NBagi sementaraa pelajar kalangan generasi masa kini yang tumbuh kembang belajar dengan menggunakan kelengkapan fasilitas perangkat komputer, tampaknya dengan tak perlu berpikir panjang akan yakin sepenuhnya bahwa belajar dengan bantuan komputer berperan penting dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan umumnya.

Sebuah temuan hasil kajian menunjukkan bahwa mahasiswa yang belajar dengan dilengkapi aplikasi multimedia inter-aktif seperti dengan permainan animasi komputer ternyata memberikan hasil yang akan jauh lebih dapat memahami konsep ilmiah daripada mereka tidak menggunakan piranti tersebut. Temuan riset oleh disajikan oleh Prof. Steve Ackerman dkk ahli ilmu atmospheric & oceanic sciences dari Universitas Wisconsin - Madison pada pertemuan musim gugur American Geophysical Union yang berlangsung tgl 14 Des yl di kota San Francisco.

Adapun hingga kini masih banyak rumusan teori ilmiah yang sulit yang masih disampaikan melalui cara penjelasan perkuliahan atau penulisan teks metode konvensional yang terkadang berlangsung lama dan membosankan bagi siswa. Akan tetapi hal demikian bisa berubah apabila kalangan pengajar Ilmu Sains mengambil manfaat dari sebuah studi terkini perihal penggunaan animasi interaktif di kelas pelajaran Ilmu Sains.

Bagaimana pun juga bagi Prof. Ackerman selaku pimpinan kelompok penelitian hasil temuan eksperimen ini dipandang cukup mengejutkan berhubung mulanya tidak berharap hasil yang sedemikian meyakinkan akan tampak dalam dampak pengajaran dengan perangkat aplikasi multimedia guna pemahaman konsep-konsep dasar dalam Ilmu Sains.
Prof. Ackerman dan Tim Wagner yang berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana UW-Madison melaksanakan eksperimen penelitian dengan menyampaikan materi pengajaran pengantar ilmu meteorologi kepada 400 mahasiswa guna menguji kegunaan animasi pendek dengan menampilkan materi a.l: pelacakan badai / hurricanes dan pergerakkan gunung es, perpindahan panas, serta fenomena alami atmosfir mengenai bagaimana proses terjadinya hujan atau turun salju.

Animasi dalam ilmu komputer direalisasikan berupa penyajian program aplikasi komputer kecil yang biasa disebut applet ataupun aplikasi jenis flash , yang dapat dimanipulasi oleh siswa pada sejumlah variabel layaknya seperti bermain-main sesuai keinginan untuk dapat menirukan kondisi alam nyata; semisal dalam contoh perihal terjadinya hujan, maka variabel seperti suhu atau ketinggian dapat direka-reka : tweak hingga kondisi yang terjadi dapat berubah-ubah apakah hujan atau turun salju.
Eksperimen ini selain materinya dijelaskan di depan kelas maka sebagian materi sajian aplikasi multi-media diperuntukkan sebagai pekerjaan rumah dan beberapa diantaranya dijadikan tugas pilihan bagi siswa. Seluruh aplikasi pun dipublikasikan dalam web dan setiap kali ada siswa yang mengaksesnya tercatat dalam log data pengunjung. Dan ketika ujian tiba ternyata kalangan mahasiswa yang belajar juga dengan menggunakan aplikasi applet ini ternyata berprestasi lebih tinggi yang ditunjukkan dengan pemahaman yang lebih baik akan konsepsi ilmu Sains dibandingkan siswa yang belajar hanya dengan menggunakan metode konvensional semata.

Prof. Wagner mengimbuhkan khususnya terlebih untuk fisika cuaca dalam bidang Ilmu Meteorologi memang terkadang memerlukan metoda pengajaran yang lebih tricky ---yakni berlaku kreatif--- dibanding sekadar menerangkan teori di depan kelas dengan cara membaca berikut menuliskan seluruh teks rumusan penjelasan teoritis semata.

Temuan terkini kajian Wagner dan Ackerman menjadi penting oleh karena kajian ini menunjukkan betapa pentingnya sajian materi secara inter-aktif dalam pengajaran Ilmu Sains serta bagaimana para Pengajar dapat mendorong penggunaan perangkat komputer atau bahkan computer games guna memperoleh tingkat pemahaman yang lebih baik dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam.


Sumber: Ragam info web.
 
Top