PENGEMBAGAN POTENSI DIRI
Sesungguhnya Manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha kuasa ini diberi kelebihan yang banyak, untuk itu manusia perlu sekali mensyukurinya yaitu dengan memanfaatkan semua yang ada dalam diri kita untuk dapat dikembangkannya yang berupa Potensi. Dengan memiliki potensi dalam dirinya manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Potensi menurut Yung ( 2003: 23 ) adalah kemampuan manusia yang belum digunakan secara maksimal. Potensi sangat berkaitan dengan hakekat manusia yaitu sebagai mahluk bertaqwa , sebagai mahluk sosial, sebagai mahluk berpotensi yang merupakan anugerah dan rahmat yang memiliki nilai lebih bila dibandingkan Makhluk lainnya.
Potensi menurut Yung ( 2003: 23 ) adalah kemampuan manusia yang belum digunakan secara maksimal. Potensi sangat berkaitan dengan hakekat manusia yaitu sebagai mahluk bertaqwa , sebagai mahluk sosial, sebagai mahluk berpotensi yang merupakan anugerah dan rahmat yang memiliki nilai lebih bila dibandingkan Makhluk lainnya.
Manusia diciptakan dengan memiliki potensi dalam dirinya berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya . Potensi menurut Yung ( 2003: 23 ) adalah kemampuan manusia yang belum digunakan secara maksimal. Potensi sangat berkaitan dengan hakekat manusia yaitu sebagai mahluk bertaqwa , sebagai mahluk sosial, sebagai mahluk berpotensi .
Suprapti dkk ( 2001 : 3 ) membagi potensi diri sebagai berikut :
a. Kemampuan dasar seperti tingkat intelegensia, kemampuan abstraksi, logika, daya tangkap.
b. Sikap kerja seperti ketekunan, ketelitian, tempo kerja, dan daya tahan terhadap stres.
c. Keperibadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmaniah , mental, rohani, emosional, sosial , yang terwujud dalam bentuk tingkah laku.
Zainun ( 1993 ) mengatakan bahwa potensi dapat bersifat positif dan negatif . Potensi positif misalnya kejujuran, ketegasan, kesucian, keimanan, kesetiaan, kerapian, kematangan, kedewasaan, kecerdikan, keramahtamahan, dan lain lain. Potensi negatif adalah kebalikan dari potensi positif.
Menjadi pertanyaan apakah potensi itu harus sesuai dengan latar belakang pendidikan ?. Jawabannya tidak. Saya berikan contoh, dai kondang Agym adalah tamatan D3 elekronika, Bung Karno adalah sarjana sipil dari ITB, sastrawan terkenal urang awak Asrul Sani dan taufiq Ismail adalah tamatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Ada dokter gigi yang menjadi bintang film. Ada beberapa orang Bupati berlatar belakang pendidikan dokter. Presenter televisi Lula Kamal adalah dokter umum. Irfan presenter televisi ternyata alumni IAIN.
Jadi, pengembangan potensi akan sangat tergantung bagaimana seseorang mengenal kemampuannya, lalu mengembangkannya. Pengembangan potensi diri adalah tindakan mengurangi kekurangan dan memperbesar kekuatannya.
TEORI MASLOW
Maslow ( 1954 ) dalam bukunya yang terkenal Motivation and Personality mengatakan bahwa manusia dengan potensinya akan memenuhi kebutuhan hidup yang terdiri atas lima tahapan. Tahapan itu sebagai berikut :
a. Physiological Need
Kebutuhan fisik misalnya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, seks, udara, air.
b. Security Need
Kebutuhan rasa aman misalnya ketenteraman, kepastian, keteraturan, keselamatan kerja , asuransi, perasaan ingin dekat dengan orang kuat.
c. Social Need
Sebagai mahluk sosial membutuhkan bantuan orang lain.
d. Esteem Need
Kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kekuatan, kebebasan, kepintaran seseorang. .
e. Self Actualization
Kemampuan seseorang untuk menunjukkan potensi dirinya . Tetapi tidak semua orang dapat melakukan hal ini. Orang sukses adalah orang yang mampu menunjukkan potensinya.
Sondang P. Siagian ( 1984 : 19 ) mengaplikasi teori Maslow di kantor dengan jelas. Dikatakan bahwa pada tahap pertama manusia membutuhkan kebutuhan fisiologis sandang, papan, pangan. Namun kebutuhan itu tergantung kepada usia, peningkatan kemampuan untuk memenuhinya, serta adanya ” demonstration efect ”.
Pada tahap kedua, rasa aman diwujudkan misalnya keamanan pulang pergi kantor, keamanan barang pribadi di kantor. Dari aspek kejiwaan misalnya tidak ada rasa takut menghadapi atasan, bawahan. Tidak adanya tekanan dalam pekerjaan. Rasa saling percaya sesama rekan kerja, rela menerima kritik , mengeritik bukan untuk menjatuhkan.
