Menurut video yang di release Harvard Bussiness Publishing “The Biggest Mistake a Leader Can Make”, kesalahan terbesar yang dibuat oleh para pemimpin, menurut para pakar yang hadir dalam A Harvard Bussiness School Symposium: Imagining the Future of Leadership adalah sebagai berikut:
1. Bill George (Proffessor, Harvard Bussiness School): Dalam dua puluh tahun terakhir kesalahan terbesar yang dilakukan pada pemimpin -dan yang membuat saya kesal- adalah mereka lebih mengedepankan kepentingan pribadi dibanding organisasi. Mereka lebih mengejar uang, popularitas, kekuasaan, kesuksesan untuk dirinya sendiri dengan menjalankan organisasi. Seperti yang dikatakan Peter Drucker, kepemimpinan adalah soal tanggung jawab. Para pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap orang-orang disekitarnya, karyawan, pelanggan & shareholder. Dan esensi dari pemimpin yang baik adalah mereka yang bertanggung jawab.
2. Evan Wittenberg (Head of Global Leadership Development, Google, Inc): Betraying Trust, mereka mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Karena trust adalah sesuatu yang sangat berharga dalam berhubungan antara pemimpin dan orang lain.
3. Dr. Ellen Langer (Proffessor, Harvard University), Be certain. Segala sesuatunya berubah, banyak hal yang unpredictable. Ketika seorang pemimpin merasa bahwa tidak ada perubahan besar yang terjadi, segala sesuatunya ‘berjalan seperti biasa’, maka ketika paradigma itu ada, dapat dipastikan dia tidak akan memberikan perhatian lebih karena merasa sudah tahu. Karena itu leader harus mempunyai pengetahuan untuk dapat menarik pelajaran dari perubahan.
4. Andrew Pettigrew (Professor, Said Bussiness School, University of Oxford): Not live up the values. Mereka tidak menjalankan nilai-nilai yang mereka anut. Hal ini yang saya lihat semakin banyak bermunculan belakangan ini.
5. Gianpiero Petriglieri (Affiliate Professor of Organizational Behaviour, INSEAD): terlalu terobsesi dengan visi yang ingin dicapai. Pada sisi leadership yang lain, pemimpin yang mempunyai obsesi terhadap apa yang ingin dicapai adalah pemimpin yang baik. Tetapi, jika ‘terlalu’ terobsesi maka hal ini akan menyebabkan mereka menjadi single minded, sehingga kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jernih. Bahasa sehari-harinya: “Pokoknya….”
6. Carl Sloane (Professor Emeritus, Harvard Bussiness School): sikap arogan. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya jarak (social distance maupun power distance) sehingga dapat menyebabkan organisasi terdemotivasi. Hal itu juga akan menyebabkan kemungkinan untuk terjadinya kesalahan besar semakin besar.
7. Jonathan Doochin (Leadership Institute at Harvard College): acting to fast. Mengekseskusi sebelum benar-benar memahami kondisi yang dihadapi. Karena itu akan lebih baik jika sebelum mengambil keputusan mereka ‘mundur sejenak’ karena pengaruh keputusan yang diambil akan berjangka pendek dan jangka panjang.
8. Scott Snook (Associate Professor Harvard Bussiness School): all about the leader, segala sesuatunya tentang Sang Leader. Seharusnya ada sesuatu yang lebih besar yang menjadi concern. Yang kedua adalah not being authentic, pemimpin bersikap mendua / berbeda antara di depan seseorang dan di belakangnya. di depan orang tersebut menyanjung-nyanjungnya, tetapi di belakang orang tersebut malah menjatuhkannya.
9. Daisy Wademan Dowling (Executive Director, Leadership Development at Morgan Stanley): not be self reflective. Mereka tidak pernah belajar dari kesalahan dan keputusan yang pernah dibuatnya.
sumber: Video The Biggest Mistake a Leader Can Make, Harvard Bussiness Publishing, 2010