Setiap orangtua ingin menjadi orangtua Terbaik bagi anak-anaknya. Juga berkeinginan bahwa anak-anaknya menjadi orang-orang yang sukses di masa yang akan datang. Namun sering terjadi para orangtua tidak memainkan peran yang optimal, sehingga menyesal setelah terjadi perkembangan buruk pada anak-anaknya. Kadang mereka bukan tidak tahu, namun karena kesibukan pekerjaan kantornya atau sudah cape ketika berada di rumah. Akibatnya anak-anaknya kurang mendapatkan perhatian.
Padahal rata-rata mereka mengatakan bekerja demi anak-anaknya. Ada pelajaran yang bisa diambil dari sebuah film “Perfect Parents” menggambarkan bagaimana menjadi orangtua Terbaik untuk anaknya. Dalam film ini digambarkan seorang suami yang bisa mengubah sikap istri (ibu dari anak) yang semula tidak peduli dengan anak karena kesibukan kariernya dan Peran kedua orangtua terhadap anaknya yang masih usia TK/SD sehingga anaknya berkembang dengan BAIK.
Padahal rata-rata mereka mengatakan bekerja demi anak-anaknya. Ada pelajaran yang bisa diambil dari sebuah film “Perfect Parents” menggambarkan bagaimana menjadi orangtua Terbaik untuk anaknya. Dalam film ini digambarkan seorang suami yang bisa mengubah sikap istri (ibu dari anak) yang semula tidak peduli dengan anak karena kesibukan kariernya dan Peran kedua orangtua terhadap anaknya yang masih usia TK/SD sehingga anaknya berkembang dengan BAIK.
Berikut dikemukakan peran Orangtua dalam membimbing anaknya:
(1). Mendampingi belajar anak. Saat yang tepat untuk menanyatakan segala sesatu mengenai sekolah, memotivasi anak dan memberi rasa nyaman dan kasih sayang/perhatian kepada anak.
(2). Sering mengantarkan anak ke sekolah. Apabila tidak dalam keadaan terpaksa, salah seorang dari orangtua (ayah/ibu) mengantarkan anaknya ke sekolah kecuali ada dan ikut jemputan sekolah
(3). Akrab dengan orangtua teman anaknya. Mengenal orangtua teman anaknya juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui bagaimana penilaian mereka tentang anaknya dan sekolah
(4). Beribadah bersama anak. Secara rutin melakukan ibadah bersama ayah, ibu dan anak-anaknya.
(5). Komunikasi dengan Guru, Kepala Sekolah dan Konsultasi dengan Guru Bimbingan Konseling untuk menanyakan segala sesuatu termasuk perkembangan anaknya. Tindakan ini sangat penting, sehingga apabila terjadi perkembangan yang menyimpang akan segera diketahui. Akrab dan hormat kepada Guru, staf dan kepala Sekolah juga memberikan pelajaran di bawah sadar kepada anak-anaknya untuk akrab dan hormat kepada mereka
(6). Menghadiri pertemuan-pertemuan sekolah anaknya. Salah satu bentuk wujud dari rasa hormat orangtua kepada sekolah, diantaranya menghadiri undangannya. Keperluan sekolah lebih diutamakan, kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan
(7). Membekali anak dengan agama yang kuat. Anak diantarkan ke guru agama, ulama/sekolah yang bisa membekali agama dengan baik untuk anak-anaknya.
(8). Banyak mengetahui tentang anaknya. Orangtua seharusnya mengetahui dimana letak kelemahan dan kelebihan anaknya. Kelebihannya dipupuk agar lebih berkembang dan kelemahannya jangan sampai menjadikannya rendah diri. Orangtua harus mau belajar atau bertanya, bagaimana mengatasi masalah-masalah anak dan mengembangkan bakat, minat anaknya.
(9). Mendoakan anak dan memberi contoh perilaku yang baik. Keinginan orangtua agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang baik, harus diiringi usaha dan doa. Kalau anak melihat sesuatu yang berlawanan dari apa yang dikatakan orangtua dan orangtua tidak memberi contoh-contoh yang baik.tentunya hasilnya akan lain Demikian pula ketika upaya telah diupayakan, harus diiringi dengan selalu berdoa untuk kebaikan masa depannya.
(10).Membayar biaya sekolah anaknya secara rutin. Salah satu bentuk perhatian dan dukungan terhadap sekolah dan Guru. Banyak kejadian walaupun bukan servey ilmiah, namun fakta banyak terjadi para orangtua yang kurang perduli terhadap kewajibannya terhadap sekolah, umumnya anaka-anaknya mengalami kesulitan dalam mengikuti pola aturan/belajar di sekolah
(11).Mau mengdengarkan keluhan anak. Orangtua yang baik juga ditunjukkan oleh keterbukaan anak-anaknya kepada mereka. Anak-anak akan menceritakan semua kejadian di sekolah, perasaan, kebanggaannya serta kesusahannya kepada orangtuanya.
(12).Sering melakukan dialog. Waktu yang tepat adalah saat makan bersama atau ketika berlibur/rekreasi bersama. Masalah yang didialogkan mungkin mengenai cita-cita, teman-temannya, guru-guru, mata pelajaran atau lainnya
(13).Membantu memecahkan masalah teman anak-anaknya. Kemungkinan anak sendiri tidak mengalami masalah, namun kadang anak atau orangtua lain curhat mengenai permasalahan dan kesulitan anak-anaknya atau diri orangtua. Ketika mampu menangkap dan membantunya, tentu hal ini adalah kebaikan yang sedang diajarkan kepada anak-anaknya.