Set Net 2


Set net adalah alat penangkapan ikan yang dapat dimasukkan dalam kategori perangkap, namun ukurannya jauh Iebih besar dari perangkap yang kita kenal. Set net juga sebenarnya memiliki kemiripan dengan sero yang banyak didirikan nelayan Indonesia. Perbedaan penting di antara sero dan set net ada pada proses pengambilan ikan yang sudah masuk di dalamnya. Nelayan sero selalu langsung mengambil seluruh ikan yang tertangkap pada setiap saat pengangkatan jaring. Sebaliknya, nelayan set net tidak selalu Iangsung mengambil ikan, mereka akan membiarkan ikan tetap di dalam set net dan mengambil atau memanen ikan yang layak saja


Keunggulan
Alat penangkap ikan ini menghasilkan ikan hidup; kualilas ikan hidup jauh lebih tinggi dibandingkan ikan yang mati walaupun masih segar.


Dengan alat ini, nelayan dapat menentukan kapan sebaiknya ikan-ikan ditangkap dan dijual sehingga nelayan memiliki posisi tawar yang baik karena tidak usah khawatir ikannya akan busuk dan harus segera dijual.

Karena penangkapan ikan dilakukan dengan hasil berupa ikan hidup. maka kegiatan penangkapan ikan menjadi terkendali. Jika yang tertangkap adalah ikan-ikan yang sedang bertelur, nelayan dapat saja mengembalikan ikan tersebut ke alam bebas. Jika diperlukan untuk kegiatan budidaya, maka nelayan dapat menyediakan induk ikan.

Lokasi pemasangan alat tangkap ini sudah tertentu, biasanya tidak jauh dari pantai. Oleh karena itu, nelayan tidak perlu mencari-cari lokasi ikan sehingga penangkapan ikan bisa lebih efisien karena menghemat bahan bakar.

Spesifikasi
Bentuk set net dapat bermacam-macam, namun pada prinsipnya satu unit set net terdiri dari 4 bagian, yaitu: (1) leadernet, (2) bodynet (playground), (3) slope and funnelnet, dan 4) bagnet. Beberapa contoh set net lain disajikan pada Gambar 1 dan 2. Dimensi dari setiap bagian ini disesuaikan dengan kebutuhan. Bahan utama yang diperlukan adalah jaring untuk dinding-dinding set net, tali-temali untuk pemasangan, pelampung dan pemberat.

Prinsip Kerja
Leadernet berfungsi sebagai pengarah renang kawanan ikan sehingga akan bergerak memasuki bagian kedua, yaitu bodynet, yang merupakan tempat “bermain Ikan”. Bagian ketiga adalah slope and funnelnet yang berfungsi sebagai saluran ikan menuju bagian ke empat, yaitu kantung (bagnet) dimana ikan tidak dapat meloloskan diri. Nelayan dapat mengetahui secara rinci ikan-ikan yang berkumpul di bagian kantong, pemanenan dapat dilakukan setelah berbagai pertimbangan, misalnya ukuran dan jumlah ikan yang tertangkap.

Cara Pembuatan
(Silahkan menghubungi sumber informasi)

Pembelajaran
Set net adalah alat penangkapan ikan berskala besar, memerlukan tempat yang cukup luas dan memanfaatkan ruaya ikan. Oleh karena itu, sangat disarankan usaha perikanan ini dilaksanakan secara kolektif, bukan perorangan, yang melibatkan keterpaduan masyarakat pesisir dan pengusaha perikanan.

Penelitian terhadap teknologi ini telah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor, yaitu:
Perancangan dan ujicoba di Gam, Raja Ampat, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP dan PT Sorong Mina Raya.

Perancangan dan ojicoba di Belitung, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP, Pemda Kabupaten Belitung dan PT. Pralenco-Bogor.

Perancangan di Sumur, Pandeglang – Banten, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP dan Pemerintah Provinsi Banten.

Tahapan dalam penerapan set net sebagai alat tangkap di suatu tempat:
-Pengenalan teknologi kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
-Penuntasan aspek hukum yang menyangkut perijinan penggunaan alat tangkap, lokasi pemasangan dan hal-hal lain yang diperlukan.
-Pengamatan terhadap calon lokasi pemasangan set net.
-Perancangan konstruksi set net.
-Pembuatan set net.
-Pengamatan terhadap ikan-ikan yang masuk, catatan pemanenan, dan sebagainya.
-Pemeliharaan yang teratur dan terus menenus.
-Monitoring dan evaluasi.
-Persyaratan lokasi untuk pemasangan set net:
-Bukan jalur navigasi pelayaran.
-Tidak ada alat tangkap yang serupa dioperasikan.
-Merupakanjalur ruaya ikan.
-Substrat dasar perairan adalah lumpu, pasir atau pasir berlumpur.
-Dasar laut memiliki kemiringan yang cukup curam, ditandai oleh adanya isodepth yang berdekatan.
-Kecepatan arus air maksimum 5 knot.


Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
Metode untuk memanen ikan.
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya penempelan biota laut pada jaring (bio-fouling) yang menyebabkan jaring lebih berat dan tenggelam serta mempengaruhi selektivitas karena ikan-ikan yang berukuran kecil tidak dapat meloloskan diri.

Pengaruh gelombang dan arus yang dapat mempengaruhi bentuk jaring.
Gangguan dari pencuri ikan dan pengrusakan jaring oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.



Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Prof. Dr Ir. Mulyono S. Baskoro, MSc, Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, MSc, Ir. Zulkarnain, MS, dan Deni A, Soeboer, SPi, MSi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telepon: 0251-8622935, Fax: 0251-8421732, email: iwashi_maguro@yahoo.com Prof. Dr. Ir. Sudirman, MP dan M. Abduh Ibnu Hajar, Ph.D Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tamalanrea, JI. Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245 Telepon: 0411-586025, Fax: 0411-586025 Duto Nugroho, MS, Ir Mahiswara, Msi dan Dr. Ir. Wudianto, MSc Balai Riset Perikanan Laut, JI. Muara Baru, Jakarta 14430. Telepon dan Fax: 021-6602044 dan 6605912 e-mail: kanlutmb@indosat.net.id

Pernah Diaplikasikan di (Kabupaten Bone)
 
Top