TEHNIK BUDIDAYA LELE SANGKURIANG

<div style="text-align: center;">oleh: RUSTADI</div><div style="text-align: center;">Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">I. PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. </div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, saat ini masyarakat wilayah kabupaten mukomuko sudah mulai banyak yang mengembangkannya, hal ini disebabkan dengan adanya program dan kegiatan yang dikelola oleh dinas kelautan dan perikanan kabupaten Mukomuko.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. </div><div style="text-align: justify;">Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversation Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Pengembangan Benih Air Tawar (BPBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”. </div><div style="text-align: justify;">Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun 2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002-2004). Hasil perekayansaan ini (lele sangkuriang) memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp) mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004. Teknik budidaya lele sangkuriang tidak berbeda dengan lele dumbo, mulai dari pembenihan sampai pembesaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">II. TEKNIK PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG</div><div style="text-align: justify;">2.1. Pematangan Gonad</div><div style="text-align: justify;">Pematangan gonad lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2, keringkan selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam, isi air setinggi 50-70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 300 ekor induk ukuran 0,7-1,0 kg, beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3% setiap hari. </div><div style="text-align: justify;">Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.</div><div style="text-align: justify;">2.2. Pematangan di bak</div><div style="text-align: justify;">Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan baktembok ukuran panjang 8m, lebar 4m dan tinggi 1m; keringkan selama 2-4 hari, isi air setinggi 80-100 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 100 ekor induk, beri pakan tambahan (pellet) sebanyak 3 persen/hari.</div><div style="text-align: justify;">Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.</div><div style="text-align: justify;">2.3.Seleksi</div><div style="text-align: justify;">Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh.</div><div style="text-align: justify;">Tanda induk betina yang matang gonad :</div><div style="text-align: justify;">- perut gendut dan tubuh agak kusam</div><div style="text-align: justify;">- gerakan lamban dan punya dua lubang kelamin</div><div style="text-align: justify;">- satu lubang telur satu lubang kencing</div><div style="text-align: justify;">- alat kelamin kemerahan dan agak membengkak</div><div style="text-align: justify;">Tanda induk jantan yang matang gonad :</div><div style="text-align: justify;">- gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya</div><div style="text-align: justify;">- punya satu lubang kelamin yang memanjang, kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.</div><div style="text-align: justify;">2.4. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva</div><div style="text-align: justify;">Pemijahan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning), pemijahan semi alami (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara buatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">A. Pemijahan Alami</div><div style="text-align: justify;">- Siapkan bak berukuran panjang 2m, lebr 1m, dan tinggi 0,4 m</div><div style="text-align: justify;">- Keringkan selama 2-4 hari</div><div style="text-align: justify;">- Isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan</div><div style="text-align: justify;">- Pasang hapa halus seusai ukuran bak</div><div style="text-align: justify;">- Masukkan ijuk secukupnya</div><div style="text-align: justify;">- Masukkan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari</div><div style="text-align: justify;">- Masukkan pula 1 ekor induk jantan</div><div style="text-align: justify;">- Biarkan memijah</div><div style="text-align: justify;">- Esok harinya tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.</div><div style="text-align: justify;">Hasil pemijahan alami lele sangkuriang biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B. Pemijahan Semi Alami</div><div style="text-align: justify;">- Perbandingan induk jantan dan betina 1:1 baik jumlah maupun berat</div><div style="text-align: justify;">- Penyuntikkan langkahnya sama dengan pemijahan buatan</div><div style="text-align: justify;">- Pemijahan langkahnya sama dengan pemijahan alami</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">C. Pemijahan Buatan</div><div style="text-align: justify;">Pemijahan buatan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini adalah penyuntikkan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.</div><div style="text-align: justify;">1. Penyuntikkan dengan ovaprim</div><div style="text-align: justify;">Penyuntikkan adalah kegiatan memasukkan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mil ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikkan ke dalam tubuh induk tersebut; masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Penyuntikkan dengan hypofisa</div><div style="text-align: justify;">Penyuntikkan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypofisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya siapkan induk betina yang sudah matang gonad ; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutup insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat dibawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypofisa; masukkan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukkan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikkan ke dalam tubuh induk