"BLOG TANI NELAYANKU"

ALAT TANGKAP PAYANG

<h3 class="post-title entry-title" style="background-color: #0c343d; color: white; text-align: center;"><span style="background-color: blue; font-size: large;"></span></h3><h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;"> Alat Tangkap Ikan Jenis Payang</h3><div class="post-header"></div><div class="post-body entry-content" id="post-body-5996540848397943507"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSkExohx4-SrlK32DvhIODOndUZ9UMKFHmKO0siUuyS8ym4G7V1-KqlEeB8cvMUfF4gO6iIMQj_qcSP1q9vBiVDCLGZceFRzSCdH56G2iV5eQMm_kNK8txxUlCK7MCUK4NK4z7s_bGPLM/s1600/PAYANG+MUKOMUKO.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="139" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSkExohx4-SrlK32DvhIODOndUZ9UMKFHmKO0siUuyS8ym4G7V1-KqlEeB8cvMUfF4gO6iIMQj_qcSP1q9vBiVDCLGZceFRzSCdH56G2iV5eQMm_kNK8txxUlCK7MCUK4NK4z7s_bGPLM/s200/PAYANG+MUKOMUKO.jpg" width="200" /></a></div><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"> sebagian  masyarakat nelayan di wilayah kabupaten Mukomuko mencari ikan di laut  dengan menggunakan jaring, atau Gillnet, namun demikian ada juga  beberapa Nelayan lainnya yang menangkap ikan dengan alat yang lain  terutama seperti payang.</span><br /><a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Payang  adalah termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal nelayan  Indonesia. Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap  gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Kedua sayapnya berguna untuk  menakut-nakuti atau mengejutkan serta menggiring ikan untuk masuk ke  dalam kantong. Cara operasinya adalah dengan melingkari gerombolan ikan  dan kemudian pukat kantong tersebut ditarik ke arah kapal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span><br /><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"><br />Payang hampir dikenal di seluruh daerah perikanan laut Indonesia dengan  nama yang berbeda-beda, antara lain: payang (Jakarta, Tegal, Pekalongan,  Batang dan daerah lain di pantai utara Jawa), payang uras (Selat Bali  dan sekitarnya), payang ronggeng (Bali Utara), payang gerut (Bawean),  payang puger (daerah Puger), payang jabur (Padelengan/ Madura, Lampung),  pukat nike (Gorontalo), pukat banting Aceh (Sumatera Utara, Aceh),  pukat tengah (Sumatera Barat: Pariaman, Sungai Limau, Perairan Tiku),  jala lompo (Kaltim, Sulsel), panja/pajala (Muna, Buton, Luwuk, Banggai),  pukat buton (Air Tembaga, Gorontalo, Manokwari, Kupang, Kalabai,  Kendari, Flores), jala uras (Sumbawa, Manggarai/Flores).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br /><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4690727580957532708&postID=6280418016735471174" name="more"></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Konstruksi </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan/ perut (<i>body/belly</i>) dan kaki/ sayap (<i>leg/wing</i>).  Namun ada juga pendapat yang membagi hanya menjadi 2 bagian, yaitu  kantong dan kaki. Bagian kantong umumnya terdiri dari bagian-bagian  kecil yang tiap bagian mempunyai nama sendiri-sendiri. Namun  bagian-bagian ini untuk tiap daerah umumnya berbeda-beda sesuai daerah  masing-masing. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Besar  mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda,  bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Berbeda  dengan jaring trawl di mana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/<i>underlip</i>) lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian atas mulut jaring (<i>upperlip)</i>  yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya  digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya hidup  dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat  cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh  karena bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan  lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Pada  bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. Sedangkan  bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang  berukuran paling besar ditempatkan di bagian tengah dan mulut jaring.  