PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA, Penyiapan Bibit

<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">sambungan PAKAN </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><b>6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><b>6.1. Penyiapan Bibit</b></span></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Tahapan dalam kultur Phytoplankton sebelum dibudidayakan :</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Koleksi<br />Bertujuan untuk mendapatkan satu/beberapa jenis phytoplankton dari alam untuk dikultur secara murni. Koleksi diperoleh dari alam dengan menggunakan plankton net dan dijaga tetap hidup sampai di laboratorium. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Isolasi<br />Dapat dilakukan dengan cara: </span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Metode Isolasi secara Biologis, dengan menggunakan pengaruh sifat phototaksis organisme yang akan diisolasi;</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Metode Isolasi Pengenceran Berseri, digunakan bila jumlah jenis organisme banyak dan ada spesies dominan, memindahkan sampel ke dalam beberapa tabung reaksi yang dikondisikan untuk pertumbuhan yang akan diisolasi;</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Metode Isolasi pengulangan Sub Kultur, hampir sama dengan Metode Isolasi Pengenceran Berseri, tapi jumlah dan jenis organisme yang terkumpul sedikit;</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Metode Isolasi Pipet Kapiler, dimana sampel 10-15 tetes diteteskan di tengah cawan petri, dan sekelilingnya ditetesi 6-8 tetes medium; dan </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Metode Isolasi Goresan, untuk mengisolasi phytoplankton tunggal dengan menggunakan media agar-agar.</span></li></ol></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Infusoria</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bibit diambil dari alam menggunakan pipet panjang dan berujung halus, selanjutnya diperiksa di mikroskop.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penangkaran bibit dapat menggunakan media air rebusan 70 gram jerami dalam air suling selama 15 menit. Setelah dingin, disaring dan diencerkan sampai volumenya 1,5 liter.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Media yang dapat digunakan selain jerami adalah kacang panjang, kacang hijau, dan daun selada.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ambil 10 ml medium dan diencerkan dalam cawan petri yang ditutup kain sutra dan disimpan di tempat gelap pada suhu 28 ° C selama 1-2 minggu.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Brachionus</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bibit diambil dari alam.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Air medium yang digunakan adalah air rebusan kotoran kuda/pupuk kandang lainnya, yaitu 800 ml kotoran kering dalam 1 liter air selama 1 jam. Setelah dingin, disaring dan diencerkan dengan air hujan yang telah direbus dengan perbandingan 1 : 2.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Air medium dimasukkan dalam botol 1 galon dan ditulari bibit Protozoa dan ganggang renik sebagai makanan Brachionus selama 7 hari. 1-2 minggu kemudian Brachionus akan tumbuh.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara lain adalah menularkan bibit ke dalam medium air hijau yang berisi phytoplankton.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kutu Air</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bibit dapat diperoleh dari panti pembenihan udang/ikan, Balai Budidaya Air Tawar milik pemerintah.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penangkaran bibit dari alam dilakukan dengan cara memberi pupuk pada media dengan pupuk kandang 1-2 kali seminggu sebanyak 0,2 kg/m </span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Artemia</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bibit dapat berasal dari telur kering yang sudah dikalengkan. Dalam hal ini dapat berhubungan dengan Dinas Perikanan Daerah setempat, Direktorat Jendral Perikanan Jakarta, atau Balai Budidaya Air Payau Jepara (Jawa Tengah). Di Jakarta sudah ada badan usaha yang melayani kebutuhan telur Artemia, yaitu PT. Ulam Dedana, Jl. Hayam Wuruk no. 4-PX, telepon 352922-357563.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penetasan telur Artemia dilakukan di wadah bening dengan dasar berbentuk kerucut, dengan ukuran 3-75 liter. Wadah dapat dibuat sendiri dari kantong plastik 3-5 liter, yang dilapisi dengan kertas plastik kaca dan disetrika untuk melekatkannya.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Air media diperoleh dari pengenceran air laut (30 permil) sampai kadar garamnya 5 permil dan ditambahi NaHCO3 2 gram/liter agar pH-nya 8-9.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Atau air tiruan (kadar garam 5 permil) yang dapat dibuat dari beberapa bahan kimia, yaitu :</span></li></ol></ol><ol start="5" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="4" type="1"><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Garam dapur NaCl = 5 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Magnesium sulfat MgSO4 = 1,3 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Magnesium klorida MgCl2 = 1 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kalsium klorida CaCl2 = 0,3 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kalium klorida KCl = 0,2 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Natrium hidrokarbonat NaHCO3 = 2 gram</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Air tawar = dijadikan 1 liter MgSO4, KCl, NAHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah sebelum digunakan.</span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Telur-telur yang akan ditetaskan direndam dalam air tawar selama 1 jam, kemudian disaring dengan kain saringan 125 mikron, sambil disemprot air, dan ditiriskan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kondisi yang mendukung penetasan telur, yaitu : suhu 25-30 ° C, kadar O2 > 2 mg/liter ,penyinaran dengan lampu neon dengan kekuatan cahaya 1000 luks (60 watt 2 buah sejauh 20 cm dari dinding wadah).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Telur menetas menjadi nauplius setelah 24-36 jam, dan harus ditangkap paling lambat 24 jam sejak menetas. Anak Artemia disedot dengan slang plastik kecil dan ditampung dengan saringan 125 mikron, kemudian dicuci.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Jentik-jentik Nyamuk</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Telur nyamuk dapat diperoleh dengan menggunakan wadah berdiameter 30 cm dan diisi air leri sedalam 10-30 cm dan diletakkan di tempat yang banyak nyamuknya. Wadah diberi atap setinggi 10 cm. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">2-3 hari kemudian akan terbentuk selaput tipis di permukaan. Telur-telur yang dilepaskan induk akan saling menempel sampai panjangnya 0,5-1,5 cm.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Telur diambil dengan lidi yang salah satu sisinya diratakan.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cacing Tubifex<br />Bibit diambil dari perairan alam.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ulat Hongkong<br />Bibit untuk pertama kali dapat diperoleh dari pedagang burung ocehan. Selanjutnya bibit dapat diambil dari tempat penangkaran sebelum berubah jadi kepompong.</span></li></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a name='more'></a><br /></span></div><h3 class="post-title entry-title" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://menuteknologikkp.blogspot.com/2011/09/bahan-bahan-untuk-pakan-buat.html">Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat</a></span></h3>

