1. Teknik penyuntikan hormon (hipofisasi)
Ikan lele dumbo yang berupa bastar (hibrida) dari induk jantan Clarias gariepinus dan induk betina Glorias fuscus itu ternyata terjadinya bukan karena perkawinan secara alamiah, melainkan diatur dan dilakukan secara "paksa" (secara buatan) olehmanusia. Karena kedua species induk-induknya berbeda dan asal-usulnya dari tempat yang berlainan pula lingkungannya.
Jika kita tengok di alam aslinya sana, Clarias gariepinus maupun Clarias fuscus dapat memijah (kawin) antarjenisnya masing-masing secara alamiah dengan mudah, sesuai dengan nalurinya, tanpa campur tangan manusia. Tapi di tempat pemeliharaan yang baru belum tentu mereka mau memijah (kawin). Maka orang "memaksanya", yaitu dengan cara
merangsangnya dengan menyuntiknya dengan hormon yang diambil dari kelenjar hipofisa ikan juga. Bahkan tak hanya disuntik saja, disusul pula dengan mengeluarkan telur-telurnya dari rongga perut induk betina dan sperma dari mduk jantan, dicampurkan di dalam suatu wadah agar terjadi pembuahan (fertilisasi) secara buatan. Ternyata cara itu telah berhasil diperoleh suatu hibrida yang dinamakan lele dumbo.
Kegunaan teknik hipofisasi yang disusul dengan fertilisasi buatan itu ialah :
- Memungkinkan diperoleh hibrida dari dua species yang tidak mau kawin dengan sendirinya secara alami.
- Memungkinkan dikawinkannya dua induk dari satu species yang dipelihara pada lingkunganhidup yang berbedadari alam aslinya.
- Untuk mengadakan pengaturan dalam memproduksi benih ikan, agar memungkinkan diproduksi benih di luar musim pemijahan yang lazim/alamiah.
- Untuk dapat diproduksi benih ikan sebanyak yang dikehendaki oleh orang, yaitu telur-telur dapat dibuahi, diteteskan, selanjutnya diipuk dan dibesarkan secara terkontrol (terkendali) bebas dari gangguan hama, penyakit, supaya kelangsungan hidupnya tinggi.
a. Persiapan induk lele untuk dihipofisasi
Maksud penyuntikan induk ikan dengan ekstrak kelenjar hipofisa (atau dengan hormon pengganti lainnya) adalah untuk merangsang telur-telur yang sudah masak di dalam indung telur (ovarium) ikan betina supaya siap untuk dikeluarkan, selanjutnya dibuahi. Oleh karena itu penyuntikan hormon itu hanya berhasil apabila di dalam ovarium ikan betina yang disuntik itu memang telurnya sudah masak. Apabila belum masak, maka hipofisasi itu akan sia-sia saja ! Karena itu, suatu perusahaan peternakan lele dumbo harus memelihara calon-calon induk dengan baik sehingga mengandung telur yang siap untuk dibuahi.
Tanda-tanda induk lele dumbo betina yang sudah masak telur, adalah sebagai berikut :
- Perut gendut dan lembek jika dirabah Hendaknya dibedakan dari ikan lele yang perutnya besar karena kenyang (penuh makanan); perut ikan yang besar karena kenyang, jika diraba terasa padat.
- Dubur agak menonjol dan berwarna kemerahan.
Adapun ikan jantan yang siap memijah mempunyai tanda :
- Bagian perut langsing saja, jika bagian perut itu diurut ke arah dubur, akan mengeluarkan cairan putih, yaitu air mani.
Ikan lele jantan tidak perlu dirangsang dengan suntikan hipofisa, karena pada umumnya mudah memijah Induk jantan dan induk betina yang sudah dipilih dikumpulkan secara terpisah di dalam happa yang dipasang di dalam bak berair bersih yang terpisah pula, menunggu saatnya diadakan perlakuan selanjutnya (lihat Gambar 15).
Perlu diperhatikan bahwa cara penangkapan dan penanganan calon induk betina harus hati-hati benar, sebab jika lele betina yang sudah hamil tua menderita stres akan dapat mengeluarkan telurnya secara tak terkendali (keguguran). Lele dumbo jantan mengandung sperma relatif sedikit dan sukar dikeluarkan dengan cara diurut dari luar perutnya. Oleh karena itu pada pembiakan secara buatan, lele dumbo jantan harus dibunuh, dibedah rongga perutnya untuk dikeluarkan seluruh kantong spermanya (gonada) lalu ditaruh dalam suatu wadah dan selanjutnya gonada dihancurkan untuk memperoleh air mani cukup banyak.
b. Alat-alat yang diperiukan
Pelaksanaan hipofisasi memerlukan alat-alat : (a) penggerus, (b) mangkuk, (c) cawan petri beberapa buah, (d) wadah berskala ukur dari plastik atau gelas, (e) waskom plastik, f) waring, (g) penyerok, (h) pisau operasi, (i) gunting operasi, (j) jarum pencukil, (k) alat suntik,
1) pinset, (m) pisau dapur yang tajam, (n) talenan, (o) kertas tisu, (p) Aqua bi-destilata, (q) larutan garam NaCI 0,7%, (r) botol penyemprot 2 buah, 1 diisi aqua bi-dest, 1 lagi diisi larutan garam 0,7%, (s) bulu ayam yang disterilkan, (t) handuk untuk lap, dan (u) timbangan berkapasitas 5 kg, (v) ember plastik besar dan kecil.
Lanjut: