Seorang pemuda ingin memiliki hidup yang lebih bermutu. Ia ingin agar hidup ini ia jalani dengan lebih baik. Tidak hanya berhembus begitu saja seperti angin. Untuk itu, ia membaca berbagai buku yang berbicara tentang hidup yang bermutu. Dari berbagai sumber itu, ia menemukan bahwa hidup yang bermutu itu dibutuhkan suatu usaha yang keras. Orang harus berusaha terus-menerus untuk memiliki hidup yang lebih bermutu.
Soalnya bagi pemuda itu adalah ia ingin meraih hidup yang bermutu dengan tidak perlu kerja keras. Baginya, hidup yang bermutu itu dapat dicapai dengan cara pintas. Tidak harus melalui proses yang berbelit-belit. Ia ingin mutu hidup itu ia capai tidak dengan kerja keras.
Ia merasa yakin akan pandangannya itu. Namun kemudian ia menemukan berbagai persoalan dalam hidupnya. Hidup yang bermutu yang ia dambakan ternyata tidak ia peroleh. Ia menjadi frustrasi. Ia menjadi orang yang sering bingung dengan dirinya sendiri. Setiap pilihan untuk melangkahkan kaki meraih hidup yang bermutu selalu gagal.
Sahabat, sering orang merasa bahwa hidup yang bermutu itu gampang untuk diraih. Menurut mereka, hidup yang bermutu itu dapat dicapai dalam waktu singkat. Ternyata tidak! Hidup yang bermutu itu mesti dikembangkan sejak dini. Sejak seseorang terlahir ke dalam dunia ini. Seseorang mesti dibimbing untuk bertumbuh dan berkembang dalam hidupnya. Berbagai usaha mesti dilakukan untuk menuntun seseorang menemukan hidup yang bermutu.
Hidup yang bermutu itu dicapai dengan usaha terus-menerus sepanjang hidup. Usaha untuk memiliki hidup yang bermutu itu tidak pernah berhenti. Orang yang menghentikan usahanya untuk memiliki hidup yang bermutu akan menemukan banyak kesulitan dalam hidupnya. Mengapa? Karena hidup yang bermutu itu selalu berproses dalam hidup ini.
Ada berbagai rintangan yang mesti dilewati. Ada perjalanan jatuh dan bangun dalam usaha untuk memiliki hidup yang bermutu. Orang yang tidak berhasil menghadapi rintangan hidup akan mengalami berbagai persoalan. Orang yang putus asa dan tetap terpuruk dalam pengalaman jatuh tidak akan memiliki hidup yang bermutu.
Karena itu, orang beriman mesti menyadari betul bahwa hidup yang bermutu itu mesti diraih dalam ketekunan hidup. Tidak dapat dicapai dengan jalan pintas. Hidup yang bermutu itu juga dicapai melalaui hal-hal kecil dan sederhana. Orang tidak perlu bermimpi untuk memiliki hidup yang bermutu setelah melakukan hal-hal besar. Orang mesti berani menerjang berbagai rintangan untuk memiliki hidup yang bermakna. Orang mesti berani bangun lagi setelah jatuh terpuruk.
Mari kita berusaha terus-menerus untuk memiliki hidup yang bermutu dalam hidup ini. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih damai dan sukacita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Soalnya bagi pemuda itu adalah ia ingin meraih hidup yang bermutu dengan tidak perlu kerja keras. Baginya, hidup yang bermutu itu dapat dicapai dengan cara pintas. Tidak harus melalui proses yang berbelit-belit. Ia ingin mutu hidup itu ia capai tidak dengan kerja keras.
Ia merasa yakin akan pandangannya itu. Namun kemudian ia menemukan berbagai persoalan dalam hidupnya. Hidup yang bermutu yang ia dambakan ternyata tidak ia peroleh. Ia menjadi frustrasi. Ia menjadi orang yang sering bingung dengan dirinya sendiri. Setiap pilihan untuk melangkahkan kaki meraih hidup yang bermutu selalu gagal.
Sahabat, sering orang merasa bahwa hidup yang bermutu itu gampang untuk diraih. Menurut mereka, hidup yang bermutu itu dapat dicapai dalam waktu singkat. Ternyata tidak! Hidup yang bermutu itu mesti dikembangkan sejak dini. Sejak seseorang terlahir ke dalam dunia ini. Seseorang mesti dibimbing untuk bertumbuh dan berkembang dalam hidupnya. Berbagai usaha mesti dilakukan untuk menuntun seseorang menemukan hidup yang bermutu.
Hidup yang bermutu itu dicapai dengan usaha terus-menerus sepanjang hidup. Usaha untuk memiliki hidup yang bermutu itu tidak pernah berhenti. Orang yang menghentikan usahanya untuk memiliki hidup yang bermutu akan menemukan banyak kesulitan dalam hidupnya. Mengapa? Karena hidup yang bermutu itu selalu berproses dalam hidup ini.
Ada berbagai rintangan yang mesti dilewati. Ada perjalanan jatuh dan bangun dalam usaha untuk memiliki hidup yang bermutu. Orang yang tidak berhasil menghadapi rintangan hidup akan mengalami berbagai persoalan. Orang yang putus asa dan tetap terpuruk dalam pengalaman jatuh tidak akan memiliki hidup yang bermutu.
Karena itu, orang beriman mesti menyadari betul bahwa hidup yang bermutu itu mesti diraih dalam ketekunan hidup. Tidak dapat dicapai dengan jalan pintas. Hidup yang bermutu itu juga dicapai melalaui hal-hal kecil dan sederhana. Orang tidak perlu bermimpi untuk memiliki hidup yang bermutu setelah melakukan hal-hal besar. Orang mesti berani menerjang berbagai rintangan untuk memiliki hidup yang bermakna. Orang mesti berani bangun lagi setelah jatuh terpuruk.
Mari kita berusaha terus-menerus untuk memiliki hidup yang bermutu dalam hidup ini. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih damai dan sukacita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