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA, Penyiapan Bibit

sambungan PAKAN 6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA6.1. Penyiapan BibitTahapan dalam kultur Phytoplankton sebelum dibudidayakan :KoleksiBertujuan untuk mendapatkan satu/…

Read more »

Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat

<div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: right;"><span style="font-size: small;">l<i style="color: red;"><b>anjutan Penyiapan Bibit</b></i></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: right;"><span style="font-size: small;"><b> PAKAN</b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>6.2. Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat</b></span></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Bahan Hewani</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Tepung Ikan</span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurun<a name='more'></a>kan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. Kandungan gizi: protein=22,65%; lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,5–3.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 72pt;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatannya:</span></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;">Tepung Rebon dan Benawa<br />Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung. <br />Cara pembuatan: </span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas; </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Kandungan gizi: Protein: Udang rebon=59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); Lemak =3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); Abu=11,41% (Benawa); Serat=11,82% (Benawa); Air=21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,Nilai ubah: Benawa=4–6 </span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Kepala Udang</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatannya: </span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling; </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein= 53,74%; Lemak= 6,65%; Karbohidrat= 0%; Abu= 7,72%; Serat kasar= 14,61%; Air= 17,28%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Anak Ayam</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatan:</span></li></ol></ol></ol><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="4" type="1"><ol start="2" type="1"><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.</span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=5–8. Juga mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Kepompong Ulat Sutra</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein= 46,74%, Lemak= 29,75%, Abu= 4,86%, Serat= 8,89%, Air= 9,76%, Nilai ubah= 1,8.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ampas Minyak Hati Ikan</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: amapas hati ikan yang telah diperas minyaknya.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatannya: </span></li></ol></ol></ol><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="6" type="1"><ol start="2" type="1"><ol start="0" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein= 25,08%, lemak= 56,75%, Abu= 6,60%, Air=12,06%, Nilai ubah= 8.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Darah</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatanny: darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein= 71,45%, Lemak= 0,42%,Karbohidrat= 13,12%, Abu= 5,45%, Serat= 7,95%, Air= 5,19. Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Silase Ikan</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatan: </span></li><ol start="0" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri / cendawan dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3- 4 kali sehari.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70- 75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu 100 ° C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 ° C selama 4 jam, suhu 70 ° C selama 4 jam, dan 100 ° C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 ° C, sampai kadar airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein=25,54%, Lemak=3,80%, Abu=61,60%, Serat=1,80%, Air=5,52%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Bekicot</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizi: Protein=54,29%, Lemak=4,18%, Karbohidrat=30,45%, Abu=4,07%, Kapur=8,3%, Fosfor=20,3%, Air=7,01.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Cacing Tanah</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Artemia</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dapat menggantikan tepung ikan/kepala udang.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Telur Ayam dan Itik</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: telur mentah atau telur rbus.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein=12,8%, Lemak=11,5%, Karbohidrat=0,7%, Air=74%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Susu</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: tepung susu tak berlemak (skim).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizi: Protein=35,6% Lemak=1,0% Karbohidrat=52,0%, Air=3,5%</span></li></ol></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan Nabati</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dedak<br />Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein=11,35%, Lemak=12,15%, Karbohidrat=28,62%, Abu=10,5%, Serat kasar=24,46%, Air=10,15%, Nilai ubah= 8.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dedak Gandum<br />Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard” dengan kandungan gizi: Protein=11,99%, Lemak=1,48%, Karbohidrat=64,75%, Abu=0,64%, Serat kasar=3,75%, Air=17,35%, Nilai ubah=2-3.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Jagung<br />Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cantel/Sorgum<br />Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein=13,0%, Lemak=2,05%, Karbohidrat=47,85%, Abu=12,6%, Serat kasar= 13,5%, Air=10,64%, Nilai ubah2-5.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Terigu<br />Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Kedele</span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%, Air=8,4%, Nilai ubah=3-5.</span></div><ol start="2" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="7" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Ampas Tahu<br />Kandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Bungkil Kacang Tanah<br />Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein=47,9%, Lemak=10,9%, Karbohidrat =25,0%, Abu=4,8%, Serat kasar=3,6%, Air=7,8%, Nilai ubah=2,7-4.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bungkil Kelapa<br />Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein=17,09%, Lemak=9,44%, Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat kasar=30,4%, Air=13,35%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Biji Kapuk/Randu<br />Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%. Kandungan gizinya: Protein=27,4%, Lemak=5,6%, Karbohidrat=18,6%, Abu=7,3%, Serat kasa=25,3%, Air=6,1 %.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Biji Kapas<br />Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein=19,4%, Lemak=19,5%, Asam lemak linoleat=47,8%, Asam lemak palmitat=23,4%, Asam lemak oleat=22,9%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Daun Turi<br />Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya: Protein=27,54%, Lemak=4,73%, Karbohidrat=21,30%, Abu=20,45%, Serat kasar=14,01%, Air=11,97 %.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Daun Lamtoro<br />Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja. Kandungan gizinya: Protein=36,82%, Lemak=5,4%, Karbohidrat=16,08%, Abu=1,31%, Serat kasar=18,14%, Air=8,8%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tepung Daun Ketela Pohon<br />Kelemahannya: racun HCN/asam biru. Kandungan gizi: Protein=34,21%, Lemak=4,6%, Karbohidrat=14,69%, Air=0,12.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Isi Perut Besar Hewan Memamah biak<br />Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein=8,39%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=33,51%, Abu=17,32%, Serat kasar=20,34%, Air=14,9%, Nilai ubah=2.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan Tambahan</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Vitamin dan Mineral</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Cara memperoleh: dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premiks (premix).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino tertentu.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Contoh-contoh merek dagang:</span></li></ol></ol></ol><ol start="3" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><ol start="3" type="1"><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT) </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.<br />Penggunaannya : Untuk ikan 1-2% dan untuk udang 10-15%.</span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Garam Dapur (NaCl)</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fungsi: sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penggunaannya cukup 2%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan Perekat</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu, dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penggunaannya cukup 10%.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Antioksidan</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bahan: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm. </span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ragi dan Ampas Bir</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizi: Protein=59,2%, Lemak=0, Karbohidrat=38,93%, Abu=4,95%, Serat kasar=0, Air=6,12%.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kandungan gizinya: Protein=25,9%, Serat kasar=15%</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.</span></li></ol></ol></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><h3 class="post-title entry-title" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://menuteknologikkp.blogspot.com/2011/09/penyiapan-peralatan.html">Penyiapan Peralatan</a></span></h3>

Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat

lanjutan Penyiapan Bibit  PAKAN6.2. Bahan-Bahan Untuk Pakan BuatBahan HewaniTepung IkanBahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang be…

Read more »

Penyiapan Peralatan

<div style="color: lime; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: right;"><span style="font-size: small;">s</span><span style="font-size: small;"><i>ambungan dari </i></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div style="color: lime; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: right;"><span style="font-size: small;"><b><span style="line-height: 115%;"><i>Bahan-Bahan Untuk Pakan Bua</i>t</span></b></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"> PAKAN<br /><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>6.3. Penyiapan Peralatan</b></span></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><span style="font-size: small;"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pakan Alami</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Chlorella</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan larutan klorin 150 ppm.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dalam wadah 1 galon:</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Menggunakan stoples atau botol “carboys”, slang aerasi, dan batu aerasi.<a name='more'></a></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Botol diisi medium ± 3 liter, untuk Chlorella air laut menggunakan medium dengan kadar garam 15 permil, dan untuk Chlorella menggunakan air tawar. Air medium disaring dengan kain saringan 15 mikron.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Disterilkan dengan cara mendidihkan, klorinasi, atau penyinaran dengan lampu ultraviolet.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan dengan menggunakan ramuan Allen-Miguel, yang terdiri dari 2 larutan, yaitu: </li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan A, terdiri dari 20 gram KNO3 dalam 100 ml air suling; </li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan B, terdiri dari: 4 gram Na2HPO4.12H2O; 2 gram CaCl2.6H2O; 2 gram FeCl3; dan 2 ml HCl; semuanya dilarutkan dalam 80 ml air suling.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Setiap 1liter medium, menggunakan 2 ml larutan A dan 1 ml larutan B.</li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dalam wadah 60 liter atau 1 ton</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah dicuci dan dibebashamakan. Air untuk medium harus disaring. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran: 100 mg/liter pupuk 21-0-0, Urea sebanyak 10-15 mg/liter dan pupuk 16-20-0 sebanyak 10-15 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Untuk pertumbuhan dalam wadah besar (1ton) cukup menggunakan urea dengan takaran 50 gram/m 3 .</li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Tetraselmis</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dalam wadah 1liter</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 permil yang telah disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin 60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm Na2S2O3, atau disinari lampu ultraviolet.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Natrium nitrat – NaNO3 = 84 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 = 10 mg/l atau Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6 mg/l atau Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 = 11,2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Besi klorida – FeCl3 = 2,9 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 10 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Tiamin-HCl (vitamin B1) = 9,2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Biotin = 1 mikrogram/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Vitamin B12 = 1mikrogram/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l</li></ol></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dalam wadah 1 galon (3 liter)</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dapat menggunakan botol “carboys” atau stoples.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Urea-46 = 100 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Agrimin = 1 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Vitamin B1 = 0,005 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Vitamin B12 = 0,005 mg/l</li></ol></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dalam wadah 200 liter dan 1 ton</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Wadah 200 liter dapat menggunakan akuarium, dan untuk 1 ton menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiberglass.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Persiapan lain sama.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Urea-46 = 100 mg/liter</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 5 mg/liter atau Kalium dihidrofosfat-K2H2PO4 = 5 mg/liter</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Agrimin = 1 mg/liter</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/liter</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter dan TSP 20-50 mg/liter.</li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dunaliella<br />Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar garam 18-22 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/liter, kemudian diaerasi dan dibiarkan sebentar.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Diatomae</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Dalam wadah 1liter</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah diisi air medium yang telah disaring dengan saringan 15 mikron sampai 300-500 ml, dan berkadar garam 28-35 untuk Diatomae laut dan air tawar untuk Diatomae tawar. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin, atau disinari lampu ultraviolet.