Kelahiran keduamu adalah ketika kamu diterima dengan baik di masyarakat (bermanfaat bagi masyarakat) (Avatar’s quote)
Baru saja (24/08/2012) Film AVATAR usai ditayangkan oleh Stasiun Televisi RCTI pukul 20.00-22.00. Film peraih banyak penghargaan di ajang Academy Award tahun 2010 memang sulit ditandingi oleh film science fiction lainnya hingga saat ini. Film karya Sutradara James Cameron ini bukan sekedar berbicara kualitas film, namun mewakili pesan tentang kondisi bumi yang semakin rusak khusuwnya hutan akibat kerakusan manusia. Melalui film AVATAR, Cameron menyatakan pendiriannya mengenai perdamaian dan pelestarian lingkungan ditengah fenomena Perubahan Iklim (Climate Change) akibat Pemanasan Global (Global Warming).
Dengan efek spesial, ia memperlihatkan pohon-pohon raksasa, hutan yang mirip hutantropis dan sebuah bangsa yang hidup tergantung dengan hutan.
Dengan efek spesial, ia memperlihatkan pohon-pohon raksasa, hutan yang mirip hutantropis dan sebuah bangsa yang hidup tergantung dengan hutan.
Gambaran di Film Avatar menarik untuk saya kaitkan dengan kondisi hutan di Indonesia. Film epik ini sangat sesuai dengan apa yang terjadi dengan kondisi hutan saat ini. Saya sendiri tak menyangka, bahwa AVATAR telah turut menyampaikan keprihatinan kondisi kritis hutan dunia, khususnya hutan hujan tropis, tempat hidupnya mega-biodiversity di bumi ini.
Hutan Pandora, sebagai setting utama Film ini mewakili kondisi hutan hujan tropis di Indonesia. Pepohonan yang besar dan lebat, liana yang bergelantungan, lumut yang tebal di kulit pohon, tajuk pohon yang lebar adalah mewakili ekosistem utama hutan Indonesia. Ditambah beragam jenis tumbuhan bawah dan hewan-hewan menambah kejelasan bahwa Cameron ingin memperlihatkan pada dunia, kondisi hutan hujan tropis yang sangat luar biasa.
Pesan terpenting dalam film ini adalah pesan Perdamaian dan pelestarian bumi yang sangat memukau. Setidaknya ada lima pesan penting dalam film ini adalah :
Pertama, sumberdaya alam akan semakin berharga dan mati-matian dipertahankan bila menyangkut dengan hajat hidup orang banyak. Di Film ini digambarkan adanya Ibu Agung yang merupakan sebuah pohon yang menjadi pusat menjalankan aktifitas hidup Bangsa Na’vi . Ibu Agung merupakan “Penjaga Keseimbangan Hidup” bagi mereka. Sama halnya dengan hutan dalam kehidupan nyata, yang menjadi penyangga kehidupan bagi ekosistem baik sebagai penyeimbang iklim, pengatur tata air, perlindungan banjir dan longsor, penyedia bahan pangan, penyedia oksigen, penyerap karbondioksida, rumah besar bagi satwa dan bahkan fungsi pertahanan keamanan bagi negara. Kekurangpahaman masyarakat akan fungsi hutan menyebabkan hutan dengan mudah dirusak hanya demi bahan tambang, seperti yang digambarkan dalam film ini. Padahal, di Hutan Pandora pohon-pohon yanga da di dalamnya berdasarkan penelitian Dr. Grace, melakukan transdeduksi dan saling berkomunikasi satu sama lain. Mereka hidup layaknya manusia dan memberi perlindungan dan kehidupan bagi bangsa Na’vi.
