PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA IKAN LELE
               ( Clarias )
Oleh, Rustadi, Dinas Kelautan dan Perikanan 
Kabupaten Mukomuko 
1. SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan                tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai                beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut                (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar),                ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di                negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),                ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).                Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan                walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau                air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
2. SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia.                Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand                produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah                Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.
3. JENIS
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam                Djatmika et al (1986)
adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat                dikembangkan:
- Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
 - Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
 - Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
 - Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
 - Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
 - Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.
 
4. MANFAAT
-  Sebagai bahan makanan
 -  Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai                  ikan pajangan atau ikan hias.
 -  Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas                  hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan                  alami ikan lele.
 - Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
 
5. PERSYARATAN LOKASI
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
 - Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
 - Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
 - Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
 -  Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh,                  tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
 -  Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal                  antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan                  kisaran suhu antara 26-
30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C. -  Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya                  cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin                  zat O2.
 -  Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri,                  merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang                  dapat mematikan
ikan. -  Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan                  dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang                  rawan banjir. 
 -  Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau                  daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
 -  Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar )                  maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan                  lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. -  Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :                  
-  Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
 -  Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
 -  Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
 -  Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga                      keramba mudah dipasang.
 -  Kedalaman air 30-60 cm.
 
 -  Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
 
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
-  Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk
dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :-  Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
 -  Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
 -  Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
 
 -  Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
 -  Penyiapan Bibit
-  Menyiapkan Bibit
-  Pemilihan Induk
-  Ciri-ciri induk lele jantan:
-  Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele                                  betina.
 -  Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk                                  ikan lele betina.
 -  Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,                                  memanjang ke arah belakang, terletak di belakang                                  anus, dan warna kemerahan.
 -  Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan                                  agak gepeng (depress).
 -  Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding                                  induk ikan lele betina.
 -  Bila bagian perut di stripping secara manual                                  dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan                                  putih kental (spermatozoa-mani).
 -  Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele                                  betina.
 
 -  Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele                                  betina.
 -  Ciri-ciri induk lele betina
-  Kepalanya lebih besar dibanding induk lele                                  jantan.
 -  Warna kulit dada agak terang.
 -  Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval                                  (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak                                  lebar dan terletak di belakang anus.
 -  Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan                                  agak cembung. 
 -  Perutnya lebih gembung dan lunak.
 -  Bila bagian perut di stripping secara manual                                  dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan                                  cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
 
 -  Kepalanya lebih besar dibanding induk lele                                  jantan.
 -  Syarat induk lele yang baik:
-  Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
 -  Induk lele diambil dari lele yang dipelihara                                  dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup                                  di kolam.
 -  Berat badannya berkisar antara 100-200 gram,                                  tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang                                  20-5 cm.
 -  Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak                                  cacat, tidak luka, dan lincah.
 -  Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan                                  induk betina berumur satu tahun.
 -  Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali,                                  dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari                                  15 kali dengan syarat apabila makanannya
mengandung cukup protein. 
 -  Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
 -  Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon                              induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran                              antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut                              segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri                              untuk dipijahkan.
 -  Perawatan induk lele:
-  Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk                                  ikan lele diberi makanan yang berkadar protein                                  tinggi seperti cincangan daging
bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra
harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. -  Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan                                  jumlah 5-10% dari berat total ikan.
 -  Setelah benih berumur seminggu, induk betina                                  dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk                                  menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan                                  apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
 -  Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah                                  atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
 -  Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun                                  kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6                                  liter/menit.
 
 -  Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk                                  ikan lele diberi makanan yang berkadar protein                                  tinggi seperti cincangan daging
 
 -  Ciri-ciri induk lele jantan:
 -  Pemijahan Tradisional
-  Pemijahan di Kolam Pemijahan
- Kolam induk:
-  Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau                                      tembok sebagian dengan dasar tanah.
 -  Luas bervariasi, minimal 50 m2.
 -  Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian                                      dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan)                                      30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian                                      tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi                                      untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan                                      airnya.
 -  Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran                                      dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang                                      dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari                                      pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya                                      banih ke kolam pendederan.
 -  Setiap sarang peneluran mempunyai satu                                      lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC)                                      ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk                                      lele.
 -  Jarak antar sarang peneluran ± 1                                      m.
 -  Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk                                      kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
 -  Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan                                      selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel                                      tunggal):
 -  Letak kolam rotifera di bagian atas dari                                      kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan                                      alami ikan (rotifera).
 -  Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk                                      dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.
 -  Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk                                      memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.
 -  Luas kolam ± 10 m2. 
 
 -  Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau                                      tembok sebagian dengan dasar tanah.
 - Pemijahan:
-  Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x                                      jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan                                      sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per                                      sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam                                      (pilih salah satu).
 -  Masukkan induk yang terpilih ke kubangan,                                      setelah kubangan diairi selama 4 hari.
 -  Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi                                      setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet                                      dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat                                      makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan                                      .
 -  Biarkan sampai 10 hari.
 -  Setelah induk dalam kolam selama 10 hari,                                      air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm                                      di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman                                      air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan                                      sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu                                      diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari                                      berikutnya induk telah memijah dan bertelur.                                      Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang,                                      terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik                                      bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya                                      baik dan akan bertelur terus sampai umur 5                                      tahun.
 -  Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam                                      pendederan dengan cara: air kolam disurutkan                                      sampai batas kubangan, lalu benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran. -  Benih-benih lele yang sudah dipindahkan                                      ke kolam pendederan diberi makanan secara                                      intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan
kepadatan 60 -100 ekor/m2. -  Dari seekor induk lele dapat menghasilkan                                      ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk                                      lele biasanya terjadi pada sore hari atau                                      malam hari.
 
 -  Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x                                      jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan                                      sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per                                      sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam                                      (pilih salah satu).
 
 - Kolam induk:
 -  Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
- Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
-  Buat bak dari semen atau teraso dengan                                      ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6                                      m.
 -  Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu                                      ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang                                      pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan                                      diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam                                      sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan                                      diberi enceng gondok supaya kotak menjadi                                      gelap.
 -  Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari                                      tumpukan batu bata atau ember plastik atau                                      barang bekas lain yang memungkinkan.
 -  Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil                                      untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
 -  Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan                                      air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4                                      (dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi                                      dengan air bersih dan keringkan.
 
 -  Buat bak dari semen atau teraso dengan                                      ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6                                      m.
 - Pemijahan:
-  Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu                                      bak setelah bak diisi air setinggi ±                                      25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran                                      dilakukan pada jam 14.00–16.00.
 -  Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan                                      yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan                                      sepasang induk ini telah memijah, bertelur                                      dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas.                                      Telur-telur yang baik adalah yang berwarna                                      kuning cerah.
 -  Beri makanan anak-anak lele yang masih                                      kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu                                      air atau anak nyamuk dan setelah agak besar
dapat diberi cacing dan telur rebus. 
 -  Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu                                      bak setelah bak diisi air setinggi ±                                      25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran                                      dilakukan pada jam 14.00–16.00.
 
 - Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
 -  Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
- Penyiapan bak pemijahan secara masal:
-  Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50                                      m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
 -  Di luar bak, menempel dinding bak dibuat                                      sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang                                      dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih                                      dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap                                      sarang dibuatkan satu lubang dari paralon                                      berdiameter 4 inchi.
 -  Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan                                      kerikil untuk tempat menempel telur hasil                                      pemijahan.
 -  Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan                                      dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin,                                      lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
 
 -  Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50                                      m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
 - Pemijahan:
-  Tebarkan induk lele yang terpilih (matang                                      telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah                                      sarang , induk jantan sama banyaknya dengan                                      induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50                                      pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah                                      bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
 -  Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan                                      air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri                                      makan secara intensif.
 - Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
 -  Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk                                      berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah                                      dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.                                      
 -  Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi,                                      dan diperkirakan telur-telur dalam sarang                                      pemijahan telah menetas dan menjadi benih                                      lele.
 -  Benih lele dikeluarkan melalui saluran                                      pengeluaran benih untuk didederkan di kolam                                      pendederan.
 