Pada kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang  umumnya disebut tali selambar (tali hela/tali tarik). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Metode pengoperasian </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Penangkapan  dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari.  Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan  terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (<i>kerosene pressure lamp</i>). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (<i>fish aggregating device</i>)  atau kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara  menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan  ikan. Kalau gerombolan ikan yang diburu tadi kebetulan tongkol dalam  penangkapan ini disebut oyokan tongkol. Penggunaan rumpon untuk alat  bantu penangkapan dengan payang meliputi 95% lebih. </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Penangkapan  dengan payang dan sejenisnya ini dapat dilakukan baik dengan perahu  layar maupun dengan kapal motor. Penggunaan tenaga berkisar antara 6  orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang besar. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Daerah penangkapan </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Daerah  penangkapan dan payang ini pada perairan yang tidak terlalu jauh dan  pantai atau daerah subur yang tidak terdapat karang. Hasil tangkapan  terutama jenis-jenis pelagik kecil (layang, solar, kembung, lemuru,  tembang japuh dan lain-lain). Hasil tangkapan sangat tergantung keadaan  daerah dan banyak sedikitnya ikan yang berkumpul disekitar rumpon. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Musim penangkapan </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Musim  penangkapan dan payang ini sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat  tertentu di mana cuaca tidak memungkinkan seperti pada saat musim barat.  </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Pemeliharaan alat </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Pemeliharaan  alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar,  bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena  sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Pengadaan alat dan bahan jaring </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Alat  dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko penlengkapan nelayan di  lokasi terdekat atau bisa dipesan dan pabnik janing “PT. Anida” di  Cirebon atau “PT Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung. Payang termasuk alat  yang produktifitasnya tinggi dan dikenal hampir diseluruh daerah  perikanan laut Indonesia, namun yang paling banyak adalah di pantai  utara Jawa termasuk Madura, Sulawesi Selatan dan Tenggara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">Kisaran harga satuan peralatan </span></b><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12pt;">untuk  wilayah kabupaten Mukomuko memang belum begitu ada perusahaan khusus  yang menjual jenis alat tangkap tersebut, karena kebiasaan masyarakat di  sekitarnya untuk pengadaan alat tangkap payang biasa membuat secara  royongan , namun demikian  kisaran modal untuk pembuatan alat tersebut  masih hampir sama kurang lebihnya dan tidak terlalu jauh .tapi sebagai  informasi dari Dit.PKP Kisaran harga 1 unit alat tangkap payang Rp.  5,000,000-Rp. 7,000,000.-. Kisaran harga kapal termasuk mesin Rp.  15,000,000-20,000,000.-.  </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing"><b><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Sumber : Dit PMP, DKP </span></b></div><div class="MsoNoSpacing"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 10pt;">Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan <br />Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil <br />Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta </span></div></div><span class="post-author vcard"> Diposkan oleh <span class="fn">DKPMM,Bidang Tangkap</span> </span> <span class="post-timestamp"> di</span><br /><br /><br /><a href="http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/05/alat-tangkap-payang.html">http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/05/alat-tangkap-payang.html</a>

