Mencintai Rasulullah SAW dan Meneladaninya – Mengingat begitu besar perhatian beliau kepada kita, maka sepantasnya kita mencintai beliau, karena dengan mencintai beliau itu merupakan bukti adanya iman di dada kita. Salah satu bukti mencintai beliau ialah mentaati perintah dan meninggalkan larangannya, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an.
“Katakanlah: ‘jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3]: 31)
Konsekuensinya, apa yang disampaikan beliau, harus kita lakukan dan apa yang dilarang beliau, harus kita tinggalkan (QS. Al-Hasyr [59]: 7).
“…apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr [59]: 7)
Di samping itu kita harus berdo’a untuk kesejahteraan dan keselamatan beliau dengan mengucapkan shalawat kepadanya sebagai ungkapan terima kasih. Untuk melihat bagaimana dan betapa pentignya bacaan shalawat kepada beliau perhatikan firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk beliau dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 56)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT dan para malaikat-Nya sama mengucapkan shalawat untuk beliau, ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Di samping oitu shalawat merupakan doa yang seharusnya kita panjatkan kepada Allah sebagai ungkapan syukur kepada beliau yang telah membimbing dan menyelamatkan kita dari api neraka.
“…dan kamu di atas tebing neraka, kemudian kamu Aku selamatkan dari padanya…” (QS. Ali Imran [3]: 103)
Berdasarkan ayat tersebut, kita berada di tepi jurang kesesatan, kemudian diselamatkan dan terbebas dari jurang itu. Itulah jurang kemusyrikan (penyekutuan Tuhan), menuju kepada ajaran tauhid (pengesaan Allah yang murni).
Muhammad sebagai Teladan
Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi kita, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri teladan yang baik bagi orang yang ingin (rahmat) Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
 

Yang harus diteladani ialah sifat-sifat, ucapan, dan perbuatan beliau, antara lain tertuang kdalam sifat-sifat wajib baginya: shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah (jujur, dapat dipercaya, menyampaikan wahyu, dan cerdas). Dengan demikian kita akan terhindar dari sifat kidzib (bohong), khiyanah (khianat), kitman (menyimpan kebenaran), dan baladah (bodoh).
Di samping sifat-sifat tersebut kita juga harus mencontoh sifat sabar, ikhlas, dermawanan, pemaaf, lemah lembut, suka menggembirakan kepada orang lain, suka humor, dan sebagainya.
Jika diklasifikasikan sunnah Rasul SAW itu terdapat empat bagian, yakni:
  • Pertama, wajib dan harus diikuti, seperti perintah beribadah wajib kepada Allah SWT.
  • Kedua, sunnah diikuti, seperti perintah melakukan sunnah, sedekah, dan sebagainya.
  • Ketiga, yang bersifat netral (mubah), yaitu sesuatu yang terkain dengan kondisi geografis (letak wilayah), biologis (keadaan jasmani), seperti kesukaan makan,cara berpakaian, dan sebagainya.
  • Keempat, diharamkan mengikuti, seperti istri lebih dari satu atau dalam kondisi tertentu, seperti paska perang dalam rangka pengasuhan anak yatim dan menyantuni janda, maka maksimal diperbolehkan beristri empat.
Kita sebagai orang Islam sepatutnya mencintai Rasul, kita bisa mencontoh apa yang baik-baik darinya. Sekian dulu untuk kali ini, mungkin sekiranya ada salah mohon maaf dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Kita ambil yang baik-baik dan kita hindari yang buruk-buruk. Semoga ini bisa memperkuat iman dan rasa cinta kita agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Sekian…

Semoga bermanfaat......
 
Top