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan A= KNO3 20,2 gram + Air suling 100 ml</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan B= Na2HPO4 2,0 gram + Air suling 100 ml</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan C= Na2SiO3 1,0 gram + Air suling 100</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Larutan D= FeCl3) 1,0 gram + Air suling 20 ml</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Setiap 1 liter medium diberi larutan A, B, C, sebanyak 1 ml dan larutan D 4 tetes. Kemudian diaerasi dengan batu aerasi dan sumber udara dapat berasal dari mesin blower, kompressor atau aerator.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pupuk lain yang dapat ditambahkan:</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid)=10 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Tiamin-HCl (vitamin B1) = 0,2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Biotin = 1,0 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Vitamin B12 = 1,0 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l</li></ol></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dalam wadah 1 galon (3 liter)</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah dicuci dan diisi air medium.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Urea = 100 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Na2SiO3 = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Agrimin = 1 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Vitamin B1 = 0,005 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Vitamin B12 = 0,005 mg/l</li></ol></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dalam wadah 200 liter dan 1 ton.</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah dicuci dan diisi air medium.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Urea-46 = 100 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">K2HPO4 atau KH2PO4 = 5 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Na2SiO3 = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Agrimin = 1 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">16-20-0 = 5 mg/l</li></ol></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Spirulina<br />Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar garam 15-20 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/l, kemudian diaerasi dan dibiarkan sebentar.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Brachionus</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dengan Pemupukan</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah yang digunakan berukuran 1-10 ton atau 10-100 ton yang telah dicuci dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton. Wadah diisi air melalui kain saringan halus.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan menggunakan kotoran sapi kering 20 mg/l, pupuk urea dan TSP masing–masing 2 mg/l, kemudian didiamkan 4-5 hari, sampai tumbuh jasad-jasad renik makanan Brachionus, yaitu jenis Diatomae, seperti Cyclotella, Melosira, Asterionella, Nitzschia, dan Amphora. Tumbuhnya Diatomae ditandai dengan warna coklat perang.</li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dengan Pemberian Makanan</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah yang digunakan berukuran 1 ton, yang terbuat dari papan kayu yang dilapisi lembaran plastik, bahan semen, atau fiberglass, yang dicuci biasa. Wadah diisi air medium, tergantung jenis Brachionus. Wadah diletakkan di luar ruangan, di bawah atap bening.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan menggunakan 100 mg/l urea, 20 mg/l TSP, dan 2 mg/l FeCl3, untuk menumbuhkan algae planktonik (Chlorella dan Tetraselmis). Medium diudarai untuk meratakan pupuk dan algae. </li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Artemia</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak berbentuk empat persegi panjang dengan sudut tegak lurus, menyerong, atau melengkung. Ukurannya 300 liter, 2 ton, 5 ton, dsb.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Di tengah bak dipasang penyekat terbuat dari papan/lembaran plastik dengan arah membujur sejajar dengan sisi bak yang panjang. Jarak antara ujung penyekat tengah dengan sisi bak yang pendek 2/3 kali jarak antara penyekat tengah dengan sisi bak yang panjang, dan jarak sisi bawah dengan dasar bak 2-5 cm.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dalam bak dipasang "air water lift (AWL)" yang terbuat dari pipa-pipa PVC untuk menimbulkan putaran.</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kedalaman 20 cm, diameter pipa AWL= 25 mm</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kedalaman 40 cm, diameter pipa AWL= 40 mm</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kedalaman 75 cm, diameter pipa AWL= 50 mm</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Kedalaman 100 cm, diameter pipa AWL= 60 mm</li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pipa AWL dipotong miring 30-45 ° pada ujung bawahnya dan dipasang menyentuh dasar bak. Pipa AWL diikat pada kedua belah sisi penyekat tengah dan ujung -ujung bagian atasnya dibuat menyerong 30-45 °. Jarak antara AWL 25-40 cm dengan arah berlawanan. </li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Slang plastik berdiameter 6 mm dimasukkan pada AWL untuk saluran udara, yang dihubungkan dengan tabung pembagi udara terbuat dari pipa PVC berdiameter 5 cm dan diikat pada atas penyekat tengah.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Tabung dihubungkan dengan pipa udara yang mengalirkan udara dari mesin penghembus udara (Blower).