Ada 8 Pola Pikir Destruktif

 Pola Pikir Destruktif : Pernahkah Anda berada dalam situasi yang mengharuskan Anda fokus pada hal hal yang baik sementara hal hal yang menurut Anda buruk sedang Anda alami? Sounds familiar? Pada kondisi seperti itu tentu sulit sekali untuk mengajak pikiran kita untuk berbelok ke arah yang positif
sementara sesuatu yang negatif sepertinya sedang berteriak nyaring di telinga Anda. Mendengarkan instruksi yang menjengkelkan, kritikan pedas dari atasan yang disampaikan di depan orang banyak, mendengarkan keluhan yang di ulang ulang dari hari ke hari, bonus yang tak kunjung masuk ke rekening sementara kita sangat membutuhkannya..
Berita buruknya adalah : hal hal kurang menyenangkan akan selalu datang kepada kita entah kapan waktunya. Tetapi berita baiknya : hal hal baik juga akan selalu datang kepada kita plus selalu ada cara positif untuk ‘meminimalkan’ hal kurang menyenangkan yang kita terima yaitu dengan merubah Pola Pikir kita.


Steven Aitchison, seorang pakar psikologi mengatakan bahwa ada 8 Pola Pikir Destruktif yang sebaiknya kita hilangkan yaitu:
Pola Pikir Destruktif
Pola Pikir Destruktif 1 Life is Sh*t : Hidup ini parah, jelek, sial. Mengeluh sepanjang hari. Tidak ada orang yang dapat dipercaya, masa rahasiaku di bahas di makan siang?! Aku tidak suka si A karena dia begini. Aku tidak suka di B karena dia begitu. Parah nih kantor, kok orang yang kerjanya begitu diterima sih? Gimana kerjaan mau beres. Ujung-ujungnya nanti kena aku lagi. Paraaah…

Pola Pikir Destruktif 2 Unsubstantiated conclusive : Kecenderungan untuk menarik kesimpulan dari sebuah kejadian tanpa di dukung oleh fakta yang akurat. Pola seperti ini bisa sangat merusak karena menghakimi orang dari data / pengetahuan yang kita miliki saja. Misalnya: “Mana mungkin dia kerjaannya beres, orang pulangnya teng go melulu… gue aja yang pulang telat tiap hari kerjaan gak kelar-kelar..”

Pola Pikir Destruktif 3 Never to me : Pola pikir yang menganggap bahwa hal hal baik tidak akan pernah datang pada kita. Ini karena kita merasa ‘tidak pantas’ atau dalam bahasa sederhananya ‘minder’ pada hal -hal tertentu. “Mana mungkin gue bisa punya uang sebanyak itu. Kagak ada ceritanya. Kerja kayak gini aja udah lumayan walaupun gaji cuman cukup buat bayar kontrakan.” Atau “Hah, ke luar negeri? Di suruh kantor? Enggak lah, Inggris gue jelek, dulu aja pas SMA cuma dapet 6.”

Pola Pikir Destruktif 4 The negative psychic
: Berlawanan dengan pola pikir destruktif 3, pola pikir destruktif 4 ini menganggap bahwa Anda selalu tahu 100% dengan tepat (sangat yakin) apa yang orang pikirkan tentang Anda dan apa yang orang pikirkan tentang Anda itu semuanya buruk. Misalnya “Kok cara ngeliat gue gitu sih, PASTI dia pikir gue gak pas di kerjaan ini.”

Pola Pikir Destruktif 5 Should, would, could
: Orang tipe ini tahu apa yang mereka lakukan untuk mengubah hidup mereka. Mereka mampu, tahu dan mereka akan melakukannya. tetapi sayang sekali mereka terlalu sibuk dengan alasan. Misalnya “Saya sudah tahu jawabannya, nanti akan saya kirimkan detailnya. Tapi, saya masih ada pekerjaan sekarang. Nanti ya..” sehari berlalu.. dua hari berlalu… jawaban yang di janjikan tak kunjung datang. Begitu di tagih jawabannya sama seperti minggu sebelumnya.

Pola Pikir Destruktif 6 Emotion based : Pola pikir ini bertindak berdasarkan mood atau emosi yang sedang dirasakan saat itu. Celakanya, kalau moodnya jelek terus setiap hari maka pekerjaannya tak akan bisa selesai selesai.

Pola Pikir Destruktif 7 It’s all my fault
: Orang tipe ini selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang terjadi. Sayangnya, ia tidak bisa melihat bahwa ada hal-hal positif yang telah dilakukannya juga.

Pola Pikir Destruktif 8 They’re all wrong
: orang ini melihat bahwa cara yang dilakukan orang lain adalah salah. Hanya caranyalah yang benar.

Bagaimana merubahnya?
Tahap 1: Mengenali masalahnya. Tahap pertama untuk mengubah pola pikir destruktif adalah mengenali masalahnya. Itu berarti kita mulai untuk membuka mata dan telinga lebar lebar terhadap lingkungan kita. jangan jangan ada orang-orang yang sudah menjadi ‘korban’ dari pola pikir destruktif kita. Yang sering menjadi masalah adalah ada banyak orang yang merasa tidak ada masalah dengan pola pikir yang dimilikinya. Ketika lingkungannya memberikan masukan atau saran, dia tidak merasa perlu berubah. Kalau kita ingin berubah maka kita harus berani membuka diri terhadap diri sendiri dan lingkungan. No body’s perfect.

Tahap 2: Sadar ketika kita sedang menggunakan pola pikir destruktif. Jika kita sadar saat kita sedang menggunakan pola pikir destruktif maka kita akan bisa melihat pola pikir lain yang bisa kita ambil saat itu. Kita baru bisa melakukan perubahan bila kita menyadari bahwa ada pola pikir yang perlu di rubah saat kita sadar dan sedang menjalaninya. Jika kita tidak menyadari bahwa pola pikir yang kita lakukan salah, maka akan sulit bagi kita untuk merubahnya. Jika Anda kesulitan melakukannya, mintalah orang lain untuk mengingatkan Anda bila sedang menggunakan pola pikir destruktif. Ini bisa dilakukan dengan bahasa isyarat atau simbol agar hanya Anda berdua yang mengetahuinya.

Tahap 3: Segera merubahnya. Jika pada tahap 2 Anda sudah mengenali ada pola yang harus dirubah, maka segeralah melakukan perubahan! Jika Anda menundanya, maka entah kapan lagi Anda bisa mengenali dan menyadari bahwa hal tersebut tidak baik. Segera lakukan, jangan ditunda.


sumber: indonesiaindonesia.com
 
Top