betina; masukkan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Pengambilan Sperma</div><div style="text-align: justify;">Setengah jam sebelum pengeluaran tleur; sperma harus disiapkan. Caranya:</div><div style="text-align: justify;">1. Tangkap induk jantan yang sudah matang kelamin</div><div style="text-align: justify;">2. Potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang</div><div style="text-align: justify;">3. Keluarkan darahnya</div><div style="text-align: justify;">4. Gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang insang</div><div style="text-align: justify;">5. Buang organ lain di dalam perut</div><div style="text-align: justify;">6. Ambil kantung sperma</div><div style="text-align: justify;">7. Bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering</div><div style="text-align: justify;">8. Hancurkan kantung sperma dangan cara menggunting bagian yang paling banyak</div><div style="text-align: justify;">9. Peras spermanya agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides</div><div style="text-align: justify;">10. Aduk hingga homogen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.5. Pengeluaran Telur</div><div style="text-align: justify;">Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari peyuntikkan, namun 9 jam sebelumnya diadakan pengecekkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cara pengeluaran telur:</div><div style="text-align: justify;">1. Siapkan 3 buah baskom plastik, 1 botol Natrium Chlorida (infus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu</div><div style="text-align: justify;">2. Tangkap induk dengan sekup net</div><div style="text-align: justify;">3. Keringkan tubuh induk dengan lap</div><div style="text-align: justify;">4. Bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka</div><div style="text-align: justify;">5. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya</div><div style="text-align: justify;">6. Pijit bagian perut ke arah lubang telur</div><div style="text-align: justify;">7. Tampung telur dalam baskom plastic</div><div style="text-align: justify;">8. Campurkan larutan sperma ke dalam telur</div><div style="text-align: justify;">9. Aduk hingga rata dengan bulu ayam</div><div style="text-align: justify;">11. Tambahkan Natrium Chlorida dan aduk hingga rata</div><div style="text-align: justify;">12. Buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah</div><div style="text-align: justify;">13. Telus siap ditetaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.6. Penetasan</div><div style="text-align: justify;">Penetasan lele sangkuriang dimasukkan ke dalam bak tembok. Caranya :</div><div style="text-align: justify;">1. Siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m</div><div style="text-align: justify;">2. Keringkan selama 2-4 hari</div><div style="text-align: justify;">3. Isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan air mengalir selama penetasan</div><div style="text-align: justify;">4. Pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak</div><div style="text-align: justify;">5. Beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja</div><div style="text-align: justify;">6. Tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa</div><div style="text-align: justify;">7. Biarkan telur menetas dalam 2-3 hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan oksigen terlarut dapat pula diupayakan dengan pemberian aerasi.</div><div style="text-align: justify;">Telur lele sangkuriang menetas 30-36 jam setelah pembuahan pada suhu 22-25 0C. Larva lele yang baru menetas memiliki cadangan makanan berupa kantung telur (yolksack) yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi larva sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Pemeliharaan larva dilakukan dalam hapa penetasan. Pakan dapat mulai diberikan setelah larva berumur 4-5 hari atau ketika larva sudah dapat berenang dan berwarna hitam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">III. MANAJEMEN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN</div><div style="text-align: justify;">Kegiatan budidaya lele sangkuriang di tingkat pembenih/pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan oleh adanya serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan pembesaran, penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.</div><div style="text-align: justify;">Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan lele dapat diakibatkan oleh serangan organisme predator (hama) ataupun organisme pathogen (penyakit). Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain insekta, ular, atau belut. Serangan lebih banyak terjadi bila pendederan benih dilakukan di kolam tanah dengan menggunakan pupuk kandang. Sedangkan organisme pathogen yang lebih sering menyerang adalah Ichthiopthirius sp, Trichodina sp, Dacttylogyrus sp, dan Aeromonas hydrophyla.</div><div style="text-align: justify;">Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling kolam.</div><div style="text-align: justify;">Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan manajemen lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen untuk diobati. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.</div><div style="text-align: justify;">Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan probiotik. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gmbar:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6rHi9R9zGs6Pt7kZvE3FNXK9apEQj_j5nzt4xEf_OjpNZNhvf0JHyncB9ruczkReGz_coU2umcJSX6nsKcKdDlkkv9z6ozWGCaZ6aHPU7GbnbD-kat249FoVAIQm-Z9UUfn2pGFpq_S4/s1600/Induk+Betina+Lele+Sangkuriang+siap+Pijah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6rHi9R9zGs6Pt7kZvE3FNXK9apEQj_j5nzt4xEf_OjpNZNhvf0JHyncB9ruczkReGz_coU2umcJSX6nsKcKdDlkkv9z6ozWGCaZ6aHPU7GbnbD-kat249FoVAIQm-Z9UUfn2pGFpq_S4/s400/Induk+Betina+Lele+Sangkuriang+siap+Pijah.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikian semoga bermanfaat,..</div><div style="text-align: justify;">sumber informasi : dkp.go.id</div>

