BAB 2: ALAM SEMESTA
Pada bab ini kita akan menyinggahi planet-planet dan benda-benda angkasa yang lain. Matahari, bulan, dan bumi adalah yang paling kita kenal diantara semuanya. Sebenarnya masih banyak lagi benda angkasa yang tidak bisa kamu lihat.
Bayangkanlah film kartun atau film-film mengenai angkasa luar! Di film tersebut nampak bahwa angkasa di atas awan penuh dengan bintang, planet, dan meteorit. Semuanya merupakan benda langit. Milyaran benda langit berkumpul bersama-sama membentuk kumpulan sistem bintang yang dinamakan galaksi. Semua benda langit sangatlah besar. Bumi kita teramat kecil dibandingkan benda angkasa lain. Namun, bumi sudah cukup besar untuk dihuni manusia, binatang, gunung-gunung, lautan, dan segala sesuatu yang dapat kamu bayangkan.

Sekarang ayo kita teruskan perjalanan ke kumpulan sistem bintang, yaitu galaksi yang didalamnya terdapat milyaran bintang..
GALAKSI


Galaksi terdiri dari milyaran bintang-bintang. (Bintang merupakan benda langit seperti halnya matahari. Namun bumi dan bulan bukan bintang). Terdapat sekitar tiga trilliun bintang dalam galaksi yang terbesar. Pada umumnya setiap galaksi berisi 200 hingga 300 milyar bintang, sementara galaksi kecil memiliki 100 milyar bintang.
Sekarang cobalah berpikir sejenak: apa artinya satu milyar untukmu? Jika kamu meletakkan dua nol setelah angka satu, akan menjadi 100. Jika kamu menambahkan satu nol lagi maka ia akan menjadi 1000. Tambahkan satu nol lagi, dan kamu memiliki angka 10,000 (sepuluh ribu). Dapatkah kamu berhitung sampai 10.000? Kamu pasti bisa, walau tentunya sangat lama. Tapi, kita masih belum mencapai angka satu milyar. Sekarang kita tambahkan dua nol lagi untuk 10,000. Sekarang menjadi 1,000,000 (satu juta). Kita baru sampai pada sedikit sekali jumlah bintang-bintang dalam sebuah galaksi. Namun, jika kamu menambahkan tiga nol lagi setelah 1,000,000, maka sampailah kita pada angka 1,000,000,000 (satu milyar). Dapatkah kamu berhitung sampai 1,000,000,000? Berhitung sampai satu milyar akan menghabiskan waktu beberapa dekade, satu dekade sama dengan sepuluh tahun.

Kini kita hampir mencapai jumlah bintang-bintang dalam galaksi. Jika kamu letakkan dua nol lagi setelah angka 1,000,000,000, ia akan menjadi 100,000,000,000 (seratus milyar). Ini adalah jumlah bintang didalam galaksi yang paling kecil.

Sudahkan terbayang olehmu mengenai ukuran alam semesta? Jika kamu menghabiskan hidupmu hanya untuk berhitung, tetap saja kamu masih akan gagal untuk menghitung semua bintang di angkasa. Allah, sang Pencipta alam semesta, telah menciptakan ruang angkasa yang tak terbayangkan luasnya olehmu dari sesuatu yang tak ada, dan Allah selalu mengawasi setiap titik di jagat raya ini. Allah mengetahui dan melihat semua yang ada di dalam alam semesta ini, berikut segala sesuatu yang terjadi di dalamnya. Al Qur’an menjelaskan Kekuatan Allah yang tak terbatas ini sebagai berikut: :
... Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah Al 'Imran: 29)
Sekarang ayo kita coba kembali untuk mempelajari galaksi lebih lanjut.

Dalam setiap galaksi terdapat pusat galaksi. Di sekeliling pusat galaksi terdapat lengan yang berputar dengan kecepatan yang luar biasa. Lengan ini terdiri atas bintang-bintang, gas dan awan debu.

Galaksi, dengan pusat galaksi dan lengannya, menjadi benda langit yang terbesar di angkasa. Benda langit ini juga membentuk gugusan galaksi. Didalamnya terdapat ribuan galaksi. Selanjutnya, gugusan-gugusan galaksi tersebut membentuk kumpulan gugusan benda langit. Gugusan-gugusan ini semakin besar dan terus membesar.

