TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BERONANG
(Siganus sp)

1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
    Ikan baronang adalah salah satu jenis komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat harganya yang cukup mahal. Saat ini sudah banyak masyarakat yang membudidaya-kannya dengan menggunakan benih dari alam. Sejak tahun 1988 ikan baronang sudah dapat dibenihkan dengan berbagai upaya baik secara alami maupun penggunaan hormon dan stripping.
  2. Persyaratan Lokasi
    1. Sumber air laut bersih dan jernih sepanjang tahun.
    2. Bebas dari pencemaran.
    3. Dasar perairan laut berpasir atau berkarang.
    4. Dekat dengan lokasi pemasaran/pemasok induk
2. TEKNIK PEMBENIHAN
  1. Bahan
    1. Induk ikan jantan dan betina perbandingannya 1 : 1.
    2. Bak pemijahan.
    3. Bak penetasan.
    4. Bak pemeliharaan larva.
  2. Seleksi Induk
    Induk yang matang telur hasil pembesaran dalam kurungan apung dipindahkan ke dalam bak-bak pemijahan dengan volume air + 3 m 3 .
  3. Metoda Pemijahan
    Metoda yang digunakan adalah pemijahan alami, pemijahan dengan rangsangan rangsangan hormon dan pemijahan dengan stripping.
    1. Pemijahan alami
      Induk ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya pada bulan Pebruari s/d September.
    2. Pemijahan dengan hormon
      Induk ikan yang sudah matang telur dirangsang untuk memijah dengan suntikan hormon gonadotropin. Induk betina disuntik dengan 500 MU dan induk jantan disuntik dengan 250 MU (mouse unit). Biasanya setelah 6 -8 jam ikan akan memijah.
    3. Pemijahan dengan stripping
      Stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
      1. Cara kering
        Sel telur hasil stripping dari induk betina dicampur dengan sperma jantan, pencampuran dilakukan dengan bulu ayam/bulu bebek, kemudian dibiarkan selama + 10 menit. Setelah itu dicuci dengan air laut yang telah disaring dan disterilisasi, baru telur dipindahkan ke bak penetasan.
      2. Cara basah
        Sel telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah disterilisasi dan dibiarkan selama + 10 menit, kemudian dicuci dan dipindahkan ke dalam bak penetasan.
  4. Penetasan Telur
    1. Persiapan
      Bak penetasan disiapkan dengan dibersihkan menggunakan bahan kimia chlorin dengan dosis 200 ppm. Kualitas air seperti oksigen, pH, salintas, suhu, kecerahan, kandungan gas dan logam berat harus dijaga agar tidak melebihi batas ambangnya.
    2. Penetasan
      Telur yang dibuahi akan menetas dalam waktu 22 - 24 jam pada suhu air 26 - 28 0 C. Telur yang tidak dibuahi akan tenggelam ke dasar bak.
  5. Pemeliharaan Larva
    • Larva yang dirawat dengan seksama terutama sesudah kuning telurnya habis. Pada tahap ini larva diberi pakan hidup alami berupa chlorella sp, rotifera dan daging ikan yang dicincang.


    • B. Pengambilan telur dengan cara stripping
      C. Pencampuran sperma dan telur
      D. Diaduk dengan bulu ayam/bebek
      E. Pencucian telur
      F Pencucian dengan air mengalir dalam plankton net.
    • Dari beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan larva. Hari ke Jenis Pakan 10 20 30 40
      1. Larva bivalvia
      2. Rotifera
      3. Nauplii artemia
      4. Copepoda (Tigropus sp)
      5. Daging cincang
      6. Daging/udang/ikan
  1. Pengelolaan Kualitas Air
    Air laut untuk pemeliharaan larva adalah air laut yang sudah mengalami beberapa saringan, pertama melalui saringan pasir kemudian saringan millipore yang berdiameter 10 dan 15 mikron. Pembersihan tangki harus dilakukan secara periodik dengan menggunakan siphon (pipa plastik), larva telah berumur antara 7 - 20 hari, dasar tangki harus dibersihkan setiap 2 hari sekali, bila larva berumur di atas 21 hari pembersihan dasar tangki dilakukan setiap hari.
3. SUMBER
Booklet Jenis-Jenis Komoditi Laut Ekonomis Penting Pada Usaha Pembenihan, Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta,
1996

4. KONTAK HUBUNGAN
Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.
 
Top