mengatur objek manusia, menata objek still life photography atau membuat komposisi foto lanscape. Membidik binatang berlama-lama lewat view finder sambil menanti si satwa berpose hingga mengesekusinya lewat jepretan shutter speed membutuhkan kesabaran tersendiri. Tak jarang ketika sudah membidiknya, si fauna malah melenggang kangkung menjauh, tak kunjung berpose dan membuat fotografer harus mencari angle baru atau bahkan benar-benar membuat fotografer kehilangan kesempatan memotretnya.

13460706211784652150the unyu dragonfly
Ada sensasi penasaran ketika diam-diam mengamati satwa di balik view finder, sekaligus, sedikit banyak, tanpa fotografer sadari, menjadi sebuah kegiatan pengamatan tentang habbit satwa tersebut. Membidik capung misalnya, perasaan sedikit was-was dengan kemungkinan dia terbang sebelum kita berhasil menggerakkan sensor kamera. Tetapi begitu menyadari hasilnya, apalagi dengan bonus bokeh bulat-bulat pantulan cahaya di air, akan ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan.

134607098391986258 

elang bondol
Kendala ketika membidik elang bondol di kebun binatang adalah terhalangnya kamera oleh kawat besi kandang burung itu sendiri. Dengan perhitungan jarak tertentu antara objek dengan kawat kandang dan fokus kamera yang tepat, garis-garis kawat bisa otomatis menjadi tidak tampak atau samar (blur). Atau ketika saya mencoba menarik perhatian spesies kijang, ternyata si satwa secara sukarela difoto dengan mimik muka datar macem foto KTP. Point terpenting memotret binatang seperti ini adalah fokus pada mata object.

13460710401187963901 

burung onta bulu bersinar
Salah satu foto favorit satwa yang pernah saya bidik adalah seekor burung onta yang agak membelakangi cahaya matahari hingga menghasilkan gambar bulu-bulu yang seolah bersinar, didukung pula oleh kondisi mandi bokeh tumbuhan hijau di belakangnya karena diafragma kemera yang dipasang pada posisi lebar. 


13460711781560537217the baby komodo

The baby komodo menggambarkan semangat muda menggapai satu titik ketinggian pada batang pohon. Karakteristik tekstur kulit dan cengkeraman cakar komodo tampak menarik dan mendominasi. 

13460713111365545309perkawinan kupu
Menangkap momen perkawinan dua ekor kupu-kupu di atas daun hijau adalah cukup langka. Mereka saling mengaitkan ekor dan salah satu tetap mengepakkan sayapnya. 

13460714031186030774merak biru
Konon kabarnya, ekor merak merekah adalah momen di mana jantan merak sedang menggoda betinanya, menebarkan pesonanya untuk menarik lawan jenisnya, menarik para pembidik view finder pula untuk mengabadikan keindahan bulu-bulunya.

1346071655337826110beruang madu
Perasaan gemas muncul ketika melihat ekspresi beruang terkantuk-kantuk sambil menelangkupkan tangannya sebagai bantalan tidur, pengen bungkus dan bawa pulang si beruang madu, jadikan bantal unyu atau guling teman bobok kalau ga inget sebagai binatang buas. 

Salam Jepret!
Untuk melihat karya Kampretos lain yang unyu-unyu klik http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/25/weekly-photo-challenge-animal-and-pets-photography/
 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/27/belajar-living-habbit-satwa-melalui-memotret/

Beda Nasib Gajah Jaipur dan Gajah Sumatra


13461317231935127024
Paling menarik tentu yang naik gajah…..

Sama-sama binatangnya.  Sama jenisnya.  Sama namanya. Nasibnya ternyata berbeda, sekalipun tak terlalu mencolok. Itulah gajah. Satunya gajah India dan satunya lagi gajah Sumatera.
Di Afrika juga banyak gajah liar. Namun entah karena besarnya, atau memang orang Afrika tak bisa menaklukkan sehingga sulit dijadikan hewan piaraan. Di Indonesia sendiri kebanyakan gajah hanya ditaklukan untuk pertunjukan. Sedangkan di India malah dijadikan sarana transportasi ( tradisional ).1346132155746778467
Di Jaipur mudah dijumpai gajah sebagai alat transportasi seperti yang sempat terpoto. Bandingkan dengan gajah Sumatra yang ada di Taman Safari Prigen. Salam


13461317681335429290
Andai aku gajahnya…..heemmmm

1346131817355065694
Adegan petani kabur ladangnya diserbu gajah!

13461319231825088674
Nasib gajah Jaipur.

1346132041881494068
Nasig gajah Sumatera.


Lihat juga :
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/26/hewan-hidup-bebas-di-kota-jaipur-india
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/25/susah-dan-ribetnya-moto-hewan-liar
 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/28/beda-nasib-gajah-jaipur-dan-gajah-sumatra/

Hewan Hidup Bebas di Kota Jaipur, India


134598633074011463
Pangeran Berkuda. dok.pri

13459863811775222402
Pangeran Bergajah ( ? ) dok.pri

India sebagai negara berkembang, sekalipun teknologi lebuh maju daripada negara kita, ternyata dalam keseharian tidak jauh berbeda. Gaya hidup tradisional masih melekat pekat dalam masyarakatnya. Demikian juga dalam memelihara hewan piaraan. Di Jaipur, ada beberapa hewan liar yang hidup bebas tanpa gangguan dari manusia.
Ada juga hewan-hewan besar yang dipelihara dengan baik. Hewan ini dijadikan alat transportasi dan tunggangan sebuah pesta ( perkawinan ? ) dan upacara tertentu.

1345986442497757669
Kereta kuda India. dok.pri
1345986494467225707
Tradisional dan modern berdampingan. dok.pri
1345986564266978483
Kereta onta India. dok.pri
13459866711976605365
Elang India. dok.pri
134598672366232741
Kambing Tembok saingan Kambing Gunung. dok.pri
13459868071234736451
1345986866976304680
Makin genit minta dipoto. dok.pri
Paling menarik tentunya ular kobra yang digunakan untuk mencari nafkah. Ular kobra ini di taruh di sebuah kranjang. Pemiliknya biasanya meniupkan dan menggerakkan sebuah trompet tradisional. Ular kobra yang melihat trompet bergerak menganggapnya sebagai ‘musuh yang mengganggu’ Maka dengan penuh kewaspadaan, ular siap mematuk ‘mangsa’ itu. Jadi, ular kobra tersebut bukan menari karena suara tiupan trompet. Tapi bergerak-gerak seperti menari mengikuti gerakan trompet yang ditiup. Kalau tak percaya, sekali waktu pinjam ular kobra seseorang lalu gerak-gerakan tangan anda di depannya. Maka ular kobra akan mengikutinya dan……kalau tak siap maka jangan menyesal kalau dipatuk. Silakan mencoba! Kalau berani…… Salam.
134598694454845511
Komedi Ular Kobra. dok.pri
13459870201648790280
Berjoged mengikuti gerak trompet. dok.pri
1345987089185666667
Capai. Minta disayang. Dok.Pri
13459871411524565900
Sepi penonton. Kasihan ya…. Dok.pri
13459872171093531103
Mencari tuannya….. dok.pri
13459872781113843393
Nah, ini dia sudah ketemu…. dok.pri
Info : Canon EOS 400D —- Canonmania.
Simak juga yang lain di WPC  Animal  dan   http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/25/susah-dan-ribetnya-moto-hewan-liarberikut
 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/26/hewan-hidup-bebas-di-kota-jaipur-india/