Sekarang perhatikan apa saja yang telah kita ketahui:

Galaksi terdiri atas milyaran, bahkan trilliunan bintang-bintang;

Setiap galaksi memiliki pusat galaksi;
Galaksi memiliki lengan yang terdiri atas bintang-bintang, gas dan awan debu yang berputar mengelilingi pusat galaksi dengan kecepatan tinggi.

Galaksi-galaksi secara bersama-sama membentuk gugusan galaksi. Bahkan terdapat hampir ribuan galaksi yang membentuk gugusan tersebut.
Gugusan-gugusan galaksi juga bersama-sama membentuk gugusan-gugusan lagi.
Ingatlah bahwa sebuah galaksi kecil memiliki 100 milyar bintang-bintang yang besarnya belum tentu sebesar matahari. Selain itu, terdapat planet yang besar dan kecil seperti halnya bumi kita yang berputar mengelilingi bintang-bintang tersebut.

Sekarang coba perhatikanlah. Dapatkah milyaran bintang berkumpul bersama dengan teratur secara kebetulan? Dapatkah bintang-bintang memunculkan sebuah keteraturan yang memungkinkannya bergerak tanpa bertabrakan dengan benda-benda langit lainnya (misalnya bumi kita dengan planet-planet yang lain)?

Nyatanya tidaklah demikian. Semua memperlihatkan bahwa perputaran dan pergerakan bintang-bintang dengan kecepatan tinggi tanpa bertabrakan dengan benda langit lainnya sejak saat pertama keberadaanya merupakan tanda dari keberadaan Alah Sang Pencipta, Sang Perencana, Sang Pengatur, Yang Mengatur Alam Semesta. Allah telah membuat jalur bagi setiap planet, bintang, dan komet di angkasa. Mereka semua berada di jalurnya masing-masing tanpa bertabrakan dengan yang lainnya.

Sekarang mari kita lanjutkan petualangan kita ke galaksi kita sendiri.

Bima Sakti
Bumi kita berada di dalam galaksi yang bernama Bima Sakti yang ukurannya sangat besar. Sebagaimana galaksi lainnya, Bima Sakti juga memiliki pusat galaksi. Mungkin kamu masih ingat apa yang disebut sebagai pusat galaksi seperti yang sudah kita bahas dibagian sebelumnya. Bintang-bintang yang terdapat di bagian tengah merupakan bintang-bintang yang sangat tua dab berwarna merah atau kuning. Sedangkan yang berada di lengan galaksi masih berusia muda dengan suhu tinggi dan berwarna biru. Selain itu, gas dan awan debu juga terdapat di lengan ini.


SaTanda panah menunjukkan letak planet Bumi dalam Milky Way.
Bima Sakti berbentuk spiral; kenyataannya, bentuk galaksi ini menyerupai “Setir Mobil”. Ia memiliki lengan dari pusatnya ke arah luar. Ada empat lengan. Salah satunya dinamakan “Hunter Arm”. Kumpulan planet yang disebut “Tata Surya” berada di lengan ini, dan bumi kita merupakan salah satu planet yang berada di dalam kelompok ini.

Sistem Tata Surya kita terletak sedikit lebih jauh dari setengah lengan yang keluar dari pusat spiral galaksi. Matahari (dan sistem tata surya kita) berevolusi mengelilingi pusat galaksi, dan menyelesaikan perjalanannya mengelilingi galaksi setiap 220 milyar tahun lebih.
Bima Sakti yang sangat besar ini telah berbentuk dan bergerak seperti saat ini selama milyaran tahun. Meskipun semua bintang berevolusi dengan kecepatan luar biasa, mereka tetap berada di jalurnya masing-masing.

Walaupun demikian, mustahil bintang-bintang itu membentuk diri atas kemauan mereka sendiri. Juga mustahil bagi mereka untuk mencapai kesepakatan; menetapkan lintasan yang tepat dan bergerak secara teratur. Juga mustahil jika aturan yang mengatur bintang-bintang ini terbentuk dengan sendirinya. Bayangkan batu-batu di tamanmu!

