Rumput laut adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang produksinya terbesar diantara komoditas unggulan lainnya. Hal ini wajar karena rumput laut sangat mudah untuk dibudidayakan. Bahkan saat ini, dapat dikatakan bahwa rumput laut telah menjadi komoditas budidaya di semua provinsi di Indonesia.

Rumput laut pada awal perkembangannya hanya terdapat di beberapa provinsi saja. Produksi terbesar tentu saja ada di provinsi sulawesi selatan. Namun seiring dengan perkembangan budidaya rumput laut itu sendiri dan teknik budidaya yang mudah, membuat perkembangan rumput laut menjadi sangat pesat. Saat ini rumput laut sudah dapat dibudidayakan hampir diseluruh provinsi Indonesia. Produksi rumput laut memang masih menjadi milik provinsi yang ada di pulau sulawesi. Perlahan tapi pasti beberapa provinsi di luar sulawesi mulai memproduksi rumput laut dan hasil produksi sangat lumayan besar. Contohnya adalah jawa timur, produksi rumput lautnya mengalami kenaikan yang cukup fantastis pada beberapa tahun belakangan ini.


Rumput laut yang saat ini berkembang dan dibudidayakan oleh para pembudidaya Indonesia ada dua jenis, yaitu Euchema contonii dan Gracilaria sp. Kedua jenis rumput laut ini dikembangkan pada media air yang berbeda dan kegunaan atau olahannya pun berbeda. Euchema cottonii dibudidayakan dengan media air laut sementara Gracilaria sp dibudidayakan pada media air payau yang biasanya berupa tambak. Metode dan teknik budidaya pada rumput laut ada tiga cara saat ini, yaitu metode lepas dasar, metode rakit dan metode long line.

Produksi Rumput Laut Perikanan Budidaya, 2007 - 2010
satuan : ton
Provinsi
2007
2008
2009
2010
Kenaikan Rata-rata
Kenaikan 2009 - 2010
TOTAL
1 766 198
2 145 060
2 963 556
3 915 017
30.57
32.11
Aceh
-
-
-
-
-
-
Sumatera Utara
102
116
231
319
50.40
37.95
Sumatera Barat
18
19
28
1
(15.09)
(97.96)
R i a u
-
-
-
-
-
-
Kepulauan Riau
787
2,956
1,621
11,775
285.61
626.40
J a m b i
-
-
-
-
-
-
Sumatera Selatan
-
-
-
-
-
-
Bangka Belitung
5
44
670
661
733.98
(1.34)
Bengkulu
-
-
-
-
-
-
Lampung
2,016
1,302
3,814
3,234
47.44
(15.21)
DKI Jakarta
1,261
612
432
280
(38.71)
(35.25)
Banten
5,255
5,574
3,277
52,426
488.25
1,499.90
Jawa Barat
12,540
12,821
13,213
16,473
9.99
24.67
Jawa Tengah
3,048
5,123
8,892
16,015
73.92
80.11
D.I. Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
Jawa Timur
52,210
74,823
340,238
388,952
137.45
14.32
B a l i
152,226
129,095
135,811
99,481
(12.25)
(26.75)
Nusa Tenggara Barat
75,509
86,000
147,251
162,411
31.80
10.30
Nusa Tenggara Timur
504,699
696,273
498,422
347,726
(6.90)
(30.23)
Kalimantan Barat
211
288
21
101
107.21
377.59
Kalimantan Tengah
36
30
30
300
294.44
900.00
Kalimantan Selatan
6,058
3,751
1,832
1,395
(37.70)
(23.85)
Kalimantan Timur
17,650
5,721
7,540
40,216
132.53
433.36
Sulawesi Utara
4,241
4,522
7,933
43,656
177.46
450.35
Gorontalo
7,117
13,500
48,280
64,035
126.65
32.63
Sulawesi Tengah
190,073
287,268
713,562
728,279
67.20
2.06
Sulawesi Barat
570
1,238
9,935
13,164
284.14
32.50
Sulawesi Selatan
630,741
648,528
774,026
1,245,771
27.71
60.95
Sulawesi Tenggara
81,787
123,486
185,229
348,981
63.13
88.41
Maluku
16,830
36,281
47,783
260,155
197.24
444.46
Maluku Utara
563
591
1,043
48,915
1,556.95
4,589.44
Papua
19
197
253
93
301.00
(63.18)
Papua Barat
626
4,900
12,190
20,202
299.08
65.73

