Tenaga nuklir mempunyai dampak yang sangat hebat. Dampak yang ditunjukkan di Hiroshima dan Nagasaki memang bukan alang kepalang. Gedung-gedung porak-poranda dan mayat-mayat bergelimpangan. Keampuhan tenaga nuklir sesungguhnya sangat berbahaya. Dan bahaya itu ternyata masih ada meskipun nuklir sudah digunakan untuk tujuan-tujuan damai dan komersial. Bahaya yang sulit dihindari adalah tenaga nuklir memancarkan radiasi radioaktif yang berbahaya bagi manusia.
Kecuali pancaran radioaktif di ruang hampa, radiasi memancar melalui media di sekitarnya. Akibat yang ditimbulkannya sangat tergantung pada jenis radiasi, energi radiasi dan intensitasnya.
Partikel alfa yang terbentuk dari dua proton dan dua neutron, akan berinteraksi dengan atom-atom di sekitamya, memecahkan elektron-elektron dan menghantam inti sehingga berantakan. Dengan demikian partikel alfa akan cepat kehilangan energinya, dan hanya bergerak dalam jarak yang singkat namun menimbulkan kerusakan besar di sepanjang lintasannya. Umumnya, radiasi alfa berhenti dalam jarak setebal lembaran tipis Aluminium.
Partikel beta yang tidak begitu massif dengan satu beban negatif merusak serta membuyarkan elektron-elektron di sekelilingnya, lebih cepat kehilangan energinya sehingga bergerak lebih lambat dibanding partikel alfa. Umumnya radiasi beta berhenti dalam ketebalan selembar kertas tipis.
Sinar gamma yang tak memiliki beban elektris akan kehilangan energinya secara bertahap, bergerak lebih jauh dan menimbulkan gangguan ionisasi yang relatif kecil pada setiap titik tertentu pada lintasannya.
Sedang neutron yang juga tak memiliki beban elektris akan bergerak bebas dalam jarak yang jauh. Gerakannya akan diperlambat lantaran langsung bertubrukan dengan inti. Radiasi gamma dan neutron ini bisa menembus dinding beton.
Lepasnya sebuah elektron dari sebuah atom akan membuat atom menjadi ion. Karena itu pancaran dari inti disebut radiasi ion. Radiasi ion yang melalui sebuah benda akan merubah struktur benda itu secara sementara atau seterusnya. Efek dari radiasi itu sangat tergantung dari berapa banyaknya energi yang dilepaskan ke dalam benda itu. Semakin banyak energi yang dilepaskan kerusakan yang terjadi akan semakin besar. Unit standar untuk mengukur pajanan radiasi adalah “roentgen”, sebutan yang berasal dari nama Wilhelm Roentgent, sang penemu Sinar-X.
Efek radiasi ion itu menjadi berbahaya jika radiasi melalui mahluk hidup. Susunan molekul yang rumit dari makhluk hidup dengan mudah diacak-acak terganggu oleh radiasi. Untuk mengukur efek radiasi pada makhluk hidup digunakan satuan standar “rad”, atau “radiation absorbed dose” (dosis pajanan radiasi), dan “rem” atau “roentgen equivalent man” (setara sinar roentgen).
Tingkat kerusakan yang ditimbulkan partikel alfa dan neutron, satu rad sekitar 20 rem, tergantung energi yang terdapat pada partikel-partikel itu. Agar dapat dipahami besar pancaran radiasi nuklir suatu sumber yang akan diterima oleh suatu jaringan tubuh, dipakai zat radioaktif Co-60. Sumber Co-60 sebagai sumber radiasi dipakai untuk melakukan penyinaran terhadap suatu jaringan tertentu.
Apa yang terjadi bila seseorang mendapat dosis radiasi lebih dari 5 rem per tahun? Hal ini sangat tergantung dari faktor usia. Embrio sangat sensitif terhadap radiasi dengan ambang batas 4 rem, janin 20 rem. Jadi dapat diperkirakan akibatnya bila seorang wanita hamil yang sedang mengandung banyak dironsen. Satu kali difoto ronsen sebesar 0,1-0,2 rem. Dosis radiasi 200 -300 rem yang diterima seorang anak akan mengakibatkan proses penuaan dini, leukemia kemudian meninggal. Menurut informasi, kecelakaan nuklir di PLTN Chernobyl — Ukraina diketahui lebih dahulu oleh negara-negara Eropa Barat.
Dua hari kemudian, Rusia baru melakukan evakuasi penduduk sekitar PLTN. Penduduk di situ selama dua hari tersebut tidak mengerti apa yang sedang terjadi di kompleks PLTN. Dilaporkan juga bahwa terjadi peningkatan kadar radiasi nuklir di atas kepulauan Jepang.
Setelah lokasi PLTN Chemobyl agak aman dari radiasi, tim Jepang melakukan pemeriksaan PLTN tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian mengenai akibat radiasi nuklir terhadap manusia yang pernah tinggal di sekitar PLTN dan penyebaran awan radioaktifnya. Hasil penelitian ini ditayangkan melalui acara televisi, sehingga dapat disaksikan masyarakat Jepang.
Televisi menayangkan seorang anak berusia 13 tahun yang langsung menerima radiasi nuklir yang sangat besar. Anak tersebut kemudian menderita leukemia akibat ledakan PLTN. Tak lama kemudian terjadi proses penuaan dini sehingga menjadi “nenek-nenek” dan tidak lama kemudian meninggal.
Juga ditayangkan, suatu padang rumput yang jaraknya ratusan kilometer dari lokasi PLTN tercemar debu radioaktif yang dibawa oleh awan dan turun bersama hujan. Lokasi ini kemudian dibersihkan dari debu radioaktif, tapi dampaknya tak langsung hilang. Pada waktu kecelakaan nuklir, antara lain ekspor daging dan susu Rusia ditolak oleh Eropa Barat karena tercemar zat radioaktif. Dosis radiasi sebesar 300-400 rem mengakibatkan sterilisasi (kemandulan) sementara, sterilisasi permanen pada wanita dewasa dan di atas 500 rem sterilisasi permanen pada pria dewasa.
Apabila seseorang mendapat dosis radiasi sebesar 400 – 600 rem dalam beberapa jam — yang dapat terjadi bila ada kecelakaan PLTN — maka akan terjadi proses berikut: orang tersebut akan merasakan nafsu makan hilang, pening, muntah-muntah, lelah dan tak berdaya. Hal ini terjadi sampai 48 jam pertama. Setelah hari ke dua sampai dengan 6-8 minggu gejala¬gejala di atas hilang. Kemudian kondisinya membaik. Atau proses lain, antara 2-3 minggu sampai dengan 6-8 minggu terjadi penyakit kulit dan pendarahan, diare, rambut rontok, demam, lesu kemudian meninggal. Apabila tidak meninggal dunia maka dalam waktu 6-8 minggu adalah proses penyembuhan.
Pustaka: Pembangunan PLTN: demi kemajuan peradaban? : sebuah bunga rampai Oleh Iwan Kurniawan,L. Wilardjo,Stanley,Mohammad Anung,Maria Pakpahan
Sumber: IhramSulthan.Com