Jatilap (Trammel Net)
Jatilap merupakan singkatan dari Jaring Tiga Lapis. Ini adalah salah satu nama Indonesia dari Trammel Net. Jaring ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti jaring gondrong, jaring tilek dan jaring kantong.Seperti namanya, jaring ini terdiri dari tiga lapis, yaitu dimana dua lapis di luar (outer net) yang mempunyai mata jaring lebih besar mengapit satu lapis lembaran jaring yang ditengah (inner net) mempunyai mata jaring lebih kecil dan dipasang agak renggang. Dilihat dari cara tertangkapnya ikan, trammel net dapat digolongkan ke dalam jaring insang (Gill Net), karena ikan tertangkap di bagian insang dengan posisi terbelit atau terjerat pada jaring. Menurut jenis bahan jaring yang digunakan, trammel net di perairan Indonesia dibedakan kedalam tiga jenis yaitu jaring tiga lapis monofilamen, multi filamen, serta kombinasi keduanya.
Trammel net dapat dioperasikan dengan cara dipasang menetap di dasar perairan ataupun dihanyutkan. Ikan tertangkap secara terjerat atau terpuntal pada mata jaring. Alat ini dapat juga dioperasikan dengan ditarik lurus kedepan melalui kedua sisinya atau ditarik menelusuri dasar perairan melalui salah satu sisinya yang nantinya seakan membentuk seperti lingkaran dengan ujung sisi yang pertama kali diturunkan sebagai pusat dengan tujuan untuk mendapatkan area cakupan penangkapan seluas mungkin (sweeping trammel net) (Subani dan Barus, 1981)
Konstruksi trammel net di Indonesia pada umumnya adalah sebagai berikut :
(1) Badan jaring
Badan jaring pada trammel net dibentuk oleh tiga lapis jaring, yang terdiri dari satu lapis jaring bagian dalam (inner net) yang berfungsi untuk menjerat udang atau ikan yang membentuk kantong, biasanya terbuat dari monofilamen. Dua lapis jaring bagian luar (outer net) berfungsi sebagai penguat jaring bagian dalam serta sebagai kerangka untuk terbentuknya kantong pada jaring bagian dalam, bahannya terbuat dari multifilamen. Untuk mata jaring inner net yang berukuran 1,5 inchi digunakan jaring berukuran 6 inchi untuk bagian outer net dan jika inner net menggunakan jaring dengan ukuran 2 inchi maka untuk outer net digunakan jaring dengan ukuran 6 ½ inchi. Bahan yang digunakan untuk jaring outer net adalah nylon dan plastik untuk jaring inner net.
(2) Selvedge
Selvedge adalah bagian jaring yang menghubungkan badan jaring bagian atas dengan tali pelampung dan dengan tali pemberat bagian bawah. Fungsi dari selvedge adalah untuk melindungi jaring, terutama pada bagian bawah jaring agar kuat saat bergesekan dengan dasar perairan.
(3) Tali ris
Tali ris yang digunakan adalah dari bahan tambang atau polyethylene dengan ukuran diameter 4 mm untuk tali ris atas dan 1,5 mm untuk tali ris bawah. Tali ris atas berfungsi untuk mengantungkan badan jaring dan tempat mengikatkan pelampung. Tali ris bawah berfungsi untuk tempat mengikatkan pemberat dan menghubungkan pemberat dengan badan jaring.
(4) Tali selambar
Tali selambar berfungsi untuk mnghubungkan jaring dengan kapal yang disebut tali selambar belakang, sedangkan tali selambar depan adalah tali yang menghubungkan jaring dengan pelampung tanda. Bahan tali selambar ialah polyethylene. Panjang tali selambar yang biasa digunakan sekitar 100 - 120 m dengan diameter 1,25 cm.
(5) Pelampung (float)
Fungsi pelampung adalah untuk mengangkat tali ris atas agar jaring terbentang sempurna dalam air. Jenis pelampung yang digunakan biasanya terbuat dari bahan plastik dan gabus. Jumlah pelampung yang digunakan biasanya 54 buah per piece jaring dengan panjang tiap gabus 3 cm dan diameter 2 cm.
