Masalah Gizi Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang 
Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza”  yang berarti makanan. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai Ilmu yang  mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut  mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan  (proses pencernaan, transport dan ekskresi) yang di perlukan untuk  memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan  menghasilkan energi.
Anak remaja mempunyai kebutuhan nutrisi  yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat  dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya  pubertas. Perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan,  absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini di sertai dengan  pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang  menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang  memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas  pada remaja tergantung pada berat dan komposisi tubuh seseorang. Ini  menunjukkan bahwa status gizi memegang peranan penting dan menentukan  status kematangan fisiologis seseorang. Status gizi di bawah normal atau  adanya penyakit kronis dapat menghambat pubertas.
Pertumbuhan tinggi badan yang pesat di  mulai pada usia 10 tahun; mencapai puncaknya pada usia 12 tahun pada  anak perempuan, dan antara usia 12 – 14 tahun pada anak laki-laki.  Penambahan berat badan yang pesat di mulai kira-kira 6 bulan setelahnya.  Periode pertumbuhan yang cepat akan berakhir setelah 2,5 – 3 tahun.  Jadi, periode kebutuhan gizi yang besar adalah pada remaja yang berusia  antara 12 – 15 tahun pada laki-laki dan 10 – 13 tahun pada perempuan.
Kecepatan petumbuhan dan kebutuhan gizi  bervariasi pada masing-masing individu remaja.  Ini menunjukkan bahwa di  bandingkan usia, tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada  munculnya tanda seksual sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator  dalam menentukan kebutuhan gizi.
B.     Rumusan Masalah 
Dari latar belakang di atas, dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut :
-          Apakah Pengaruhnya kebutuhan gizi terhadap perkembangan remaja?
-          Apakah pertumbuhan fisik dapat berkembang dengan baik ketika kebutuhan gizi dapat terpenuhi?
C.     Tujuan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
-          Pengaruh kebutuhan gizi terhadap perkembangan remaja.
-          Pengaruh kebutuhan gizi terhadap pertumbuhan fisik remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan gizi pada anak remaja lebih  tinggi di bandingkan usia anak kecil. Namun kebutuhan gizi pada remaja  laki-laki dengan remaja perempuan tentu berbeda.  Hal ini di sebabkan  oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan  komposisi tubuh, mineralisasi tulang dan perubahan aktivitas fisik.  Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi total kebutuhan energi  akan tetap meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh. Kebutuhan nutrisi  yang meningkat pada masa anak remaja adalah energi, kalsium, besi dan zinc.
A.     Energy 
Kebutuhan energy pada individu remaja  yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang  perlu di perhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah  aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan  olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar di bandingkan dengan  remaja yang kurang aktif berolahraga.
Energi yang di gunakan untuk melakukan  aktifitas dalam kehidupan sehari-hari di dapat oleh tubuh dari energi  yang di lepaskan di dalam tubuh pada proses pembakaran zat makanan. Akan  tetapi kita tidak memperoleh seluruh energi makanan yang kita makan,  karena tidak semua energi yang terkandung di dalam makanan dapat diubah  oleh tubuh menjadi energi kerja.
Dalam proses metabolisme tubuh, energi  makanan hanya sebagian di ubah ke dalam enrgi kerja, sedangkan sebagian  lagi diubah menjadi panas. Dengan demikian dapat di mengerti bila habis  makan atau tidak melakukan kerja, sehu badan akan meningkat. Di dalam  tubuh ada tiga golongan zat makanan yang dapat di oksidasi untuk  mendapatkan energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Ø    Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat organik yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) dengan rumus molekulnya CH2O.  Karbohidrat merupakan unit gula individual atau rantai unit gula yang  menyatu. Karbohidrat merupakan senyawa hasil fotosintesis tumbuhan hijau  melalui reaksi berikut :
 
  |  
Selain sebagai sumber energi utama, karbohidrat berfungsi sebagai berikut :
o       Sumber energi dengan fungsi utamanya adalah menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat mengahsilkan 4 kkal.
o       Pemberi rasa manis pada makanan. Rasa manis ini akan terasa bila kita memakan nasi dengan mengunyah beberapa kali.
o       Penghemat protein. Bila  karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk  memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai  zat pembangun.
o       Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
Ø    Lemak
Lemak merupakan simpanan energi bagi  manusia dan hewan. Lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsur  karbon, hidrogen dan oksigen. Dalam lemak, oksigen lebih sedikit dari  pada yang terdapat pda kebohidrat. Itulah sebabnya pada waktu  pembakaran, lemak mengikat lebih banyak oksigen sehingga panas yang di  hasilkan lebih banyak. Lemak yang disimpan di bawah kulit merupakan  persediaan energi jangka panjang dan merupakan insulin dalam tubuh.  Lemak merupakan bahan penting dalam membran sel dan sifatnya tidak dapat  larut dalam air. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal.
