Berbicara tentang arsitektur atau sebuah bangunan,  tidak bisa terlepas dari siapa perancang atau arsiteknya. Arsitek adalah  ahli dalam merancang atau merencanakan sebuah bangunan. Bukan hanya itu  saja, arsitek juga bertanggung jawab terhadap efektifitas dan daya  tahan sebuah bengunan yang dirancangnya. Oleh karena itu arsitek tidak  sembarangan dalam memilih bahan bangunan lantaran kualitas material yang  dipergunakan ikut andil dalam keindahan dan ketahanan sebuah bangunan.
Selain artistik sebuah gaya artistektur juga harus  fungsional, artinya apa-apa yang dirancang untuk melengkapi sebuah  bangunan itu harus berdayaguna. Tidak salah jika arsitek adalah seorang  yang multi talenta, mempunyai jiwa seni, kreator, inovator dan berilmu  pengetahuan. Singkatnya arsitek pasti orang cerdas. Dengan inovasi tiada  henti, maka arsitek selalu menghasilkan karya yang indah dan  mengagumkan, dan dikenang sepanjang zaman.
Dibawah ini nama arsitek tersebut berikut hasil rancangannya :
Dilahirkan di Pulau Sumatera, namanya Insinyur Apis koschevnikovi, katanya.
Ini fotonya Mas Apis sedang memperbaiki genteng……..hehehe…..tawoooonnn….
Sang arsitek sedang memperbaiki genteng bocor?……
Memperbaiki genteng kubah ?, bingung dengan foto ini ?, lihat yang normalnya setelah foto ini
Sang arsitek sedang bergelantungan, foto normal, kebalikan foto di atas
 Ya tawon, namun ada juga yang menyebutnya lebah. Tapi tawon dan lebah  memang serupa tapi tak sama. Tawon tubuhnya ramping, mempunyai rahang  untuk menggigit, berambut tipis, larvanya memakan daging dan bentuk  semua kaki sama. Sedangkan lebah tubuhnya gemuk, tidak mempunyai rahang,  rambutnya tebal, larvanya memakan madu dan kaki belakang lebih besar  dari yang lain.
Di atas genteng apa di bawah sarang?, lihat yang normal foto di bawah ini
Ini posisi normal dari foto di atas
Selain di Pulau Sumatera mereka hidup juga di  Kalimantan, katanya. Jenisnya banyak konon ada 75 ribu jenis. Karena  saking banyaknya maka yang (bisa) saya jepret yang kebetulan ada dirumah  saya. Memang tawon yang bersarang di (bawah atap) rumah saya itu  kebetulan bukan tawon sejenis yang jahat.  Meskipun tanpa seizin saya mereka membangun rumah didalam rumah saya,  lantaran mereka tidak nakal ya saya biarkan, sayapun tidak mau  mengganggu mereka.
melekat erat dibawah atap
Mereka hidup berkoloni, namun tawon yang sejenis  ini masyarakatnya tidak banyak, hanya sekitar 5 sampai sepuluh orang eh  sepuluh ekor saja. Dan sepertinya tawon jenis ini tidak pernah ada  madunya. Saya belum pernah melihat sarang tawon yang ada madunya, sarang  yang masih dihuni maupun yang telah mereka tinggalkan.
Sarangnya berbilik-bilik dengan bentuk heksagonal  atau segi enam. Menurut para ilmuwan kenapa sarang tawon bentuknya segi  enam, selain efisiensi material juga tidak ada tempat yang mubazir, beda  dengan bilik yang bentuknya bulat. Sarang tawon dibuat dari propolis  atau perekat getah pohon yang berkualitas, sehingga bisa tahan lama dan  tidak beracun yang bisa membahayakan larva-larvanya kelak.
indah, manis, simetris, geometris dan matematis….pokoknya tis..tis..lah
Bingung dengan foto ini ?, optical illusion, lihat yang lain
foto ini mata kita tidak tertipu
Tawon ini membuat sarangnya tidak terlalu besar,  paling besar sekitar 30 sampai 35 cm saja diameternya. Terkadang baru  dibangun sebesar 5 sampai 10 cm saja sudah mereka tinggalkan untuk  membangun sarang yang baru, padahal jarak rumah lama dengan rumah  barunya hanya sekitar satu meter.
Jadi, apa untungnya hidup bersama tawon yang tidak  menghasilkan madu. Untungnya memang tidak ada, tapi ruginyapun kan tak  ada. Mereka hanya numpang tidak mengganggu kita, masak harus kita usir  atau kita ganggu.
Eh maaf, ada untungnya kok, saya jadi bisa mengirim  foto ke event WPC Animal and Pets Photography minngu ini. Siapa tahu  besok jadi pemenang dan dapat hadiah, lumayan juga kan ?
Itulah persahabatan saya dengan Mas Insinyur Apis koschenikovi (kayak orang cekoslovakia namanya)…….hehehehe.
Tawon saja mau hidup rukun sama manusia kok, yang sama-sama manusia malah kepruk-keprukan sampe bunuh-bunuhan. Gek rebutaaaannnn opuuoo….!!!
Mbok  belajar pada tawon, sama-sama tawon hidupnya kompak, bergotong royong,  melaksanakan tugas masing-masing dengan penuh tanggung jawab, nggak mau  merebut jatah yang bukan haknya,
tawon pekerjapun dengan tekun melakukan pekerjaannya dengan tulus tanpa iri dengan tawon pejantan yang kerjanya hanya kawin saja. Juga sang ratu yang kerjanya hanya cuma ngendog atau bertelur saja, tapi mereka tetap rukun. Pendidikannya apa ya tawon-tawon itu.
tawon pekerjapun dengan tekun melakukan pekerjaannya dengan tulus tanpa iri dengan tawon pejantan yang kerjanya hanya kawin saja. Juga sang ratu yang kerjanya hanya cuma ngendog atau bertelur saja, tapi mereka tetap rukun. Pendidikannya apa ya tawon-tawon itu.
Ah, kok jadi malu saya pada tawon.
 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/08/28/arsitektur-kuno-yang-tak-berubah-hingga-kini-wpc-xix/