Pada tahap ketiga, kebutuhan sosial diwujudkan masuknya kita ke dalam organisasi kemasyarakatan atau organsasi kedinasan di kantor. Kebutuhan ini dirinci menjadi kebutuhan :
a. Sense of belonging , setiap orang ingin diperlakukan secara wajar
b.Sense of participation, mengikutertakan staf dalam membuat kebijakan
c. Sense of importance, memberikan perasaan setiap orang dipentingkan
d.Sense of achievement , setiap orang perlu bangkit dari kegagalan
Pada tahap keempat, estem need merupakan harga diri. Setiap orang ingin membuktikan keberhasilan dengan menggunakan simbol simbol seperti tinggal di rumah elit, merk kendaraan, merk jam tangan, penggunaan gelar.
Pada tahap ke lima , self actualization adalah kesempatan menggali dan mengembangkan potensi yang terpendam. Tidak banyak orang yang mampu merealisasikan potensinya menjadi kenyataan.
Maslow mengemukakan ciri ciri orang mengaktualisasikan diri sebagai berikut :
a. Melihat hidup secara jernih apa adanya , tidak emosional
b. Mampu meramal apa yang akan terjadi dengan jitu
c. Rendah hati , sabar
d. Membaktikan dri pada tugas dengan bekerja keras
e. Kreatif , produktif , fleksibel, berani , spontan
PENGUKURAN POTENSI DIRI
Salah satu cara mengenal diri adalah dengan mengukur potensi diri. Teknik pengukuran diri dapat dilakukan dengan mempedomani buku Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri yang diterbitkan LAN ( 2001 ) dimana telah disediakan instrumen untuk mengukur tes keperibadian yang meliputi :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
2. Tingkat kehati - hatian
3. Daya tahan terhadap cobaan
4. Tingkat toleransi
5. Pengukuran ambisi
Dari ke lima tes diatas yang sangat penting saya bahas di sini adalah kepercayaan diri sendiri. Tanpa percaya diri yang tinggi tidak mungkin seseorang akan mengaktualisasikan dirinya.
KEPERCAYAAN PADA DIRI SENDIRI
Ebed Kadarusman dalam siaran radio Australia tahun 1999 mengatakan kebutuhan hidup manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan kepercayaan diri. Orang yang kurang percaya diri akan merasa rendah diri. Rasa rendah diri akan terlihat seperti malu, kebingungan, rendah hati berlebihan, suka pamer, keinginan besar untuk dipuji.
Sebaliknya , orang yang terlalu percaya diri tidak hati hati terkesan seenaknya. Tingkah lakunya sering menyebabkan konflik dengan orang lain.
Kepercayaan kepada diri sendiri akan timbul kalau setiap halangan dapat diatasi dengan sukses. Sukses akan membawa kegembiraan dan akan menimbulkan percaya diri dan rasa optimisme dalam hidupnya. Problema yang datang akan dihadapi dengan tenang, sehingga penganalisaan terhadap situasi dapat dilakukan dengan baik.
Bila orang sering gagal dalam hidupnya akan kecil hati , kecewa, frustrasi , lama kelamaan akan mengurangi kepercayaan diri sendiri. Ia pesimis, takut menghadapi kesukaran, karena setiap ada persoalan sudah terbayang kegagalannya.
Frustrasi timbul karena tidak mampunya seseorang menanggapi situasi dan hal ini disebabkan kurangnya kepercayaan kepada diri sendiri.
Orang yang kurang percaya diri sangat peka akan situasi yang menekan. Setiap tekanan dirasakan sebagai ancaman terhadap dirinya. Sebenarnya menunjukkan bagaimana dia bereaksi terhadap situasi yang mengancam itu .
Dalam buku Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri yang biasa diajarkan oleh para ilmuwan dan motivator Dijelaskan ada lima tingkat skoring yaitu tingkat kepercayaan diri :
1. Sangat kuat
2 Kuat
3. Rata sampai kuat
4. Rata sampai lemah
5. Lemah
- Dalam Ilmu pengetahuan kita bisa melakukan survei berapa banyak yang memiliki rasa percaya sangat kuat dan berapa yang lemah. Pembinaan perlu dilakukan terhadap peserta yang memiliki rasa percaya diri yang lemah. Misalnya mereka harus selalu ditampilkan dalam diskusi, didorong berbicara, memimpin rapat dan sebagainya.
- Goble ( 1987 : 250 ) mengemukakan bahwa teknik paling produktif dalam meningkatkan percaya diri yaitu dengan memberikan tekanan kepada peserta bukan menekankan kepada kelemahan, tapi pada kekuatan mereka. Jadi menurut saya sangat penting menekankan apa yang menjadi kekuatan agar mereka terdorong untuk lebih maju .