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan makanan berfungsi sebagai :
o       Sumber energi, dimana tiap 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kkal.
o       Menghemat protein dan thiamin.
o       Membuat rasa kenyang lebih lama, sehubungan dengan dicernanya lemak lebih lama.
o       Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih.
o       Memberi zat gizi lain yang di butuhkan tubuh.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut :
o       Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
o       Pelindung kehilangan panas tubuh
o       Sebagai penghasil asam lemak esensial
o       Sebagai pelarut vitamin A,D,E,K
o       Sebagai pelumas di antara persendian
o       Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak keluar masuk melalui membran sel
o       Sebagai prekursor dari prostaglandin yang berperan mengatur takanan darah, denyut jantung dan lipolisis.
Ø    Protein
Protein juga meningkat pada masa remaja,  karena proses pertumbuhan tarjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja,  kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan  komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12 – 14 % dari  pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan  di gunakan sebagai sumber energi dan ini akan emngakibatkan malnutrisi.  Oleh karena itu anak – anak yang masih dalam masa pertumbuhan  membutuhkan lebih banyak protein dari pada usia lanjut. Kurang kalori  protein (KKP) sering diderita oleh anak dengan tanda-tanda perut buncit,  rambut kering, mudah rontok, cengeng, nafsu makan berkurang,  bengkak-bengkak tubuh dan bersikap acuh tak acuh.
Protein merupakan zat gizi yang paling  banyak terdapat dalam tubuh. Protein merupakan bagian dari semua sel-sel  hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein.  Hampir setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di  tulang atau tulang rawan, sepersepuluh terdapat di kulit dan sisanya  terdapat di jaringan yang lain dan cairan tubuh. Semua enzim merupakan  protein. Banyak hormon juga protein atau turunan protein. Hanya urin dan  empedu dalam kondisi normal tidak mengandung protein.
Protein mempunyai beberapa fungsi yaitu :
o       Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh
o       Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang aus, rusak atau mati
o       Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan
o       Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen yaitu intraseluler, ekstraseluler dan intravaskuler
o       Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh.
B.     Mineral 
Kebutuhan mineral tertutama kalsium,  zinc dan zat besi juga meningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk  kesehatan tulang, khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan  massa tulang selama remaja akan meningkatkan risiko osteoporosis pada  kehidupan selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling  baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber yang lain adalah ikan,  kacang-kacangan dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk  mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan  akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga di butuhkan  untuk membentuk hemoglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk  mengganti kehilangan zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih  banyak membutuhkan zat besi di bandingkan dengan remaja laki-laki.  Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan itu  sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan resiko terkenan anemia  defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi akan menurun seiring dengan  melambatnya pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan zat besi dapat di  tingkatkan oleh vitamin C dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh,  makanan tinggi serat, suplemen kalsium, dan produksi susu. Makanan yang  banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah, daging putih,  kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Zinc di butuhkan untuk pertumbuhan serta  kematangan seksual remaja, terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi  Zinc dapat menimbulkan resiko retardasi mental dan hipogonadisme.
Fungsi mineral secara umum adalah :
-          Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam dan mineral pembentuk basa.
-          Mengkatalisasi reaksi yang  bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein serta pembentukan  lemak dan protein tubuh.
-          Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin, Co dalam vitamin B12, Ca dan P untuk pembentukan tulang dan gigi) dan enzim tubuh (Fe terlibat dalam aktifitas enzim katalase dan sitokrom).
-          Membantu memelihara keseimbangan air tubuh.
-          Menolong dalam pengiriman isyarat-isyarat keseluruh tubuh.
-          Sebagai bahan cairan usus
-          Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya.