Dapatkah batu-batu itu mengambil keputusan dan berkata, “Biarkan sebagian dari kami berada di tengah dan sebagian lagi pada jari-jari, untuk kemudian berputar mengelilingi taman itu?“ Apakah kamu akan percaya apabila ada yang mengatakan bahwa batu-batu itu telah saling bicara tentang hal ini? Tentu saja tidak. Dengan demikian, mengatakan bahwa Bima Sakti terbentuk secara kebetulan dan bintang-bintang mulai bergerak menurut kemauan mereka sendiri akan menjadi sama lucunya dengan cerita batu-batu di taman tadi. Ingatlah bahwa benda langit adalah benda mati yang tak memiliki kesadaran seperti halnya batu-batu di taman.
Tak ada selain kekuasaan Allah yang mampu menciptakan milyaran bintang raksasa di alam semesta dengan teratur. Allah menciptakan mereka beserta aturanNya untuk setiap mereka. Mereka membuktikan Kekuasaan dan Pengawasan Allah atas alam semesta. Karenanya, setiap informasi yang kita pelajari mengenai alam semesta ini mengingatkan kita pada keberadaan Allah Yang menciptakan alam semesta. Demikianlah, Allah pun memperlihatkan kepada kita Kearifan dan Ilmu-Nya yang tak terhingga..
Sekarang, mari kita amati bintang-bintang.

BINTANG
Bintang dan planet terbentuk melalui pemadatan gas dan debu di angkasa yang disebut “nebula”. Karenanya, nebula, sumber dari benda-benda angkasa, memiliki peran terpenting di alam semesta. Nebula tidak memiliki cahaya sebagaimana bintang-bintang. Sehingga sangat sulit untuk melihatnya. Mereka terlihat hanya jika gas didalamnya keluar memancarkan cahaya atau jika mereka memantulkan cahaya bintang. Kita juga dapat melhatnya ketika mereka melewati suatu sumber cahaya.


Dilihat dari kejauhan, kita melihat bintang-bintang dalam bentuk segilima maupun segienam. Sebenarnya, bintang-bintang itu bundar, seperti matahari kita.
Bintang memancarkan panas, cahaya, dan energi. Selain dari bintang-bintang berukuran kecil, terdapat pula bintang yang berukuran sangat besar. Ternyata matahari bukanlah sebuah bintang besar; masih banyak sekali bintang yang lebih besar darinya.

Baiklah, tahukah kamu bahwa bintang juga memiliki jangka hidup? Bintang bukan makhluk hidup, namun ia seperti makhluk hidup yang dilahirkan, hidup, dan kemudian mati.

Telah kita ketahui, bintang-bintang terlahir di dalam nebula. Kehidupan sebuah bintang besar seringkali berakhir dengan sebuah ledakan dahsyat, bahan penyusunnya berhamburan ke segala arah. Dari serpihan-serpihan itu, akan muncul bagian-bagian yang akan membentuk bintang atau planet yang lebih kecil. Matahari dan planet-planet di dalam Tata Surya termasuk bumi kita terbentuk setelah adanya ledakan dahsyat sebuah bintang raksasa di masa lalu.

Sekarang, ayo kita jelajahi Tata Surya kita dan melihat seperti apakah dia!


SISTEM TATA SURYA
Dalam Tata Surya, terdapat sembilan planet besar dengan 61 satelit dan asteroid yang tak terhitung jumlahnya, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang bernama matahari. Matahari terletak di pusat Tata Surya.

Sembilan planet ini, yang merupakan bagian dari Solar system (Tata Surya), saling berevolusi mengelilingi matahari dalam sebuah keteraturan. Mari kita ingat kembali nama-nama planet dari yang terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Jadi, bumi kita adalah planet ke-tiga dari matahari.
Setiap planet di Tata Surya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Suhu pada beberapa planet cukup tinggi untuk meleburkan sesuatu. Sedangkan ada diantaranya yang permukaannya tertutup oleh es. Beberapa planet hampir seluruhnya terdiri atas gas. Bahkan beberapa planet berukuran kecil seperti bulan.
Terdapat hubungan yang sangat harmonis antara satelit dengan induknya. (Dalam astronomi, induk adalah sesuatu yang benda lain berkeliling terhadapnya.
Matahari adalah induk dari bumi, bumi adalah induk dari bulan). Planet menarik satelit-satelitnya. Satelit juga mengimbangi tarikan tersebut. Tanpa kesetimbangan tersebut, satelit akan menumbuk planet atau pecah dan menghilang angkasa.