TEHNIK BUDIDAYA LELE SANGKURIANG

oleh: RUSTADI Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko I. PENDAHULUAN Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah ...

Read more »

TEKNOLOGI BUDIDAYA LELE DALAM TERPAL

<div style="text-align: center;">BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1GYDF1GrRMX-ELtJGJhvPwAxNW7QXHMpUusxQMLfjlOpF33s9LdtOJa049kHUahAOKFjuNvCRx22UVjcPP0TRPOIFXovsS8cwTtuiILCVcHp9a24PNlUWp31_x9G2A2xhZiM2kMDCnpQ/s1600/budiday+lele+terpal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1GYDF1GrRMX-ELtJGJhvPwAxNW7QXHMpUusxQMLfjlOpF33s9LdtOJa049kHUahAOKFjuNvCRx22UVjcPP0TRPOIFXovsS8cwTtuiILCVcHp9a24PNlUWp31_x9G2A2xhZiM2kMDCnpQ/s400/budiday+lele+terpal.jpg" width="400" /></a></div><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. </div><div style="text-align: justify;">1. Keuntungan dari kolam terpal adalah : </div><div style="text-align: justify;">a. Terhindar dari pemangsaan ikan liar. </div><div style="text-align: justify;">b. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan. </div><div style="text-align: justify;">c. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro. </div><div style="text-align: justify;">d. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gambar 2. Kolam terpal pemeliharaan lele </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj59qucTqTfBtu-UmB3_Hixu7U9I6mibq1G7kCGC6e1CBS2pWCeN536SIHCrFvCM6XZdopLDTeDaidANZASlp1vaVCW8v-ZAjtgXxX4dVnCeMS8nl5OZm4wyTQB9kUpnzzF6-XI39aWqt4/s1600/P17-06-10_12.11%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj59qucTqTfBtu-UmB3_Hixu7U9I6mibq1G7kCGC6e1CBS2pWCeN536SIHCrFvCM6XZdopLDTeDaidANZASlp1vaVCW8v-ZAjtgXxX4dVnCeMS8nl5OZm4wyTQB9kUpnzzF6-XI39aWqt4/s320/P17-06-10_12.11%255B1%255D.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;">1. Usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.</div><div style="text-align: justify;">2. Terpal, ukuran 4x3 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok. </div><div style="text-align: justify;">3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar, dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan. </div><div style="text-align: justify;">4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti tanaman hanjuang atau apa saja yang kuat. Jangan menggunakan bambu karena masa pakainya terbatas. </div><div style="text-align: justify;">5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya. </div><div style="text-align: justify;">6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian pasang belahan bambu 4,2 meter untuk panjangnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2 meter untuk lebarnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat. Setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat-kuat dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.1 Peralatan Penunjang</div><div style="text-align: justify;">Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan, alat tangkap (serok/lambit), ember dan lain-lain. Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gambar 3. serok </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY4CVRe3Zo6W0JUwIXCSRVEkPwtXpW1ZyQCFFfke4Rw1CE7fRqlm5zTo8_hJM_3bnqwkAiChLSe1hIoMxsxhyVR6BQEmiHd70Eypru3FeN4S_4Il98wy_ImP3iWtu6S94peGCZpGeJSOU/s1600/SEROK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY4CVRe3Zo6W0JUwIXCSRVEkPwtXpW1ZyQCFFfke4Rw1CE7fRqlm5zTo8_hJM_3bnqwkAiChLSe1hIoMxsxhyVR6BQEmiHd70Eypru3FeN4S_4Il98wy_ImP3iWtu6S94peGCZpGeJSOU/s320/SEROK.jpg" width="305" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.2 Persiapan Kolam</div><div style="text-align: justify;">Sebelum digunakan, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi cokelat atau kehijauan, yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.