ALAT TANGKAP PAYANG

Alat Tangkap Ikan Jenis Payang sebagian masyarakat nelayan di wilayah kabupaten Mukomuko mencari ikan di laut dengan menggunakan jaring,...

Daftar Isi Artikel Blog

<center><div style="border: 1px solid rgb(0, 0, 0); height: 200px; margin: 0px 10px 0px 0px; overflow: auto; padding: 20px; text-align: left; width: 500px;"><div class="list"><center><script src="http://adesanusi.googlepages.com/daftar-isi.txt"></script><script>var numposts = 100;var showpostdate = false;var showpostsummary = false;var numchars = 100;var standardstyling = true;</script>     <script src="http://rustadhieperikanan.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=published&alt=json-in-script&max-results=999&callback=showrecentposts"></script><center> </center></center></div></div><br /><br /><br /><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: center;"><br /><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg78DiJkm6J4P33fc6QX9X-rB4_hpWzTBuRzS0VLKYXe4FQcNpR1a2D5fAkwaynUcFkQKvEmlDOHbWn73XVE72Cw6NURqVrCVsm5OITRQYUND9F9RnfIaxy1IZd87nfjWcTndfvURwBNPg/s1600/25ztb9i.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg78DiJkm6J4P33fc6QX9X-rB4_hpWzTBuRzS0VLKYXe4FQcNpR1a2D5fAkwaynUcFkQKvEmlDOHbWn73XVE72Cw6NURqVrCVsm5OITRQYUND9F9RnfIaxy1IZd87nfjWcTndfvURwBNPg/s320/25ztb9i.gif" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Anda mungkin ingin memilih daftar isi artikel yang dibutuhkan dalam blog ini, disini disiapkan untuk mempermudah bagi anda yang sedang mencari beberapa artikel yang dibutuhkan silahkan anda pilih sendiri semoga dengan adanya daftar isi disini dapat mempermudah bagi anda yang sedang membutuhkan informasi di Blog ini, selamat mencoba salam sukses buat anda selalu</div></div></center>

Daftar Isi Artikel Blog

Anda mungkin ingin memilih daftar isi artikel yang dibutuhkan dalam blog ini, disini disiapkan untuk mempermudah bagi anda yang sedang...

