Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS Az-Zumar: 65).
Sebagai hamba Allah, manusia seharusnya bisa menjalin hubungan yang baik dengan Allah Swt.
Di dalam Islam kita mengenal istilah taqarrubilallah (mendekatkan diri kepada Allah) atau hablumminallah (hubungan kepada Allah). Manakala hubungan dengan Allah telah kita lakukan dengan sebaik-baiknya, akan kita peroleh keberuntungan dalam kehidupan kita di dunia dan akhirat, sedang bila sebaliknya yang terjadi adalah kerugian yang nyata. Ada beberapa bentuk hubungan buruk kepada Allah Swt. yang dapat mendatangkan kerugian.
Pertama, durhaka kepada Allah yang juga berarti durhaka kepada Rasul-Nya. Allah memerintahkan sesuatu kepada manusia, tapi ia tidak mau menaati perintah itu. Atau Allah mengatur manusia dengan aturan yang baik, tapi manusia tidak mau diatur oleh aturan Allah dan Rasul-Nya, padahal aturan itu akan membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri sehingga tercegah dari segala bentuk kerusakan. Kemurkaan Allah akan ditunjukkan kepada manusia, sebagaimana terdapat dalam firman-Nya:
“Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-Rasul-Nya, maka Kami hisab mereka dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar” (QS Ath-Thalaq :8-9).
Kedua, menyekutukan Allah, baik dengan menuhankan sesuatu selain Allah, maupun beramal bukan karena Allah, yakni ada unsur riya atau mengharapkan pujian orang lain dalam amalnya. Allah sangat murka kepada orang yang melakukan kemusyrikan, meskipun tergolong syirik kecil. Allah Swt. berfirman:
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS Az-Zumar: 65).
Ketiga, berprasangka buruk kepada Allah. Hal tersebut dapat mendatangkan kerugian karena sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Allah, mestinya kita bisa berprasangka baik kepada Allah, sehingga meskipun kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup ini, kita tidak menyalahkan Allah Swt. Allah Swt. berfirman:
Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahwa kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangka yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi (QS Fushshilat: 22-23).
Keempat, mengingkari ayat-ayat Allah. Manusia pada hakikatnya sangat memerlukan petunjuk dari Allah Swt., dengan petunjuk itu, manusia akan menjalani kehidupan dengan baik dan menyenangkan, sedangkan bila tidak menggunakan petunjuk Ilahi, kehidupan manusia menjadi sesat, sedang yang dilalukannya adalah hal-hal yang bernilai maksiat. Hal itu akan membawa kerugian bagi dirinya sendiri, karena timbangan amal kebaikannya menjadi sangat ringan. Allah Swt. berfirman yang artinya:
Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami” (QS Al-A’raf: 9. Lihat juga QS Al-Baqarah: 121, Yunus: 95). Wallahua’lambishshawab.
Oleh: Syamsu Hilal
 
Top