(6) Pemberat (sinker)
Pemberat berfungsi sebagai penyeimbang dari buoyancy force yang dihasilkan oleh pelampung sehingga jaring dapat terbentang ke arah dasar air dan kedudukan jaring stabil. Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari timah. Jumlah pemberat yang biasanya digunakan sebanyak 240 buah/piece jaring atau sekitar 3,5 kg dengan panjang tiap pemberat 2 cm dan diameter 1 cm. Pemberat tambahan yang digunakan 2 buah biasanya berupa batu bata atau batu kali dan beratnya sekitar 7-10 kg.
(7) Pelampung tanda
Pelampung tanda adalah pelampung yang terdapat pada permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda bagi pelintas perairan lainnya bahwa di tempat tersebut sedang dioperasikan trammel net. Pelampung tanda terbuat dari gabus dan diberi tambahan bendera sebagai penanda.
Spesifikasi kapal yang biasa digunakan untuk mengoperasikan trammel net adalah:
(1) Dimensi kapal:
- Panjang (L) : 10 – 12 m
- Lebar (B) : 2 – 4 m
- Tinggi (D) : 1.5 m
- Draft (d) : 0.51 m
(2) Bahan: Kayu
(3) Merk mesin: Dong Feng
(4) Bahan bakar: Solar
(5) Kapasitas bahan bakar: 12 liter
(6) Kecepatan maksimum: 5-7 knot
Operasi penangkapan biasanya dilakukan pada pagi hingga sore hari dimulai dari pukul 06:00 sampai dengan pukul 17:00. Tahapan pengoperasian alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
(1) Operasi penangkapan dimulai dengan persiapan perbekalan (solar, makan, keranjang, dll) di darat, kemudian berangkat dengan menggunakan kapal motor menuju daerah penangkapan ikan (DPI). Dalam perjalanan, nelayan menyiapkan alat tangkap agar dapat langsung dioperasikan.
(2) Penentuan DPI, biasanya di sekitar daerah muara sungai. Setelah DPI ditentukan maka selanjutnya dilakukan penurunan alat tangkap (setting). Jaring dipasang dengan posisi memotong arah pergerakan arus.
(3) Saat setting, yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda disusul dengan tali ris kemudian jaring dan terakhir pemberat tambahan dengan kapal tetap bergerak dengan kecepatan rendah.
(4) Setelah semua jaring diturunkan dan tali selambar terikat pada haluan kapal maka kapal bergerak untuk menarik jaring didasar perairan sehingga jaring membentuk setengah lingkaran.
(5) Proses penyapuan jaring di dasar perairan dilakukan selama kurang lebih 60 menit setelah itu jaring diangkat ke kapal (hauling) dan dilakukan pengambilan hasil tangkapan dari badan jaring.
(6) Hasil tangkapan utama dan sampingan dipisahkan. Lalu dimasukkan ke dalam keranjang atau kotak pendingin (cool box).
(7) Persiapan penurunan jaring kembali dilakukan setelah proses hauling selesai.
Hasil tangkapan utama trammel net adalah udang, sedangkan hasil tangkapan sampingan selain udang ialah ikan-ikan demersal seperti: manyung, kratol, petek, bloso dan bawal. Beberapa jenis udang yang tertangkap adalah jenis udang jerbung, udang windu dan udang krosok.
Nelayan banyak beralih menggunakan trammel net semenjak diberlakukannya Keppres No. 39 tahun 1980, dimana pengunaan trawl dilarang. Dalam penangkapan udang trammel net dianggap sebagai alat tangkap yang lebih ramah lingkungan walaupun dalam pengoperasiannya sama – sama menyapu dasar perairan.
sumber:
http://rustadi29.blogspot.com/search/label/perikanan%20tangkapdisarikan dari berbagai informasi