</div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan pakan alami pada media pemeliharaan (fitoplankton dan zooplankton) juga dapat dibantu dengan penggunaan probiotik/bakteri organik yang telah banyak tersedia. Penggunaan probiotik yang berlebihan (baik yang dicampur dalam pakan maupun ditebar langsung pada badan air/kolam) bukanlah tindakan yang bijak. Idealnya jenis dan takaran probiotik untuk setiap kolam berbeda-beda, tergantung dari kondisi masing-masing kolam berdasarkan hasil pemantauan berkala terhadap nilai pH (derajat keasaman), DO (oksigen terlarut), salinitas, suhu serta tingkat kejernihan air kolam, dan lainnya. Jenis dan kepadatan/konsentrasi kandungan bakteri pada setiap merk produk probiotik berbeda-beda. Dengan demikian penggunaannya pun hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Pemakaian probiotik yang berlebihan justru tidak tepat sasaran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.3 PENEBARAN BENIH</div><div style="text-align: justify;">Sebelum benih ditebar, sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.</div><div style="text-align: justify;">Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari. Pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan. </div><div style="text-align: justify;">Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar) dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada dalam wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.</div><div style="text-align: justify;">Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 100-150 ekor/m2 yang berukuran 8-10 cm</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gambar 4. ikan lele</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2OkPBFbDENLO6cVa9gFMg5FWJgdnKx40gJsI6XemQjoWDcLTWauPdYxbEbbsvWQNCHukIfNcNRWUU6YPBzpvIXErPQ9DWk40UI7wV4JzyTEq214AeAwH6PgW3UDOgHCRAETUYvTCErfE/s1600/IKAN+LELE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2OkPBFbDENLO6cVa9gFMg5FWJgdnKx40gJsI6XemQjoWDcLTWauPdYxbEbbsvWQNCHukIfNcNRWUU6YPBzpvIXErPQ9DWk40UI7wV4JzyTEq214AeAwH6PgW3UDOgHCRAETUYvTCErfE/s320/IKAN+LELE.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.4 PEMBERIAN PAKAN</div><div style="text-align: justify;">Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak tiga kali sehari (pagi, siang dan sore). </div><div style="text-align: justify;">Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2 minggu yaitu pakan berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih praktis dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/ ditumbuk. Kemudian setelah itu berangsur-angsur gunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYa6Xnts3EK8869HyLUwc28XYMpevEeasJWYdL7-DM7BMfpHen4tD6OKhl2L7yKKPd6T9RSrIE123Ks0wk55p-2dj62DffcXxMZfmxUT2UGvqG1OEm2UftkWzm-jTuPjkWkw_rwmiuHzk/s1600/PAKANDIBERIKAN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYa6Xnts3EK8869HyLUwc28XYMpevEeasJWYdL7-DM7BMfpHen4tD6OKhl2L7yKKPd6T9RSrIE123Ks0wk55p-2dj62DffcXxMZfmxUT2UGvqG1OEm2UftkWzm-jTuPjkWkw_rwmiuHzk/s400/PAKANDIBERIKAN.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gambar kegiatan sekilas, dkp mukomuko dalam pembinaan dan pengembangan ikan lele di kolam terpal </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwFSfPXReGMBycASihzFInXBWnlcGWFfpo7GrtHC8o9PoLl1HGWQGykoX0-b7ph3NiQwN0H6hviYPG8er_Mm2vY1c0m3s25oX_2adGOwzOK6r4zJpvh9vJyIKGdTF3hOp85I3X_LOF46k/s1600/PEMBINAAN+DKP.MUKOMUKO+DALAM+PENGEMBANGAN+USAHA+BUDIDAYA+IKAN+LELE+DALAM+TERPAL.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwFSfPXReGMBycASihzFInXBWnlcGWFfpo7GrtHC8o9PoLl1HGWQGykoX0-b7ph3NiQwN0H6hviYPG8er_Mm2vY1c0m3s25oX_2adGOwzOK6r4zJpvh9vJyIKGdTF3hOp85I3X_LOF46k/s400/PEMBINAAN+DKP.MUKOMUKO+DALAM+PENGEMBANGAN+USAHA+BUDIDAYA+IKAN+LELE+DALAM+TERPAL.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Demikianlah IPTEK yang kami sajikan semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, terutama para petani, pokdakan yg berminat utk membudidayakan ikan lele dalam terpal....selamat memcoba semoga berhasil...amiiin ya robal alamin</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id</div>

