Problema bangsa kita sekarang ini salah satunya adalah merajalelanya praktek korupsi atau praktek mafia hukum, yang terjadi hampir di semua lini, baik di tingkat pemerintah (pusat dan daerah), DPR/DPRD maupun penegak hukum. Mereka berkhianat terhadap amanah disebabkan karena lemahnya nilai nilai spiritual dalam kehidupannya.
Shalat, zakat, puasa dan haji yang dikerjakannya sebatas melaksanakan kewajiban tanpa dipraktekkan atau diimbangi dengan perbuatan-perbuatan nyata. Artinya ibadahnya tidak mampu menghindarkan dirinya dari perbuatan dosa dan godaan dunia. Padahal sebenarnya untuk shalat saja, bila dihayati dengan benar maka orang yang telah melakukan shalat dituntut untuk senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa, sebagaimana firman Allah SWT :
”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (Al – Ankabut/29: 45).
Dari ayat di atas bagi orang shalat yang khusyu’ tidak akan berkhianat, tidak akan melakukan perbuatan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Dia akan menghindari perbuatan yang tidak terpuji. Bila dia seorang penguasa atau pejabat tidak ada keinginan untuk menggunakan uang organisasi/instansi yang merugikan negara dan hak-hak orang lain. Bila dia seorang pengusaha tidak akan berkolusi yang dapat mengakibatkan menurunnya martabat dan kualitas barang, yang merugikan masyarakat. Bila dia seorang penegak hukum dia akan berlaku adil dan tidak akan melakukan praktek mafia hukum.
Kita sangat mengharap agar orang-orang yang kelak terpilih baik untuk anggota legislatif maupun bagi orang yang terpilih menjadi kepala negara atau kepala daerah atau orang terpilih atau duduk di lembaga penegak hukum dapat memegang amanah rakyat dengan baik. Jangan berkhianat karena kepentingan. Orang yang tamak terhadap harta dan kekuasaan, akan membuat mata hati, penglihatan dan pendengarannya menjadi buta dan tuli terhadap kebenaran. Bila tidak segera dibersihkan, tentu penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka. (Suwandi-Pelita Islam Yayasan Mujahidin Pegawai Pertanian)
Agri Wacana
 
Top