Menguak potensi sumberdaya didasar laut indonesia

<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt1SkWTzWuPKHXBRDhw-hsgvAzv_ncHZQtn7GkBqQkBfyU-kQaJF6u6ExZCxeSAiPNeCNgjh6mNFaJ4jXPAe-4XuVUQ5Ye5jRYK0BVrXRprpOdy7Uuktoudmj6RBHoa_hvxyEIYQBoRI4/s1600/2upqmtk.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt1SkWTzWuPKHXBRDhw-hsgvAzv_ncHZQtn7GkBqQkBfyU-kQaJF6u6ExZCxeSAiPNeCNgjh6mNFaJ4jXPAe-4XuVUQ5Ye5jRYK0BVrXRprpOdy7Uuktoudmj6RBHoa_hvxyEIYQBoRI4/s1600/2upqmtk.gif" /></a></div>Sesungguhnya Negara kita Indonesia sungguh Memiliki wilayah yang sangat luas-hampir sebanding dengan daratan Amerika Serikat-bagi Indonesia ada untung ruginya. Dilihat fisiknya sebenarnya hanya sepertiga wilayah negeri ini yang berada di atas permukaan laut berupa belasan ribu pulau besar kecil. Dengan begitu sangat sedikit potensi lahan bisa termanfaatkan penduduknya yang begitu padat. Karena dipisahkan laut, mobilitas mereka pun menjadi terbatas.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /><br />Namun di balik itu, di dalam perairan yang mencakup sebagian besar wilayahnya, negeri Nusantara ini memiliki potensi kelautan yang melimpah.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /><br /><br />Selama ini baru potensi perikanan yang banyak menjadi perhatian dan sasaran eksploitasi karena dekat dengan permukaan laut dan pantai. Bagaimana dengan sumber daya alam yang berada di dasar laut? Sayangnya itu masih banyak yang menjadi misteri dan tanda tanya. Salah satu pertanyaan tentang dasar laut Indonesia adalah yang berkaitan dengan rangkaian gunung api dan patahan lapisan permukaan Bumi.</div><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4690727580957532708&postID=3241069181793957455" name="more"></a><br /><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Bila di wilayah daratan Indonesia ada jajaran gunung api yang berjajar melingkar dari Sumatera hingga ke Maluku dan Sulawesi Utara serta munculnya sesar-sesar yang terbentuk akibat interaksi tiga lempeng tektonik dunia, maka apakah di laut pun terjadi hal yang sama.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Lalu bila aktivitas gunung api yang memuntahkan material magma dari perut Bumi ke permukaan, yang antara lain berupa bahan mineral termasuk emas, apakah gunung api didasar laut-jika ditemukan- berperilaku sama.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Yang terpenting adalah mengetahui sumber daya alam di bawah laut itu. Dilihat dari sumber migasnya saja, Indonesia diketahui memiliki 60 cekungan minyak dan gas bumi, yang diperkirakan dapat menghasilkan 84,48 miliar barrel minyak. Dari jumlah cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai dan 14 cekungan lagi ada di pesisir.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Meski cadangan minyak dan gas bumi Indonesia tergolong besar, seperti dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri beberapa waktu lalu, cadangan ini tersebar pada lokasi perairan yang terpencil. Saat ini, masih ada sekitar 22 cekungan yang belum diteliti atau dieksplorasi kandungannya.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Untuk menjawab semua itu, lembaga riset di Indonesia melaksanakan serangkaian ekspedisi geologi kelautan dengan melibatkan peneliti asing. Di antaranya yang paling akhir adalah dua ekspedisi yang diberi nama Bandamin dan IASSHA. Tujuan penelitian itu, menemukan gunung-gunung api bawah laut dan dikaitkan dengan potensi mineral logam hidrotermal di dasar laut.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /><b>Ekspedisi dasar laut</b><b></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Ekspedisi Bandamin pertama kali dilakukan tahun 2001 dengan menggunakan kapal riset BPPT, Baruna Jaya IV. Ekspedisi pertama yang dipimpin Dr Safri Burhanuddin dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan (selaku Koordinator Peneliti Indonesia) dan Peter Harbach (Ketua Tim Peneliti Jerman) dilakukan di sekitar perairan Pulau Flores dan Wetar Nusa Tenggara Timur. Tujuannya untuk meneliti adanya sumber hidrotermal di dasar laut.