Rumput laut adalah komoditas paling bersinar produksinya di perikanan budidaya. Perkembangannya selama empat tahun terakhir sungguh mengundang decak kagum. Betapa tidak, selama 4 tahun ini kenaikan rata-rata produksi rumput laut sangat tinggi yaitu sebesar 30,57 persen dan pada tahun 2010 lalu kenaikannya sebesar 32,11 persen. Bila dilihat secara tonase, kenaikan rumput laut sekitar 1 juta ton pada tahun 2010, 800 ribu ton pada tahun 2009 dan sekitar 500 ribu ton pada tahun 2008.
Sentra-sentra produksi rumput laut banyak terdapat di pulau Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Sentra rumput laut dapat ditemui pula di Bali dan Nusa Tenggara namun produksi rumput laut di daerah tersebut mengalami penurunan produksi terutama daerah Bali dan Nusa Tenggara Timur akibat pencemaran dan adany penyakit akibat hujan sepanjang tahun di tahun lalu. Maluku di tahun 2010 ini produksinya melonjak tinggi sehingga Maluku kini menjadi salah satu sentra produksi rumput laut. Di pulau Jawa terdapat pula sentra produksi rumput laut yaitu Jawa Timur tepatnya terletak di kabupaten Sumenep Pulau Madura. Sebagian besar produksi rumput laut Jawa Timur berasal dari kabupaten Sumenep.

Pada saat ini perkembangn budidaya rumput laut terutama di jenis cottonii berkembang pesat. Sebagian besar provinsi yang ada di Indonesia pelan-pelan mulai mencoba memproduksi rumput laut. Pada dasarnya rumput laut tidak hanya dibudidayakan di perairan laut namun dapat pula dibudidayakan di perairan payau. Perkembangan rumput laut yang luar biasa lebih banyak dihasilkan dari budidaya laut. Sementara rumput yang dibudidayakan di tambak belum begitu besar produksi bahkan hanya terdapat di beberapa provinsi saja.

Pada dasarnya jenis rumput laut banyak namun yang saat ini berkembang baik budidayanya hanya jenis cottonii dan gracilaria.
Produksi rumput laut tertinggi pada tahun 2010 adalah provinsi Sulawesi Selatan dengan total produksinya sebesar 1.245.771 ton. Sulawesi Selatan juga menjadi yang nomor satu sebagai penghasil rumput laut jenis cottonii maupun gracilaria di tahun 2010. Rata-rata kenaikan produksi rumput laut Sulawesi Selatan selama 4 tahun terakhir sebesar 27,71 persen dan kenaikan tertinggi terjadi di tahun 2010 yang lalu dengan kenaikan sebesar 60,95 persen. Produksi rumput laut Sulawesi Selatan di prediksi masih akan terus naik dan tetap menjadi yang nomor satu di tahun selanjutnya.


Pencapaian Produksi Rumput Laut Menurut Provinsi, 2010
No
Provinsi
Tahun
Capaian (%)
2010
2010**
Jumlah
3,915,017
2,672,800
146.48
1
Nangro Aceh Darusalam
-
2,000
-
2
Sumatera Utara
319
2,000
15.96
3
Sumatera Barat
1
2,000
0.03
4
R i a u
-
-
5
Kepulauan Riau
11,775
40,000
29.44
6
J a m b i
-
-
7
Sumatera Selatan
-
-
8
Bangka Belitung
661
20,000
3.31
9
Bengkulu
-
-
10
Lampung
3,234
300
1,078.02
11
DKI Jakarta
280
700
39.96
12
Banten
52,426
1,500
3,495.03
13
Jawa Barat
16,473
3,000
549.11
14
Jawa Tengah
16,015
20,000
80.08
15
D.I. Yogyakarta
-
-
16
Jawa Timur
388,952
50,000
777.90
17
B a l i
99,481
150,000
66.32
18
Nusa Tenggara Barat
162,411
170,530
95.24
19
Nusa Tenggara Timur
347,726
680,000
51.14
20
Kalimantan Barat
101
150
67.50
21
Kalimantan Tengah
300
20
1,500.00
22
Kalimantan Selatan
1,395
600
232.50
23
Kalimantan Timur
40,216
30,000
134.05
24
Sulawesi Utara
43,656
50,000
87.31
25
Gorontalo
64,035
80,000
80.04
26
Sulawesi Tengah
728,279
300,000
242.76
27
Sulawesi Barat
13,164
70,000
18.81
28
Sulawesi Selatan
1,245,771
660,000
188.75
29
Sulawesi Tenggara
348,981
150,000
232.65
30
Maluku
260,155
130,000
200.12
31
Maluku Utara
48,915
40,000
122.29
32
Papua
93
10,000
0.93
33
Papua Barat
20,202
10,000
202.02

Capaian target produksi rumput laut secara nasional cukup tinggi. Total produksi pada tahun 2010 sebesar 3.915.017 ton ini lebih tinggi dibandingkan dengan targetnya yang sebesar 2.672.800 ton sehingga capaian target produksi rumput laut secara nasional sebesar 146,48 persen. Capaian target produksi tertinggi adalah provinsi Banten yang hanya ditargetkan sebesar 1.500 ton pada tahun 2010 mampu digapai dengan produksi sebesar 52.426 ton sehingga secara prosentase capaiannya sebesar 3.495,03 persen. Sedangkan capaian target produksi terendah adalah provinsi Aceh yang ditarget sebesar 2.000 ton tidak mampu digapai sama sekali atau produksinya tidak ada sama sekali.