</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Air untuk pemeliharaan adalah air laut (kadar garam 30-35 permil) atau air tiruan (kadar garam 30 permil) yang dapat dibuat dari beberapa bahan kimia, yaitu:</li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Garam dapur (NaCl) = 31,08 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Magnesium sifat (MgSO4) = 7,74 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Magnesium klorida (MgCl2) = 6,09 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kalsium klorida (CaCl2) = 1,53 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Kalium klorida (KCl) = 0,97 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Natrium hidrokarbonat (NaHCO3) = 2 gram</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Air tawar dijadikan 1 liter MgSO4, KCl, NaHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah sebelum digunakan.</li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Penyaringan air dilakukan untuk mengurangi timbunan kotoran. Penyaringan air dilakukan dengan kotak keping penyaring berbentuk kotak persegi empat yang terbagi 2 bagian, yaitu bagian pertama untuk pemasukan air dan bagian kedua untuk pengendapan. Ukuran kotak 10% dari bak dan terbuat dari kayu yang dicat dengan epoxy. Alat ini dibersihkan 2 hari sekali.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Infusoria</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Penangkaran dapat dilakukan secara berurutan dalam wadah 1 liter, 1 galon, 200 liter, dan 1 ton. Untuk wadah 1 liter dan 1 galon, menggunakan air rebusan jerami sebagi medium, dan untuk wadah yang lebih besar menggunakan air mentah.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;">Air mentah dimasukkan dalam wadah 200 liter dan 1 ton (tergantung jenis Ciliatanya) dan ditambah potongan-potongan jerami atau rumput kering, daun selada, atau kulit pisang kering, kemudian air diaerasi.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Kutu Air</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak dengan ukuran 1 ton (1 m 3 ). Bak diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah diisi air tawar sampai 60 cm dan diudarai dengan batu 1-2 aerasi per 2,5 m 2 .</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan menggunakan kotoran ayam kering yang dilarutkan dalam air samapi konsentrasinya 10% dan bungkil kelapa yang ditumbuk halus dan diayak dengan saringan 500 mikron.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan pertama menggunakan kotoran ayam 1000 ml/ton dan bubuk bungkil kelapa 200 gram/ton yang dicampur dan dimasukkan dalam kantong yang diperas di atas bak pemeliharaan, sehingga air perasan langsung jatuh ke bak.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan kedua dilakukan 4 hari kemudian, dan pemupukan ketiga dilakukan bila perlu.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Jentik-jentik nyamuk</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Wadah penetasan yang juga merupakan wadah pemeliharaan dapat berupa pengaron, ember plastik, atau wadah bukan logam yang lainnya. Air medium menggunakan air leri atau air biasa.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Setelah telur cukup, wadah dimasukkan dalam kandan yang diberi dinding kelambu.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Cacing Tubifex</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Lahan dibuat dengan bentuk mirip kolam dengan luas 10x10 cm atau lebih, dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Dasar kolam dibuat petakan-petakan (blok) lumpur, berjarak 20 cm, setinggi 10 cm dengan luas 1x2 m dan dasarnya dilapisi papan kayu atau dibentuk cetakan.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemupukan menggunakan dedak halus (200-250 gram/m2) atau kotoran ayam yang telah dibersihkan dan dihaluskan sebanyak 300 gram/m ². Pupuk ditebar di lahan dan direndam air 5 cm selama 4 hari bila menggunakan dedak dan 3 hari bila menggunakan kotoran ayam.</li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Ulat Hongkong</li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/tripleks berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi selotip/isolasi pada bagian bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka untuk memudahkan panen. Kemudian wadah ditempatkan pada rak dan diletakkan dalam ruang gelap dan tidak kena sinar matahari.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang dicampur tepung tulang dan tepung ikan yang telah disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah setebal 2-3 cm.</li></ol></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Pakan Buatan</li></span></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Alat-alat yang diperlukan :</span></div><ol start="2" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><span style="font-size: small;"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Penggiling dan Pengayak</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Penimbang dan Penakar</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Pengaduk dan Pencampur</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Pemasak</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Pengering</li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">Alat Penyimpan</li></span></ol></ol><h3 class="post-title entry-title" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://menuteknologikkp.blogspot.com/2011/09/pemeliharaan-pakan-alami.html">Pemeliharaan Pakan Alami</a></span></h3><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"></span></div>