Singkatnya, jika bulan berotasi lebih lambat, ia akan tersedot bumi dengan kecepatan sangat tinggi. Ini akan menjadi akhir kehidupan bumi. Dan jika ia berotasi lebih cepat, ia akan menjauh dari bumi dan tak menjadi satelit bumi lagi.

Sekarang mari kita amati matahari, pusat Tata Surya kita.


Matahari
Matahari adalah benda langit terbesar di Tata Surya. Ia terdiri atas gas yang sangat panas dan berpijar. Setiap detik, terjadi ledakan diseluruh permukaannya, matahari sendiri merupakan bom nuklir yang sangat besar. Ledakan di permukaannya sama dengan energi yang dipancarkan oleh jutaan bom atom. Mereka menghasilkan kobaran-kobaran api yang besarnya 40 hingga 50 kali besar bumi.

Matahari bagaikan bola api yang memancarkan panas dan cahaya yang sangat kuat dari permukaannya. Jika tidak ada matahari, sepanjang hari akan gelap, dan permukaan bumi akan tertutup es. Yang pasti, tidak akan ada kehidupan di bumi ini.

Suhu permukaan matahari adalah 6,000°C (11,000°F), sementara itu suhu intinya 12,000,000°C (21,600,000°F).
Ruang angkasa (ingatlah kembali film mengenai ruang angkasa) adalah tempat yang gelap, sangat luas, dan kosong. Bumi kita adalah salah satu benda langit di dalamnya, dan tak tidak ada satupun yang cukup dekat untuk menerangi dan memanaskan bumi kita.
Sinar matahari sangatlah terang. Mungkin kamu pernah mencoba menatap matahari di siang yang cerah. Setelah beberapa detik, matamu akan merasa silau bukan? Karena cahayanya yang sangat terang, menatap matahari secara langsung sangat berbahaya bagi mata. Demikian pula berjemur di terik matahari dalam waktu lama di musim panas juga berbahaya. Beberapa bagian kulit kita akan terbakar, dan hanya bisa disembuhkan oleh dokter. Terutama di musim panas, matahari sangatlah panas. Tetapi, jarak matahari jutaan kilometer jauhnya dari bumi kita, dan hanya seper dua ribu dari panas matahari yang sampai di bumi.
Jika suhu bumi cukup panas meskipun jarak matahari dan bumi sangat jauh, dapatkah kamu bayangkan panasnya matahari?

Para ilmuwan sudah memperkirakan besarnya. Namun, kita tidak akan mampu membayangkannya dengan mencoba membandingkannya dengan suhu benda-benda yang kita kenal di bumi. Anggap suhu permukaan matahari adalah 6,000°C (11,000°F). Di bagian tengahnya bisa mencapai 12,000,000°C (21,600,000°F). Tak ada benda panas mana pun di bumi yang dapat dibandingkan dengannya. Tanganmu sulit menyentuh air yang panasnya 50°C (120°F). Bahkan pada cuaca yang panas, suhunya hanya sekitar 40–50°C (105-120°F). Contoh ini menunjukkan bahwa Allah mengatur dengan sangat tepat jarak antara bumi dengan matahari. Jika matahari sedikit saja lebih dekat dengan kita, segala sesuatu di bumi ini akan layu dan kering karena panasnya dan berubah menjadi abu. Sebaliknya, jika ia sedikit lebih jauh, segala sesuatu akan membeku. Tentu saja, tidak akan ada kehidupan pada keduanya.