 -  Tebarkan induk lele yang terpilih (matang                                      telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah                                      sarang , induk jantan sama banyaknya dengan                                      induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50                                      pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah                                      bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
 
 - Penyiapan bak pemijahan secara masal:
 
 -  Pemijahan di Kolam Pemijahan
 -  Pemijahan Buatan
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:-  Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma,                              disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam                              penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur                              dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi,                              perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit                              karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat                              yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).                              
 - Mendorong nafsu sex (libido)
 
 -  Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma,                              disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam                              penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur                              dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi,                              perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit                              karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat                              yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).                              
 
 -  Pemilihan Induk
 -  Perlakuan dan Perawatan Bibit
-  Kolam untuk pendederan:
-  Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang                              200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak                              lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan                              dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan                              lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan                              dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di                              mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi.                              Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm                              dan panjang 10 m. 
 -  Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan                              yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan                              dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang                              selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran                              mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku. 
 -  Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan                              dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran                              dihubungkan dengan pipa
plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan. - Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
 -  Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200                              x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan                              yang sebelumnya.
 
 -  Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang                              200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak                              lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan                              dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan                              lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan                              dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di                              mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi.                              Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm                              dan panjang 10 m. 
 -  Penjarangan:
-  Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang                              dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih                              besar, sehingga volume
ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.-  Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan                                  :
 -  Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
 -  Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu                                  saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan                                  yang lebih kecil dimakan oleh ikan
yang lebih besar). -  Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya                                  CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan                                  ikan lele terhambat.
 
 -  Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan                                  :
 -  Cara penjarangan pada benih ikan lele :
-  Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
 -  Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
 -  Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
 
 -  Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
 
 -  Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang                              dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih                              besar, sehingga volume
 -  Pemberian pakan:
-  Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat                              makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang                              dibawa sejak menetas.
 -  Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton,                              yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%.                              Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa                              setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan                              ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira                              2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir,                              benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk                              tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung                              tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum                              pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung                              dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang                              dan sedikit bubur nestum.
 -  Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa                              setiap hari.
 -  Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak                              32% x biomassa setiap hari.
 -  Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa                              setiap hari.
 -  Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa                              setiap hari.
 -  Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian                              pelet apung.
 
 -  Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat                              makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang                              dibawa sejak menetas.
 -  Pengepakan dan pengangkutan benih
-  Cara tertutup:
-  Kantong plastik yang kuat diisi air bersih                                  dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara                                  dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan                                  ke dalam air sampai volume udara dalam plastik                                  1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat                                  rapat.
 -  Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam                                  kardus atau peti supaya tidak mudah pecah.
 
 -  Kantong plastik yang kuat diisi air bersih                                  dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara                                  dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan                                  ke dalam air sampai volume udara dalam plastik                                  1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat                                  rapat.
 -  Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu                              jauh:
-  Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar                                  selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran                                  lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
 -  Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian                                  benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya                                  tergantung ukurannya. Benih ukuran
10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh. 
 -  Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar                                  selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran                                  lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
 
 -  Cara tertutup:
 
 -  Kolam untuk pendederan:
 
 -  Menyiapkan Bibit
 -  Pemeliharaan Pembesaran
-  Pemupukan
-  Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud                          untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi                          makanan alami bagi benih lele.
 -  Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran                          ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2 . Dapat pula ditambah                          urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2 , dan amonium nitrat                          15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
 -  Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50                          cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam                          berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan                          mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan                          alami lele.
 - Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
 
 -  Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud                          untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi                          makanan alami bagi benih lele.
 -  Pemberian Pakan
-  Makanan Alami Ikan Lele
-  Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva,                              cacing-cacing, dan serangga air.
 -  Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp                              (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula                              spp (gol. Diatome),
ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta). - Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
 - Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
 
 -  Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva,                              cacing-cacing, dan serangga air.
 -  Makanan Tambahan
-  Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan                              tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis,                              tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam,                              dan bangkai.
 -  Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran                              bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
 
 -  Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan                              tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis,                              tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam,                              dan bangkai.
 -  Makanan Buatan (Pellet)
-  Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil                              kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil                              kacang tanah=18,00;
tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500; -  Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.
Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak
juga dapat memperlambat pellet tenggelam. -  Cara pemberian pakan:
-  Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat                                  umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15                                  menit sebelum pemberian makanan
yang berbentuk tepung. -  Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung                                  diberi makanan yang berbentuk pellet.
 -  Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari,                                  karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan                                  lele.
 