TEKNOLOGI BUDIDAYA LELE DALAM TERPAL

BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat men...

Read more »

ALAT TANGKAP GILL NET (Jaring Insang)

<div style="text-align: center;">GILLNET</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. A. PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">1. Definisi Alat Tangkap</div><div style="text-align: justify;">Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Sejarah Alat Tangkap</div><div style="text-align: justify;">Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.</div><div style="text-align: justify;">1. Prospektif Alat Tangkap</div><div style="text-align: justify;">Prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia :</div><div style="text-align: justify;"> Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh</div><div style="text-align: justify;"> Proses pembuatan bottom gill net mudah</div><div style="text-align: justify;"> Harganya relatif murah</div><div style="text-align: justify;"> Fishing method dari bottom gill net mudah</div><div style="text-align: justify;"> Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">A. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILL NET )</div><div style="text-align: justify;">1. KONSTRUKSI UMUM </div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama </div><div style="text-align: justify;">ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.</div><div style="text-align: justify;">Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. DETAIL KONSTRUKSI</div><div style="text-align: justify;">Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. KARAKTERISTIK</div><div style="text-align: justify;"> Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.</div><div style="text-align: justify;"> Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.</div><div style="text-align: justify;"> Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.</div><div style="text-align: justify;"> Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. BAHAN DAN SPESIFIKASINYA</div><div style="text-align: justify;">Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Persyaratan</div><div style="text-align: justify;">Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.</div><div style="text-align: justify;">Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Macam dan Ukuran benang</div><div style="text-align: justify;">PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.</div><div style="text-align: justify;">Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Warna Jaring</div><div style="text-align: justify;">Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">A. HASIL TANGKAPAN</div><div style="text-align: justify;">Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B. DAERAH PENANGKAPAN</div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">C. ALAT BANTU PENANGKAPAN</div><div style="text-align: justify;">Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">v LAMPU / LIGHT FISHING</div><div style="text-align: justify;">Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :</div><div style="text-align: justify;"> § Ancor / obor</div><div style="text-align: justify;"> § Lampu petromak / starmking</div><div style="text-align: justify;"> § Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )</div><div style="text-align: justify;"> Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :</div><div style="text-align: justify;">• </div><div style="text-align: justify;">Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.</div><div style="text-align: justify;">• </div><div style="text-align: justify;">Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.</div><div style="text-align: justify;">• </div><div style="text-align: justify;">Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">v PAYAOS</div><div style="text-align: justify;">Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">D. TEKNIK OPERASI</div><div style="text-align: justify;"> Setting</div><div style="text-align: justify;">Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya</div><div style="text-align: justify;">akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> Holling</div><div style="text-align: justify;">Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">E. HAL – YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> FAKTOR LUAR :</div><div style="text-align: justify;">1. Keadaan Musim ( cuaca )</div><div style="text-align: justify;">Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)</div><div style="text-align: justify;">Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Teknik Penangkapan</div><div style="text-align: justify;">Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Market (Pemasaran)</div><div style="text-align: justify;">Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> FAKTOR DALAM :</div><div style="text-align: justify;">1. Bahan Jaring</div><div style="text-align: justify;">Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine ini mempunyai fibres</div><div style="text-align: justify;">yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Ketegangan rentangan tubuh jaring</div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Shortening atau shrinkage</div><div style="text-align: justify;">Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Tinggi Jaring</div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Mesh size</div><div style="text-align: justify;">Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">SUMBER BACAAN / DAFTAR PUSTAKA</div><div style="text-align: justify;">Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.</div><div style="text-align: justify;">Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB. Bogor. 1974.</div><div style="text-align: justify;">FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement with the Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing New .</div><div style="text-align: justify;">Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976.</div><div style="text-align: justify;">Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 1987.</div><div style="text-align: justify;">Nomura,Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1). Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sumber: dkp.go.id</div>

