Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, dan terbaik (sebaik-baik ciptaan), dengan dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi kita sebagai makhluk Allah. Sehingga terkadang kita sama saja seperti hewan, atau bahkan lebih hina. Kita terhina karena kita tidak mau belajar. Sekarang yuk sama-sama kita belajar...!!!
Sebelum lebih jauh “berjalan”, YAKINKAN diri Anda bahwa Anda mempunyai kelebihan, punya potensi, dan bahkan sesuatu yang unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. OK, Anda sudah meyakinkan diri Anda?
Sebelum lebih jauh “berjalan”, YAKINKAN diri Anda bahwa Anda mempunyai kelebihan, punya potensi, dan bahkan sesuatu yang unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. OK, Anda sudah meyakinkan diri Anda?
Tiga potensi pokok manusia ada 3, yaitu potensi akal pikiran, tubuh, dan hati. Ketiganya mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, dan untuk bisa menjalankan fungsinya tersebut, ketiganya harus dipenuhi haknya. Akal diberi makan dengan mempelajari pengetahuan baru, membaca, berpikir, dan meningkatkan kualitas belajar. Hak untuk tubuh adalah istirahat, makan-minum, berolahraga, dan nutrisi yang seimbang. Sedangkan hati akan terpenuhi kebutuhannya dengan berdzikir (mengingat Allah), mendengarkan nasihat atau ceramah, shalat, membaca ayat-ayat suci, dan kegiatan lainya yang bias mendekatkan diri dengan Pencipta kita.
Pemenuhan hak atas ketiga potensi pokok itu harus seimbang, tidak boleh over dosis pada salah satu potensi saja. Contoh pemenuhan kebutuhan yang berlebihan pada satu potensi saja adalah, akal: akan menjadi orang yang amat sangat rasional. Segala sesuatu yang tidak masuk akal, maka akan ditentangnya. Tubuh (Fisik): akan menjadi orang yang mengagung-agungkan penampilan fisik. Tubuh yang bagus, penampilan yang mentereng adalah segala-galanya. Tak peduli apakah otaknya isi atau tidak, hatinya bersih atau kotor, yang penting penampilan OK. Sedang yang terakhir, adalah orang yang HANYA mengagungkan kondisi hati saja. Dia akan cenderung mengasingkan diri dari dunianya, bahkan benar-benar lupa akan dunia. Dia akan kehilangan kesadaran sosialnya sebagai anggota masyarakat, sehingga tidak peduli dengan konsisi di sekitarnya.
Prinsip keseimbangan (tawazun) sangat diperlukan dalam memperlakukan ketiga fungsi tadi. Ketika berlebihan dalam satu hal, maka akan terjadi sesuatu yang tidak beres dalam kehidupannya.
Kenali Diri.....
Tak Kenal Maka Tak Sayang...., ungkapan itu sepertinya masih sangat relevan untuk bisa melejitkan potensi diri kita. Salah satu modal kita dalam menjalani kehidupan ini adalah dengan bermodalkan energi kasih sayang. Tetapi bagaimana mungkin kita bisa menyayangi diri kita, kalau kita tidak mengenal diri kita.
Pernahkah Anda merenungkan siapa sebenarnya diri Anda ? Apa kelemahan dan kekurangan Anda ? Bagaimana sikap hidup Anda? Pernahkan Anda juga berpikir, dari mana Anda, hendak kemana Anda, dan untuk apa Anda hidup di dunia ini ?
Mengenali diri bisa dari hal-hal yang kecil, baru kemudian bertahap kepada sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Dalam kedudukan Anda sebagai mahasiswa, mengenali diri bisa dimulai dari bagaimana kita belajar. Ketahuilah bagaimana Anda mengolah informasi atau yang biasa disebut sebagai Modalitas Belajar. Manusia dianugerahi 3 modalitas belajar yaitu Visual, Auditory, dan Kinestetik. Setiap orang mempunyai 3 potensi tersebut, namun biasanya mereka akan ada yang dominan. Orang yang dominan Visual, dia akan mudah belajar dengan menggunakan gambar, grafik, penggunaan warna, dan icon-icon yang menarik. Orang Auditory akan mudah belajar dengan mendengarkan, biasanya akan lebih asyik jika sambil mendengarkan musik, dan biasanya orang auditory akan membaca dengan keras-keras. Yang terakhir, adalah orang kinestetik. Orang kinestetik belajar dengan melakukan, menyentuh langsung, praktek, dan biasanya orang kinestetik itu tidak bisa duduk manis, dia akan selalu bergerak dan bergerak.