Penyiapan Peralatan

sambungan dari Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat PAKAN 6.3. Penyiapan PeralatanPakan AlamiChlorellaAlat-alat yang akan digunakan…

Read more »

Pemeliharaan Pakan Alami

<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: right;"><i><span style="font-size: small;"><b>sambungan dari Penyiapan Peralatan</b></span></i></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size: 16pt;">6.4. Pemeliharaan Pakan Alami</span></b><span style="font-size: 12pt;"></span></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Chlorella</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 1 galon :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk, sampai airnya berwarna agak kehijau-hijauan. Bibit yang masuk disaring dengan saringan 15 mikron.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Wadah disimpan di dalam ruang laboratorium di bawah penyinaran lampu neon, dan air diudarai terus-menerus.<a name='more'></a></span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah ± 5 hari, Chlorella sudah tumbuh dengan kepadatan sekitar 10 juta sel/ml. Airnya berwarna hijau segar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hasil penumbuhan ini digunakan sebagai bibit pada penumbuhan dalam wadah yang lebih besar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 60 liter atau 1 ton :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk wadah 60 liter membutuhkan 1 galon bibit dan untuk wadah 1 ton membutuhkan 5 galon bibit.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Selain dipupuk, dapat dilepaskan ikan mujair besar 4-5 ekor/m2 yang diberi makan pelet secukupnya, bertujuan sebagai penghasil pupuk organik dari kotorannya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Wadah disimpan dalam ruangan yang kena sinar matahari langsung.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah 5 hari pertumbuhan terjadi dan pada puncaknya dapat mencapai kepadatan 5 juta sel/ml.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Secara berkala medium perlu dipupuk susulan, penambahan air baru, dan pemberian obat pemberantas hama.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tetraselmis</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="2" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 1liter :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 100.000 sel/ml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam ruang ber-AC, dan di bawah sinar lampu neon.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 1 galon (3 liter) :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit dari penumbuhan dalam wadah 1 liter, ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk, untuk setiap galon membutuhkan bibit 100 ml, hingga kepadatan mencapai 100.000 sel/ml.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-AC, di bawah lampu neon, dan airnya diudarai terus-menerus.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 200 liter dan 1 ton</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Wadah 200 liter membutuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton 100 liter.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam waktu 4-5 hari mencapai puncak perkembangan dengan kepadatan 2-4 juta sel/ml.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk penumbuhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton dapat digunakan sebagai pakan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dunaliella</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="3" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam pemeliharaan harus diperhatikan penempatan wadah agar cukup mendapat cahaya, sehingga fotosintesa dapat berjalan lancar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah pupuk tercampur merata, bibit dimasukkan sebanyak 1/3 bagian. Wadah ditutup kapas atau stirofoam yang telah diberi slang untuk mencegah kontaminasi.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Empat hari setelah masa pemeliharaan, dapat dipanen dan dikultur pada wadah yang lebih besar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Diatomae</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="4" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 1liter :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 70.000 sel/ml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam ruang ber-AC, dan di bawah sinar lampu neon.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah 3-4 hari telah berkembang dengan kepadatan 6-7 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 1 galon (3 liter) :</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit ditebar sebanyak 100 ml. Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-AC, di bawah lampu neon, dan airnya diudarai terus-menerus.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah 2 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-6 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 200 liter dan 1 ton</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Wadah 200 liter membutuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton 100 liter.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam wadah 200 ml, waktu 2 hari mencapai puncak perkembangan dengan kepadatan 2-4 juta sel/ml, sedangkan wadah 1 liter, dalam 3 hari mencapai 2-3 juta sel/ml.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk penumbuhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton dapat digunakan sebagai pakan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Spirulina</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="5" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam pemeliharaan harus diperhatikan penempatan wadah agar cukup mendapat cahaya, sehingga fotosintesa dapat berjalan lancar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah tercampur merata, bibit dimasukkan sebanyak 1/5-1/10 bagian. Empat hari setelah masa pemeliharaan, dapat dipanen dan dikultur pada wadah yang lebih besar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Brachionus</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan Pemupukan: Bibit Brachionus ditebar 4-5 hari setelah pemupukan, sebanyak 10 ekor/ml. 5-7 hari kemudian, Brachionus berkembang dengan kepadatan sekitar 100 ekor/l dan dapat digunakan sebagai pakan ikan. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan Pemberian Pakan:</span><span style="font-size: 12pt;"></span></div><ol start="6" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bibit Brachionus ditebar 4-5 hari setelah pemupukan, sebanyak 10 ekor/ml. Wadah setiap hari pagi diaduk sebagai ganti pengudaraan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian makanan berupa algae dapat diganti dengan ragi roti sebanyak 1-2 gram berat basah per 1 juta ekor per hari pada suhu 25<br />° C atau 2-3 gram pada suhu lebih dari 25 ° C. Takaran untuk ragi kering adalah 1/3-1/2 takaran berat basah</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Apabila campuran algae tidak bisa diberikan terus-menerus, maka 1-2 jam sebelum panen harus diberi makanan algae secukupnya.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ragi laut (Rhodotorula) dapat juga diberikan sebagai makanan Brachionus. Ragi laut dapat diperoleh dari saluran pembuangan<br />pembenihan ikan dan udang laut.