ALAT TANGKAP GILL NET (Jaring Insang)

GILLNET 1. A. PENDAHULUAN 1. Definisi Alat Tangkap Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainy...

Read more »

PEMBENIHAN IKAN NILA

<div style="text-align: center;">PEMBENIHAN IKAN NILA ( Oreochromis sp.)</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">I. PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di masyarakat. Karena selain harganya murah, rasanya enak, juga kandungan proteinnya cukup tinggi sehingga sangat membantu dalam program Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK). Ikan nila berasal dari benua Afrika dan pertama kali di datangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Karena memiliki berbagai kelebihan dibanding jenis-jenis ikan lainnya, menjadikan ikan nila mudah sekali diterima oleh masyarakat dan dalam waktu yang singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Kelebihan tersebut diantaranya :</div><div style="text-align: justify;"> Mudah berkembang biak.</div><div style="text-align: justify;"> Sangat tahan terhadap perubahan lingkungan</div><div style="text-align: justify;"> Tahan terhadap serangan penyakit</div><div style="text-align: justify;"> Pemakan segala (omnivora)</div><div style="text-align: justify;">Saat ini ada dua jenis ikan nila yang beredar di Indonesia, yaitu :</div><div style="text-align: justify;">1. Nila hitam (T.69, Citralada, GIFT)</div><div style="text-align: justify;">2. Nila merah (hibrida)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">II. SISTEMATIKA</div><div style="text-align: justify;">Phylum : Chordata</div><div style="text-align: justify;">Sub Phylum : Vertebrata</div><div style="text-align: justify;">Kelas : Pisces</div><div style="text-align: justify;">Sub Kelas : Acanthopterigii</div><div style="text-align: justify;">Suku : Cichlidae</div><div style="text-align: justify;">Marga : Oreochromis</div><div style="text-align: justify;">Species : Oreochromis sp.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> Badan memanjang, bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, garis linealateralis terputus dan terbagi dua, yaitu bagian atas dan bawah, memiliki 5 buah sirip dengan rumus D.XVI.12;C;U.I.5;P.12. dan A.III.9.</div><div style="text-align: justify;"> Nila banyak ditemukan di perairan yang airnya tenang, seperti danau, rawa dan waduk. Toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi, dapat hidup pada salinitas 0 s/d 29 promil, suhu 14 s/d 38° C dan pH 5 s/d 11.</div><div style="text-align: justify;"> Nila termasuk ikan omnivora dan sangat menyenangi pakan alami berupa Rotifera, Daphnia sp., Moina sp. benthos, ferifiton dan fitoplankton. Disamping itu, bisa juga diberi pakan tambahan, sperti pellet, dedak dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;"> Nila termasuk ikan yang dapat memijah sepanjang tahun dan mulai memijah pada umur 6 s/d 8 bulan. Seekor induk betina ukuran 200 s/d 400 gram dapat menghasilkan anak 500 s/d 1.000 ekor.</div><div style="text-align: justify;"> Untuk membedakan induk jantan dan betina disa dilihat dari bentuk tubuh, warna dan alat kelaminnya. Tanda-tanda tersebut:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jantan :</div><div style="text-align: justify;"> Warna tubuh cerah dan memiliki satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang dan berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dan air seni.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B. Intensif</div><div style="text-align: justify;"> Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran dan luas 24 s/d 48 m2 dan kedalaman air 60 s/d 80 cm.</div><div style="text-align: justify;"> Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 s/d 4 ekor/m2. Perbandingan antara jantan dan betina 1:3. </div><div style="text-align: justify;"> Berbeda dengan pembenihan ekstensif, pada pembenihan intensif yang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih dalam bentuk telur. Ini dilakukan setiap 10 hari. Disamping itu benih-benihnya dibuat monosex, yaitu jantan atau betina, tergantung kebutuhan.