Jika matahari lebih dekat ke bumi, planet kita menjadi terlalu panas. Semua kesetimbangan yang rumit ini berada di bawah pengendalian Allah.
Daerah kutub, yang sedikit menerima panas matahari, selalu tertutup oleh es. Sedangkan daerah katulistiwa, dimana sinar matahari yang diterima jauh lebih banyak, selalu panas. Allah telah menciptakan daerah tersebut sebagai contoh untuk kita. Daerah lainnya lebih sesuai untuk hidup manusia. Hal ini menunjukkan karunia Allah kepada kita. Karena, jika Allah tidak menentukan jarak antara bumi dengan dan matahari dengan tepat, kita akan lebih sulit untuk hidup di bumi. Bahkan bisa jadi tak ada lagi kehidupan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan, Allah menciptakan Matahari dan Bulan dengan sangat sempurna agar manusia dapat hidup di planet ini. Dala Al Qur’an, Allah memberitakan bahwa matahari dan bulan bergerak atas perintah Allah:
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (Surat ar-Ra'd: 2)
Gaya Tarik Gravitasi Matahari
Benda langit yang tak terhitung jumlahnya bergerak teratur secara sempurna tanpa saling bertubrukan karena Allah menempatkan mereka ke dalam orbitnya dengan tepat. Orbit adalah lintasan sebuah planet atau komet ketika berevolusi terhadap matahari. Tak satu pun planet yang berhenti mengikuti lintasan ini kecuali hilang di angkasa raya. Semua ini karena planet-planet mengalami gaya gravitasi matahari. Ketika kamu membaca tulisan ini, bumi kita bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan 108,000 kilometer (700,000 mil ) per jam mengelilingi matahari. Penjelasan berikut mungkin dapat membantumu membayangkan kecepatannya yang dahsyat: kecepatan maksimal sebuah mobil kira-kira 200 kilometer (125 mil) per jam. Artinya kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 540 kali kecepatan mobil. Contoh lain adalah sebuah peluru bergerak 1,800 kilometer (1,100 mil) per jam. Kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 60 kali kecepatan peluru.

Keseimbangan ang rumit telah diciptakan oleh Allah, dan pengawasan-Nya meliputi segala sesuatu, sehingga kita dapat berjalan dan berlari di atas planet ini tanpa kesulitan.
Karena tingginya kecepatan bumi, gaya tarik gravitasi matahari menjadi sangat penting. Jika matahari mengurangi kekuatan gravitasinya, kita akan melayang-layang di angkasa bersama bumi kita. Hal ini akan mengakhiri keberadaan bumi…

Di sisi lain, jika matahari menambah besar gaya gravitasinya, bumi kita akan tersedot oleh matahari dan melebur. Tentunya kita pun akan musnah. Selain itu, gaya tarik gravitasi matahari juga menjaga planet-planet dalam lintasan/orbit yang benar sehingga terhindar dari tabrakan antar sesamanya. Namun, pernahkah kamu bayangkan bagaimana matahari menarik planet-planet tersebut?
Jawabannya sangat jelas. Adalah Allah Sang Pencipta, Yang Agung dalam Keperkasaan-Nya, Yang menciptakan dan senantiasa memelihara keseimbangan ini.
Selain itu, tidak hanya matahari yang memiliki gaya tarik gravitasi. Planet-planet di Tata Surya juga memiliki gaya gravitasi sendiri-sendiri. Misalnya, gaya gravitasi bumi terhadap bulan. Karena gaya gravitasi ini, bulan terus berada pada jarak tertentu. Karenanya, bumi tidak bertabrakan dengan bulan. Tak diragukan, Allah dengan KekuasaanNya yang maha luas telah mencegah Bulan menimpa Bumi.
Ada gaya gravitasi lain yang mirip dengan matahari, yang khusus dirancang untuk kehidupan manusia. Ia adalah gaya gravitasi bumi yang memberi kita berat badan. Gaya gravitasi, yang kita ketahui sebagai berat badan kita, membuat kita tetap berada di muka bumi dengan kemampuan berjalan dan berlari dengan mudah tanpa melayang ke angkasa.

Bayangkan sebuah bola di tanganmu. Apa yang terjadi ketika kamu melepaskannya? Bola itu jatuh, bukan? Karena gaya gravitasi menariknya ke tanah. Namun, jika kamu tinggalkan bola itu di angkasa raya, bola itu tak akan jatuh karena gaya gravitasi disana lebih kecil. Oleh karena itu, keberadaan gaya gravitasi yang lebih besar di bumi sangat penting bagi kita.

Masih ada satu hal penting lain mengenai gravitasi: Gravitasi tidak boleh melebihi ataupun kurang dari yang seharusnya. Jika kurang, kamu akan berjalan di udara, dan tak mampu menyentuh lantai dengan kakimu. Kamu tak akan bisa bergerak seperti yang kamu mau; kamu selalu melayang dari satu tempat ke tempat lain, akan memantul ketika melangkah dan menjejakkan kaki di langit-langit. Jika gaya gravitasi lebih besar, kamu tak akan mampu berjalan karena kamu terperosok ke dalam tanah. Maka, kamu hanya akan bisa merangkak pelan sepanjang jalan.

Saat ini, yang terjadi tidaklah demikian; Allah telah menentukan kekuatan gaya gravitasi yang tepat bagi kita.

Contoh berikut mungkin akan membantu kamu memahaminya: bulan, seperti halnya bumi, juga memiliki gaya gravitasi. Namun, gaya tarik gravitasi ini lebih kecil dari pada yang dimiliki oleh bumi. Karena itu, kamu tidak mungkin dapat bertahan di bulan. Kamu mungkin pernah menyaksikan di TV bagaimana seorang astronot berjalan di bulan. Dapatkah kita terus hidup dengan cara demikian? Tentu saja tidak.
Sekarang marilah kita lanjutkan perjalanan kita dengan mengunjungi planet-planet yang berada di dalam wilayah pengaruh gravitasi matahari.

PLANET
Telah disebutkan sebelumnya bahwa planet adalah benda langit yang berevolusi mengelilingi bintang. Dibagian ini, akan kita amati planet-planet di tata surya dimana bumi kita berada. Jika kita menganggap bahwa tata surya adalah lingkaran, matahari tepat di tengahnya.
Pluto adalah planet di lingkaran terluar. Pluto adalah planet terkecil dan terjauh dari matahari. Sangat sulit mengamati planet ini, bahkan teleskop Hubble hanya mampu menunjukkan sekilas permukaannya. Planet ini sungguh merupakan tempat yang dingin. Suhunya sekitar -238°C (-396°F) .Di musim dingin, ketika suhu permukaan bumi sekitar -2 atau -3°C (28 atau 26°F), maka akan membeku. -238°C (-396°F) adalah 100 kali lebih dingin daripada suhu bumi terdingin untuk kita bisa hidup walau sulit. Kedinginan itu akan mengakhiri hidup kita. Dari sisi luar, Pluto nampak seperti bola yang tertutup es.
Mendekati matahari, kita akan menjumpai Neptunus. Planet ini juga sangat dingin; suhu permukaannya sekitar -218°C (-360°F). Atmosfernya mengandung gas yang beracun bagi manusia. Disamping itu, badai yang kecepatannya mencapai 2.000 kilometer (1,250 mil) per jam bertiup di permukaannya.
Bergerak kembali ke matahari, di tengah-tengah lingkaran, kita temui Uranus. Uranus adalah planet terbesar ke-tiga di Tata Surya. Suhunya -214°C (-353°F), berarti planet ini sudah cukup dingin untuk membekukan kita dalam sedetik. Atmosfirnya mengandung gas beracun yang tentunya tidak akan memberikan kehidupan.
Jika perjalanan kita teruskan ke arah matahari, akan kita jumpai Saturnus. Ia adalah planet terbesar kedua dalam tata surya, dikenal dengan cincin yang melingkarinya. Cincin ini terbuat dari gas, batu-batuan, dan es. Suhu planet ini sekali lagi tidak sesuai bagi kehidupan manusia: -178°C (-288°F).
Semakin mendekati matahari, kita berjumpa dengan Jupiter, planet terbesar dalam Tata Surya. Jupiter adalah planet yang besarnya 11 kali planet bumi. Keadaan planet ini pun tidak sesuai untuk hidup, dan merupakan tempat yang sangat dingin.
Setelah Jupiter adalah Mars. Mars adalah planet mati yang tidak pernah dibandingkan dengan bumi. Tidak ada kehidupan di Mars. Ada beberapa alasan: Pertama, atmosfir Mars merupakan campuran mematikan yang mengandung karbon dioksida pekat. Kedua, tak ada air disana. Ketiga, suhu di Mars sekitar -53oC (-63oF). Terakhir, terdapat angin yang sangat kuat serta badai pasir yang terjadi setiap saat.
Planet biru yang muncul setelah Mars adalah Bumi. Kita akan membicarakannya di bab terakhir buku ini. Sementara itu, ingatlah anak-anakku, Bumi adalah satu-satunya planet yang memungkinkan bagi adanya kehidupan.
Semakin dekat ke matahari, pencarian kita akan sampai di planet Venus. Venus merupakan bintang paling terang setelah matahari dan bulan. Karena itulah, manusia telah mengenalnya sejak lama. Meskipun planet-planet yang sama jauhnya dengan Venus juga telah dikenal oleh manusia, Venus memiliki terang yang tak tertandingi baik pada waktu pagi maupun malam. Kebalikan dari planet-planet lain, Venus sangat panas. Suhu permukaannya mencapai 450oC (840oF), cukup untuk meleburkan segala sesuatu. Ciri lain dari Venus adalah ketebalan atmosfirnya yang terdiri atas lapisan karbon dioksida. Selain itu, atmosfir Venus memiliki lapisan asam setebal beberapa kilometer. Tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat hidup disana walau sedetik.
Kita tinggalkan Venus, kita temui Merkurius, planet yang paling dekat dengan Matahari. Rotasinya sangat lambat karena dekat dengan matahari sehingga planet tersebut hanya membuat tiga putaran penuh selama dua kali berevolusi mengelilingi matahari. Inilah mengapa salah satu sisi Merkurius sangat panas sedangkan sisi lainnya sangat dingin. Perbedaan malam dan siang pada Merkurias sebesar 1,000oC (1,800oF). Tentu saja lingkungan seperti ini tak mendukung adanya kehidupan.

