Kecerdasan Emosi
Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar dan mengetahui banyaknya seminar yang mengetengahkan pentingnya kecerdasan emosi. Berkembangnya teori kecerdasan emosi juga memicu keingintahuan masyarakat luas apa sebenarnya teori kecerdasan emosi tersebut. Istilah kecerdasan emosi pertama kali dikemukakan oleh Thordike sekitar 1920 dengan membagi kecerdasan menjadi 3, yaitu kecerdasan abstrak, kecerdasan sosial, dan kecerdasan konkret.

Pada 1990, Salovey dan Mayer mengemukakan teori kecerdasan emosi. Kemudian, bermunculan teori-teori kecerdasan emosi lainnya dari beberapa tokoh yang meneliti secara lebih detail tentang kecerdasan emosi ini. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

Menurut Goleman, ada 5 komponen utama yang terdapat dalam kecerdasan emosi, yaitu mengenal emosi diri sendiri, mengendalikan emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain, dan membina hubungan dalam lingkungan sosialnya.

5 Komponen dalam Kecerdasan Emosi
Seseorang yang mengenal emosi dirinya sendiri dengan baik akan memiliki penilaian yang sangat positif terhadap dirinya sehingga memiliki kepercayaan diri yang baik.

Mengendalikan emosi diri sendiri atau pengendalian diri maksudnya adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam menyelesaikan suatu masalah. Seseorang yang memiliki kemampuan mengendalikan emosinya adalah seseorang yang memiliki pikiran positif terhadap masalah yang sedang dihadapinya sehingga tekanan emosi yang dihadapinya tidak membuatnya tertekan.

Memotivasi diri sendiri maksudnya memiliki kemauan dari dalam dirinya sendiri yang mampu menggerakkan diri dan memberi panduan terhadap diri sendiri untuk pencapaian tujuan. Dengan memiliki motivasi, seseorang akan mampu mengambil inisiatif dalam memperbaiki dirinya sendiri, tabah dalam menghadapi berbagai masalah, dan mampu berpikiran positif dalam menghadapi kekecewaan.

Mengenal emosi orang lain atau berempati adalah mampu merasakan perasaan orang lain, memahami sudut pandang orang lain, dan mampu menciptakan keserasian dalam hubungannya dengan orang lain.

Membina hubungan dengan lingkungan sosialnya adalah seseorang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu membina hubungan yang baik dalam lingkungan sosial mereka. Ia akan memiliki kemampuan menghindarkan, bahkan menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam kehidupan sekitarnya. Ia akan menciptakan kerja sama yang baik, berorganisasi dengan baik, dan pemberi semangat.

Meningkatkan Kecerdasan Emosi
1. Belajar Mendengarkan Orang Lain
Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengarkan orang lain, kita akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya sehingga tidak menjadi salah paham dan dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain.

2. Membaca Situasi
Dengan memperhatikan lingkungan sekitar, kita akan mampu mengetahui situasi sebenarnya dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga mampu mengambil keputusan dengan emosi yang terkendali.

3. Tidak Takut Ditolak
Dalam segala sisi kehidupan, pasti ada dua pilihan. Diterima atau ditolak. Persiapkan diri Anda dalam menerima penolakan. Tanpa persiapan yang baik, suatu penolakan dapat membuat seseorang kehilangan kendali terhadap dirinya karena kesedihan dan kekecewaan sehingga dapat membuat seseorang menjadi putus asa.

4. Komunikasi
Komunikasi adalah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Tidak ada masalah yang tidak bisa dikomunikasikan. Dengan membiasakan mengkomunikasikan masalah dengan baik, dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan menghindarikan dari kesalahpahaman yang tidak penting.

5. Berempati Terhadap Perasaan Orang Lain
Kecerdasan emosi tinggi ditemukan pada orang-orang yang bisa merasakan perasaan orang lain dan bisa mengerti apa yang sedang dihadapi orang lain. Berempati kepada orang lain akan membuat kita merasakan apa yang dirasakan orang tersebut sehingga menciptakan rasa tenggang rasa.

6. Menentukan Prioritas
Salah satu cara mengendalikan emosi adalah mampu menentukan prioritas baik dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Penentuan prioritas menghindarkan kita dari perasaan tertekan dan stres yang dapat membuat emosi kita terganggu. Orang yang mampu menentukan prioritas di dalam hidupnya akan memiliki kecerdasan emosi tinggi karena kestabilan emosinya dalam mengatasi setiap sisi kehidupannya.

7. Berpikiran Positif
Berpikiran positif memang banyak berhubungan dengan perasaan, namun tetap harus disertai pikiran rasional. Pikiran positif akan membuat kita tidak menduga-duga apa yang dipikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu, jauhkanlah pikiran negatif dari kehidupan Anda karena pikiran negatif tersebut akan meracuni hati dan membuat pikiran kita menjadi tidak rasional.


 Sumber bacaan:
Kiriman dari sahabat yang baik Ymail.com.ane Ahira bandung
 
Top