Sambungan dari  pemeliharaan pakan alami
6.5. Pembuatan Pakan Buatan
Dalam menyusun ramuan untuk pakan buatan harus memperhatikan kadar zat-zat dari masing-masing bahan baku dan disesuaikan dengan kebutuhan.
  1. Bentuk Larutan Emulsi
    1. Sebutir telur itik direbus sampai masak, kemudian diambil kuningnya dan dilarutkan dalam 200 ml air.
    2. Sambil diaduk, tambahkan 40 g tepung kedele halus, 5 g sagu, dan akhirnya 1 g vitamin.
    3. Panaskan larutan sambil tetap diaduk, sampai diperoleh cairan kental seperti lem yang encer. Larutan siap digunakan setelah dingin.
    4. Masa simpan larutan 10 jam dan digunakan untuk makanan burayak ikan yang berumur 3-20 hari.
  2. Bentuk Larutan Suspensi
    1. 20 g kedele direbus sampai masak, agar zat penghambat tumbuhnya hilang, dihaluskan dan diberi air sedikit demi sedikit, kemudian disaring dengan kain mori halus. Telur itik diberi perlakukan serupa dan yang digunakan hanya bagian yang kuning.
    2. Larutan sari kedele dan larutan sari kuning telur dicampur dan diaduk merata.
    3. Digunakan untuk makanan burayak.
  3. Bentuk Roti Kukus
    1. Telur itik dikopyok sampai lumat dan berbuih. Secara berangsur-angsur ditambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu, sampil terus diaduk dan diberi air sedikit demi sedikit.
    2. Adonan dikukus sampai masak selama 30 menit. Roti yang sudah masak didinginkan dengan kipas angin.
    3. Vitamin B dan C dihaluskan, ditambah tetrasiklin yang telah dibuang kapsulnya dan beberapa tetes vitamin A+D-pleks dan Kalsidol.
    4. Roti kukus yang telah dingin, dibentuk menjadi gumpalan kecil-kecil, kemudian dioleskan pada campuran vitamin dan antibiotik, sambil diremas-remas sampai campuran merata. Roti dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari.
    5. Sebelum digunakan sebaiknya dibuat suspensi, yaitu dengan melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran burayak yang akan diberi makan.
  4. Bentuk Pellet
    1. Bahan untuk membuat pelet ada 2 macam, yaitu berupa: tepung kering dan gumpalan (pasta).
    2. Bahan perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
    3. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan yang berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.
    4. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak cepat dingin.
    5. Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
    6. Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.
    7. Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm.
    8. Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10- 20%. Pengeringan dihentikan apabila pelet kering, keras dan mudah patah.
    9. Bentuk Remah dan Tepung
      1. Keduanya berasal dari pellet yang sudah kering. Pellet digiling lagi dengan penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butiran tergantung kendor kencangnya setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling.
      2. Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan.
        • Untuk benih berumur 20-40 hari, mata saringnya 40-75 sampai 75-105 mikron.
        • Untuk benih berumur 40-80 hari, mata saringnya > 105 mikron.
    10. Bentuk Lembaran
      1. Kuning telur ayam dikopyok sampai lumat, sambil berangsur-angsur ditambah air 100 ml, kemudian ditambah 20 gram tepung terigu.
      2. Adonan dipanaskan sambil terus diaduk sampai adonan mengental menjadi emulsiarutan emulsi yang masih panas dan encer, dioleskan tipis-tipis dan tipis-tipis di atas lempeng aluminium, kemudian dipanggang sampai mengering dan akan mengelupas sendiri.
      3. Lapisan yang telah mengelupas, dikumpulkan. Dalam keadaan demikian mudah pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.




 
Top