Perjalanan kita sejauh ini menunjukkan bahwa selain bumi, tak ada satupun planet di Tata Surya yang memungkinkan bagi kehidupan. Semuanya tidak memiliki kehidupan dan tak berpenghuni. Namun, Bumi kita adalah planet yang menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Dengan hijaunya hutan dan birunya laut, ia nampak sangat cantik dari angkasa. Astronot pertama yang sampai di bulan kagum oleh pemandangan penuh warna dan cerah yang dimiliki bumi kita.


Benda Langit Lainnya

Komet
Benda langit lain di Tata Surya adalah komet, asteroida, dan meteorit. Semuanya adalah benda-benda langit yang tersisa dari nebula ketika pembentukan Tata Surya empat sampai enam milyar tahun yang lalu.

- Komet terbentuk dari gas dan debu-debu terpadatkan. Kadang-kadang, orbitnya membawa mereka mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari, permukaannya menjadi menguap karena panas. Penguapan ini menimbulkan cahaya terang. Bola besar dari gas dan debu muncul disekitar inti. Bola gas dan debu ini disebut “coma.” Terdapat juga ekor gas dan debu yang terhubung ke “coma”.

Meterorit adalah meteor yang mencapai permukaan bumi.
- Meteor adalah batu-batuan di angkasa. Biasanya, mereka teramati di antara orbit Mars dan Yupiter. Beberapa diantara mereka, diameternya mencapai 1,000 kilometer (620 mile).

- Meteorit adalah benda langit padat yang jatuh ke bumi dari angkasa. Kepingan batu, atau campuran batu dan besi, terpisah dari meteor atau komet. Misalnya suatu ketika bumi melintasi awan debu yang tersisa dari komet, benda dalam awan debu tersebut akan terbakar di atmosphere. Mereka terbakar ketika memasuki atmosfer bumi dan meninggalkan garis terang cahaya di langit. Inilah yang dinamakan meteor. Kadang-kadang, jika mereka tidak habis terbakar, meteor akan menumbuk bumi. Meteor-meteor yang dapat mencapai bumi dinamakan aerolit atau meteorit.
.

 

Renungkanlah satu hal penting di sini: meteor yang mencapai atmosphere kadangkala bisa sampai di bumi. Saat mereka jatuh, kerusakan yang diakibatkannya berbeda-beda, tergantung pada besarnya. Bumi kita sangat mungkin kejatuhan meteor setiap saat, akan tetapi Allah telah menciptakan mereka secara khusus sehingga mereka selalu terbakar dan musnah di atmosphere sehingga tidak membahayakan kita. Allah melindungi kita dengan menunjukkan kemurahan dan kasih sayangNya.

Sekarang kamu harus yakin bahwa Allah mengendalikan semua benda-benda langit, yang kecil maupun besar, dan memerintahkan mereka setiap saat dengan terencana dan teratur.



 Sumber: HARUN YAHYA
 http://id.harunyahya.com/id/books/2224/PESONA_DI_ANGKASA_RAYA/chapter/3258
 
Top