Kedua, selalu terjadi konflik kepentingan antara pihak Conservasionist, Developmentalist dan Eco-populist dalam mengelola sumberdaya alam. Pihak Conservasionist adalah pihak yang bersikukuh bahwa hutan harus dilestarikan karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Pihak ini diwakili oleh Dr. Grace, seorang ahli biologi (exobiologist) yang banyak menemukan potensi luar biasa di Hutan Pandora. Kubu Developmentalist diwakili oleh sosok pemegang otoritas perusahaan pertambangan yang hanya memandang sisi ekonomi dari Hutan, sehingga apapun yang terjadi sumberdaya yang bernilai ekonomi tinggi harus diambil. Kubu ini diwakili oleh pimpinan proyek yang dengan sangat bernafsu akan mengambil Unobtainium di bawah Hometree dengan cara kekerasan. Kubu ketiga adalah pihak Eco-populist yang biasanya mendampingi masyarakat, hidup bersama dan memperjuangkan hak dan kebutuhan mereka. Dalam AVATAR, Jake menjadi pihak yang sangat gigih membela hak-hak Bangsa Na’vi dari upaya penghancuran “manusia langit”. Tiga pihak dalam dunia nyata selalu berseteru dan terkadang tidak bisa dipersatukan. Terkadang pihak Conservasionist bisa berkolaborasi dan mengadakan perlawanan kepada kubu Developmentalist. Di Indonesia, Developmentalis biasanya diwaklili oleh pihak investor dan pemerintah. Pihak Conservasionist biasanya berasal dari akademisi, peneliti dan aktivis konservasi. Adapun kubu Eco-populist berasal dari aktivis pemberdayaan masyarakat, aktifis advokasi masyarakat, pemimpin adat dan tokoh pembela hak-hak masyarakat.
Ketiga, pemaksaan kehendak dan kekerasan atas nama pembangunan selalu berakhir buruk. Lihatlah apa yang terjadi dalam film AVATAR, bahwa upaya negoisasi yang diremehkan akan berakhir pada hancurnya hutan, binasanya satwa dan hilangnya nyawa. Jalan damai memang tidak mudah dan makan waktu lama, tapi resiko dan ongkos sosial yang rendah dan akhir yang memuaskan semua pihak. Inilah yang sering diabaikan oleh perusahaan dan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam. Mereka sering tidak sabar berurusan dengan warga yang berada di dekat lokasi proyek. Mereka akhirnya menempuh jalan kekerasan ketika menemui hambatan dari warga. Maka kita bisa saksikan banyaknya konflik antara perusahaan dan masyarakat sekitar di lokasi perusahaan kelapa sawit, tambang, hutan produksi, hutan alam dan perusahan lain.
Keempat, akan selalu ada pihak yang berjuang mati-matian untuk melestarikan alam. Sepertinya Film AVATAR ingin menyampaikan pesan, bahwa kekuatan kecil dari pelestari lingkungan akan selalu ada. Dengan “senjata” tradisional dan dibantu “alam” pejuang lingkungan ini akan terus menyuarakan dan melawan kesewang-wenangan dan arogansi perusak lingkungan. Akan selalu ada sekelompok manusia yang menjadi pemberi peringatan bagi mereka yang akan merusak alam. Mereka, golongan yang pejuang ini juga senantiasa memberi kabar gembira akan kehidupan yang lebih indah bila alam hidup pada keseimbangannya.
Kelima, kemenangan dan harapan akan lingkungan yang lebih baik akan selalu ada. Akhir cerita yang memberi kemenangan pada Bangsa Na’vi adalah pesan penting bahwa perjuangan di jalan yang benar dengan penuh kegigihan dan kesabaran akan selalu berbuah manis. Jake dan Bangsa Na’vi akhirnya bisa mempertahankan Planet Pandora dengan hutannya dari kerakusan manusia. Pesan ini sangat penting untuk membangkitkan semangat bagi aktifis lingkungan untuk terus berupa menggalang kekuatan melindungi dan melestarikan alam tanpa kenal lelah dan tak ada kata menyerah.
Masih banyak lagi pesan perdamaian dan pelestarian lingkungan yang bisa dipetik film AVATAR. Semoga inspirasi film ini bisa memberi penyadaran bagi banyak pihak yang menginginkan bumi kita tetap hijau, indah dan berkelanjutan manfaatnya hingga anak cucu kita.
Salam lestari!
Sumber:
Poster Film AVATAR karya James Cameron (Sumber wikipedia)
http://green.kompasiana.com/iklim/2012/08/25/pesan-perdamaian-dan-pelestarian-bumi-di-film-avatar/
http://green.kompasiana.com/iklim/2012/08/25/pesan-perdamaian-dan-pelestarian-bumi-di-film-avatar/