Penggunaan abu bakaran dari sisa pengolahan kakao ternyata bisa meningkatkan kandungan K di dalam tanah. Sehingga cocok diaplikasikan pada perkebunan kakao.
Kalium adalah salah satu unsur hara penting bagi tanaman kakao yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sumber K pada pertanaman umumnya berasal dari penggunaan pupuk seperti KCl, ZK dsb. Hanya dengan semakin mahalnya harga pupuk sehingga petani membutuhkan alternatif penyediaan unsur ini.

Salah satu sumber penyediaan K yang bisa disediakan dengan mudah oleh petani adalah dari abu bakaran sisa pengolahan kakao. Hasil penelitiannya dua penelitian asal Puslitkoka Jember, John Bako dan Sugiyono, membuktikan jika penggunaan abu bakar cukup efektif meningkatkan K dalam tanah.
Penggunaan aplikasi abu bakar (K2O) sebanyak 400 mg dapat menghasilkan 2,552 cmol K2O/kg tanah. Sebandingkan dengan pemberian KCl yang bisa menghasilkan 2,804 cmol K2O/kg tanah.

Selain itu, pemberian abu sisa bakaran dapat meningkatkan kandungan Ca dan P dalam tanah, sedangkan KCl tidak meningkatkan kandungan Ca. Sehingga dapat berfungsi juga untuk meningkatkan PH tanah dan juga menambah ketersediaan unsur hara lainnya.
Oleh sebab itu penelitian tersebut menyimpulkan jika abu bakaran bisa digunakan sebagai alternatif K. Untuk memperoleh kandungan K tanah yang sama, maka jumlah K2O yang perlu diberikan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk abu adalah 1,44 kali dibandingkan jumlah K2O yang berasal dari KCl.


 
 
Top