Friday, 26 April 2013

Sayangilah Keluarga dengan Cara Memelihara Ikan


Penyuluh Perikanan MMu._ Sahabat semua yang saya cintai ...Cintailah keluarga anda dengan memelihara ikan. Postingan kali ini penyuluh perikanan mengajak sahabat semua untuk mencintai keluarga, karena dengan mencintai keluarga berarti kita telah  menjalankan kewajiban kita untuk menyayangi keluarga, baik sebagai anggota  ataupun kepala keluarga. Salah satu Cara Mencintintai keluarga tidak sulit kok anda cukup meliharalah ikan, Bukankah begitu...??

Sahabat tentu tahu, bahwa Hingga sampai saat ini Usaha Budidaya perikanan sudah banyak berkembang dilapisan Masyarakat, bahkan diseluruh wilayah Indonesia hingga sampai ke pelosok pedesaan. hal ini sudah jelas karena sudah menjadi Komitmen sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan Berbagai Program dan Terobosan yang dilakukan selama ini, bahkan untuk kedepannya tetap akan lebih ditingkatkan untuk menjadi lebih baik lagi. Terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sudah Banyak sekali diberikan kepada Masyarakat Indonesia dalam rangka Meningkatkan Produksi Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara penghasil produk terbesar di dunia. ternyata Program itu bukan saja untuk perikanan tangkap tapi juga bidang Perikanan Budidaya. Jadi anda jangan Heran kalau dimana mana banyak sekali program pembangunan perikanan berjalan secara baik dan lancar, karena itu sudah menjadi komitmen sesuai dengan Visi dan Misi kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Sesuai dengan kemajuannya bahwa ternyata Usaha Budidaya perikanan merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan, selain dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya juga menjadi kegiatan yg bisa meningkatkan gairah dan taraf hidupnya, bahkan bisa menjadi solusi sebagai cara untuk menghindari kejenuhan selama ini akibat krisis, karena dengan budidaya dan memiliki usaha perikanan seperti ini kita juga Merasa asyik. Bagi seseorang yang memiliki lahan usaha akan sangat rugi jika tidak dimanfaatkan secara bijaksana untuk usaha perikanan. Apalagi kalau kita memiliki lahan yang luas dan memiliki persyaratan air atau irigasi yang sangat memadahi tapi tdk dimanfaatkannya.  Untuk memelihara ikan (Budidaya Perikanan)  banyak cara yang dilakukan baik secara sederhana maupun dengan cara cara lainnya sesuai dengan Teknologi Perikanan yang berkembang saat ini, baik melalui sistim Mina Padi misalnya,karena Usaha Budidaya Mna padi dapat melipat gandakan produksi, selain mendapat produksi padi juga hasil ikan bahkan melalui usaha MIna padi ini kotoran ikan bisa dimanfaatkan sebagai Pupuk untuk kesuburan tanah dalam pemeliharaan padi. dan dengan tangah yg subur plankton akan berkembang sebagai makanan alami bagi pertumbuhan ikan.

Usaha Perikanan Budidaya ini sebenarnya bisa dijalankan oleh siapa saja termasuk anda sebagai anggota Bloger, asalkan kita memiliki niat yang baik dan memiliki kemauan yang serius. Sebab untuk usaha Perikanan seperti ini tidak perlu membutuhkan lahan yang sangat luas, Apakah kolam terpal misalnya, bahkan sampai lahan yang sangat sempit sekalipun bisa dilaksanakan walaupun sebesar Aquarium yang sangat kecil. Sedangkan Teknologinya anda bisa mencari di disini, Yang penting  dalam melaksanakan Usaha Perikanan kita harus memahami persyaratannya, seperti Wadah (sebagai tempat/Media Kolam), Sumber Air sebagai media tempat hidup Ikan, makanan (bisa dengan Pellet), kebutuhan Oksigen yang dapat dilakukan melalui sirkulasi air, dan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan sebagai persyaratan bagi kehidupan, kesehatan dan Pertumbuhan Ikan.

Pada Prinsipnya Usaha Budidaya Perikanan tidak sesulit yang anda bayangkan dan sangat mudah asalkan mau, melaksanakannya secara sungguh sungguh dan serius. Mengenai teknologinya juga sama bahkan tidak jauh berbeda. Yang jelas kita harus tahu bahwa ikan hidup membutuhkan air, makanan, oksigen, kesehatan lingkungan dan sirkulasi air untuk kesehatan, yang penting keseriusan dalam mengetrapkan tersebut.Demikian juga kita sebagai manusia untuk hidup dibutuhkan makanan dan lain seterusnya.
Jika anda masih ragu dalam menekuni usaha Perikana Budidaya silahkan kunjungi Perikanan Budidaya di sini, atau disini, dan bisa juga disini... Atau anda perlu buku petunjuk sebagai pedoman silahkan Klik disini. 
Jadi  begitu mudahnya memelihara ikan, Oleh karena itu sekali lagi saya mengajak untuk sahabat semua, janganlah ragu dan takut untuk memelihara ikan, bagi anda semua yang belum mencoba silahkan untuk dicoba, karena jika anda benar benar sayang sama keluarga cintailah keluarga anda dengan memelihara ikan, sehingga hidup anda akan merasa aman,nyaman, tentram dan damai....  Insya Allah

Demikian Sampai disini dulu sampai jumpa pada kesempatan yang lain,selamat mencoba dan semoga bermanfaat. 


Sumber referensi semua postingan disini diperoleh melalui:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan Pengembangan Simberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Pusat Penyuluhan Perikanan
dan sumber sumber lainnya yang dijadikan sebagai referensi 





SELAMAT MENIKMATI DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA
TERIMA KASIH UNTUKMU SAHABATKU

UNTUK PILIHAN ANDA DISINI







Monday, 22 April 2013

Muhasabah



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah tiap-tiap diri memperhatikan apa yang dipersiapkan untuk hari esok." (QS Al-Hasyr 59: 18)
Ayat di atas sangat jelas mengandung perintah Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar memperhatikan kembali apakah amal perbuatan yang dilakukannya mendatangkan manfaat untuk kehidupan akhirat atau tidak. Jika terdapat pada amal perbuatannya sesuatu yang diyakini bermanfaat untuk kehidupan akhirat maka dia patut bersyukur. Akan tetapi, jika tidak, maka dia patut menyesali dan segera melakukan tobat kepada Allah SWT.

Seorang yang beriman dan berakal seharusnya lebih bersungguh-sungguh menghisab diri dan perbuatannya. Karena semua itu berkaitan dengan kesengsaraan atau kebahagiaan yang kekal abadi di akhirat. Umar bin Khaththab RA berkata, ''Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu dihisab di akhirat kelak. Timbang-timbanglah amal perbuatanmu sebelum ia ditimbang di akhirat.'' (Riwayat Abu Nuaim dalam Al-Hilyah).

Dalam riwayat lain, Umar RA setiap menjelang malam memukul kedua kakinya dengan cambuk seraya berkata kepada dirinya sendiri, ''Apa yang sudah kukerjakan hari ini.'' Perbuatan Umar bin Khaththab jelas merupakan manifestasi dari muhasabah (menilai kembali tindak-tanduk dan amal perbuatan).

Imam Al-Ghazali dalam hal ini berkata, ''Ketahuilah jika seorang hamba memiliki waktu di pagi hari untuk mendengarkan nasihat-nasihat kebenaran, maka seharusnya dia juga memiliki waktu di sore hari untuk menghisab dirinya. Dia mesti merenungi kembali seluruh gerak-gerik dan perbuatannya sepanjang hari. Ke mana saja dia bergerak, sehari itu, dalam perkara apa dia bergerak, dan untuk tujuan apa pula dia bergerak?''

''Tirulah perbuatan para pedagang yang memperhitungkan seluruh aktivitas perdagangannya setiap hari, setiap bulan, dan setiap tahun. Mereka melakukan semua perhitungan itu karena menginginkan materi keduniaan dan takut kehilangan sedikit pun dari harta perdagangannya. Padahal dia mengetahui bahwa semua yang diusahakannya secara sungguh-sungguh itu pada akhirnya akan hilang (fana) juga.''

Pada suatu hari seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, ''Wahai Rasulullah berilah wasiat kepadaku.'' Rasul menjawab, ''Benarkah engkau mau menerima wasiatku?'' Lelaki itu menjawab, ''Ya''. Maka Rasulullah bersabda, '' Jika kamu sedang melakukan suatu urusan penting maka perhatikanlah baik-baik. Jika kamu rasa urusan itu dapat mendatangkan petunjuk (hidayah) untukmu maka teruskanlah. Namun jika kamu rasa urusan tersebut akan melalaikanmu maka hentikan.''

Muhammad SAW beristighfar setiap hari kepada Allah sebanyak 100 kali. Padahal beliau adalah ma'shum dan mahfudz, yakni dijaga oleh Allah SWT dari perbuatan dosa baik yang kecil maupun besar. Karena itu, kita sebagai makhluk yang setiap hari tak luput dari alpa dan dosa sudah semestinya melakukan muhasabah dan bertobat. Semoga kita selalu mendapat perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT.


=========




Yang halal dan yang haram



Sesusungghuhnya
1. Yang halal itu jelas dan yg haram itu jelas dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat yg tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yg menjaga hal-hal musyabbihat
maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan barangsiapa yg terjerumus dalam syubhat maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa tiap raja mempunyai tanah larangan dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adl hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah dia itu adl hati. {HR.Bukhari}


Keterangan:
Khusus utk hadits no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-Albani krn saya lihat arti yg bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih ini kurang tepat. Disana disebutkan Barangsiapa terperosok ke dalam hal yg syubhat maka dia terperosok dalam yg haram.

Padahal kalimat yg tepat bukan menyatakan pasti tapi hampir-hampir terperosok kepada yg haram. Wallaahu’alam.
2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: Apabila aku shalat semua yang fardhu dan puasa pada bulan Ramadhan menghalalkan yg halal dan mengharamkan yg haram dan tidak lbh dari itu apakah aku bisa masuk surga? Nabi Saw menjawab Ya.

3. Lautan airnya suci dan bangkai ikannya halal .
4. Orang yg mengharamkan sesuatu yg halal serupa dgn orang yg menghalalkan sesuatu yg haram.
5. Yang halal jelas dan yg haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam .
6. Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yg tidak makan uang riba.

Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya .
7. Tiap tubuh yg tumbuh dari yg haram maka api neraka lbh utama membakarnya.




Jangan bersedih



Bersyukur atas atas segala nikmat ALLAH dan berbahagia dengan apa yang dimiliki. Merenunglah dan Bersyukurlah. Bila Anda selalu mengingat semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada Anda,
niscaya anda akan mendapatinya meliputi diri anda, mulai dari atas hingga bagian bawah telapak kaki anda. seperti kesehatan jansmani, keamanan sandang pangan, udara, air dsb. Allah telah berfirman "Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah kalian dapat menghitungnya" .
Anda memiliki sepasang mata, lisan bibir, kedua tangan dam kaki, "Maka nikmat Tuhan yang manakan yang pantas kalian dustakan?" . Apakah anda hal yang mudah berjalan dengan kedua telapak kaki anda, sementara banyak telapak kaki lain diamputasi? Apakah mudah bertopang pada kedua betis anda, sementara banyak betis lain diamputasi? Apakah anda menganggap remeh bila anda dapat tidur dengan nyenyak, sementara bayak orang tidak dapat tidur karena penyakit yang dideritanya? Pikirkanlah pendengaran anda yang begitu peka, sesungguhnya ia tehindar dari ketulian. Renungkanlah penglihatan anda yang begitu tajam, sesungguhnya ia selamat dari kebutaan.Lihatkah kulit tubuh anda yang begitu mulus, sesungguhnya ia tehindar dari penyakit kulit. Maukah anda bila hanya indra penglihatan semata ditukar dengan emas sebsar bukit Uhud? Pendengaran anda ditukar dengan perak sebesar bukit Tsahlan? Maukau bila lidah anda ditukar dengan istana Zahira hingga menjadi bisu?

Sebenarnya anda berada dalam kenikmatan yang berlimpah dan karunia yang sangat besar, tatapi anda tidak menyadarinya.Anda memikirkan nikmat yang tidak ada dan tidak mensyukuri nikmat yang ada. Anda terkejut karena mengalami kerugian materi, padahal anda memiliki kunci kebahagiaan, segudang kebaikan, bakat ,nikmat dan yang lainya.Oleh karena itu merenunglah dan bersyukurlah anda! Allah telah berfirman " Dan (juga) pada diri kalian sendiri terdapat tanda2kwkuasaan Allah, maka apakah kalian tiada memperhatikan?" . dan "Mereka mengetahui bahwa semua nikmat yang ada berasal dari Allah, tetapi mereka mengingkarinya".

Jangan bersedih! Jika saat ini anda fakir, maka selain anda ada yang dipenjara karena kasus hutang, jika anda tidak memiliki sarana transportasi, maka selain anda ada yang diamputasi kedua kakinya. Jika anda mengeluh karena kesakitan, maka orang2 lain ada yang terbaring diranjang putih selama bertahun-tahun. Jika anda kehilangan seorang anak, maka selain anda ada yang kehilangan sejuamlah anak2nya dalam sebuah kecelakaan sekaligus.

Jangan bersedih! Jika anda berbuat dosa, segeralah bertobat. Jika anda melakukan kesalahan, segeralah minta ampunan, Jika anda membuat kekeliruan segeralah memperbaikinya! Rahmat Allah itu amat luas, pintunyaNya terbuka lebar, AmpunanNya berlimpah, dan tobat pasti diterima.
Jangan bersedih! Karena kalau anda tetap bersedih, anda sendirilah yang membuat tegang urat syaraf anda, menggoyahkan eksistensi anda, memayahkan hati anda, dan menggelisahkan dan membuat anda susah tidur




Insan Kamil



Insan Kamil (Manusia Sempurna)
a. Pengertian Insan Kamil dan Tareqat
Insan kamil berasal dari bahasa Arab, yaitu dari dua kata: Insan dan kamil. Secara harfiah, Insan berarti manusia, dan kamil berarti yang sempurna.
Dengan demikian, insan kamil berarti manusia yang sempurna.
Selanjutnya Jamil Shaliba mengatakan bahwa kata insan menunjukkan pada sesuatu yang secara khusus digunakan untuk arti manusia dari segi sifatnya, bukan fisiknya. Dalam bahasa Arab kata insan mengacu kepada sifat manusia yang terpuji seperti kasih sayang, mulia dan lainnya. Selanjutnya kata insan digunakan oleh para filosof klasik sebagai kata yang menunjuk¬kan pada arti manusia secara totalitas yang secara langsung mengarah pada hakikat manusia. Kata insan juga digunakan untuk menunjukkan pada arti terkumpulnya seluruh potensi intelektual, rohani dan fisik yang ada pada manusia, seperti hidup, sifat kehewanan, berkata-kata dan lainnya.