Untuk itu kita perlu Motivasi dalam manajemen tantangan agar mereka bereaksi mengatasi tantangan (Matindas dkk, 2002 ) Tantangan bukan hambatan, tantangan adalah kesempatan, tantangan mengandung resiko.
Manfaat tantangan adalah membuat orang lebih giat, usaha lebih terarah, membantu pengembangan diri, sehingga hidup mereka menjadi bermakna.
Bagaimana caranya menciptakan tantangan .
Untuk itu perlu diajukan pertanyaan :
- Adakah cara lain mengerjakan tugas sehingga hasilnya lebih baik
- Adakah kebiasaan buruk yang perlu dirubah
- Adakah potensi yang belum dikembangkan
- Apa saja keinginan yang belum dicapai
Tantangan harus dirumuskan dengan terukur dan jelas. Penggunaan teori SMART ( spesific, measurable, attainable, realistic, time bound ) akan membantu .
Selanjutnya perlu juga dipelajari konsekwensi yang ditimbulkan oleh sebuah tantangan. Untuk itu perlu diajukan pertanyaan :
- Apa yang harus dikorbankan mencapai tantangan itu
- Relakah saya berkorban untuk itu
- Akibat apa saja yang mungkin timbul
- Siapkah saya menanggung akibatnya
Ahirnya yang perlu dilakukan adalah membuat rencana dan alternatifnya. Tentukan hal hal yang harus dikerjakan. Lalu analisis hasilnya.
Suprapti ( 2001 : 20 ) mengemukakan beberapa tips memperbaiki kepercayaan diri yaitu
1. Mencari sebab mengapa kurang percaya diri
2. Atasi dengan kemauan yang kuat.
3. Bahagialah dengan suatu kemampuan yang kita miliki
4. Kembangkan bakat melalui hobi
5. Tumbuhkan optimisme terhadap pekerjaan sulit
Untuk menumbuhkan percaya diri perlu ditumbuhkan kreatifitas yaitu dengan jalan ( Martindas, 2002):
1. Buat peserta berani mengungkapkan rasa ingin tahu mereka
2. Dorong yang lain untuk mencari cara yang lebih baik
3. Jangan hukum peserta yang punya fikiran aneh
4. Dorong peserta lain mencari jawaban
TEHNIK DALAM USAHA UNTUK PENGEMBANGAN DIRI
a. La Rose dalam Suprapti ( 2001 : 42 ) memberikan beberapa tips dalam mengembangkan diri :
b. Bergaul dengan orang berbeda profesi, dengan demikian akan timbul peluang dan tantangan
c. Pilih teman yang bisa diajak berdiskusi ( tidak mudah tersinggung, mau mem-berikan saran
d. Bersikap positif
e. Biasakan mengucapkan terima kasih
f. Menghargai orang lain
g. Berbicara efektif
HAMBATAN PENGEMBANGAN DIRI
John Robert dalam Suprapti ( 2001 : 41 ) memberikan beberapa hal yang dapat menghambat pengembangan diri yaitu :
1. Tujuan hidup tak jelas
2. Kurang motivasi
3. Enggan mengenal diri sendiri
4. Tidak mau menerima feedback
5. Kurang percaya diri
6. Cuek
7. Negative thinking
RENCANA PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri harus dimulai dengan rencana pengembangan diri. Rencana tersebut meliputi :
1. Tentukan sasaran dengan jelas ( SMART )
2. Tentukan cara menilai keberhasilan
3. Berani ambil resiko
4. Manfaatkan setiap kesempatan
5. Belajar dengan orang sukses
6. Jangan bicara saja, tapi kerjakan ( NATO )
POTENSI DIRI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
Wahyusoemidjo ( 1984 : 74 ) mengatakan ada hubungan erat antara potensi dan gaya kepemimpinan. Secara umum dikatakan bahwa potensi negatif akan melahirkan gaya kepemimpinan kurang efektif misalnya gaya deserter, missonary, autocrat, compro miser. Potensi positif akan melahirkan gaya kepemimpinan birokrat, developer, benevolent autocrat, executif . Meskipun tidak gaya yang terbaik, namun gaya eksekutif adalah paling efektif dalam menggerakkan orang lain .
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pengembangan Potensi Diri sangat penting untuk mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya dalam menemukan jati diri guna mengaktualisasi dirinya dalam bentuk pengembangan karir di kantor
2. Perlu membentuk konsultan untuk membantu dalam mengembangkan potensinya.
3. Setiap SKPD perlu memiliki personal record pegawai untuk monitoring dan pembinaan pegawai dalam rangka pengembangan karir mereka
Demikian semoga ada manfaatnya.
http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.co.cc/