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ragi laut dapat ditumbuhkan dengan memupuknya dengan 10 g gula, 1 g (NH4)2SO4, dan 0,1 g KH2PO4 atau K2HPO4 untuk setiap 1 liter air laut, dan ditambah HCl untuk mencapai pH 4. Dalam wadah 500-1000 liter, kepadatannya 100 juta sel/ml.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Brachionus yang diberi makan ragi laut mencapai kepadatan 80-120 ekor/ml dalam masa pemeliharaan 25 hari.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Artemia</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="7" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Makanan utama Artemia adalah katul padi (dedak halus) yang berukuran < 50 mikron. Makanan lainnya : tepung terigu, tepung beras, ragi roti, ragi bir, ragi laut, dedak gamdum, tepung kedele, dan tepung ganggang. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dedak dilarutkan sebanyak 50-150 gram/l air garam (150 gram dalam 1 liter air), kemudian diblender dan disaring dengan kain saring halus 50 mikron. Larutan dedak diwadahi kantong plastik berdasar kerucut dan diberi slang plastik yang dilengkapi kran untuk pemberian pakan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jumlah pemberian pakan ditentukan berdasarkan kekeruhan medium, Artemia dewasa (>2 minggu) kekeruhannya 20-25 cm, dan Artemia berumur < 2 minggu kekeruhannya 15-20 cm. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Usaha Pembesaran</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Benih berupa burayak tingkat nauplius instar I yang masih belum perlu makan dengan padat penebaran 1000-3000 ekor/l yang dilakukan pada senja hari.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian makan untuk umur 1-5 hari, ditandai dengan kekeruhan 15-20 cm dan untuk umur > 6 hari 20-25 cm.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Alat penyaring air mulai dipasang dengan mata saringan yang berangsur-angsur diperbesar sesuai umur Artemia, yaitu 200, 250, 350, dan 450 mikron.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kadar O2, pH, dan suhu air diamati secara rutin. Aerasi ditambah bila O2 < 2 mg/l dan pH < 7,5. Air medium ditambah 2 g/l NaHCO3 bila pH turun. Bak pemeliharaan ditutup plastik pada malam hari untuk mencegah fluktuasi suhu. Suhu yang baik adalah 25-30 ° C. Kotoran yang mengendap pada dasar bak harus selalu disedot. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Produksi Nauplius</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol></ol><ol start="7" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="3" type="1"><ul type="square"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak secara ovovivipar (melahirkan nauplius), yaitu kadar garam 40-50 permil, suhu 25-30 ° C, kadar O2 4 mg/l, dan pH 7,5-8,5. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Umur 3 minggu Artemia mulai kawin dan setiap 4-5 hari sekali akan beranak dengan jumlah 100-300 ekor. Umur induk dapat mencapai 6 bulan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Produksi Telur</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ol></ol><ol start="7" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="3" type="1"><ul type="square"><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Cara pemeliharaannya sama dengan usaha pembesaran.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kondisi lingkungan diusahakan agar Artemia dapat berkembang biak secara ovipar (bertelur), yaitu peningkatan kadar garam dan penurunan kadar O2 .</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah Artemia dewasa kadar garam dinaikkan sampai 90 permil dengan cara menambah larutan garam pekat secara berangsur-angsur tiap hari.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah berumur 4 minggu, ditambah EDTA sampai kadarnya 25 mg/l dalam waktu 1 minggu.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Minggu ke-5, kadar O2 diturunkan dengan cara memutuskan aerasi tiap 1 jam selama 10 menit. 1-2 minggu kemudian induk Artemia mulai mengandung telur.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ul></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Infusoria</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="8" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Penebaran bibit Ciliata dilakukan setelah makanan tumbuh, yaitu ±1 minggu setelah persiapan wadah.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ciliata dapat berkembang biak dalam waktu seminggu, ditandai dengan warna air medium yang berubah jadi keputih-putihan.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Apabila medium budidaya berbau busuk, dilakukan pergantian air secara bertahap dengan menggunakan slang air.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kutu Air</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="9" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemasukan biibt dilakukan 18-24 jam sesudah pemupukan awal dengan padat penebaran 30 ekor/l.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perkembangannya akan mencapai puncak dalam waktu 7-10 hari dengan kepadatan 3000-5000 ekor/l.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Makanan kutu air terdiri dari tumbuhan renik dan detritus.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jentik-jentik nyamuk</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="10" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Makanan diberikan secara berkala yang terdiri dari ragi, kotoran kelinci dan susu bubuk, atau detritus kering yang berasal dari alam.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dinding wadah yang ditumbuhi bakteri/lendir harus dibersihkan. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Cacing Tubifex<br />Penebaran bibit dilakukan dalam lubang-lubang kecil di atas bedengan (petakan /blok) yang berjarak 10-15 cm dengan jumlah 10 ekor /lubang. Masa pemeliharaan cacing sekitar 10 hari.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ulat Hongkong</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol><ol start="12" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;" type="1"><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian pakan tambahan berupa buah-buahan dan sayuran yang masih segar.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pembersihan tempat dilakukan bila media hidup berubah warna jadi agak hitam. Caranya dengan menyaring/mengayak sel media dan ulatnya dengan ukuran saringan tergantung ukuran ulat. Untuk membersihkan kotoran yang agak besar dilakukan dengan menampi.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam waktu 2 minggu, ulat berubah bentuk menjadi kepompong, kemudian kumbang dan membutuhkan makanan lebih banyak.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kumbang berwarna agak keputihan, kemudian berubah kehitam-hitaman. Setelah 3 minggu kumbang bertelur sebanyak 1000 butir/ekor dan akan menetas 5-6 hari kemudian. Umur induk hanya 1 bulan setelah bertelur.</span><span style="font-size: 12pt;"></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ulat yang menetas baru terlihat setelah 2 minggu. Pakan tambahan yang diberikan, terutama sawi putih/sayuran lain yang banyak kandungan airnya. </span><span style="font-size: 12pt;"></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; margin-left: 72pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Lanjut ke </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a href="http://menuteknologikkp.blogspot.com/2011/09/65-pembuatan-pakan-buatan.html">PEMBUATAN PAKAN BUATAN </a></div>