 -  Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat                                  umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15                                  menit sebelum pemberian makanan
 
 -  Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil                              kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil                              kacang tanah=18,00;
 
 -  Makanan Alami Ikan Lele
 -  Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:-  Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan,                          lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan                          formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan. -  Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan                          dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
 -  Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan                          merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3                          ppm selama 30 menit. 
 
 -  Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan,                          lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan                          formalin dengan
 -  Pemeliharaan Kolam/Tambak
-  Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200                          gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
 -  Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan                          cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih                          yang telah diendapkan 2
malam. -  Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera                          dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200                          gram/m 2 selama satu minggu.
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak. 
 -  Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200                          gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
 
 -  Pemupukan
 
7. HAMA DAN PENYAKIT
-  Hama dan Penyakit
-  Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung                      mengganggu kehidupan lele.
 -  Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang                      lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga,                      musang air, ikan
gabus dan belut. -  Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang                      sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele                      secara intensif tidak
banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.-  Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas                          hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari. -  Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari. -  Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit. -  Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. -  Penyakit Cacing Trematoda 
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit. -  Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm. 
 -  Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas                          hydrophylla
 
 -  Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung                      mengganggu kehidupan lele.
 -  Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :-  Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara                      dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
 -  Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100                      l air. 
 -  Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus                      segera diganti.
 -  Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
 
 -  Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara                      dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
 
8. PANEN
-  Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:-  Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,                      sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut                      sekitar 200 gram/ekor.
 -  Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan                      3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu                      pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg                      dengan panjang 60-70 cm.
 -  Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele                      tidak terlalu kepanasan.
 -  Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan                      menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
 -  Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar                      lebih dahulu.
 -  Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan                      bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
 -  Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa                      selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau                      amisnya hilang.
 -  Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.                      
 
 -  Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,                      sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut                      sekitar 200 gram/ekor.
 -  Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:-  Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan                      kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
 -  Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau                      larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
 -  Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan                      dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh                      penyakit yang
ada di kolam. 
 -  Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan                      kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
 
9. PASCAPANEN
-  Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya.                  Sebelum dibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan                  memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.
 -  Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu,                  karena dapat menyebabkan daging terasa pahit.
 -  Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan                  untuk berbagai ragam masakan.
 
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
-  Analisis Usaha Budidaya
Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:-  Biaya produksi
-  Lahan
- Tanah 123 m 2 Rp. 123.000,-
 - Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-
 - Perawatan kolam Rp. 60.000,-
 
 - Bibit/benih
- betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-
 - jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
 
 -  Pakan
- Pakan benih Rp. 14.530.300,-
 - Pakan induk Rp. 4.818.000,-
 
 - Obat-obatan Rp. 42.000,-
 - Peralatan
- pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
 - diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
 - sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
 - jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
 - bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
 - timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
 - alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-
 - ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
 - gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
 - selang Rp. 90.000,-
 - paralon Rp. 70.000,-
 - Perawatan alat Rp. 120.000,-
 
 - Tenaga kerja Rp. 420.000,-
 - Lain-lain Rp. 492.000,-
 - Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,- 
 -  Lahan
 - Pendapatan Rp. 2.220.000,-
 - Keuntungan Rp. 7.174.400,-
 - Parameter kelayakan usaha 25%
 -  BEP dalam unit (ekor)
-  ukuran 1 1.138
 -  ukuran 2 325.049
 -  ukuran 3 65.010
 -  ukuran 4 6.501
 -  ukuran 5 11.377
 -  ukuran 6 260
 
 -  ukuran 1 1.138
 
 -  Biaya produksi
 -  Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. 
11. DAFTAR PUSTAKA
-  Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele. Dohara prize. Semarang.
 -  Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan                  Analisa Usaha. C.V. Simplex. Jakarta.
 -  Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti, E. 1986. Usaha Budidaya                  Ikan Lele. C.V. Simplex. Jakarta.
 -  Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit                  Swadaya. Jakarta.
 -  Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan Ikan Lele Lokal dan Dumbo.                  Bhratara. Jakarta.
 -  Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar                  Baru. Bandung.
 -  Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya.                  Jakarta.
 
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;               Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390                9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas