Membentuk Bahagia
Semua manusia mau hidup bahagia, siapa saja semuanya pasti mau bahagia. Jawabnya adalah Taatlah pada Allah, juga amalkan sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah kunci utama kebahagiaan manusia. Lakukanlah ikhlas karena Allah.  Setiap kita mau bahagia, mau ketenangan hidup, mau kebaikan ini dan itu. Mudah saja kalau mau semua itu. Caranya, dekati yang menciptakan bahagia, yang menciptakan ketenangan, yang menciptakan semua kebaikan. Mintalah semua itu kepada yang menciptakan.  Mintalah pada Allah Yang Maha Menciptakan segalanya. Dengan cara penyerahan diri (bertawakkal) serta menjaga shalat, banyak berdzikir, menjalankan sunnah, dan tak kenal lelah dalam do’a dan usaha.

Selalu Bertaqwa Kepada Allah
Firman Allah ;
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,  Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.Al-Ahzab : 70-71).
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya
(QS. Ath-Tholaq: 2-3)


Jangan Berbantah bantah
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (HR.Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563). Rasulullah bersabda; “Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, tidak akan mendapatkan kebaikan”.(HR.Muslim no. 2592 dari Jabir bin Abdullah r.a).
Jauhi sifat kasar, dan bersikap baik dan lembutlah kepada siapa saja, karena sifat lembut mengantarkan kepada kasih sayang dan juga kebaikan kepada siapa saja dan dari siapa saja.
Kekayaan bukanlah uang dan harta yang banya. Pesan Rasulullah SAW. “Sesungguhnya kekayaan itu adalah kekayaan hati dan kemiskinan adalah kemiskinan hati.” (HR An-Nasai, Ibnu Hibban, Thabrani).
Makna hakiki kekayaan dalam pandangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kekayaan jiwa. (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dll).


Memasuki Rumah mengucapkan salam

Wahai, orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.  [QS.An Nur:27].

Jadi kalau masuk rumah, jangan asal masuk saja tanpa meminta izin, baik kita yakin ada orang di dalamnya ataupun tidak. maka berilah salam terlebih dahulu. insyaAllah itu lebih beradab.


Segera kejar Taubat kepada Allah.

“Bersegeralah mengharap ampunan dari Allah dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran [3]: 133).


Menuntut Ilmu
 “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah (no. 224) dari Shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu).

“…Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan dirinya dengannya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim (no. 2699) dan selainnya, dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu).

Memiliki Rasa Malu
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Bukan termasuk umatku orang yang tak menghormati orang tua, tidak menyayangi anak-anak dan tidak memuliakan alim ulama.” (HR Ahmad, Thabrani, Hakim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan.”  Maka Busyair bin Ka’b berkata: “Telah tertulis dalam hikmah, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketenangan, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketentraman.” (HR. Bukhari: 6120).
Dalam hal ini, malu yang dimaksud adalah malu berbuat dosa, malu berbuat keburukan, malu tidak beradab, dan lain semacamnya. Tapi jangan malu berbuat kebaikan. Untuk para wanita muslim dan laki-laki muslim, malulah membuka aurat. Malulah berbuat maksiat. Malulah berbuat dosa. Karena sungguh Allah Maha mengetahui atas apa yang kita lakukan. Berbuat baiklah kepada sesama manusia dengan ikhlas. Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah manusia yg paling besar mendatangkan manfaat (baik) bagi manusia yang lain.” (HR Thabrani).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Janganlah saling memarahi, (janganlah kalian) saling membelakangi (tak mau saling memperdulikan), (janganlah kalian) saling menyaingi (saling menjatuhkan). Tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yg bersaudara.” (HR. Muslim: 2563).

Dari Tsabit, dia berkata, Anas Radhiyallahu ‘anhu bercerita kepada kami, dia berkata, “Aku menjadi pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, beliau tidak pernah berkata kepadaku,’huh’. Juga tidak pernah mengatakan kepadaku (ketika aku melakukan sesuatu),’Kenapa engkau melakukan?’ Dan tidak pernah mengatakan kepadaku (ketika aku tidak melakukan sesuatu),’Tidakkah engkau melakukan?’.”(HR Bukhari no. 6038, Muslim no. 2309).

Tetaplah berlaku jujur

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Aku adalah pemimpin di rumah yang ada tengah di surga bagi orang-orang yang meninggalkan dusta, walaupun dalam keadaan senda gurau.(HR. Abu Dawud 4800 dari hadits Abu Umâmah Radhiyallahu ‘anhu).
Sesungguhnya kejujuran dalam setiap bentuknya merupakan perbuatan yang terpuji. Orang yang jujur dicintai oleh Allah Azza wa Jalla dan manusia, dan Allah Azza wa Jalla akan meninggikan kedudukannya dan menambahkan pahala baginya. Dan bukti paling nyata yang menunjukkan hal itu adalah kenyataan yang terjadi berupa pujian manusia bagi orang-orang yang jujur ketika mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Berita yang mereka sampaikan diterima, amanah mereka terpercaya. Sungguh beruntung orang-orang yang jujur, dan sungguh rugi orang yang berbuat dusta.


Suka Bersedekah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”. Sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya).”
(HR Bukhary 5/270)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2 : 261).

Sabda Rasulullah, “Sesungguhnya seseorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya (untuk dijual) itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak.” (HR.Imam Bukhari No 1470).

“Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah.” (HR Muslim 1674).


Shalawat kepada Nabi
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku (nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih).


Suka Membaca Quran
Selain itu banyak membaca Al Quran. Sabda Rasulullah ; “Bacalah Al Quran, karena Alquran itu akan dating dihari Kiamat sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya dan ahlinya.” (HR. Muslim).
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi).

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2).

Orang yang bertaqwa adalah orang yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Para Ilmuan dunia kini telah berbicara akan tanggapan mereka kepada Al-Qur’an: “Al-Quran adalah sebuah kitab, petunjuk, kebenaran, bukti,” dan kebenaran yang abadi bagi kita sampai akhir zaman. “.
Marilah kita bersama tumbuhkan saling pengertian. Memupuk kegemaran saling membantu. Menanamkan saling menghormati. Suka memaafkan. Menjaga kesatuan dan persatuan. Saling pengertian mudah tumbuh bila dikokohkan oleh satu perasaan. Mengharap redha Allah. Kerukunan akan dijalin karena cinta kepada bangsa dan tanah air yang telah kita dirikan dengan darah dan air mata ini. Sebagai penutup mari kita berdoa bersama-sama. 
“Ya Allah Tuhan Kami, jadikanlah negeri kami negeri yang aman damai, melimpah kesuburan tanahnya, tenteram penduduk buminya. Demikian jugalah hendaknya negeri negeri Islam yang lainnya.”
Ya Allah, ampunilah kiranya dosa dan kelalaian kami dalam perbuatan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami dalam menghadapi orang yang tidak percaya.

 
Top