No
Prosen
Provinsi
Frekuensi
Prosentase
1
< 50%
Aceh, Sumut, Sumbar, Kepri, Babel, DKI Jakarta, Sulbar, Papua
8
28.6
2
50 - 75%
Bali, NTT, Kalbar
3
10.7
3
76 - 100%
Jateng, NTB, Sulut, Gorontalo
4
14.3
4
>=100
Lampung, Banten, Jabar, Jatim, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulteng, Sulsel, Sultera, Maluku, Malut, Papua Barat
13
46.4
Total
28
100

Secara umum capaian target produksi rumput di atas 100 persen. Ada sekitar 13 provinsi yang capaiannya di atas 100 persen bahkan beberapa provinsi capaian jauh melebihi target yang ditetapkan. Dari 13 provinsi ini termasuk didalamnya provinsi yang selama ini menjadi sentranya produksi rumput laut Indonesia seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Jawa Timur. Tidak semua sentra produksi rumput mencapai target yang telah ditetapkan yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Bali dan Nusa Tenggara termasuk sentra produksi yang capaian paling rendah. Capaian keduanya berada dikisaran 40 – 75 persen. Akan tetapi banyak pula yang capaian target produksi di bawah 50 persen bahkan ada yang tidak mampu memproduksi rumput laut sama sekali padahal sudah ditargetkan produksinya. Sebanyak 8 provinsi capaian produksinya yang sangat rendah atau di bawah 50 persen.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RL
N
28
Normal Parametersa
Mean
1.3044E2
Std. Deviation
2.80824E2
Most Extreme Differences
Absolute
.321
Positive
.309
Negative
-.321
Kolmogorov-Smirnov Z
1.699
Asymp. Sig. (2-tailed)
.006
a. Test distribution is Normal.

Data capaian target produksi rumput laut sebanyak 28 data capaian setelah dilakukan uji distribusi normal data menghasilkan nilai signifikansi hitung sebesar 0,006 lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti data tidak berdistribusi normal sehingga keseluruhan data ini tdak dapat digunakan untuk melakukan uji beda satu rata-rata.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
RL
N
24
Normal Parametersa
Mean
1.1418E2
Std. Deviation
1.23240E2
Most Extreme Differences
Absolute
.186
Positive
.186
Negative
-.177
Kolmogorov-Smirnov Z
.912
Asymp. Sig. (2-tailed)
.377
a. Test distribution is Normal.

Setelah diamati data capaian target produksi terdapat data-data capaian yang ektrim yaitu Banten, Kalimantan Tengah, Lampung dan Jawa Timur. Kemudian data capaian ini dikeluarkan sehingga hanya terdapat 24 data capaian. Hasil pengolahan data menghasilkan nilai signifikansi hitung sebesar 0,377 lebih besar dari nilai signifikansi uji sebesar 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk uji beda satu rata-rata.

One-Sample Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
RL
24
1.1418E2
123.23966
25.15619

Hanya sebanyak 24 data capaian saja yang akan digunakan untuk melakukan uji beda satu rata-rata sedangkan 4 data lainnya diabaikan. Rata-rata dari data sebesar 114,18 dengan standar deviasi sebesar 123,24 dan standar error dari rata-rata data sebesar 25,16.

One-Sample Test
Test Value = 100
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
RL
.564
23
.578
14.18000
-37.8595
66.2195

Hasil pengolahan data dengan menggunakan 24 data capaian menghasilkan nilai signifikansi hitung sebesar 0,578 yang berarti data capaian semua provinsi sama dengan 100 persen. Hasil ini menyimpulkan bahwa rata-rata setiap provinsi mencapai target produksi rumput laut. Bila dilihat interval kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa data bahkan data capaian cenderung berada di atas 100 persen dan bila dilihat kembali table capaian target produksi maka memang banyak yang mencapai target produksi di atas 100 persen bahkan beberapa provinsi capaiannya lebih dari 10 kali lipat dari targetnya.



Sumber :
Dede Fardiansyah, S.Si  ,
 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya [DJPB], all right reserved.
 
Top