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Penelitian dasar laut di wilayah Flores itu menarik minat geolog kelautan karena di daerah ini memiliki sistem pertemuan lempeng India-Australia, Pasifik dan Eurasia yang rumit. Dari penelitian diketahui adanya serangkaian gunung api di dasar laut di sekitar pulau vulkanik Komba yang terbentuk akibat interaksi antarlempeng tersebut. Ekspedisi ini menemukan dua gunung di dasar laut yang diberi nama Abang Komba dan Anak Komba.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Ekspedisi ini kemudian dilanjutkan bulan Agustus tahun ini dengan kapal riset LIPI, Baruna Jaya VIII, juga melibatkan peneliti dari Jerman. Ekspedisi Geologi Laut Bandamin II dilaksanakan oleh Tim Indonesia-Jerman di wilayah Laut Flores-Laut Banda, di sekitar Pulau Komba, Nusa Tenggara Timur.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Pemimpin ekspedisi kali ini Dr Lili Sarmili dari Puslit Geologi Kelautan. Selain diikuti peneliti dari Departemen Kelautan dan Perikanan, juga melibatkan peneliti dari ITB, Universitas Padjadjaran, UPN Veteran Yogyakarta, dan Universitas Trisakti.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Pada Ekspedisi Bandamin II selama dua minggu (14-28 Agustus 2003), mereka melakukan serangkaian penelitian yang survei batimetri, pengukuran konduktivitas, suhu dan kedalaman (CTD), pengambilan contoh batuan dari dasar laut, serta pemotretan kondisi bawah laut. Tim ekspedisi ini juga mendarat di Pulau Komba untuk mengadakan pengukuran- pengukuran geologi struktur di Gunung Komba.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Dari riset itu ditemukan lagi gunung api baru yang disebut Baruna Komba. Selain itu dari pengambilan sampel batuan didasar laut pada kedalaman 500-600 meter di bawah permukaan laut, di sekitar gunung api tersebut ditemukan batuan yang mengandung andesit, dan basalt. Batuan terbentuk akibat proses hidrotermal melalui proses silisifikasi dan kloritifikasi. Selain itu, teridentifikasi adanya mineral-mineral sulfida pirit, barit, dan markasit.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Kehadiran mineral logam ini merupakan indikator kemungkinan terbentuknya mineral- mineral logam lain yang memiliki nilai ekonomis, seperti emas dan perak. Dugaan tersebut mengacu pada temuan sebelumnya yang dilakukan peneliti dari Australia di dasar Laut Bismarck, sebelah utara Papua Niugini. Di lokasi itu ditemukannya endapan hidrotermal cerobong (chimney deposit) pada gunung-gunung api bawah laut, yang mengandung mineral, seperti emas, perak, tembaga, seng dan timbel.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Untuk lebih memastikan hal itu, para peneliti melakukan analisis lebih lanjut di laboratorium terhadap berbagai sampel batuan yang diambil itu untuk mengetahui potensi kadar mineral logam mulia tersebut. Penelitian tersebut akan dilakukan di laboratorium geokimia di milik lembaga riset terkait di Indonesia dan Jerman.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Ekspedisi IASSHA</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Ekspedisi Indonesia-Australia Survey for Submarine Hydrothermal Activity (IASSHA) di sekitar Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, pada tahun 2001 telah menghasilkan temuan yang memiliki nilai ilmiah berarti. Penelitian kelautan ini dilaksanakan LIPI bekerja sama dengan BRKP-DKP dan CSIRO Australia.