Pemeliharaan Pakan Alami

sambungan dari Penyiapan Peralatan 6.4. Pemeliharaan Pakan AlamiChlorellaDalam wadah 1 galon …

Read more »

6.5. Pembuatan Pakan Buatan

<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: right;">Sambungan dari  pemeliharaan pakan alami </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>6.5. Pembuatan Pakan Buatan</b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><ol start="1" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Larutan Emulsi</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.<a name='more'></a></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan akhirnya 1 g vitamin.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Larutan Suspensi</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">20 g kedele direbus sampai masak, agar zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik diberi perlakukan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Digunakan untuk makanan burayak.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Roti Kukus</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sampil terus diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.</span></li></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Pellet</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering dan gumpalan (pasta).</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak cepat dingin.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10- 20%. Pengeringan dihentikan apabila pelet kering, keras dan mudah patah.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Remah dan Tepung</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Keduanya berasal dari pellet yang sudah kering. Pellet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butiran tergantung kendor kencangnya setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan. </span></li><ul type="square"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105 mikron.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.</span></li></ul></ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Bentuk Lembaran</span></li><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan mengental menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipis-tipis dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium, kemudian dipanggang sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt;">Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.</span></li></ol></ol></ol><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; line-height: normal; text-align: justify;"><br /></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">H<a href="http://menuteknologikkp.blogspot.com/2011/09/7-hama-dan-penyakit.html">AMA DAN PENYAKIT</a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /></div>

6.5. Pembuatan Pakan Buatan

Sambungan dari  pemeliharaan pakan alami 6.5. Pembuatan Pakan BuatanDalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing baha…

Read more »