Saat ini harga Komoditi kedelai boleh dikatan lumayan dan menjadi bahan pembicaraan terutama bagi para pengelola industri tahu maupun tempe. Selama ini bangsa indonesia lebih banyak mengimpor komoditi kedelai melalui negera luar hal ini disebabkan karena jumlah kebutuhan bangsa indonesia terhadap komoditi ini cukup banyak sedangkan untuk masyarakat kita sendiri masih banyak yang belum membudidayakan secara menyeluruh dengan alasan banyaknya kendala terutama hama dan penyakit.

hal demikian bisa kita maklumi mengingat kurangnya pengetahuan para petani yang tidak melaksanakan anjuran dalam sistim budidaya sehingga terjadi gangguan hama dan penyakit. Anehnya masyarakat tani kita sering kapok dalam masalah budidaya ini mengingat banyaknya hama. Namun demikian mulai saat ini hendaknya petani supaya jeli dan diharapkan tangguh dalam menghadapi kendala yang sering timbul khususnya dalam budidayanya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pakar pertanian dan para peneliti Indonesia ternyata memang benar banyak hama dan penyakit yang biasa menyerang pada tanaman kedelai. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai adalah gangguan hama. Serangan hama pada tanaman kedelai dapat menurunkan hasil sampai 80%, bahkan puso apabila tidak dilakukan tindakan pengendalian. Tanaman kedelai disukai oleh hama dan penyakit, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang, yakni hama yang terdapat dalam tanah, lalat bibit, ulat daun, hama penggerek batang dan hama polong kedelai.
Teknik pengendalian dengan teknik budidaya merupakan teknik pengendalian yang murah, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan mudah dikerjakan oleh petani perseorangan atau kelompok. Untuk mengembangkan teknik pengendalian ini diperlukan pengetahuan sifat-sifat ekosistem setempat, khususnya tentang ekologi dan perilaku hama, seperti bagaimana hama memperoleh berbagai persyaratan bagi kehidupannya termasuk makanan, perkawinan, dan tempat persembunyian untuk menghindari dari cuaca buruk dan musuh alami. Pengetahuan tentang biologi dan ekologi hama dapat membantu memahami titik lemah hama, sehingga dapat diketahui fase hidup hama yang paling tepat untuk dilakukan pengendalian.

Upaya pengendalian hama kedelai dengan teknik budidaya dapat dilakukan dengan cara:
  1. Penanaman kedelai umur genjah seperti varietas Grobogan, Malabar, dan Tidar (umur 74-78 hari) merupakan salah satu usaha untuk memperpendek akumulasi tanaman terserang hama, mengurangi kesesuaian ekosistem dan mengganggu penyediaan makanan atau keperluan hidup hama;
  2. Penggunaan varietas tahan hama, seperti Lumajang Bewok, Gumitir, Tidar, Kerinci, dan Agropuro yang tahan hama lalat bibit. Varietas Ijen, Panderman dan Argopuro tahan ulat grayak. Varietas Gumitir dan Argopuro tahan hama penghisap polong. Penanaman varietas tahan merupakan teknik budidaya untuk mengurangi dampak kerusakan tanaman dan mengurangi kesesuaian ekosistem hama;
  3. Penggunaan tanaman perangkap jagung dengan berbagai umur (genjah sedang dan dalam) yang ditanam di sekeliling pematang areal pertanaman kedelai dapat mengurangi serangan hama ulat polong kedelai. Penanaman tanaman perangkap Sesbania rostata di pematang dapat mengurangi serangan hama penghisap polong;
  4. Rotasi atau pergiliran tanaman antara kedelai, padi, atau dengan tanaman bukan kacang-kacangan dapat memutus siklus hama dan menekan populasi hama kedelai seperti lalat kacang, kutu kedelai (Bemisia tabaci), ulat jengkal, kumbang kedelai, kepik polong dan penggerek polong;
  5. Tumpang sari kedelai dengan jagung merupakan upaya untuk mengendalikan hama kedelai. Tanaman jagung dapat berperan sebagai tanaman penghalang dari distribusi dan penyebaran hama di pertanaman kedelai. Populasi hama kutu kedelai (Bemisia tabaci) pada pertanaman tumpang sari kedelai-jagung lebih rendah dari pada tanaman monokultur kedelai. Tumpang sari jagung dengan kedelai disamping sebagai tanaman penghalang distribusi dan penyebaran hama juga dapat berfungsi sebagai tanaman perangkap.

     Hama penggerek polong kedelai lebih menyukai meletakkan telurnya pada rambut tongkol jagung daripada polong kedelai, sehingga sebagian besar populasi hama penggerek polong berada pada tanaman jagung.

 
Sumber Referensi: Balai Penenelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

 
Top