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Bagi para peneliti, dasar Laut Sulawesi dan Laut Banda merupakan lokasi yang memiliki daya tarik tinggi. Karena berdasarkan penelitian sebelumnya diperkirakan adanya endapan minyak dan gas dalam jumlah potensial, diperkirakan 6,6 miliar meter kubik.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Menurut dugaan Dr Yusuf Surahman, Direktur Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) BPPT beberapa waktu lalu, kandungan mineral yang bernilai ekonomis akan ditemukan dalam jumlah potensial di perairan utara Sulawesi dan Maluku karena topografi dasar lautnya sama dengan di Papua Niugini yang telah diketahui kaya akan sumber mineral dasar laut. Sumber tambang dasar laut di Papua Niugini mengandung tembaga, seng, plumbum, emas, dan perak. Eksploitasinya mencapai 200 ton per hari.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Wilayah utara perairan Sulawesi, Maluku, dan Irian merupakan daerah subduksi antara dua lempeng benua Eurasia dan Pasifik. Interaksi ini menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api. Sumber mineral dasar laut ditemukan di daerah hidrotermal atau Di daerah keluarnya cairan magma dari perut Bumi terjadi mineralisasi karena tercampur dengan air laut. Mineral itu bertumpuk-tumpuk di mulut magma menghasilkan puncak gunung yang runcing dan menjulang tinggi, pada kedalaman sekitar 2.000 hingga 4.000 meter dari permukaan laut.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Dalam ekspedisi IASSHA I yang dipimpin Dr Haryadi Permana, dari Puslit Geoteknologi LIPI, berhasil ditemukan sumber-sumber emas di dasar laut Sangihe Talaud. Potensinya ditaksir berkisar 0,5 hingga 1 gram per ton batuan. Selain menemukan sumber logam mulia itu, juga diketahui adanya sumber mineral logam hidrotermal lainnya, yaitu perak, tembaga, seng dan timbal.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Ekspedisi geologi kelautan yang menggunakan kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI itu bertujuan untuk mengetahui aktivitas hidrotermal dan endapan mineral di dasar laut, dengan melibatkan 25 ilmuwan dari Indonesia dan tujuh ilmuwan Australia.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Pengambilan sampel dalam ekspedisi IASSHA 2001, jelas Haryadi, dilakukan hanya di satu spot dan analisis dari pengukuran batimetri masih sangat kasar. Karena itu, masih diperlukan penelitian yang intensif untuk memperkirakan cadangan mineral di lokasi tersebut.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /><b>Ekspedisi lanjutan</b><b></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">Untuk itu bulan Agustus lalu LIPI menggelar ekspedisi IASSHA 2003 di lokasi yang sama. Pada ekspedisi yang juga dipimpin Haryadi penelitian dilakukan di areal yang lebih luas. Analisis batuan yang diambil di dasar laut sekitar Sangihe Talaud, jelas Haryadi, yang dihubungi Kompas, Selasa (18/11), belum selesai dilakukan. Analisis sampel batuan dasar laut itu dilakukan di Kanada. Namun ditambahkan dari batuan itu ada indikasi terjadinya mineralisasi.Pada Ekspedisi IASSHA 2003, yang melibatkan peneliti dari Australia, ditemukan pula gunung api bawah laut di dekat Kepulauan Kawio, Sulawesi Utara. Pulau itu diberi nama Anak Kawio.</div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br />Setahun sebelumnya dilaksanakan IASSHA 2002 di Selat Sunda pada daerah tujaman dan sobekan pada pertemuan lempeng benua di lokasi tersebut. Dari penelitian itu diketahui tidak ditemukan adanya hidrotermal aktif. Namun, tim ilmuwan menemukan adanya indikasi emas di Teluk Semangko dekat gunung api bawah laut yang sudah tidak aktif lagi. Gunung itu dekat dengan Pulau Tabuan Air disebut Gunung Tabuan Air. Kandungan emas di lokasi itu sekitar 5 part per billion atau 0,5 gram per ton.</div><br /><br />Sumber : LIPI

Menguak potensi sumberdaya didasar laut indonesia

Sesungguhnya Negara kita Indonesia sungguh Memiliki wilayah yang sangat luas-hampir sebanding dengan daratan Amerika Serikat-bagi Indonesia ...

Benih belut

<h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;"> <span style="background-color: blue; color: white; font-size: x-large;">Benih belut </span>  </h3><div class="MsoNormal">Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang<br /></div><div class="post-header"></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYj633oxZ62ERHTlKKomtuAUR5lxjuzlJYEa62FuGtQHQLdowc3c1oL6a1IxeFuElk_giY3hKnFd0lKIGxvk6BgPO8Qsm8S_QdX8K-5e9lTEnM2temFgybefveXx7pd0fju862mquc_Mt/s1600-h/Photo0494.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5442179642481022946" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYj633oxZ62ERHTlKKomtuAUR5lxjuzlJYEa62FuGtQHQLdowc3c1oL6a1IxeFuElk_giY3hKnFd0lKIGxvk6BgPO8Qsm8S_QdX8K-5e9lTEnM2temFgybefveXx7pd0fju862mquc_Mt/s200/Photo0494.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a>

Benih belut

Benih belut Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang

Cara Penangkapan benih

<h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;"> <span style="background-color: blue; color: white; font-size: x-large;">Cara Penangkapan benih</span> </h3><div class="post-header"></div>Bubu-Telik<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit7X5UZHgEsvNS4UAXViUAz4sOcmQnnTFjFdr31oqUyho6UhDKmNs9OGxXtizOdIC91XIhBR9_i1uFtZVHnqgxBb-Mi6UYhq2gEzaNkUNMhUg8sS5wbeS3q5QjyMAYra2WQVXEiB-2yzbo/s1600-h/DSCI0291.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441909190936200738" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit7X5UZHgEsvNS4UAXViUAz4sOcmQnnTFjFdr31oqUyho6UhDKmNs9OGxXtizOdIC91XIhBR9_i1uFtZVHnqgxBb-Mi6UYhq2gEzaNkUNMhUg8sS5wbeS3q5QjyMAYra2WQVXEiB-2yzbo/s200/DSCI0291.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgUHv9zZlq3brrR4gIjjgcMJO7sv4jcSmg46npyDHOMNJXN4LxTYQGmgZyeHn0Ub3dmzd2bbtr54IHnVA865Bet1qxSd2zzxAI71zbe5bfyTJTpXLrlZ43sM2hxUQuj3WLCXMn2-XqTQJX/s1600-h/DSCI0294.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441909185731624146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgUHv9zZlq3brrR4gIjjgcMJO7sv4jcSmg46npyDHOMNJXN4LxTYQGmgZyeHn0Ub3dmzd2bbtr54IHnVA865Bet1qxSd2zzxAI71zbe5bfyTJTpXLrlZ43sM2hxUQuj3WLCXMn2-XqTQJX/s200/DSCI0294.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />  <br /><div class="MsoNormal">Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang</div><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTUvdCl7utot-s60Ntnje1EXXVy09_jtxmbXKIz1Todj0paQ4mtsEJ-Vs0_PNwNqHFK_EmBSwK_67WMKu0g7hGODKNMvIiuGKw-oVSNws1mnwwxppRnC344aXVkFo30fqythlPTXd_y9g/s1600-h/DSCI0295.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441909179203472722" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqTUvdCl7utot-s60Ntnje1EXXVy09_jtxmbXKIz1Todj0paQ4mtsEJ-Vs0_PNwNqHFK_EmBSwK_67WMKu0g7hGODKNMvIiuGKw-oVSNws1mnwwxppRnC344aXVkFo30fqythlPTXd_y9g/s200/DSCI0295.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a>

Cara Penangkapan benih

Cara Penangkapan benih Bubu-Telik Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang

Contoh Model Kolam Pembenihan

<h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;"> <span style="background-color: blue; color: white; font-size: x-large;">Contoh Model Kolam Pembenihan </span></h3><div class="post-header"></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9SJM-GokYODDNkeb20gHHKmVmGF_By-AFpZTOn3bSqEeEvK2uUjS0EN-MBlOaNggG418JgcZxOtAQ7ia9ebK6_x23jp5-YborYyM3oK8bUldA9ad4-qOqlhVm1y0RiQns5X3YmyApHlw/s1600-h/DSCI0292.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441901560280471570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG9SJM-GokYODDNkeb20gHHKmVmGF_By-AFpZTOn3bSqEeEvK2uUjS0EN-MBlOaNggG418JgcZxOtAQ7ia9ebK6_x23jp5-YborYyM3oK8bUldA9ad4-qOqlhVm1y0RiQns5X3YmyApHlw/s200/DSCI0292.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJZ-N_sZdmzKpp-NgDNngbKhvh-qgMZvNDqhwYDrmmQld-kp1mP4Lh9UhSmJgy-lx7ICRr8lvB2lsMUqmiXpzL-N1tO5IvgtvC4ibhPFTmG2L5ZSc0hykMXWxpsPYFJ8b8YHDG1-R2pIXR/s1600-h/DSCI0633.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441901552240645138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJZ-N_sZdmzKpp-NgDNngbKhvh-qgMZvNDqhwYDrmmQld-kp1mP4Lh9UhSmJgy-lx7ICRr8lvB2lsMUqmiXpzL-N1tO5IvgtvC4ibhPFTmG2L5ZSc0hykMXWxpsPYFJ8b8YHDG1-R2pIXR/s200/DSCI0633.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a>  <br /><div class="MsoNormal">Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang<br /><a name='more'></a></div>

Contoh Model Kolam Pembenihan

Contoh Model Kolam Pembenihan Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang

Pembuatan Belatung

<h3 class="post-title entry-title" style="text-align: center;"> <span style="background-color: blue; color: white; font-size: x-large;">Pembuatan Belatung </span></h3><h3 class="post-title entry-title"> </h3><div class="post-header"></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR6bZzeJzvpYfwdGcBvm190usQD1vGoZFH_XfPEptwPcx6vMannXp_AmiePsSPkOE5G3cmUBUBsSzx_2hIny6iyiZ2WU-raR-7MbMM-WjLIl55JSD7A9I16wCHJyf0Y8rQcaq-XfOC4EWj/s1600-h/DSCI0924.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441864913718116850" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR6bZzeJzvpYfwdGcBvm190usQD1vGoZFH_XfPEptwPcx6vMannXp_AmiePsSPkOE5G3cmUBUBsSzx_2hIny6iyiZ2WU-raR-7MbMM-WjLIl55JSD7A9I16wCHJyf0Y8rQcaq-XfOC4EWj/s200/DSCI0924.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqHWzISfKpJa3r50OYSQpmcFQWZxHr_yZ3g_cq3CMxN6q6ZPJ9At2kd8qZ5Cqum9ihUJCITftLRkSN-0V9n3F6l1Fl0_VXnwcMv9gYvW1jrmcHNSjHYBsMK1HxYHhOEvRGdAlW5EGbJ6XE/s1600-h/DSCI0926.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441864907821845442" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqHWzISfKpJa3r50OYSQpmcFQWZxHr_yZ3g_cq3CMxN6q6ZPJ9At2kd8qZ5Cqum9ihUJCITftLRkSN-0V9n3F6l1Fl0_VXnwcMv9gYvW1jrmcHNSjHYBsMK1HxYHhOEvRGdAlW5EGbJ6XE/s200/DSCI0926.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIvlSGFBKVcvKfetuEK92awIrJbiTRGk_oyPc20wiDYf2PK2Ux86zkl6krJhr5d5iEgKwL498JfZW7d0r4THwHHdAJpdo1hdUqYcKxt7E9svZB2uJ_oVgvtJHgFW8NqQeVtt4eE_lGTK3t/s1600-h/DSCI0927.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441864904994626114" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIvlSGFBKVcvKfetuEK92awIrJbiTRGk_oyPc20wiDYf2PK2Ux86zkl6krJhr5d5iEgKwL498JfZW7d0r4THwHHdAJpdo1hdUqYcKxt7E9svZB2uJ_oVgvtJHgFW8NqQeVtt4eE_lGTK3t/s200/DSCI0927.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8OkJ1ieXLVU9FQRujo5yi3XfQDScFtxokVlWyKDAPjD5rtAhRjxb4ug2VEngQAfFvZqtPKMfvnqK-H16oo-rfI-5IYNUIVx6mCiJaPu6PZY2YXcP5c1v-YWvFWvZ7y_rjaKMOm3WKO0Z/s1600-h/DSCI0931.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441864901077548610" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8OkJ1ieXLVU9FQRujo5yi3XfQDScFtxokVlWyKDAPjD5rtAhRjxb4ug2VEngQAfFvZqtPKMfvnqK-H16oo-rfI-5IYNUIVx6mCiJaPu6PZY2YXcP5c1v-YWvFWvZ7y_rjaKMOm3WKO0Z/s200/DSCI0931.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />  <br /><div class="MsoNormal">Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang</div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ELmd-USrylRejv_KRqyJxpMDmAl5qHfLbxHccDIsaPk83kJ1gvgyQjF_vSpzKKVU3zeqJ8s8VGg9y4nKypQce2v1C2c1hl6oiJ3f9mthL1tyZ1bv-UItQ5c439yLPeD2Xd68jEZmEmlv/s1600-h/DSCI0932.JPG"><img alt="" border="0" height="480" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441864896748720418" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ELmd-USrylRejv_KRqyJxpMDmAl5qHfLbxHccDIsaPk83kJ1gvgyQjF_vSpzKKVU3zeqJ8s8VGg9y4nKypQce2v1C2c1hl6oiJ3f9mthL1tyZ1bv-UItQ5c439yLPeD2Xd68jEZmEmlv/s640/DSCI0932.JPG" style="float: left; height: 150px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" width="640" /></a>

Pembuatan Belatung

Pembuatan Belatung Sumber: Dynasty Eel Ketua Litbang