sambungan dari
Bahan-Bahan Untuk Pakan Buat
PAKAN
6.3. Penyiapan Peralatan
  1. Pakan Alami
    1. Chlorella
      1. Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan larutan klorin 150 ppm.
      2. Dalam wadah 1 galon:
        • Menggunakan stoples atau botol “carboys”, slang aerasi, dan batu aerasi.
        • Botol diisi medium ± 3 liter, untuk Chlorella air laut menggunakan medium dengan kadar garam 15 permil, dan untuk Chlorella menggunakan air tawar. Air medium disaring dengan kain saringan 15 mikron.
        • Disterilkan dengan cara mendidihkan, klorinasi, atau penyinaran dengan lampu ultraviolet.
        • Pemupukan dengan menggunakan ramuan Allen-Miguel, yang terdiri dari 2 larutan, yaitu:
          1. Larutan A, terdiri dari 20 gram KNO3 dalam 100 ml air suling;
          2. Larutan B, terdiri dari: 4 gram Na2HPO4.12H2O; 2 gram CaCl2.6H2O; 2 gram FeCl3; dan 2 ml HCl; semuanya dilarutkan dalam 80 ml air suling.
        • Setiap 1liter medium, menggunakan 2 ml larutan A dan 1 ml larutan B.
      3. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton
        • Wadah dicuci dan dibebashamakan. Air untuk medium harus disaring. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran: 100 mg/liter pupuk 21-0-0, Urea sebanyak 10-15 mg/liter dan pupuk 16-20-0 sebanyak 10-15 mg/l
        • Untuk pertumbuhan dalam wadah besar (1ton) cukup menggunakan urea dengan takaran 50 gram/m 3 .
    2. Tetraselmis
      1. Dalam wadah 1liter
        • Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.
        • Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 permil yang telah disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin 60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm Na2S2O3, atau disinari lampu ultraviolet.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
          1. Natrium nitrat – NaNO3 = 84 mg/l
          2. Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 = 10 mg/l atau Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6 mg/l atau Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 = 11,2 mg/l
          3. Besi klorida – FeCl3 = 2,9 mg/l
          4. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 10 mg/l
          5. Tiamin-HCl (vitamin B1) = 9,2 mg/l
          6. Biotin = 1 mikrogram/l
          7. Vitamin B12 = 1mikrogram/l
          8. Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l
          9. Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l
          10. Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l
          11. Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l
          12. Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l
      2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)
        • Dapat menggunakan botol “carboys” atau stoples.
        • Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
          1. Urea-46 = 100 mg/l
          2. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l
          3. Agrimin = 1 mg/l
          4. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l
          5. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l
          6. Vitamin B1 = 0,005 mg/l
          7. Vitamin B12 = 0,005 mg/l
      3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
        • Wadah 200 liter dapat menggunakan akuarium, dan untuk 1 ton menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiberglass.
        • Persiapan lain sama.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
          1. Urea-46 = 100 mg/liter
          2. Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter
          3. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 5 mg/liter atau Kalium dihidrofosfat-K2H2PO4 = 5 mg/liter
          4. Agrimin = 1 mg/liter
          5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/liter
        • Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter dan TSP 20-50 mg/liter.
    3. Dunaliella
      Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar garam 18-22 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/liter, kemudian diaerasi dan dibiarkan sebentar.
    4. Diatomae
      1. Dalam wadah 1liter
        • Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.
        • Wadah diisi air medium yang telah disaring dengan saringan 15 mikron sampai 300-500 ml, dan berkadar garam 28-35 untuk Diatomae laut dan air tawar untuk Diatomae tawar. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin, atau disinari lampu ultraviolet.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:
          1. Larutan A= KNO3 20,2 gram + Air suling 100 ml
          2. Larutan B= Na2HPO4 2,0 gram + Air suling 100 ml
          3. Larutan C= Na2SiO3 1,0 gram + Air suling 100
          4. Larutan D= FeCl3) 1,0 gram + Air suling 20 ml
        • Setiap 1 liter medium diberi larutan A, B, C, sebanyak 1 ml dan larutan D 4 tetes. Kemudian diaerasi dengan batu aerasi dan sumber udara dapat berasal dari mesin blower, kompressor atau aerator.
        • Pupuk lain yang dapat ditambahkan:
          1. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid)=10 mg/l
          2. Tiamin-HCl (vitamin B1) = 0,2 mg/l
          3. Biotin = 1,0 mg/l
          4. Vitamin B12 = 1,0 mg/l
          5. Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l
          6. Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l
          7. Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l
          8. Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l
          9. Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l
      2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)
        • Wadah dicuci dan diisi air medium.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut:
          1. Urea = 100 mg/l
          2. Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l
          3. Na2SiO3 = 2 mg/l
          4. Agrimin = 1 mg/l
          5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l
          6. EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l
          7. Vitamin B1 = 0,005 mg/l
          8. Vitamin B12 = 0,005 mg/l
      3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton.
        • Wadah dicuci dan diisi air medium.
        • Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
          1. Urea-46 = 100 mg/l
          2. K2HPO4 atau KH2PO4 = 5 mg/l
          3. Na2SiO3 = 2 mg/l
          4. Agrimin = 1 mg/l
          5. Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l
          6. 16-20-0 = 5 mg/l
    5. Spirulina
      Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar garam 15-20 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/l, kemudian diaerasi dan dibiarkan sebentar.
    6. Brachionus
      1. Dengan Pemupukan
        • Wadah yang digunakan berukuran 1-10 ton atau 10-100 ton yang telah dicuci dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton. Wadah diisi air melalui kain saringan halus.
        • Pemupukan menggunakan kotoran sapi kering 20 mg/l, pupuk urea dan TSP masing–masing 2 mg/l, kemudian didiamkan 4-5 hari, sampai tumbuh jasad-jasad renik makanan Brachionus, yaitu jenis Diatomae, seperti Cyclotella, Melosira, Asterionella, Nitzschia, dan Amphora. Tumbuhnya Diatomae ditandai dengan warna coklat perang.
      2. Dengan Pemberian Makanan
        • Wadah yang digunakan berukuran 1 ton, yang terbuat dari papan kayu yang dilapisi lembaran plastik, bahan semen, atau fiberglass, yang dicuci biasa. Wadah diisi air medium, tergantung jenis Brachionus. Wadah diletakkan di luar ruangan, di bawah atap bening.
        • Pemupukan menggunakan 100 mg/l urea, 20 mg/l TSP, dan 2 mg/l FeCl3, untuk menumbuhkan algae planktonik (Chlorella dan Tetraselmis). Medium diudarai untuk meratakan pupuk dan algae.
    7. Artemia
      1. Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak berbentuk empat persegi panjang dengan sudut tegak lurus, menyerong, atau melengkung. Ukurannya 300 liter, 2 ton, 5 ton, dsb.
      2. Di tengah bak dipasang penyekat terbuat dari papan/lembaran plastik dengan arah membujur sejajar dengan sisi bak yang panjang. Jarak antara ujung penyekat tengah dengan sisi bak yang pendek 2/3 kali jarak antara penyekat tengah dengan sisi bak yang panjang, dan jarak sisi bawah dengan dasar bak 2-5 cm.
      3. Dalam bak dipasang "air water lift (AWL)" yang terbuat dari pipa-pipa PVC untuk menimbulkan putaran.
        • Kedalaman 20 cm, diameter pipa AWL= 25 mm
        • Kedalaman 40 cm, diameter pipa AWL= 40 mm
        • Kedalaman 75 cm, diameter pipa AWL= 50 mm
        • Kedalaman 100 cm, diameter pipa AWL= 60 mm
      4. Pipa AWL dipotong miring 30-45 ° pada ujung bawahnya dan dipasang menyentuh dasar bak. Pipa AWL diikat pada kedua belah sisi penyekat tengah dan ujung -ujung bagian atasnya dibuat menyerong 30-45 °. Jarak antara AWL 25-40 cm dengan arah berlawanan.
      5. Slang plastik berdiameter 6 mm dimasukkan pada AWL untuk saluran udara, yang dihubungkan dengan tabung pembagi udara terbuat dari pipa PVC berdiameter 5 cm dan diikat pada atas penyekat tengah.
