Bakat tersebut muncul melalui keterampilan yang terus diasah dan ditumbuhkembangkan. Memang, ada pemimpin yang hanya fasih berbicara. Namun sebelumnya, kalu ia tidak memiliki ilmu, ia tidak sering berlatih, maka bisa jadi kata-katanya terpeleset pada kesalahan.
Seseorang dikatakan memiliki jiwa kepemimpinan, bila kita dapat melihat kematangan pribadi dan karyanya. Ia memiliki visi yang sangat jauh ke depan. Ia mampu menggali dan mensinergikan potensi. Ia juga mampu memotivasi, baik lewat keteladanan, maupun kata-katanya yang arif. Ini semua didapatkan melalui latihan-latihan yang memakan waktu cukup lama.
Untuk tampil menjadi seorang pemimpin, kita perlu mempunyai kesempatan merenungkan dan mempelajari lingkungan sekitar. Langkah awal yang perlu ia lakukan adalah membaca potensi dirinya. Setelah potensi diri dapat terbaca, baru meluaskan pengaruh dengan melihat potensi di luar dirinya. Potensi-potensi, ini, kalau tidak terbaca, suatu saat kelak akan tetap terpendam dan makin tak tergali. Padahal setiap orang di sekitar kita mempunyai pengalaman dan mempunyai masa lalu.
Mereka yang pernah mengalami kegagalan di masa lalu, sesungguhnya merupakan aset yang berharga, karena dengan bercermin dari kegagalan masa lampau, mereka akan lebih berhati-hati berusaha. Artinya, seorang pemimpin itu pada dasarnya adalah orang yang selalu belajar dan terus mengembangkan kemampuannya.
Langkah kedua, dengan menanamkan program “bening hati” pada diri kita. Kebahagiaan hidup dan kesuksesan hidup itu sebenarnya didirikan di atas pondasi kemuliaan akhlak. Semua ini diupayakan melalui pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan.
Langkah selanjutnya, yaitu dengan memelihara sistem kondusif saat mengembangkan kedua langkah tadi. Lingkungan sekitar memberi pengaruh yang dominan bagi kita. Teman dan saudara dapat menjadi pendorong, pemberi semangat, memberi masukan dan kritikan saat kita berusaha bangkit dan berusaha menjadi lebih baik.
Akhirnya yang keempat, yang patut benar-benar kita perhatikan sesudah ketiganya terpenuhi, ialah membangun kekuatan diri dengan kekuatan ruhiyah, karena dengan kekuatan ini kita punya sandaran yang teguh, kokoh, dan Maha Kuat, yaitu Allah SWT. Setiap ada kesulitan sekecil apa pun, sebesar apapun, akan ringan kalau dikembalikan pada-Nya. Mudah-mudahan kita akan dibimbing-Nya untuk tahu bagaimana mendayagunakan amanah yang kita tanggung.
Demikian kiranya semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi kita, dan kita selalu berharap nahwa Allah selalu bersama kita
Terima kasih
kkp.go.id