</div><div style="text-align: justify;"> Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase, yaitu telur utuh, sudah bermata, sudah bermata dan berekor serta larva sempurna. Setiap fasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda-beda.</div><div style="text-align: justify;"> Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan adalah wadah khusus corong penetasan dibuat dari fibreglass, kain trilin dan plastik (corong minyak tanah). Corong penetasan tersebut diberi aliran air agar telurnya bisa bergerak, atau berupa akuarium.</div><div style="text-align: justify;"> Biasanya telur-telur ini akan menetas dalam waktu 3 s/d 7 hari. Telur yang tidak menetas berwarna putih dan telur-telur tersebut hams dibuang setiap hari, dengan cara disiphon.</div><div style="text-align: justify;"> Dua hari setelah menetas larva dipindahkan ke bak tembok (2 X 1X 0,5) m3 atau hapa ukuran (2 X 1 X 0,5) m3 yang dipasang di kolam secara berderet. Dalam satu hapa bisa ditebar larva sebanyak 2.000 s/d 4.000 ekor dan dipelihara 25 s/d 30 hari.</div><div style="text-align: justify;"> Selama dalam hapa atau bak diberi pakan berupa pellet halus yang sudah diberi hormon Alpha Methyl Testosteron, dosis pakan 30% per hari pada awal pemeliharaan, kemudian menurun sampai 12%.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cara membuat pakan berhormon :</div><div style="text-align: justify;">a. Timbang pellet halus sebanyak 1 kg.</div><div style="text-align: justify;">b. Timbang hormon 17 Alpha Methyl Testosteron (60 mg/1 kg pakan).</div><div style="text-align: justify;">c. Larutkan hormon tersebut dalam alkohol 90% sebanyak 25 ml, aduk sampai homogen. Kemudian tambahkan pula alkohol 70% sebanyak 300 s/d 400 ml dan aduk pula sampai homogen.</div><div style="text-align: justify;">d. Masukkan larutan tersebut dalam pakan dan aduk sampai rata. Kemudian diangin-anginkan sampai kering (jangan di jemur).</div><div style="text-align: justify;">e. Bila sudah kering, bisa langsung diberikan. Agar awet, masukkan pakan tersebut dalam plastik dan disimpan dalam kulkas. Pakan ini tahan sampai 3 bulan.</div><div style="text-align: justify;">f. Larva yang diberi pakan harus berukuran panjang total ≤ 13 mm.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"> Selain melalui pakan, .pengubahan kelamin dapat juga dilakukan melalui perendaman. Larva tersebut direndam dalam larutan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron selama 10 s/d 12 jam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">IV. Pendederan </div><div style="text-align: justify;"> Pendederan ikan nila dilakukan dikolam yang luasnya antara 500 s/d 1.000 m2. Namun kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.</div><div style="text-align: justify;"> Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 100 s/d 200 gr/m dan dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis 500 gr/m2.</div><div style="text-align: justify;"> Bila kolam sudah siap, larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.</div><div style="text-align: justify;"> Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet halus atau dedak sebanyak 750 gr/10.000 ekor larva dan diberikan 3 kali per hari.</div><div style="text-align: justify;"> Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 3 s/d 4 minggu.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyAkda0vxAo8m4xM_mTO8V_5zZbCyEey9j0azp_P5N-6dRbmY60gFeTuI1_SBpIWBZzyjjAuaiw0Y4HZzHD1mvZXje6vZTql-M2CrtrQPziAaiy6lwtatv2f5qIDcBF-9gKy0z9f6G_5A/s1600/Picture1nnnnnnnn.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyAkda0vxAo8m4xM_mTO8V_5zZbCyEey9j0azp_P5N-6dRbmY60gFeTuI1_SBpIWBZzyjjAuaiw0Y4HZzHD1mvZXje6vZTql-M2CrtrQPziAaiy6lwtatv2f5qIDcBF-9gKy0z9f6G_5A/s400/Picture1nnnnnnnn.jpg" width="389" /></a></div>

PEMBENIHAN IKAN NILA

PEMBENIHAN IKAN NILA ( Oreochromis sp.) I. PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas perikan...