      6. Tabung dihubungkan dengan pipa udara yang mengalirkan udara dari mesin penghembus udara (Blower).
      7. Air untuk pemeliharaan adalah air laut (kadar garam 30-35 permil) atau air tiruan (kadar garam 30 permil) yang dapat dibuat dari beberapa bahan kimia, yaitu:
        • Garam dapur (NaCl) = 31,08 gram
        • Magnesium sifat (MgSO4) = 7,74 gram
        • Magnesium klorida (MgCl2) = 6,09 gram
        • Kalsium klorida (CaCl2) = 1,53 gram
        • Kalium klorida (KCl) = 0,97 gram
        • Natrium hidrokarbonat (NaHCO3) = 2 gram
        • Air tawar dijadikan 1 liter MgSO4, KCl, NaHCO3 dilarutkan dalam air panas secara terpisah sebelum digunakan.
      8. Penyaringan air dilakukan untuk mengurangi timbunan kotoran. Penyaringan air dilakukan dengan kotak keping penyaring berbentuk kotak persegi empat yang terbagi 2 bagian, yaitu bagian pertama untuk pemasukan air dan bagian kedua untuk pengendapan. Ukuran kotak 10% dari bak dan terbuat dari kayu yang dicat dengan epoxy. Alat ini dibersihkan 2 hari sekali.
    8. Infusoria
      1. Penangkaran dapat dilakukan secara berurutan dalam wadah 1 liter, 1 galon, 200 liter, dan 1 ton. Untuk wadah 1 liter dan 1 galon, menggunakan air rebusan jerami sebagi medium, dan untuk wadah yang lebih besar menggunakan air mentah.
      2. Air mentah dimasukkan dalam wadah 200 liter dan 1 ton (tergantung jenis Ciliatanya) dan ditambah potongan-potongan jerami atau rumput kering, daun selada, atau kulit pisang kering, kemudian air diaerasi.
    9. Kutu Air
      1. Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak dengan ukuran 1 ton (1 m 3 ). Bak diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung.
      2. Wadah diisi air tawar sampai 60 cm dan diudarai dengan batu 1-2 aerasi per 2,5 m 2 .
      3. Pemupukan menggunakan kotoran ayam kering yang dilarutkan dalam air samapi konsentrasinya 10% dan bungkil kelapa yang ditumbuk halus dan diayak dengan saringan 500 mikron.
      4. Pemupukan pertama menggunakan kotoran ayam 1000 ml/ton dan bubuk bungkil kelapa 200 gram/ton yang dicampur dan dimasukkan dalam kantong yang diperas di atas bak pemeliharaan, sehingga air perasan langsung jatuh ke bak.
      5. Pemupukan kedua dilakukan 4 hari kemudian, dan pemupukan ketiga dilakukan bila perlu.
    10. Jentik-jentik nyamuk
      1. Wadah penetasan yang juga merupakan wadah pemeliharaan dapat berupa pengaron, ember plastik, atau wadah bukan logam yang lainnya. Air medium menggunakan air leri atau air biasa.
      2. Setelah telur cukup, wadah dimasukkan dalam kandan yang diberi dinding kelambu.
    11. Cacing Tubifex
      1. Lahan dibuat dengan bentuk mirip kolam dengan luas 10x10 cm atau lebih, dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air.
      2. Dasar kolam dibuat petakan-petakan (blok) lumpur, berjarak 20 cm, setinggi 10 cm dengan luas 1x2 m dan dasarnya dilapisi papan kayu atau dibentuk cetakan.
      3. Pemupukan menggunakan dedak halus (200-250 gram/m2) atau kotoran ayam yang telah dibersihkan dan dihaluskan sebanyak 300 gram/m ². Pupuk ditebar di lahan dan direndam air 5 cm selama 4 hari bila menggunakan dedak dan 3 hari bila menggunakan kotoran ayam.
    12. Ulat Hongkong
      1. Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/tripleks berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi selotip/isolasi pada bagian bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.
      2. Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka untuk memudahkan panen. Kemudian wadah ditempatkan pada rak dan diletakkan dalam ruang gelap dan tidak kena sinar matahari.
      3. Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang dicampur tepung tulang dan tepung ikan yang telah disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah setebal 2-3 cm.
  2. Pakan Buatan
Alat-alat yang diperlukan :
    1. Alat Penggiling dan Pengayak
    2. Alat Penimbang dan Penakar
    3. Alat Pengaduk dan Pencampur
    4. Alat Pemasak
    5. Alat Pengering
    6. Alat Penyimpan

Pemeliharaan Pakan Alami

 
Top