Pernahkah Anda berada di ruang tunggu dokter dan memandang berkeliling pada wajah-wajah suram tanpa senyum yang tidak menyenangkan untuk dilihat? Dr. Dtephen K Sproul, seorang dokter hewan di Raytown menceritakan tentang satu harinya yang tak biasa, pada saat ruang tungg
unya penuh dengan klien yang menunggu binatang kesayangan mereka di suntik. Tak seorang pun dari mereka yang berbicara dan senyum dengan yang lainnya, dan mungkin mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dia menceritakan apa yang terjadi dalam salah satu workshop kami:

“Ada enam atau tujuh klien yang sedang menunggu tatkala seorang ibu masuk sambil menggendong bayi dan seekor anak kucing. Kebetulan, wanita itu duduk di sebelah seorang pria setengah baya yang kesal dengan pelayanan yang mengharuskannya menunggu lama. Bayi itu tiba-tiba memandangnya sambil ter senyum lebar, senyum khas bayi. Apa yang dilakukan lelaki itu?



Tentu saja, persis seperti yang Anda dan saya lakukan, dia membalas senyum si bayi dengan senyum manis dan segera mengobrol dengan wanita itu tentang banyak hal. Kemudian, para klien lain ikut pula bergabung dengan mereka. Kebosanan berubah menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan.”
Profesor James V Connell, seorang psikolog dari Universitas Michigan, mengatakan,”Orang yang ter senyum, cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual dengan lebih efektif, dan membesarkan anak-anak yang lebih bahagia.

Robert Cryer, manajer sebuah departemen komputer untuk sebuah perusahaan di Ohio, menceritakan pengalamannya:
“Saya hampir putus asa berusaha merekrut Ph.D. yang berpengetahuan komputer untuk departemen saya. Namun akhirnya saya menemukan seorang pemuda dengan kualifikasi ideal yang baru saja tamat kuliah. Setelah beberapa kali percakapan via telepon akhirnya dia menerima ajakan dari perusahaan kami. Saya juga tahu darinya bahwa selain tawaran dari perusahaan kami, ia juga mendapat tawaran dari perusahaan yang lebih besar dan lebih terkenal dari perusahaan kami. Setelah ia mulai bekerja, saya bertanya kepadanya mengapa ia memilih kami bukan perusahaan lain itu.

“Saya kira, itu karena manajer perusahaan-perusahaan lainnya berbicara di telepon dengan suara dingin dan bersikap sinis yang membuat saya sama seperti transaksi bisnis. Suara Anda terdengar seakan-akan Anda senang mendengar saya… bahwa Anda benar-benar membutuhkan saya menjadi bagian dari organisasi Anda.
Anda tidak ingin ter senyum? Mengapa? Ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama; paksa diri Anda untuk ter senyum. Kalau Anda seorang diri, paksa diri Anda untuk bersiul atau mendendangkan sebuah lagu. Bersikaplah seolah-olah Anda sudah bahagia. Senyum lah.
Berikut adalah cara yang disarankan oleh psikolog dan filsuf William James:
“Tindakan tampaknya mengikuti perasaan, padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan bersama. Dengan mengatur tindakan – yang berada di bawah kontrol langsung kehendak kita – secara tidak langsung kita bisa mengatur perasaan kita. Jadi, jalan menuju kebahagiaan, kalau kegembiraan kita hilang, adalah duduk dengan riang, lalu bertindak dan berbicaralah seolah-olah Anda memang bahagia…”


sumber: How To Win Friends & Influence People, Dale Carnegie. Bina Rupa Aksara 1995.
pic:rwq3net.comOleh: Dale Carnegie,

 
Top