Mau menghidangkan menu utama Keikhlasan? Wah, resepnya mudah, tapi menyiapkannnya, memasaknya, apalagi memakannya, serasa agak berat. Tapi usai meminum dan makan sajian menu Keikhlasan ini, seluruh tubuh dan jiwa serasa segar dan sehatnya bukan main. Awalnya seperti merasa akan minum jamu yang pahit, tapi begitu sampai di tenggorokan, lapar dan dahaga ruhani semakin memuncak.
Untuk menyiapkan menu ini, perlu dua persiapan:
Persiapan pertama, membuang hal-hal yang mebuat sajian keikhlasan ini rusak dan tidak bisa disajikan sama sekali. Hal-hal yang perlu dibuang, antara lain:
- Buanglah bumbu-bumbu yang merangsang otak dan hati kita mengingat-ingat amal baik dan ibadah kita.
- Buanglah kulit-kulit bumbu yang memicu kita untuk minta ganti rugi kepada Allah Ta’ala.
- Buanglah rasa puas terhadap amal ibadah kita.
Untuk menyiapkan menu ini, perlu dua persiapan:
Persiapan pertama, membuang hal-hal yang mebuat sajian keikhlasan ini rusak dan tidak bisa disajikan sama sekali. Hal-hal yang perlu dibuang, antara lain:
- Buanglah bumbu-bumbu yang merangsang otak dan hati kita mengingat-ingat amal baik dan ibadah kita.
- Buanglah kulit-kulit bumbu yang memicu kita untuk minta ganti rugi kepada Allah Ta’ala.
- Buanglah rasa puas terhadap amal ibadah kita.
Untuk memulai meracik bumbunya:
- Menghadapkan ke depan, lihatlah siapa di hadapanmu….Allah Ta’ala.
- Lihatlah dirimu darimana, kemana, dengan siapa, bersama siapa, beserta siapa, dalam apa, bagi siapa, dan bersandar pada siapa?
- Mulailah menyiapkan menunya dengan pilihan-pilihan dariNya….
- Sajikan nantinya di atas meja hamparan KeindahanNya…
- Siapkan kursi-kursi tawakkal, kursi Tafwidh dan kursi Istislam kepadaNya…
Wallahu A’lam, apakah yang akan memakannya, menikmati menunya, nanti kalangan Mukhlisihin, atau kalangan Mukhlashin. Wallahu A’lam. Yang jelas, Ikhlas itu biji rahasiaNya yang ditanamkan dalam rahasia batin hambaNya, yang dicintaiNya.