C.     Vitamin 
Kebutuhan vitamin tiamin, ribovlafin dan  niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk  membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan folat dan vitamin  B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah  pentingnya adalah vitamin D yang di butuhkan untuk mendukung pertumbuhan  otot dan tulang. Vitamin A, C, dan E juga di butuhkan untuk pembentukan  dan mendukung fungsi sel baru.
Kekurangan vitamin pada remaja dapat menimbulkan masalah kesehatan dan pertumbuhan fisiknya, seperti :
-          Gejala buta senja, tidak tahan terhadap cahaya
-          Terkena Rakhitis
-          Berkurangnya imunitas tubuh terhadap penyakit.
Gangguan kesehatan karena kekurangan  vitamin di sebut avitaminosis. Avitaminosis termasuk penyakit  defisiensi. Penyebab avitaminosis antara lain :
-          Vitamin yang masuk dalam  tubuh cukup banyak, tetapi karena gangguan dalam penyerapan vitamin maka  tubuh kita akan kekurangan vitamin juga.
-          Karena fungsi usus tidak normal, misalnya karena mencret maka vitamin tidak dapat diserap oleh usus.
-          Karena pengaruh obat-obatan  yang di pakai, misalnya obat sulfa maka bakteri usus akan musnah,  sehingga tubuh akan kekurangan vitamin.
D.    Pengkajian status gizi
Pengkajian status gizi selama remaja  perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya  gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa.  Salah satu cara sederhana yang dapat di gunakan untuk menentukan status  gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau  Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja  yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus  perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
Hasil dari rumus di atas kemudian  dicocokkan dengan grafik pertumbuhan sesuai dengan usia dan jenis  kelamin untuk mengetahui termasuk kedalam kategori mana status gizinya.  Berikut adalah kategori-kategori status gizi :
-          Gizi kurang       : IMT di bawah 5 %
-          Gizi Normal      : IMT dari 5 % – 85 %
-          Gizi lebih          : IMT 85 %  – 95 %
-          Obesitas           : IMT lebih dari 95 %
Yang perlu di sadari oleh remaja adalah  bila berat badan normal, maka akan mendapatkan banyak keuntungan seperti  penampilan yang baik, lincah dan rendah resikonya untuk terkena  penyakit. Sebaliknya bila berat badan kurang atau berlebih, maka akan  lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit dan dapat mempengaruhi  fase kehidupan selanjutnya.
E.     Perilaku Makan Remaja
Di bandingkan segmen usia yang lain,  diet yang tidak adekuat adalah masalah yang paling umum di alami oleh  remaja putri. Gizi yang tidak adekuat akan menimbulkan masalah kesehatan  yang akan mengikuti sepanjang kehidupan. Kekurangan gizi selama remaja  dapat di sebabkan oleh bermacam-macam faktor, termasuk emosi yang tidak  stabil, keinginan untuk menjadi kurus yang tidak tepat dan ketidak  stabilan dalam gaya hidup dan lingkungan sosial secara umum.
Berikut ini beberapa perilaku spesifik yang umumnya dipercaya menyebabkan masalah gizi pada remaja adalah :
-          Melewatkan waktu makan satu kali atau lebih setiap hari
-          Pemilihan makanan selingan yang kurang tepat
-          Kurangnya supevisi dalam memilih makanan di luar rumah
-          Takut mengalami obesitas, khususnya pada remaja putri
-          Perhatian terhadap makanan tertentu yang menyebabkan jerawat
-          Kurangnya waktu untuk mengkonsumsi secara teratur
-          Kurang di dampingi ketika mengkonsumsi makanan tertentu
-          Tidak minum susu
-          Mulai mengkonsumsi alkohol
Makanan siap saji 
Makanan siap saji sudah menjadi tren di  kalangan remaja perkotaan. Selain menjadi tempat makan, restoran siap  saji juga menjadi tempat kumpul favorit dengan teman. Yang menjadi  masalah pada restoran siap saji adalah jumlah menu yang terbatas dan  makanannya relatif mengandung kadar lemak dan garam yang tinggi. Minuman  yang tersedia juga menambah asupan kalori yang tinggi pada remaja.  Dengan demikian remaja sering kali mengkonsumsi makanan siap saji  cenderung mengalami kelebihan berat badan.
