Belakangan ini Kalangan Peneliti biologi kelautan berhasil  mengidentifikasi adanya alga beracun di lautan. Kemudian berdasarkan dari Hasil Penelitian tersebut ternyata dari 300 spesies yang  ada di dunia, ternyata 35 spesies di antaranya terdapat di Indonesia.
"Dari sekian banyak  dari jenis alga tersebut Salah satu yang paling beracun adalah golongan  Pyrodinium. Dan  jenis Alga ini tersebar di Teluk Kao, Lampung, Ambon, serta laut  antara Kalimantan dan Sulawesi," kata Tumpak Sidabutar, peneliti Pusat  Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 LIPI).
Menurut Tumpak, alga Pyrodinium mengandung  paralytic shellfish poisoning (PSP) yang dapat mengakibatkan kerusakan  saraf dan paralyzed. "Kasus akibat alga ini pernah terjadi di Ambon  dulu, ada dua korban yang meninggal," ujar Tumpak saat dihubungi  Kompas.com, Selasa (21/2/2012).
Tumpak mengatakan, racun yang dimiliki jenis alga  beracun bisa terakumulasi pada tubuh hewan laut lewat proses rantai  makanan. Bahaya muncul saat manusia mengonsumsi ikan serta beragam  produk laut lainnya. Bahaya paling besar terjadi jika seseorang  mengonsumsi kerang-kerangan karena kerang lebih bisa mengakumulasi racun  ini.
Kepala P2 Oseanografi LIPI Zainal  Arifin mengatakan, penelitian lebih mendalam tentang jenis, sebaran,  dampak, serta kandungan racun jenis-jenis alga beracun perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya. Oleh karena itu, digagaslah The North Pacific Marine Science Organization (Pices) Harmful Algae Blooms (HAB) untuk mendiskusikan dan menyusun langkah rencana penelitian dengan melibatkan negara yang lebih berpengalaman.
LIPI saat ini menjalin kerja sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat untuk melakukan  penelitian tentang blooming algae. Pemantauan terhadap blooming algae  itu dilakukan dengan satelit. Peneliti kemudian akan mengambil sampel untuk mengetahui  jenis alganya, apakah beracun atau tidak. Hasil penelitian itu  diharapkan bisa menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah ataupun pusat untuk mulai mengupayakan keamanan makanan laut dari sisi toksikologi.
Sejak Senin (20/2/2012) hingga Rabu (22/2/2012),  P2 Oseanografi LIPI mengadakan seminar pelatihan dan seminar "Seafood  Safety in Indonesia" dengan menghadirkan pembicara dari NOAA, LIPI,  Indonesia Marine and Climate Support (IMACS), dan United States Agency  for International Development (USAID).
 Sumber : Kompas, 21 Februari 2012
Pusat Penelian Oceonografi,  http://www.oseanografi.lipi.go.id/id/content/35-spesies-alga-beracun-ada-di-indonesia,  tentang Laut adalah Masa depan kita