Adapun kata kamil dapat pula berarti suatu keadaan yang sempurna, dan digunakan untuk menunjukkan pada sempurnanya zat dan sifat, dan hal itu terjadi melalui terkumpulnya sejumlah potensi dan kelengkapan seperti ilmu, dan sekalian sifat yang baik lainnya.
Selanjutnya kata insan dijumpai di dalam al-Qur’an dan dibedakan dengan istilah basyar dan al-nas. Kata insan jamak-nya kata al-nas. Kata insan mempunyai tiga asal kata. Pertama, berasal dari kata anasa yang mempunyai arti melihat, mengeta-hui dan minta izin. Yang kedua berasal dari kata nasiya yang artinya lupa. Yang ketiga berasal dari kata al-uns yang artinya jinak, lawan dari kata buas. Dengan bertumpu pada asal kata anasa, maka insan mengandung arti melihat, mengetahui dan meminta izin, dan semua arti ini berkaitan dengan kemampuan manusia dalam bidang penalaran, sehingga dapat menerima pengajaran.
a) Berfungsi Akalnya Secara Optimal
Fungsi akal secara optimal dapat dijumpai pada pendapat kaum Muktazilah. Menurutnya manusia yang akalnya berfungsi secara optimal dapat mengetahui bahwa segala perbuatan baik seperti adil, jujur, berakhlak sesuai dengan essensinya dan merasa wajib melakukan semua itu walaupun tidak diperintahkan oleh wahyu. Manusia yang berfungsi akalnya sudah merasa wajib melakukan perbuatan yang baik. Dan manusia yang demikianlah yang dapat mendekati tingkat insan kamil. De¬ngan demikian insan kamil akalnya dapat mengenali perbuatan yang baik dan perbuatan buruk karena hal itu telah terkandung pada essensi perbuatan tersebut.
b) Berfungsi Intuisinya
Insan Kamil dapat juga dicirikan dengan berfungsinya intuisi yang ada dalam dirinya. Intuisi ini dalam pandangan Ibn Sina disebut jiwa manusia (rasional soul). Menurutnya jika yang berpengaruh dalam diri manusia adalah jiwa manusianya, maka orang itu hampir menyerupai malaikat dan mendekati kesempurnaan.
c) Mampu Menciptakan Budaya
Sebagai bentuk pengamalan dari berbagai potensi yang terdapat pada dirinya sebagai insan, manusia yang sempurna adalah manusia yang mampu mendayagunakan seluruh potensi rohaniahnya secara optimal. Menurut Ibn Khaldun manusia adalah makhluk berpikir. Sifat-sifat semacam ini tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Lewat kemampuan berpikirnya itu, ma¬nusia tidak hanya membuat kehidupannya, tetapi juga menaruh perhatian terhadap berbagai cara guna memperoleh makna hidup. Proses-proses semacam ini melahirkan peradaban.
Tetapi dalam kaca mata Ibn Khaldun kelengkapan serta kesempurnaan manusia tidaklah lahir dengan begitu saja, melainkan melalui suatu proses tertentu. Proses tersebut dewasa ini dikenal dengan evolusi.
d) Menghiasi Diri dengan Sifat-sifat Ketuhanan
Pada uraian tentang arti insan tersebut di atas telah disebutkan bahwa manusia termasuk makhluk yang mempunyai naluri ketuhanan (fitrah). la cenderung kepada hal-hal yang berasal dari Tuhan, dan mengimaninya. Sifat-sifat tersebut menyebabkan ia menjadi wakil Tuhan di muka bumi. Manusia sebagai khalifah yang demikian itu merupakan gambaran ideal. Yaitu manusia yang berusaha menentukan nasibnya sendiri, baik sebagai kelompok masyarakat maupun sebagai individu. Yaitu manusia yang memiliki tanggung jawab yang besar, ka¬rena memiliki daya kehendak yang bebas.
e) Berakhlak Mulia
Sejalan dengan ciri keempat di atas, insan kamil juga adalah manusia yang berakhlak mulia. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali Syari’ati yang mengatakan bahwa manusia yang sempurna memiliki tiga aspek, yakni aspek kebenaran, kebajikan dan keindahan.

f) Berjiwa Seimbang
Menurut Nashr, sebagai dikutip Komaruddin Hidayat, bahwa manusia modem sekarang ini tidak jauh meleset dari siratan Darwin. Bahwa hakikat manusia terletak pada aspek kedalamannya, yang bersifat permanen, immortal yang kini tengah bereksistensi sebagai bagian dari perjalanan hidupnya yang teramat panjang. Tetapi disayangkan, kebanyakan dari mereka lupa akan immortalitas dirinya yang hakiki tadi. Manusia modern mengabaikan kebutuhannya yang paling mendasar, yang bersifat ruhiyah, sehingga mereka tidak akan mendapatkan ketenteraman batin, yang berarti tidak hanya ke¬seimbangan diri, terlebih lagi bila tekanannya pada kebutuhan materi kian meningkat, maka keseimbangan akan semakin rusak.

b. Pengertian Tareqat
Secara terminologi (istilah) tarekat yang berasal dari kata thariqah itu mula-mula berarti jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian ia digunakan untuk menunjuk suatu metode psikologi moral untuk membimbing seseorang mengenal Tuhan. Tarekat dalam pengertian inilah yang digunakan dalam karya al-Junayd, al-Hallaj, al-Sarraj, al-Hujwiri, dan al-Qushayri. Melalui jalan itu seseorang dengan menempuh berbagai tingkatan psikologis dalam keimanan dan pengamalan ajaran Islam dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhan dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi, sehingga akhirnya ia mencapai realitas (hakikat) Tuhan yang tertinggi.

Tarekat adalah suatu metode praktis dalam membimbing murid dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan tindakan melalui tingkatan-tingkatan secara berurutan untuk merasakan hakikat Tuhan. Tarekat adalah jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi agar berada sedekat mungkin dengan Allah.

Berdasarkan uraian itu maka dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah jalan yang ditempuh murid agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan di bawah bimbingan guru (mursyid).

Pengertian Tarekat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya tharaiq, yang berarti:
1) jalan atau petunjuk jalan atau cara,
2) Metode, system (al-uslub),
3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab),
4) keadaan (al-halah),
5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amudal-mizalah). Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin‘Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat.

Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi (sufibrotherhood) yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.