Alkohol 
Remaja mudah di pengaruhi oleh  lingkungan di sekitarnya, termasuk lingkungan pergaulan. Lingkungan yang  tidak sehat akan membawa remaja kearah yang negatif pula. Selain hal  tersebut, sifat remaja yang ingin coba-coba dan menunjukkan jati diri  membuat remaja rawan terjerumus ke dalam hal-hal yang bersifat negatif.  Salah satunya adalah dengan mencoba meminum minuman berkadar alkohol  yang tinggi. Konsumsi alkohol pada remaja akan menimbulkan masalah gizi  dan masalah sosial. Minuman beralkohol hanya berkontribusi pada energi  saja. Alkohol juga memengaruhi penyerapan zinc dan folat, dua zat gizi  yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang normal.
F.      Masalah gizi pada remaja 
Remaja merupakan masa di mana seseorang  mengalami perkembangan untuk mencapai kematangan mental, emosional,  sosial dan fisik. Banyak persoalan yang di hadapi para remaja yang  berkaitan dengan masalah gizi. Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang  di hadapi remaja tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain dan  diperlukan penanganan yang terpadu dan menyeluruh. Adapun  masalah-masalah gizi yang biasa di hadapai pada masa anak remaja adalah :
v     Obesitas
Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan  berat badan. Di kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang  merisaukan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan  menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum  lagi kemungkinan  diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas  terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja  yang kurang percaya diri.
Obesitas dapat di atasi dengan cara yang aman dan sehat. Adapun cara menurunkan berat badan yang sehat adalah sebagai berikut :
o       Perubahan pola makan
Perubahan pola makan dapat dilakukan  dengan cara mengurangi asupan kalori total. Remaja di sarankan lebih  banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta membatasi gula dan lemak.
o       Peningkatan aktivitas fisik / olahraga
Aktifitas fisik/olahraga dapat membantu  menurunkan berat badan, karena dapat membakar lebih banyak kalori.  Banyaknya kalori yang di bakar tergantung dari frekuensi, durasi dan  intensitas latihan yang di lakukan.
o       Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku di gunakan untuk  mengatur pola makan dan aktivitas fisik pada remaja yang menjalani  terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku dapat diketahui faktor atau  situasi apa yang dapat membuat berat badan menjadi berlebih, sehingga  di harapkan dapat membantu mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi  obesitas.
v     Anemia
Remaja putri merupakan salah satu  kelompok yang rawan menderita anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana  kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada laki-laki  hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr % dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit 3,5 – 4,5 jt/mm3.
Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena :
o       Pada umunya lebih banyak  mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,  dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat  besi tidak terpenuhi.
o       Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan.
o       Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses.
o       Remaja putri mengalami haid  setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ± 1,3 mg perhari, sehingga  kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
BAB III
PENUTUP 
Kebutuhan gizi pada anak remaja lebih  tinggi di bandingkan usia anak kecil. Namun kebutuhan gizi pada remaja  laki-laki dengan remaja perempuan tentu berbeda.  Hal ini di sebabkan  oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan  komposisi tubuh, mineralisasi tulang dan perubahan aktivitas fisik.  Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi total kebutuhan energi  akan tetap meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh.
Pengkajian status gizi selama remaja  perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya  gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa.  Salah satu cara sederhana yang dapat di gunakan untuk menentukan status  gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau  Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja  yang secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan.
Remaja merupakan masa di mana seseorang  mengalami perkembangan untuk mencapai kematangan mental, emosional,  sosial dan fisik. Banyak persoalan yang di hadapi para remaja yang  berkaitan dengan masalah gizi. Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang  di hadapi remaja tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain dan  diperlukan penanganan yang terpadu dan menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Poltekes Depkes I. 2009. “Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya”. Jakarta. Salemba Medika.
Irianto, Kus. 2004. “ Gizi & Pola Hidup Sehat “. Bandung. Yrama Widya.
Yuniastuti, Ari. 2007. “ Gizi dan Kesehatan “. Yogyakarta. Graha Ilmu.
www.wikipedia.org/gizi di akses tanggal 05 Juni 2011 pukul 19.30 WIB
www.lusa.web.id>home di akses tanggal 05 Juni 2011 pukul 19.43 WIB
www.rajawana.com./artikel/kesehatan/gizi-anak di akses tanggal 05 Juni 2011 pukul 19.50 WIB
dari  ilmuwan muda