Kenali potensi yang selanjutnya adalah mengenali kecerdasan Anda. Howard Gardner membagi kecerdasan menjadi 8, yang biasa disebut dengan kecerdasan berganda, kecerdasan majemuk. Kedelapan kecerdasan itu adalah:
* Spasial-Visual (berpikir dengan citra dan dambar)
* Linguistik-Verbal (Berpikir dalam kata-kata)
* Interpersonal (berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain)
* Musikal-Ritmik (berpikir dalam irama dan melodi)
* Naturalis (berpikir dalam acuan alam)
* Badan-Kinestetik (berpikir melalui sensasi dan gerakan fisik)
* Intrapersonal (berpikir secara reflektif)
* Logis-Matematis (berpikir dengan penalaran)
Masih banyak alat (instrumen) dalam mengenali diri, Anda dapat membacanya di beberapa buku. Termasuk melalui teman-teman Anda. Ada beberapa trik dalam mengenali diri, seseorang dapat mengenali diri (lebih khusus ke evaluasi diri) dengan melaui empat tahapan:
1. Duduk bersama pada syaikh, ustadz, orang-orang bijak, yang akan menunjukkan aib-aib kita, memberikan tausiah (nasihat) dan taujih (pengarahan).
2. Mendatangi sahabat-sahabat yang shalih dan jujur agar mendapatkan pengetahuan agama yang lebih luas lagi.
3. Bacalah aib diri dari cercaan “musuh” pada diri kita.
4. Berinteraksi dengan setiap golongan manusia. Maka tatkala menyaksikan kejahatan yang ada dalam masyarakat, Jauhilah!
Berdayakan Diri....
Setelah Anda mengetahui, kelebihan dan kekurangan Anda, sekarang cobalah berdayakan kelebihan dan potensi Anda. Minimalkan kekurangan dan kelemahan Anda dengan terus memperbaiki diri (continuous improvement-istimrorul ihsan), terus dan terus belajar (Lifetime Learning), dan cobalah beberapa langkah berikut:
1. Lakukan Analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat)
2. Bangun Tekad dan Azam yang Kuat
3. Proaktif Memanfaatkan Momen Pembelajaran (tarbiyah)
4. Susun Jadwal Pembelajaran
5. Yakinkan Diri untuk Istiqomah
6. Efektif dan Efesien terhadap Waktu
7. Curahan Seluruh Kemampuan
8. Gunakan Setiap Kesempatan
9. Kreatif dan Inovatif
10. Dayagunakan Orang Lain
11. Berpikir di Luar Ruang (Out of Box Thingking)
12. Cermat dalam Memanfaatkan Peluang
13. Selalu Instropeksi ke Dalam
14. Hadiri Majelis Ilmiah dan Ruhiyah
15. Lingkungan Keluarga sebagai Laborat.
16. Jadikan Menulis Sebagai kebutuhan.
Menyikapi Perubahan....
Perubahan akan dan terus terjadi. Jika kita tidak siap menghadapi perubahan, maka kita sendiri yang akan dilibas oleh perubahan. Ada beberapa sikap yang harus dimiliki dalam menyikapi perubahan, yaitu:
1. Kita harus menerima apapun situasi atau krisis yang melanda kita. Kita tidak perlu melawan perubahan tersebut. Pada kondisi seperti ini, yang terpenting adalah kita tahu cara mengendalikan stress.
2. Senantiasa berharap dan memiliki keyakinan kuat bahwa segala sesuatu ada waktunya. Badai Pasti Berlalu.....(kata Chrisye)
3. Fokus pada kekuatan dan peluang bukanya pada kelemahan atau musibah yang kita hadapi. Sikap ini menuntun kita untuk dapat mengatasi ek ketakutan dan bergerak keluar dari zona depresif menuju kearah yang kita inginkan.
4. Kita harus punya kemauan untuk belajar dari pengalaman mereka yang pernah mengalami krisis atau musibah.
5. Mengembangkan rasa syukur atas musibah yang kita alami.
6. Mengembangkan sikap aktif dalam mengambil bagian untuk mengatasi krisis dan mengendalikan perubahan yang terjadi.
Sebagai penutup akan saya sampaikan, inti dari bagaimana melejitkan potensi diri adalah SEMANGAT TIADA HENTI UNTUK TERUS MENYEMPURNAKAN KUALITAS DIRI DENGAN BELAJAR DAN BELAJAR, DIMANAPUN DAN KAPANPUN.
Sumber: berbagai bacaan potensi melejitkan potensi diri dan bacaan Motivasi