Read more »

BUDIDAYA IKAN LELE (CLARIES)

<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br /><div class="MsoBodyText">BUDIDAYA IKAN LELE                   <br />( Clarias )</div><div class="MsoBodyText"><br /></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1. SEJARAH SINGKAT</span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2. SENTRA PERIKANAN</span></b></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">3. JENIS</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kingdom                    : Animalia<br />Sub-kingdom             : Metazoa<br />Phyllum                      : Chordata<br />Sub-phyllum              : Vertebrata<br />Klas                           : Pisces<br />Sub-klas                    : Teleostei<br />Ordo                          : Ostariophysi<br />Sub-ordo                   : Siluroidea<br />Familia                      : Clariidae<br />Genus                       : Clarias</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan). </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang). </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat). </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan). </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur). </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.</span></li><br /> </ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">4. MANFAAT</div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sebagai bahan makanan</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain. </span></li><br /> </ol><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">5. PERSYARATAN LOKASI</span></b></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-<br />30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan<br />ikan.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60<br />cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari<br />12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. </span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba : </span></li><br /> <ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Dekat dengan rumah pemeliharaannya.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kedalaman air 30-60 cm.</span></li><br /> </ol></ol><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</span></b></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penyiapan Sarana dan Peralatan Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk<br />dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.<br />Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi : </span></li><br /> <ul type="circle"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40</span></li><br /> <li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30 </span></li><br /> </ul><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penyiapan Bibit</span></li><br /> </ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 50.4pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Menyiapkan Bibit</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 64.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemilihan Induk</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-align: justify; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ciri-ciri induk lele jantan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-align: justify; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ciri-ciri induk lele betina</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Warna kulit dada agak terang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Perutnya lebih gembung dan lunak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-align: justify; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Syarat induk lele yang baik:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya<br />mengandung cukup protein. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 75.6pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-align: justify; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">                                 </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;"> Perawatan induk lele:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging<br />bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif<br />tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra<br />harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -10.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-indent: -72pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;"> Pemijahan Tradisional</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -93.6pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan di Kolam Pemijahan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -115.2pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam induk:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Luas bervariasi, minimal 50 m2.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal):</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan alami ikan (rotifera).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Luas kolam ± 10 m2. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -111.6pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Biarkan sampai 10 hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengan cara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih<br />dialirkan melalui pipa pengeluaran. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan diberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan<br />kepadatan 60 -100 ekor/m2. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -93.6pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -115.2pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">0.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 79.2pt; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar<br />dapat diberi cacing dan telur rebus. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -90pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 79.2pt; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">0.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penyiapan bak pemijahan secara masal:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -115.2pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1 m.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri makan secara intensif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 86.4pt; text-align: justify; text-indent: -7.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 79.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemijahan Buatan<br />Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 93.6pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 93.6pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Mendorong nafsu sex (libido) </span></div><ol start="2" type="1"><ol start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: 150%;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Perlakuan dan Perawatan Bibit</span></li><br /> </ol></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 79.2pt; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam untuk pendederan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa<br />plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-indent: -43.2pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penjarangan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume<br />ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 118.8pt; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 118.8pt; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 118.8pt; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan<br />yang lebih besar).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 118.8pt; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 118.8pt; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144pt; text-indent: -61.2pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Cara penjarangan pada benih ikan lele :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 180pt; text-indent: -82.8pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">   </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108pt; text-indent: -46.8pt;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">     </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Pemberian pakan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 97.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.4pt;"><span style="color: black; font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;">§<span style="font: 7pt "Times New Roman";">  </span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang </span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;"><br /></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;"><br /></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%;">Penebar Iptek a</span></div>

BUDIDAYA IKAN LELE (CLARIES)

BUDIDAYA IKAN LELE                    ( Clarias ) 1. SEJARAH SINGKAT Lele merupakan jenis ikan konsumsi ai...

Read more »